Hening....
Sesaat tidak ada yang bicara. Ini semua di luar ekspektasi Ze, dia kira Kenzo akan sedikit berubah ataupun menyapa Tiara, tapi nihil tidak ada sedikitpun perubahan padahal jelas mereka sudah saling mengenal di sekolahnya.
"Kau tidak ingin berkenalan dengan calon tunangan mu, Ken?" Ze mengawali bicara, jika dia tidak memulainya mungkin mereka akan terus diam tanpa kata.
"Tan-" Tiara ingin bicara. Tapi Ze dengan cepat menggenggam tangannya. Dia yakin Ze sudah menyadari kalau mereka sudah saling kenal tapi malah menyembunyikan hal itu dan tetap menyuruh Kenzo untuk berkenalan lagi dengannya.
"Dunia tidak sekecil daun kelor kan? Kenapa wanita yang di jodohkan dengan ku harus si cupu ini." Kenzo hanya bisa mengumpat dalam hati, meratapi nasib yang tidak pernah ia bayangkan sama sekali, kalau bukan permintaan sang Mommy dia tidak mau memperkenalkan diri. Toh wanita ini sudah mengenal dirinya walau dia begitu enggan mengakui.
"Kenapa masih diam?" Ze kembali bersuara, mendesak Kenzo agar putranya itu bisa sedikit lebih sopan pada tunangannya.
"Sial...." Hati mengumpat, namun akhirnya Kenzo mengulurkan tangannya, menatap Tiara memainkan peran nya sampai akhir seolah tidak pernah mengenal Tiara sebelumnya. "Kenzo." ucapnya memperkenalkan diri.
Mau bagaimana lagi, Tiara ikut bersandiwara menerima uluran tangan Kenzo, "Tiara," ucapnya berkenalan dengan lelaki itu. Toh walau mereka sudah saling mengenal tapi tidak pernah berkenalan secara formal.
"Kenzo jadi karena ini kau pura pura tidak mengenal Tiara, kamu ingin menggenggam tangannya karena sudah tahu dia tunangan mu."
Tepat sasaran. Mereka berdua di kerjain Ze habis-habisan. Ze tiba-tiba bersuara dan itu sukses membuat keduanya salah tingkah refleks melepaskan uluran tangan masing masing.
"Tante Ze, aku tidak menyangka ternyata Tante pura-pura tidak tahu untuk mengerjai kita." Wajah Tiara merah padam karena malu, tahu gini dia tidak akan ikut bersandiwara. Belum juga seratus persen mengakui kalau lelaki menyebalkan itu adalah lelaki yang di jodohkan dengan nya. Ze terus saja mengulang kata kalau ia tunangan putranya.
"Aisst, menyebalkan. Kenapa Mommy bisa tahu kalau kita sudah saling kenal." Kenzo kembali menggerutu, langsung menatap Ze dengan penuh pertanyaan seolah berkata kenapa mommy bisa mengetahui nya.
"Tidak apa-apa, Ken. Kau bisa kembali menggenggamnya, kali ini Mommy tidak akan menggangu kalian." Ze tidak mempedulikan tatapan Kenzo, dia malah terus meledak putranya. Dia sampai tidak kuat menahan tawa melihat reaksi putranya yang terlihat tidak bisa.
"Mommy sengaja pura pura tidak mengetahui ini untuk mengejekku." Kenzo kini bersuara dengan begitu kesal, bisa bisanya dia hampir mati gaya karena kelakuan mommy nya.
"Dan kamu sendiri pura pura tidak mengenal Tiara, dan menganggap mommy tidak tahu apa-apa." Bagai skak mati, Ze membalikkan perkataan Kenzo, sampai berandal sekolah itu tidak bisa berkata-kata.
"Iya baiklah, kita impas." Kenzo mengalah, kembali memasang wajah datar seolah tidak terjadi apa-apa. Mau berdebat seperti apapun dia tidak akan pernah menang melawan mommy nya.
"Ken, kau tidak mau memperkenankan teman wanita mu ini pada mommy padahal kalian sudah cukup dekat sampai kau memberikan switer kesayangan mu." Ze tersenyum lebar sambil membelai rambut Tiara. Seolah bertanya sedekat apa hubungannya dengan wanita ini sebelum mereka di pertemukan dengan perjodohan.
Dari kemarin Ze sudah penasaran pada sosok wanita yang menolong putranya. Kenzo biasanya tidak pernah mengizinkan barang pribadinya di sentuh orang lain dan tiba tiba malah mempercayai wanita itu untuk mengambilkan barangnya. Dia tidak menyangka ternyata sekarang wanita itu ada di hadapannya dan akan di jodohkan dengan putranya.
"Mom, kok tahu kalau itu dia?" Kenzo kaget, bisa-bisanya mommy nya juga tahu kalau Tiara yang membawa switer nya.
"Ya iyalah. Orang mommy sendiri yang mengantarkan switer itu." Ze langsung menjawab dengan senyuman.
Kenzo sampai mengusap wajahnya karena kesal merasa kecolongan. "Aisst, sial." Tau gini kemarin dia akan bilang kalau switer kotor nya ia buang, bukan malah bilang sudah ia berikan pada orang yang menolongnya.
Padahal kemarin dia hanya ingin mengerjai Tiara untuk mencuci switer nya, tidak ada maksud lain. Tapi bukannya mengerjai malah dia yang frustasi, tidak menyangka ternyata switer nya ada di tangan tunangan nya sendiri.
"Hai cupu. Kenapa gak bilang kalau kemarin mommy yang mengantarkan switer itu hah!" Kenzo kini beralih menghadap Tiara, seperti biasa menatapnya dengan begitu dingin dan penuh intimidasi. Kesal pada sang mommy, Tiara pun kena imbasnya. Bisa bisanya gadis itu sekongkol dengan mommy nya.
"K-kau kan tidak bertanya." Tiara sampai ketakutan, memasang wajah polos tidak sadar langsung merangkul tangan Ze seolah meminta perlindungan.
"Kenzo jangan terlalu kasar, dia tunangan mu." Ze berusaha melerai, dia langsung merangkul pundak Tiara dan membela nya.
"Aisst, menyebalkan." Kenzo makin geram. Kenapa sekarang pemandangannya terlihat aneh. Bisa-bisanya dua wanita itu menjadi lebih dekat setelah mengerjainya.
"Mom, maaf. Aku ingin bicara berdua dengan nya." Kenzo tiba-tiba berdiri. Tanpa tahu malu langsung meraih tangan Tiara agar wanita itu mengikutinya. Jika terus di sana sang Mommy pasti akan terus membela Tiara dan dia tidak bisa berbuat apa-apa pada wanita itu.
"Tan....!" Tiara minta pertolongan, dia sudah memiliki firasat buruk jika hanya berdua dengan laki-laki ini.
"Iya, bicara saja sana. Mommy tidak akan menggangu." Ze malah tersenyum lebar, bukannya membantu Tiara, dia malah menggerakkan tangan menyuruh mereka pergi. Tidak perlu bersusah payah, rupanya putranya sendiri yang berinisiatif ingin bicara berdua dengan tunangannya.
"Tadi pura-pura tidak kenal, sekarang main tarik ingin bicara berdua. Dasar anak nakal."
Ze tidak hentinya tersenyum. Berharap besar kalau wanita yang kini ada di samping Kenzo bisa membuat hari-hari putranya lebih berwarna.
Kenzo dan Tiara kini sudah sampai di sebuah ruangan yang tidak jauh dari tempat tadi. Ruangannya memang terbuka, tapi Kenzo bisa lebih leluasa karena hanya ada mereka berdua di sana.
"Duduk!" Kenzo melepaskan tangan Tiara, menyuruh wanita itu untuk duduk dan dia pun mulai duduk di tempatnya.
"Di sini?" Tiara malah bertanya. Menunjuk kursi kosong di depan Kenzo yang hanya terhalang sebuah meja kecil saja.
"Di lantai." Kenzo menjawab ketus sambil melebarkan mata. Bisa bisanya gadis itu malah bertanya padahal jelas hanya ada kursi itu di sana.
"Dasar tidak ada lembut-lembut nya." Tiara duduk, sedikit menggeser kursi itu untuk berjaga-jaga. Takut kalau Kenzo akan macam macam padanya.
"Kenapa kau menerima perjodohan ini?" Kenzo langsung to the poin. Inilah kata pertama yang membuatnya tidak habis pikir kenapa perjodohan ini bisa terjadi.
"Kau sendiri! Kenapa menerima perjodohan ini?" Tiara malah balik bertanya karena dia yang lebih penasaran kenapa seorang Kenzo mau di jodohkan.
"Heh cupu, pertanyaan tuh di jawab, bukan malah berbalik bertanya," Kenzo mulai kesal, menatap Tiara dengan begitu tajam. Mimpi apa dia sampai harus terus berurusan dengan Tiara.
"Iya aku jawab, tapi jangan menatap ku seperti itu, bikin orang takut saja." Tiara menimpali dengan begitu ketus, tatapan Kenzo seolah-olah ingin membunuhnya.
"Aku hanya ingin membalas kebaikan paman." Kali ini Tiara berkata jujur. Bicara dengan begitu lemas seolah ada penyesalan di balik tindakannya.
"Aku tahu kau gadis kampung yang baru tinggal di kota, tapi kau bukan wanita bodoh yang tidak mendengar tentang rumor itu kan?" Kenzo berusaha mengetes Tiara. Seharusnya siapapun itu pasti langsung menolak untuk di jodohkan jika tahu pasangan nya banyak kekurangan.
"Kau tahu tentang ku, berarti kau juga tahu bukan aku yang seharusnya di jodohkan dengan mu, kan?" Kini Tiara mulai bicara serius, ada sedikit celah untuk dia mundur dari perjodohan ini dan membiarkan Shasa untuk melanjutkannya.
"Apa kau punya kebiasaan menjawab pertanyaan dengan bertanya. Jawab dulu pertanyaan ku, baru kau bisa bertanya." Kenzo kembali menegaskan. Dia tidak ingin berbelit-belit dia hanya ingin mendengar jawaban Tiara.
"Iya, aku tahu tentang rumor itu." Tiara menjawab. Kenapa pula Kenzo harus membahas tentang rumor itu. Padahal jelas itu hanya sebuah rumor salah.
"Jadi kau masih ingin membalas kebaikan paman mu meski kau tahu kalau yang di jodohkan dengan mu lelaki yang memiliki banyak kekurangan?" Kenzo kembali bertanya, dia penasaran jawaban Tiara seperti apa. Masa iya ada wanita yang masih menyamping kan perasaannya demi orang lain.
"Kenapa harus membahas ini. Kan sekarang sudah jelas kalau rumor itu salah." Tiara tidak bisa menjawab. Suasananya mendadak menjadi serius membuat Tiara semakin canggung, Di awal dia sudah salah tafsiran. Mengira putra Pak Kenan memiliki sifat baik seperti Pak Kenan ternyata malah di luar dugaan.
"Rumor itu salah?" Kenzo mengulang perkataan Tiara, seolah meminta penjelasan tentang perkataanya.
"Iya. Kenyataannya kau bukan memiliki kekurangan fisik, melainkan kekurangan attitude baik, kan?" Bibir Tiara refleks bicara, hanya itu yang ada di kepalanya.
"Kau!" Kenzo jengah, jawaban Tiara sama sekali tidak memuaskan dan malah meledeknya.
"Kenapa, memang begitu kenyataannya.
Kau kekurangan attitude baik sampai mendapat gelar brandal sekolah." Tiara tidak bisa menahan kata-katanya. Perkataan itu keluar sendiri dari mulutnya. Tidak menyangka kalau itu membuat Kenzo marah.
"Rahasiakan identitas ku!" Kenzo bicara dengan penuh penegasan. Inilah keinginan nya sejak awal. Walau dengan siapapun dia di jodohkan. Dia ingin identitas tetap di sembunyikan.
"W-walau pada putri paman sekalipun?" Tiara sampai kaget mendengar permintaan Kenzo, ragu-ragu untuk bertanya berharap ada pengecualian jika itu Shasa.
"Apa kau tidak mendengar ucapan ku. Kau kira ini lelucon." Kenzo kembali menegaskan. Menatap Tiara dengan begitu tajam seolah mengatakan kalau itu sesuatu yang tidak bisa Tiara sepelekan.
"Tapi, jika putri paman mengetahui ini dia pasti mau di jodohkan dengan mu. Dia lebih baik dari pada aku." Tiara berusaha menjelaskan, dia tahu Kenzo sangat membencinya. Maka akan lebih baik jika Shasa mengetahui tentang dia. Dia yakin mereka akan menjadi pasangan yang cocok dengan adanya perjodohan ini.
"Rahasiakan! atau aku akan meminta mommy untuk menikahkan kita sekarang juga." Kenzo semakin jengah, dia berusaha menggertak Tiara. Kenapa wanita itu begitu keras kepala dan terus saja banyak alasan menyepelekan permintaannya.
"Apa kau gila?" Tiara kaget sampai refleks menggebrak meja. Belum juga kelar dengan perjodohan ini Kenzo malah dengan begitu santai membahas pernikahan.
"Kau hanya perlu merahasiakan identitas ku, apa susahnya." Iya, hanya itu keinginan Kenzo. Dia merasa itu bukan perkara yang susah.
"Tapi putri paman adalah Shasa." Ingin sekali Tiara mengatakan itu pada Kenzo, tapi bibirnya langsung terkunci mengingat keinginan Shasa untuk menyembunyikan hubungan mereka dari teman sekolah terutama pada Kenzo dan Jonathan.
"Kalau aku memberi tahunya, dia pasti akan memberi tahu murid lain. Akh sungguh menyebalkan. Kenapa malah menjadi berbelit begini." Pikiran Tiara terus bergelut dengan urusannya sendiri, lupa kalau Kenzo sudah menunggu kepastiannya, sampai menatapnya dengan begitu geram.
"Akh, sepertinya kau lebih memilih segera menikah dari pada merahasiakan identitas ku." Kenzo beranjak berdiri. Bergegas melangkah menuju ruangan dimana tadi mommy nya berada.
"Hei, switer kau mau apa?" Tiara keteteran. Langsung berdiri mengejar Kenzo untuk menghentikan langkahnya. Tidak mungkin kan Kenzo akan benar benar menemui mommy nya. "Hei switer! berhenti! Iya, aku akan merahasiakan nya."
Tiara menarik jas Kenzo sekeras mungkin,
mengiyakan keinginan Kenzo dengan nafas ngos-ngosan. Tiara tidak menyangka lelaki itu akan melakukan hal gila agar dia mengikuti kemauannya.
"Coba kau bilang dari tadi. Aku tidak harus repot-repot begini. Lagi pula siapa yang mau menikah, bikin muak saja." Kenzo menghentikan langkahnya, tersenyum puas. Dia hampir gila karena harus menggertak Tiara dengan cara yang dia sendiri sangat jijik melakukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
FuryaRa Mawa
jgn bilang jijik Kenzo kualat jd bucin kmu nnti
2022-11-09
0
Anonymous
ah jadi kasian sama tiara
2022-08-10
0
azril arviansyah
sekarang kamu boleh bilang jijik kenzo tapi nanti kamu pasti bucin akut
2022-07-30
2