pagi resah

Seorang seniman atau penulis cerita akan semangat menggambar atau merangkai kata jika ia sedang bercinta. Tapi ketika mereka sedang berlara hati, sebuah kata, sajak dan melodi akan muncul dengan sendirinya diudara, bahkan 100 kali lipat banyaknya saat kita sedang berharmonisia. Kata kata tersebut layaknya peperangan ia akan membunuh dan merengsek maju agar keluar lebih dulu dari lisan si pemikul lara. Tapi mungkin ini hanya bersefektifku saja entah pak sapardi ataupun chairil anwar dulu saat beliau masih muda, apa mungkin sama saja denganku?

********

"Kukuruyukkkk" terdengar sayup sayup suara ayam bersaut sautan satu sama lainnya yang mungkin manusia tidak tahu maknanya kecuali orang orang pilihan tuhan.

Pagi ini aku tak seperti biasanya, bermalas malasan terlebih dahulu atau mengumpulkan niat untuk menyentuh air, entah dengan kekuatan apa aku langsung bergegas merapihkan kamar tidur dan mengambil handuk kemudian mandi layaknya orang gugup yang akan melakukan interview kerja, aku belum sadar kalau matahari belum memunculkan jingganya, hingga aku menghidupkan televisi dan diatas tv tersebut terpampang jam, sontak "astaga" ucapku kesuh ternyata masih jam 05:30.

Dan pagi itu penyiar berita sedang menayangkan kejadian tabrakan di malioboro dan disitu tertampang jelas wajah manis maria sedang digendong oleh orang orang dan salah satunya aku, sembari bercucuran banyak darah yang membuat pikiranku langsung tidak karu karuan dan membuatku melamun cukup lama.

Aku bertanya tanya kepada diriku sendiri "ada apa dengan diriku, ketika melihat wajahnya getaran getaran dalam tubuhku mulai kurasakan" pikiranku berkecamuk antara khawatir dan entahlah apa itu yang tidak bisa kurangkai dengan kata kata.

Yang aku pikirkan cepat cepat bergegas kesekolah dan mengajak teman sekelasku untuk menjenguknya, mungkin jika aku memiliki kendaraan sendiri selesai mandi aku akan bergegas ke sekolah tanpa menunggu jemputan temanku.

Saat aku sedang melamun semua terhenti ketika tak lama terdengar suara ibu membuka pintu

"kreeek" suara pintu terbuka.

"Lee ..." ucap ibukku.

"Njih bu" jawabku.

"Jam segini dah pake seragam aja tumben, masih khawatir sama temenmu yang kecelakaan kemaren?"

Terus ibu melihat tv dan disitu ibukku langsung bertanya.

"Itu yang namanya maria le?"

"Njih bu" jawabku.

"keliatanya cukup parah, pantes saja kamu khawatir."

aku menudukan kepala menutupi wajah resahku.

"Yaudah ibu tak mandi dulu terus menghangatkan nasi" lanjut ibukku sembari bergegas ke kamar mandi.

Ibukku langsung bergegas ke kamar mandi kemudian menghangatkan nasi sisa semalam. Ekonomiku memang sulit, buat makan aja susah apalagi mau bercinta yang serba menggunakan harta walaupun sedikit. Tapi kata kata itu bisa dicegah dengan sebuah kutipan lagu "cinta itu buta dan tuli."

Tak terasa waktu menunjukan pukul 06:70 dan sebentar lagi temanku menjemputku, sekolahanku jauh jika aku jalan kaki mungkin bisa memakan waktu 2 atau 3 jam sedangkan aku motor saja tak punya, untung kehidupanku banyak dikelilingi orang orang baik.