Kejadian itu sudah seperti film film yang di tayangkan di tv domestik indonesia, drama, yang miskin slalu salah dan yang berpenampilan bagus selalu diunggulkan, apakah harus menjadi kaya dahulu sebelum dikenal dan dihormati semua orang?. ah tak usah ku hiraukan lah toh jika aku bersaing dengan arhan saja aku sudah sedikit susah memperebutkan maria, tapi aku tak akan menyerah, aku akan berusaha mencuri curi pandang sampai maria merasakan apa yang aku pendam dari kemaren sampai esok esoknya disekolah, "akan kuperebutkan hatimu mar" bisiku dalam hati.
"Iya bu, sama sama," jawab arhan memecah keheningan setelah ibu maria memujinya. Senyum ibu maria membuatku iri, sebab senyumnya beda sekali saat berucap padaku tadi.
Keadaan lambat laun mulai tak sesesak tadi, aku mulai bisa bernapas, jantungku mulai normal kembali, teman temanku sedang khusyuk melihat maria dan orang tuanya bercengkrama sampai tak ada satupun yang bersuara hingga tak lama.
Ada panggilan masuk di smartphoneku, semua mata tertuju padaku, aku pun ijin kepada yang lainnya untuk keluar sebentar mengangkat telepon.
"Pos ..." ucap jarry seperti orang yang sedang diperjalanan, ia teman tongkronganku dia satu sekolahan, tapi tidak satu kelas.
"Iyaa jer, ada apa?"
"si firman pos, dia tadi sepulang sekolah dicegat anak sebelah." jawabnya sambil tergesa gesa.
"Terus gimana keadanya" jawabku dengan nada tersenggaaal senggal, jantungku mulai tak beraturan lagi, aku gelisah, emosiku meluap.
"Dia kena celurit dibagian punggungnya, ini aku sebentar lagi sampai dilokasi, katanya si marley firman sudah tidak sadarkan diri."
"dimana lokasi si firman kena pantekkinnya?"
jerry pun menyebutkan alamatnya, dan suaranya pun berganti suara bising bising, pertanda jerry sudah sampai lokasi, handphonku pun ku matikan dan aku segera mengabari teman temanku yang lainnya, kukabari teman ku satu persatu dan kusuruh bawa sajam, seperti biasa kita ketemuan di bashcamp sambungku dipenghujung pesan, selesai kukabari teman temanku, akupun segera masuk ruangan maria dan duduk kembali sembari membisikan econ dan trio sesuatu yang aku dan jerry tadi bicarakan, lalu aku mengajak econ untuk segera kumpul di bashcamp biasanya, aku dan econpun berpamitan lebih dulu dari teman temanku ke maria dan keluarganya, maria dan keluargnyapun tampak keheranan.
"Mau kemana, pos" tanya maria saatku menjulurkan tangan untuk bersalaman.
"gak kemana mana kok, ada sesuatu yang harus tak selesain dulu mar" jawabku dengan hati hati, walaupun maria belum terlihat suka padaku tapi akan kusembunyikan kehidupan asliku didepannya, aku tak mau membuat semua khawatir, sebab jika sudah seperti itu pasti akan tambah pasien dirumah sakit sardjito hari ini juga, entah aku, teman teman ku, atau musuhku, lalu kusalami ayah dan ibu maria.
Aku trio dan econpun segera bergegas pulang kerumah masing masing untuk berganti pakaian dan langsung bertemu teman teman yang lainnya, aku memakai sweter hitam yang biasa aku gunakan saat tawuran antar sekolah, bercak darah yang kemaren belum hilang, dan nanti akan bertambah lagi jika mereka bisa membobol teman temanku, tapi sudahlah tak ada rasa takut lagi dalam diriku, mati di tangan tuhan, itulah yang membuatku berani sampai sekarang turun kejalan.
"Poss" panggil econ saat sampai dirumahku.
"Iya bentar, con" akupun mengambil celurit yang aku simpan dilaci kutaruh di belakang sweter dengan dibalut pakaian.
"Ayo con cepat" buruku menyuruh econ untuk segera berangkat menyusul teman teman yang lainnya tuk berkumpul di bashcamp. aku dan econpun berangkat dengan pakaian yang serba tertutup dari wajah sampai sepatu.
*****
"Si posa sama econ tadi mau kemana han, kok mendadak gitu" tanya maria ke arhan.
"Biasa mar, mau tawuran" jawab arhan mengagetkan maria dan keluarganya,"ia ketua di gangnya" sambung arhan.
****
"Ayo langsung ke lokasi bae" kataku saat semua sudah kumpul di bashcamp. "Terus langsung nyisir area mereka" sambungku yang kemudian di iyakan dengan teman temanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments