Emosi. siapa yang tidak emosi ketika melihat teman kita terluka, teman bagiku sudah seperti keluarga, mau dia benar atau salah itu urusan belakang. Jika meyangkut nyawa aku tidak terima dan akan kucari sampai ketemu siapa yang berani mengusiknya. Teman adalah keluarga yang sangat berharga bagi orang yang kurang kasih sayang dan tempat kembali pulang bagi orang yang tidak menemukan rumah. Andaikan nyawa taruhanya, nyawa pun akan kupertaruhkan demi orang yang seberharga itu bagiku.
Temanku yang lainnya aku suruh untuk menutup mulut dan hidungnya menggunakan buff, agar polisi dan musuhku tak mengenalinya, celuritku kutaro dibagian belakang punggungku dan begitu pula dengan temanku. Sembari menuju tempat lokasi akupun menelepon jarry untuk menanyakan apakah ambulans sudah datang atau belum.
"Hallo jarry, ambulan sudah datang belum?"
"masih diperjalanan katanya poss" jawab jarry dengan nada tersenggal senggal, "darah firman tak mau berenti dari tadi, jantungnya pun mulai melelmah poss." Emosiku pun sudah tak bisa ku kontrol lagi, aku berkata keras dalam hati "jangan tinggalkan kami dulu man, kau harus hidup dan nongkrong bersama kami lagi." Disisi emosiku meluap, disisi lainnya aku takut kehilangan teman yang sudah kuanggap bagian dari keluargaku. Firman adalah teman yang rajin membawa makanan ketika kami nongkrong, ia anak seorang pengusaha, wajar saja setiap hari banyak makanan yang tersisa kemudian ia bagikan kekami, dan tak jarang saat kami nongkrong di kaffe ia yang menjajakan semuanya, begitu langka teman seperti itu sekarang, dan kurasakan kehangatan keluarga darinya.
Suara sirene ambulan terdengar tak jauh dibelakangku, akupun menyuruh econ untuk kebut sembari membunyikan klakson supaya jalan terbuka lebar dan mengkode teman temanku untuk mengikutiku agar ambulans cepat sampai di tempat tujuan, klakson motor econpun tak ada berhenti, hingga kami sampai dilokasi, aku dan teman teman pun merengsek maju melewati kerumunan orang, terlihat tubuh firman dengan bergelimpangan darah darah di sana sini. Sijaary terlihat disampingnya dan mencoba menutup luka dengan satu tangan dan tangan satunya memegangi kepala firman.
"Pos, itu jarry." ucap econ.
"Jarry ..." teriakku.
"Sudah kau hubungi bapak firman?"
"sudah, poss, baru saja aku hubungi."
"Darahnya tak mau berhenti mengalir, ucap jarry sembari berkaca.
Menangislahjika itu menyangkut keluarga, orang tua, dan masa depan. Tapi jika menangis karna wanita atau berantam berarti kau bukan lelaki bermental baja.
Perawat rumah sakit pun segera memasukkan jarry ke mobil ambulans, dan langsung menuju ke rumah sakit, aku dan teman teman pun segera mengawal mobil tersebut hingga sampai, hiruk piruk kota di sore hari sangat padat pengendara, pengendara pun antusias ketika mobil ambulans lewat, ia berusaha agar tak mengganggu laju mobil dengan suara sirene diatasnya. Akhirnya sampai juga mobil tersebut dirumah sakit sardjito, ya rumah sakit yang merawat maria sekarang.
"Ayo kita sisir sekolahan yang mantekin firman" suaraku dengan menggebu2, tapi ada sedikit kesedihan bercampur dengan pita suara, yang tidak bisa aku sembunyikan dari teman temanku.
Temanku bersorak dan segera menghidupkan motornya untuk melaju kesekolah tersebut. Sebelum menyisir teman temaanku aku larang untuk mengganggu pengguna jalan lainnya dan jangan mengeluarkan parang dijalanan, takut pengguna jalan yang lainnya terganggu, kusuruh membuka celurit saat hampir sampai di sekolah tersebut saja.
Kusisir daerah tersebut begitu begitu lama, tampaknya mereka tahu jika gangku akan langsung menyisirnya, buktinya tak ada satu orang pun dari gank mereka yang terlihat batang hidungnya, tak lama sayup sayup terdengar adzan maghrib, akupun mengajak temanku untuk berhenti sejenak, adzan pun selesai selanjutnya aku menyisir tempat mereka nongkrong malam hari, terlihat satu musuhku sedang nongkrong dengan mengamati sekitar. Akupun tidak terburu buru untuk menuju kesana, kuamati dulu daerah sekitar, disana masih banyak orang nongkrong, aku tak mau penghuni kaffe terusik dengan kedatangan teman temanku, sudah selesai kuamati sekitar celuritku kukasihkan ke econ dan aku menghampirinya sendirian.
Aku langsung duduk disampingnya dan merangkulnya aku bisiki dia degan satu kata "dimana teman teman yang lainyya?".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
ibnu pratama
kuy
2022-06-08
2