Aku harus menjauhinya.

Malam yang sunyi. Kamar yang sepi. Itulah keseharian baru yang Tiara alami saat menjalani kehidupan di kota.

Jika semua orang merasakan kehangatan malam dan keindahan gemerlapnya cahaya lampu malam hari, tidak untuknya. Gadis malang itu hanya terkurung di kamar seorang diri bagai hidup dalam sangkar. Tapi dia tidak pernah mempedulikan itu. Masih bisa menjalani kehidupan yang baik saja itu sudah cukup baginya.

"Aku harus memulai nya dari mana?"

Tiara sedang duduk di meja belajarnya, matanya memperhatikan selembar kertas contekan. Iya. Saat di sekolah dengan susah payah dia membujuk Kenzo untuk mengambilkan kertas contekan itu untuk dia jadikan bukti.

Tapi sayang, hanya dengan selembar kertas itu masih belum cukup, dia masih harus mengumpulkan banyak informasi, barulah dia bisa mengumpulkan banyak bukti untuk menguak kejahatan mereka.

Brakk....

Suara pintu terbuka dengan begitu keras. Tiara yang kaget langsung menyembunyikan kertas contekan itu karena Shasa lah yang masuk ke kamarnya.

"Heh, benalu. Sudah berapa kali ku peringkat kan, lo jauh-jauh ya dari Kenzo.

Apa kau belum puas telah merebut perhatian Ayah dari gue. Dan sekarang Lo malah mau merebut perhatian orang yang gue sukai. Dasar tidak tahu diri, kau itu sudah bertunangan dasar jal*ng."

Suasana yang awalnya sepi kini tiba-tiba mencekam. Shasa tiba-tiba masuk kamar sambil marah marah. Masih belum puas Shasa langsung menghampiri Tiara dan menarik rambutnya.

"Aww, sakit Sha!"

Tiara merintih kesakitan. Karena terkejut dia sampai tidak bisa menghindar.

"Sakit, kau bilang sakit? Asal kau tahu! Ini tidak lebih sakti di saat ada seseorang yang tiba-tiba muncul di kehidupan mu dan orang itu merebut semua nya dari mu. Kau harus menahan rasa sakit ini karena aku lebih kesakitan dari pada rasa sakit yang kau rasakan."

Shasa bicara dengan penuh penegasan. Dia sudah di buatkan oleh amarah. Kehidupan nya yang penuh kesempurnaan terusik setelah kehadiran Tiara. Dia tidak terima jika wanita itu perlahan mengambil semua itu darinya.

"Maaf, Sha. Aku tidak bermaksud seperti itu."

Hanya itu pembelaan Tiara. Dia memang salah karena tiba-tiba hadir di keluarga mereka, tapi kalau masalah mendekati seseorang yang Shasa sukai itu bukan sepenuhnya kesalahannya.

"Ku peringatkan, jika kau melewati batas kau akan menerima yang lebih sakti dari pada ini."

Shasa kembali bicara, dengan keras menarik rambut Tiara dan berakhir menghempaskan nya.

"Shasa! Apa yang kau lakukan?"

Arya datang dengan penuh amarah, dia tidak menyangka putrinya akan sejahat itu pada saudara nya sendiri.

"Mau bicara seperti apapun percuma. Ayah akan membela dia dari pada aku."

Shasa membuang muka, dia ikut kesal pada Ayahnya. Bagaimana tidak, sebelum dia menghampiri Tiara, dia, Ibu dan Ayahnya sedang bicara.

Dia berusaha melaporkan kelakuan Tiara yang dekat dengan lelaki yang disukainya. Tapi sang Ayah sama sekali tidak membelanya.

Arya tahu kalau yang Shasa bicarakan adalah Kenzo tunangan Tiara sendiri. Jadi dia tidak bisa menanggapi perkataan Shasa, dia sendiri bingung harus bagaimana. Dia tidak bisa mengatakan kalau sebenarnya lelaki yang di sukai Shasa adalah tunangan Tiara; lelaki yang sudah putrinya tolak tanpa mengetahui bagaimana rupanya.

"Sha. Ayah tidak bermaksud begitu. Rasa sayang Ayah padamu tidak bisa tergantikan oleh siapapun." Arya bicara lirih. Dia akan berusaha membujuk Shasa agar dia tidak di benci nya. Apapun itu caranya.

"Maaf, Yah. Aku sudah terlalu kecewa. Ayah terlalu mempedulikan dia dari pada putri Ayah sendiri."

Shasa benar benar marah. Dia sudah sangat benci pada Tiara, bahkan Ayahnya pun tidak menegur Tiara sama sekali. Dia langsung pergi ke luar kamar tanpa mempedulikan perkataan Ayahnya.

Arya terdiam, menatap miris kepergian Shasa yang masih memendam kekesalan padanya.

"Paman, Maafkan aku." Tiara menghampiri Arya. Sungguh dia tidak ingin sang paman dan Shasa bertengkar kerena dirinya. Dia ingin menghibur Arya tapi tidak tahu harus bagaimana.

Sesaat pikiran nya buntu, dia tidak bisa terus berada di keluarga itu. Takut menyakiti atau mungkin lebih parah dia yang tersakiti.

"Apa aku harus kembali ke kampung?"

Suara Tiara begitu lirih, dia sampai menggigit bibir bawahnya menahan tangis karena rasa sakit yang di terimanya. Dia tidak ingin terus di salahkan dan di sakit oleh Shasa.

Apalagi Shasa sudah berani menyakiti fisiknya.

"Kau akan tinggal dengan siapa di kampung? Bahkan rumah pun sudah tidak ada. Paman sudah menjualnya untuk biaya pemakaman nenek mu, dan biaya pendaftaran sekolah mu di sini, Tiara."

Arya menimpali dengan begitu dingin. Baru kali ini dia mengungkap perihal harta warisan milik Tiara yang merupakan peninggalan kedua orang tuanya, dia sengaja mengatakan itu agar Tiara tidak pernah berpikir lagi untuk keluar dari rumahnya. Dia sudah terlalu pusing memikirkan Shasa, kini Tiara juga menjadi beban pikirannya.

"Apa? Sudah di jual? Jadi semua uang yang paman keluarkan selama ini adalah uang ku sendiri."

Tiara terkejut bukan main. Dadanya serasa sesak, ternyata Arya tidak sebaik dugaannya. Tega-teganya sang paman seolah memberikan semuanya untuk Dia padahal itu semua dari uang nya sendiri. Padahal warisan itu adalah satu-satunya harapan dia untuk bisa bertahan hidup.

Dia benar benar terpuruk, tidak ada lagi orang yang berpihak padanya. Bahkan dia sudah tidak punya apa-apa untuk ia jadikan tenaga. Bisakah dia terus bertahan di rumah ini, saat semua orang yang ada di sana menganggap nya sampah?

"Tiara, sepertinya paman harus memberitahu Shasa siapa Kenzo sebenarnya. Dan kemungkinan pertunangan mu dengan Kenzo harus di batalkan, paman akan membicarakan ini pada Pak Kenan. Maaf, tidak ada jalan lain. Ini semua demi kebaikan mu agar Shasa tidak terlalu membenci mu. Kamu pun bisa lebih nyaman tinggal di sini."

Arya menunduk, bicara dengan begitu lirih. Bukan maksud dia mempermainkan Tiara. Ini semua demi kebaikan Tiara juga putrinya. "Jauhilah Kenzo, ini demi kebaikan kamu juga Shasa." pintanya lagi.

Tiara langsung terdiam, dia tidak bisa berkata-kata, sekarang dia hanyalah sebuah boneka yang harus mengikuti semua kemauan pemiliknya. Dia tidak punya kuasa untuk bergerak. Dia tidak di perbolehkan untuk mempunyai keinginan.

...***...

Murid-murid berkerumun di depan mading sekolah. Sepertinya nilai hasil ujian sudah keluar dan terpanjang di sana.

"Minggir, minggir!"

Suara Jessica begitu keras menyingkirkan murid yang menghalangi jalannya. Alicia dan Shasa yang berjalan di sampingnya pun bisa dengan leluasa melangkah untuk melihat hasil ujiannya.

Hasil evaluasi mingguan.

Jonathan prawira nilai 9,8

Kenzo Julian 9,7

Tiara lestari 9,7

Shasa Wiguna 9.0

Michel Anastasya 8,7

Jessica Milan 8,5

Alicia Naozi 8.0

XXX......

XXX......

10.XXX......

.

.

"Apa ini tidak salah?"

"Gila! Bahkan mereka berdua dapat nilai yang sama."

Alice dan Jessica yang kaget. Shasa sendiri hanya bisa mengepalkan tangannya merasa geram.

"Tiara...."

Shasa hanya bisa mengeram dalam hati.

Sepintar itukah Tiara, setelah wanita itu merampas kebahagiaan di rumah kini gadis itu juga akan merampas kepopuleran nya di sekolah.

Shasa benar benar muak melihat semuanya, dia ingin segera pergi, namun tiba-tiba langkahnya terhenti mendengar ocehan murid lain yang ada di sana.

"Si murid baru itu pasti menyontek hasil ujian Kenzo. Mereka berdua kan kemarin di keluarkan dari kelas."

"Iya. Lihat saja! nilai mereka sama."

"Percuma dong dapat nilai tinggi kalau hasilnya tidak murni."

"Iya, buktinya kemarin saja dia membawa contekan, tapi dia tidak mengaku karena tidak mau di salahkan."

"Dasar tidak tahu malu."

Ocehan beberapa murid yang ada di sana saling menyahuti satu sama lain. Suasana mulai memanas. Kenyataan Tiara sang murid baru mendapatkan nilai tinggi tidak bisa di terima oleh murid yang lainnya.

"Mampus kau, Tiara. Kau memang benalu. Orang lain pun tidak ada yang menyukaimu."

Shasa yang kesal langsung menyeringai, tidak perlu mengotori tangannya untuk memberi pelajaran Tiara. Opini publik sudah membalas kekesalannya.

"Heh kalian! Minggir!"

Suara datar Kenzo tiba-tiba menggelegar. Dia yang baru sampai bersama dengan teman Mabar nya bisa dengan jelas mendengar ocehan murid-murid menjengkelkan itu. Kenzo langsung membungkam mulut mereka dengan tatapan tajam nya.

Dia yang tahu kebenarannya mesra kesal sendiri mendengar ocehan mereka, itu sungguh jauh dari kenyataan.

"Ken, jadi si murid baru yang waktu itu namanya Tiara?"

Devan bersuara, dia merupakan teman Mabar Kenzo, murid kelas XII tapi tidak duduk di kelas unggulan. Devan sampai menggelengkan kepala, Tiara yang murid baru bisa dengan mudah mendapatkan nilai tinggi, sedangkan dia mau masuk kelas unggulan saja susah.

"Hemm."

Kenzo hanya menjawab singkat. Dia juga kaget, tidak menyangka hasil ujiannya Tiara hanya selisih satu angka dengan Jonathan.

"Sejak kapan Bos bermurah hati memberikan contekan pada orang lain, terlebih dia wanita pengganggu yang waktu itu."

Reno menimpali, dia adalah adik kelas Kenzo. Murid yang paling mengidolakan sosok Kenzo, dan si anak buah yang akan melakukan apapun yang Bos nya perintahkan untuknya.

Reno juga mendengar jelas ocehan murid yang ada di sana, tapi dia tidak percaya. Bos nya itu bukan tipe yang mudah di jajah orang, apalagi memberikan contekan.

"Mereka cuma membual. Bukan dia yang mencontek. Tapi gue yang menyuruhnya mengerjakan soal ujian gue. Makanya nilai kita sama."

Kenzo sengaja menjawab dengan begitu jelas. Biar orang-orang di sana bisa mendengar dengan jelas klarifikasinya.

Entahlah, akal nalar nya begitu membenci Tiara, tapi hatinya selalu bergerak tanpa akal ingin melindungi Tiara yang notabene adalah tunangannya.

"Kalian puas, pergi sana! Atau gue robek mulut kalian karena menyebar kan berita hoax. Bos gue bukan orang lemah sampai ada orang yang berani mencontek hasil ujiannya. Yang ada si Tiara itu yang bos jajah untuk mengerjakan soalnya."

Bukan Reno namanya kalau tidak membanggakan sosok Kenzo. Lelaki itu

sampai sewot sendiri. Mengusir orang-orang yang ada di sana agar tidak lagi bergosip palsu yang menjatuhkan martabat seorang Kenzo.

Secara tidak langsung, amukan nya itu membersihkan nama Tiara dari ocehan-ocehan murid yang menjelek-jelekkan namanya.

"Dasar menyebalkan. Apa sih istimewanya si benalu itu sampai Kenzo pun membela nya. Awas saja, aku pasti akan memberi pelajaran pada nya."

Bukan hanya murid yang mengoceh yang pergi, Shasa juga langsung pergi, di ikuti oleh kedua temannya.

Murid murid sudah pada pergi, kini tinggal mereka bertiga. Devan dan Reno langsung saling menyenggol saat mata mereka melihat sosok Tiara yang baru saja meraka bicarakan.

Sedangkan Kenzo sibuk sendiri karena ada panggilan masuk sampai belum sadar Tiara berjalan ke arah mereka.

"Woi, gue angkat telepon dulu."

Kenzo melangkah sedikit menjauh dari mereka, sengaja memberi tahu agar dua kawannya itu tidak mengikutinya.

Sepertinya Kenzo mendapatkan telpon dari orang yang tidak mau di ketahui oleh teman temannya.

"Iya, Bos. Kita tunggu di sini. Ada mangsa mendekat Bos, buruan neleponnya!" Reno yang menimpali, bicara sambil cengengesan menargetkan Tiara sebagai mangsa mereka.

Kenzo langsung mengangkat panggilannya. Dia sampai kaget karena ternyata sang Mommy meneleponnya.

"Ada apa, Mom?"

Kenzo langsung bicara, tidak ingin lama-lama karena di tunggu teman-temannya.

"Mommy kangen sama Tiara, ini kan akhir pekan. Setelah pulang sekolah ajak dia ke rumah ya."

Di kira ada hal penting. Ternyata Ze hanya membicarakan hal yang tidak mungkin ia lakukan.

"Asst. Ku kira ada apa. Kalau hanya ingin bertemu Tiara kenapa malah menyuruh ku segala. Mommy kan bisa menyuruh orang rumah menjemputnya."

Kenzo menolak, masa iya dia harus pulang bareng sama Tiara. Kalau ada murid yang melihat mereka pulang bersama bisa bahaya. Dia malas melakukannya.

"Kenzo!"

Ze berusaha memaksa. Sebenarnya dia juga bisa melakukan itu, tapi dia sengaja ingin lebih mendekatkan hubungan mereka dengan cara menyuruh mereka pulang sekolah bersama.

"Tidak mau, Mom. Nanti aku telepon supir untuk menjemput Tiara. Sudah dulu Mom. Aku di tunggu teman."

Kenzo langsung memutuskan panggilan nya. Bergegas untuk kembali.

Di depan mading. Devan dan Reno mulai beraksi, Tiara yang sedang melihat hasil ujian langsung di kerjain mereka.

"Hei. Kau murid yang waktu itu kan?" Devan yang memulai bicara. Bersuara dengan tiba-tiba sampai Tiara terkejut mendengarnya.

"Astaga. Ku kira tidak ada orang." Tiara langsung memundurkan tubuhnya. Dia kaget, bahkan lebih kaget lagi setelah sadar bahwa dua laki-laki itu adalah temannya Kenzo yang waktu itu. Dia langsung celingukan, mungkinkah Kenzo juga bersama dengan mereka. "Akh, untunglah dia tidak ada. Sekarang aku harus berhati-hati agar tidak selalu berurusan dengan nya."

Tiara membatin. Iya, itulah tekad barunya sekarang, harus menghindari Kenzo bahkan dia akan menganggap tidak pernah kenal Kenzo sebelumnya.

"Maaf, aku harus pergi!" Tiara ingin pergi, tapi percuma. Devan dan Reno dengan kompak menghalangi jalannya.

"Mau kemana? buru-buru amat. Kata Kenzo kau yang mengerjakan ujiannya. Apa kau juga bisa mengerjakan ujian ku. Sepertinya kalau kau yang mengerjakannya aku bisa masuk kelas unggulan." Devan menyeringai dengan candaan nya. Karena waktu itu tidak sempat mengerjai Tiara, maka sekarang dia akan membalas kekesalannya yang tertunda.

"Maaf, sepertinya saya harus pergi." Tiara bicara dengan begitu dingin. Tapi percuma, dua laki-laki itu tidak mendengarkan itu dan masih menghalangi jalannya.

"Woi, apa yang kalian lakukan hah?" Kenzo kembali, dia langsung menatap kesal kedua temannya karena berani mengganggu Tiara.

"B-bos. Kita sedang mengerjai nya." Reno yang menimpali. Dia sampai gelagapan, karena takut mendapatkan tatapan menyeramkan Bos nya.

"Menjauh dari nya! atau gue hajar kalian satu-satu." Kenzo bicara dengan penuh penekanan. Mereka yang ketakutan refleks menjauhi Tiara tanpa kata-kata.

Tiara yang sadar akan kehadiran Kenzo langsung menundukkan kepala, harus segera pergi tidak ingin kembali berurusan dengan Kenzo apalagi kalau sampai terlihat oleh Shasa.

"Aku harus menjauhinya. Toh tidak akan ada hubungan lagi di antara kita." Tiara pergi, tanpa melihat atau pun mempedulikan Kenzo yang sudah menolongnya. Tidak ada cara lain, hanya itu jalan agar dia tidak mendapatkan amukan Shasa.

"Ada apa dengan nya? Padahal kemarin dia mengemis-ngemis meminta bantuan, sekarang tidak tahu terima kasih pergi begitu saja. Dasar menjengkelkan, dia kira setelah memperbudak ku dia bisa pergi begitu saja. Awas saja! Kau tidak akan bisa lagi mengabaikan ku, Tiara."

Kenzo menatap nanar kepergian Tiara, dia tidak terima jika wanita itu pergi begitu saja dan mengabaikannya.

Terpopuler

Comments

kania rahma

kania rahma

jelas lah nilai nya sma kan yg ngerjain semua nya tiara😂😂😂sdh pasti nilai nya sma donx🤭🤭🤭

2023-05-04

1

Hanie Hatta

Hanie Hatta

Nah lho... Kenzo udah mulai ga bisa jauh² dari Tiara kan...🤭

2022-10-18

0

Har Tini

Har Tini

kasihan tiara jd serba salah, mau pergi jg ke mana

2022-08-26

0

lihat semua
Episodes
1 Aku tidak ingin jadi benalu.
2 Hari pertama di sekolah.
3 Brandal sekolah.
4 Trisakti sekolah.
5 Perjodohan
6 Ci Cupu VS Si Switer
7 Gara-gara sebuah switer.
8 Hanya Membantu
9 Malam pertemuan.
10 Rahasiakan!
11 Bagai hubungan gelap.
12 Kau membuat ku frustasi
13 Aku akan berhati-hati.
14 Sudah jatuh tertimpa tangga, pula.
15 Kau peduli pada ku?
16 Aku harus menjauhinya.
17 Ini lebih menyakitkan.
18 kali ini saja aku menginginkan kasih sayang.
19 Pilihan.
20 Kau memilih ku?
21 Keputusan yang gegabah
22 Harus lebih percaya diri
23 Aku nyaman di sampingnya.
24 Kau, datang?
25 Apa kau baik-baik saja?
26 Debaran apa ini?
27 Masalah sekolah.
28 Mengabaikan Shasa
29 Bantulah aku!
30 Tragedi yang begitu tiba-tiba.
31 Kekhawatiran Kenzo.
32 Amarah Kenzo.
33 Maafkan aku, Kenzo.
34 Aku menunggumu.
35 Hukuman.
36 Masalah akan terus menghampiri.
37 Menikah muda.
38 Apa yang kau lakukan?
39 Jangan emosi.
40 Masalah apa lagi ini?
41 Ciuman pertama yang begitu dramatis.
42 Hukuman di balas hukuman.
43 Sogokan keras.
44 Aku menyukainya nya.
45 Mengikuti kemauan paman.
46 Kita kena masalah.
47 Siapa dia?
48 Ada-ada saja tingkah nya.
49 Sengaja mengalah.
50 Senjata makan tuan.
51 Dua bodyguard?
52 Harus menginap di villa
53 Terlalu fokus menyiapkan perlombaan.
54 Pernikahan yang tak di restui.
55 Aku hanya tidak ingin kau terluka.
56 Pernikahan yang begitu dramatis.
57 Peran seorang istri.
58 Aku akan menjaga hubungan ini.
59 Perjalanan yang begitu melelahkan.
60 Hari pertama di luar kota.
61 Sebuah rencana.
62 Keadaan yang begitu canggung.
63 Aku memukulnya.
64 Siapa Azzura Fellysa?
65 Dia tidak punya mantan.
66 Aku mencintaimu.
67 Ada yang janggal.
68 Kenzo adalah milik ku.
69 Pil kontrasepsi.
70 Kenapa ada dia?
71 Kau ada di pihak siapa?
72 Hilang kesadaran.
73 Efek obat yang sangat menyiksa.
74 Akan membalas dengan setimpal.
75 Menolong Mario.
76 Terbalaskan.
77 Khawatir.
78 Akan berusaha membantu Daddy.
79 Perubahan Shasa.
80 Camping Sekolah.
81 Tiba-tiba di panggil guru BK.
82 Gara-gara camping.
83 Ingin menyendiri.
84 Jangan membuat ku kecewa.
85 Tiara Lestari Wijaya
86 Karena dia suami ku.
87 Get married first fast later.
88 Di tantang bermain basket.
89 Everything for you.
90 Jangan galak-galak.
91 Unlimited
92 all day in the room
93 Calon tunangan yang tidak jadi.
94 Belikan aku es krim.
95 Chelsea menginap di rumah kediaman Wijaya.
96 Adik ipar.
97 Pulang ke rumah.
98 Gara-gara switer couple.
99 Do not leave me!
100 Bantulah aku!
101 Sesi latihan yang meresahkan.
102 Maaf!
103 Epic Comeback
104 Ada apa dengan, Shasa?
105 Sebuah prank
106 Hal yang tidak terduga.
107 Terimalah akibatnya.
108 Dendam baru tentang masa lalu.
109 Cerita masa lalu
110 Menghadiri rapat terbuka.
111 Demi personal kerja
112 Ada apa ini?
113 Tragedi basement.
114 Transfusi darah.
115 Amnesia.
116 Kau suamiku?
117 Maaf telah melupakan semuanya.
118 Sudah di perbolehkan pulang.
119 Ayo mulai dari awal.
120 Kembali bersekolah.
121 Mengingat sesuatu.
122 Guru baru.
123 Kecurigaan.
124 Hati-hati.
125 Di Sandra
126 Ada orang yang menunggu ku.
127 Penyempurna hidup ku
128 Awal sebuah perubahan.
129 we are family.
130 Pemilihan Trisakti angkatan baru.
131 Taruhan.
132 Simbolis Trisakti.
133 Semuanya milik mu.
134 Brandal kota VS Preman kampung.
135 Surat nikah.
136 Mengharapkan Restu.
137 Visual
138 Pemberitahuan release season dua.
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Aku tidak ingin jadi benalu.
2
Hari pertama di sekolah.
3
Brandal sekolah.
4
Trisakti sekolah.
5
Perjodohan
6
Ci Cupu VS Si Switer
7
Gara-gara sebuah switer.
8
Hanya Membantu
9
Malam pertemuan.
10
Rahasiakan!
11
Bagai hubungan gelap.
12
Kau membuat ku frustasi
13
Aku akan berhati-hati.
14
Sudah jatuh tertimpa tangga, pula.
15
Kau peduli pada ku?
16
Aku harus menjauhinya.
17
Ini lebih menyakitkan.
18
kali ini saja aku menginginkan kasih sayang.
19
Pilihan.
20
Kau memilih ku?
21
Keputusan yang gegabah
22
Harus lebih percaya diri
23
Aku nyaman di sampingnya.
24
Kau, datang?
25
Apa kau baik-baik saja?
26
Debaran apa ini?
27
Masalah sekolah.
28
Mengabaikan Shasa
29
Bantulah aku!
30
Tragedi yang begitu tiba-tiba.
31
Kekhawatiran Kenzo.
32
Amarah Kenzo.
33
Maafkan aku, Kenzo.
34
Aku menunggumu.
35
Hukuman.
36
Masalah akan terus menghampiri.
37
Menikah muda.
38
Apa yang kau lakukan?
39
Jangan emosi.
40
Masalah apa lagi ini?
41
Ciuman pertama yang begitu dramatis.
42
Hukuman di balas hukuman.
43
Sogokan keras.
44
Aku menyukainya nya.
45
Mengikuti kemauan paman.
46
Kita kena masalah.
47
Siapa dia?
48
Ada-ada saja tingkah nya.
49
Sengaja mengalah.
50
Senjata makan tuan.
51
Dua bodyguard?
52
Harus menginap di villa
53
Terlalu fokus menyiapkan perlombaan.
54
Pernikahan yang tak di restui.
55
Aku hanya tidak ingin kau terluka.
56
Pernikahan yang begitu dramatis.
57
Peran seorang istri.
58
Aku akan menjaga hubungan ini.
59
Perjalanan yang begitu melelahkan.
60
Hari pertama di luar kota.
61
Sebuah rencana.
62
Keadaan yang begitu canggung.
63
Aku memukulnya.
64
Siapa Azzura Fellysa?
65
Dia tidak punya mantan.
66
Aku mencintaimu.
67
Ada yang janggal.
68
Kenzo adalah milik ku.
69
Pil kontrasepsi.
70
Kenapa ada dia?
71
Kau ada di pihak siapa?
72
Hilang kesadaran.
73
Efek obat yang sangat menyiksa.
74
Akan membalas dengan setimpal.
75
Menolong Mario.
76
Terbalaskan.
77
Khawatir.
78
Akan berusaha membantu Daddy.
79
Perubahan Shasa.
80
Camping Sekolah.
81
Tiba-tiba di panggil guru BK.
82
Gara-gara camping.
83
Ingin menyendiri.
84
Jangan membuat ku kecewa.
85
Tiara Lestari Wijaya
86
Karena dia suami ku.
87
Get married first fast later.
88
Di tantang bermain basket.
89
Everything for you.
90
Jangan galak-galak.
91
Unlimited
92
all day in the room
93
Calon tunangan yang tidak jadi.
94
Belikan aku es krim.
95
Chelsea menginap di rumah kediaman Wijaya.
96
Adik ipar.
97
Pulang ke rumah.
98
Gara-gara switer couple.
99
Do not leave me!
100
Bantulah aku!
101
Sesi latihan yang meresahkan.
102
Maaf!
103
Epic Comeback
104
Ada apa dengan, Shasa?
105
Sebuah prank
106
Hal yang tidak terduga.
107
Terimalah akibatnya.
108
Dendam baru tentang masa lalu.
109
Cerita masa lalu
110
Menghadiri rapat terbuka.
111
Demi personal kerja
112
Ada apa ini?
113
Tragedi basement.
114
Transfusi darah.
115
Amnesia.
116
Kau suamiku?
117
Maaf telah melupakan semuanya.
118
Sudah di perbolehkan pulang.
119
Ayo mulai dari awal.
120
Kembali bersekolah.
121
Mengingat sesuatu.
122
Guru baru.
123
Kecurigaan.
124
Hati-hati.
125
Di Sandra
126
Ada orang yang menunggu ku.
127
Penyempurna hidup ku
128
Awal sebuah perubahan.
129
we are family.
130
Pemilihan Trisakti angkatan baru.
131
Taruhan.
132
Simbolis Trisakti.
133
Semuanya milik mu.
134
Brandal kota VS Preman kampung.
135
Surat nikah.
136
Mengharapkan Restu.
137
Visual
138
Pemberitahuan release season dua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!