Tiara berjalan dengan perlahan menghampiri meja Jonathan yang sedari tadi sudah memanggilnya. Ada sedikit kecanggungan, bukan hanya karena ada Shasa tapi juga ada Kenzo di sana.
"Tidak apa-apa kan, jika aku bergabung dengan mereka?"
Tiara masih ragu, ada perasaan aneh yang melintas di hatinya. Ingin kembali tapi percuma, meja yang dia tuju sudah di depan mata.
"Duduk sini, Tiara!"
Dengan cepat Jonathan mengosongkan kursi di sampingnya, menyuruh Tiara untuk duduk di sana.
"Tidak tahu diri. Dasar benalu."
Shasa mengeram kesal, bisa bisanya Tiara ingin bergabung bersama mereka. Padahal secara tidak langsung dia sudah memperingati Tiara agar menjauh dari kedua temannya, tapi wanita itu malah mengacuhkan nya.
"Terima kasih, Jo."
Tiara menjawab dengan senyuman. Menggunakan panggilan nya sendiri untuk orang yang selalu ramah dan baik padanya. Perlahan melangkahkan kaki untuk duduk di kursi nya.
Namun tiba-tiba....
Brakk...
Kaki Tiara tersandung sesuatu, tubuhnya oleng sampai membuat makanannya jatuh berserakan di lantai. Dan yang lebih parahnya, minuman yang ia bawa pun ikut jatuh membasahi switer Kenzo yang duduk di sampingnya.
"Jir... Sial."
Kenzo mengendus kesal, minuman itu bahkan sampai meresap ke dalam saking banyaknya.
"Akh maaf, aku tidak sengaja."
Wajah Tiara sampai memerah karena rasa bersalah. Dia benar benar tidak sengaja. Tubuhnya oleng karena ada sesuatu di bawah sana yang menghalangi kakinya.
"Ken, kau tidak apa-apa?"
Jonathan dan Shasa ikut kaget. Bahkan Shasa langsung berdiri karena mengkhawatirkan Kenzo.
"Akh, seharusnya aku memang tidak bergabung dengan mereka."
Tiara di rundung rasa bersalah, mengumpat diri sendiri, langsung mengambil beberapa lembar tisu di atas meja bermaksud membersihkan bekas minuman yang menempel di switer Kenzo.
"Dasar ceroboh, pergi sana! Bersihkan lantainya sampai bersih."
Shasa yang sewot sendiri, langsung mengambil kasar tisu di tangan Tiara dan menggeser tubuhnya dengan begitu keras. Menyuruh wanita itu membersihkan makanan yang berserakan di lantai.
"Ken, switer mu basah."
Dengan penuh perhatian Shasa perlahan membersihkan switer Kenzo yang dari tadi terus diam.
"Aisst, menyebalkan."
Kenzo perlahan bangkit. Memasang wajah datar sambil menjauhkan tangan Shasa dari tubuhnya.
"Mau ke mana, Ken?"
Shasa kaget, tiba-tiba Kenzo pergi dengan wajah dingin dan mengabaikannya.
"Ke toilet."
Kenzo menjawab singkat. Belum juga maju empat langkah, dia kembali berbalik. Dengan cepat menarik tangan Tiara yang sedang berjongkok membersihkan sisa makanannya di lantai.
"Bangun! Kau harus tanggung jawab membersihkan switer ku." Kenzo bicara dengan begitu datar. Menarik kasar tangan Tiara agar gadis itu mengikutinya.
"Ken, biar aku yang membantu mu." Shasa kembali bicara. Tapi percuma, Kenzo tidak mempedulikannya dan terus pergi menarik tangan Tiara untuk pergi dari sana.
"Sakit! Maaf, aku memang salah. Tapi tidak harus bersikap kasar seperti ini kan."
Tiara merintih kesakitan. Tangan Kenzo menarik keras pergelangan tangannya.
"Diam dan ikuti saja!"
Kenzo kembali menegaskan. Terus berjalan tanpa menoleh dan mempedulikan ocehan Tiara. Dia benar benar kesal. Tidak habis pikir, kenapa setiap bertemu dengan Tiara selalu kesialan yang di terimanya.
"Iya, aku akan mengikuti mu. Jadi lepaskan! Aku bisa jalan sendiri."
Tiara kesal, dia sampai meninggikan suaranya karena kesakitan. Dengan keras menghempaskan tangannya sampai terlepas dari cengkeraman Kenzo.
"Kau!"
Kenzo menoleh, menatap Tiara dengan penuh amarah. Tidak menyangka gadis cupu itu ternyata bisa marah.
"Kenapa? Gara-gara sebuah switer kau bisa seenaknya berbuat kasar pada wanita? Kau pikir aku sengaja menumpahkan nya? Aku tidak sengaja switer, aku tidak sengaja."
Amarah Tiara meluap-luap, suaranya saja sampai menggema di lorong yang di lewati mereka.
"Sial, aku yang jadi korban dan malah aku juga yang kena omelan."
Kenzo mendekat, masih dengan tatapannya yang mengintimidasi. Makin mendekat sampai Tiara ikut memundurkan langkahnya karena jarak mereka hanya berjarak beberapa senti saja.
"Kau mau apa?"
Suara Tiara sampai mau hilang, amarahnya kalah dengan rasa takutnya.
"Kenapa kau marah pada ku. Marah sana pada orang yang menyebabkan semua ini."
Kenzo bicara dengan begitu dingin. Masih memasang wajah datar tanpa ekspresi.
Iya, rupanya Kenzo tahu siapa biang dari semua tragedi ini. Saat tadi di meja makan kantin, dia terus menunduk memperhatikan ponselnya, dan tidak sengaja melihat pergerakan kaki Shasa yang dengan sengaja menyandung kaki Tiara, sampai wanita itu kehilangan keseimbangan.
"Apa maksud mu?" Tiara bertanya, tidak mengerti apa maksud ucapan Kenzo.
"Dasar, bodoh."
Kenzo kesal sendiri, refleks menjentikkan jemari tangannya pas di kening Tiara. Bisa bisanya dia terus berurusan dengan gadis cupu ini. Bahkan wanita ini tidak sadar kalau ada orang di sekitarnya yang ingin mencelakai nya.
"Aww, sakit, switer." Tiara menggerutu sambil mengelus-elus keningnya. Memasang wajah cemberut, bukannya menjawab pertanyaan. Kenzo malah menyentil nya. "Apa lihat-lihat. Sakit tahu." protesnya kembali mengomel, sambil memasang wajah cemberut.
Kenzo sampai tidak sadar menggerakkan sudut bibirnya, tersenyum kecil melihat kelakuan Tiara yang tidak henti hentinya menggerutu sambil mengelus-elus keningnya. "Ayo jalan! Bukannya kau bisa jalan sendiri. Kau harus bertanggung jawab, dan membantu ku." ajak nya sambil berbalik. Tiara pun refleks mengikuti langkahnya.
"Aku tahu kau tidak sengaja melakukan nya, cupu." ucapnya lagi dengan bergumam, bersuara pelan sambil terus melangkah maju ke depan.
"Kau bilang apa? Apa kau mengatakan sesuatu?" Samar-samar Tiara mendengar perkataan Kenzo. Jadi penasaran tidak bisa mendengar dengan jelas karena lelaki itu semakin jauh dari nya.
"Aku tidak mengatakan apa-apa."
Kenzo menjawab singkat, tidak ingin kembali memperjelas ucapannya. Biarkan saja Tiara terus merasa bersalah, agar dia bisa sesuka hati menjajahnya.
"Bohong, kau mengatakan sesuatu kan. Kau mengejek ku bodoh lagi ya?"
Tiara terus bicara, mengekor di belakang Kenzo untuk memastikan. Namun percuma, tidak ada jawaban lagi. Kenzo terus diam sambil terus melanjutkan langkahnya.
Kenzo dan Tiara kini sudah sampai di depan toilet pria. Wilayah yang seharusnya hanya ada laki-laki di sana.
Tiara celingukan sana sini melihat keadaan. Bagaimana tidak, dari tadi dia sudah hampir mati berdiri karena mendapatkan sorotan dari banyak orang karena dia terus mengekor di belakang Kenzo si brandal sekolah. Dan sekarang akan makin parah lagi karena dia sudah masuk di area terlarang yang seharusnya di kunjungi oleh laki laki saja.
Jika saja bukan Kenzo yang mengajaknya, murid yang lain dari tadi pasti sudah menghentikannya.
"Switer, cukup ya. Kau mungkin kesal pada ku karena telah mengotori switer kesayangan mu ini. Tapi kau harus menghentikan lelucon mu ini. Aku tidak bisa ikut masuk ke dalam untuk membantu membersihkannya."
Perasaan Tiara sudah mulai tidak enak, sudah membayangkan kalau dia sampai ketahuan guru BK dia akan mendapatkan hukuman dan itu pasti berpengaruh pada nilai nya.
"Cupu, kau pikir aku segila itu sampai menyuruh mu ikut masuk ke dalam toilet pria dan meminta mu membantu ku membersihkan bekas ini. Ingat! Gue bukan anak TK."
Kenzo menjawab dengan penuh penegasan, tidak terima Tiara sampai berpikiran seperti itu padanya.
"Lalu, untuk apa kau mengajakku ku ke sini?"
Tiara kembali bertanya. Kalau bukan seperti itu untuk apa Kenzo sampai sejauh ini mengajaknya.
"Tunggu! Aku menelepon seseorang dulu."
Kenzo mengambil ponsel di saku celananya, bergegas memanggil seseorang untuk meminta bantuan.
"Mom. Tolong suruh orang rumah membawakan switer ku ke sekolah. Sekarang juga, jangan lama-lama!"
Iya, rupanya Kenzo memanggil Ze. Langsung to the poin tidak ingin membuang waktu lagi.
Sang Mommy langsung kutar ketir, khawatir dengan apa yang terjadi.
"Apa yang terjadi, Ken?"
Suara Ze terdengar begitu khawatir di seberang sana. Biasanya Kenzo tidak pernah memanggil orang rumah untuk datang ke sekolah.
"Aku tidak apa-apa, Mom. Aku tutup teleponnya."
Panggilannya selesai. Kenzo kembali menghampiri Tiara untuk memerintah nya.
"Cupu!"
Kenzo memanggil, menyadarkan Tiara yang sedari tadi celingukan sana sini untuk berjaga-jaga.
"Apa."
"Cepat ke depan gerbang!" Tanpa menjelaskan apa-apa, Kenzo main memerintah saja.
"Mau apalagi sekarang. Tadi kau menyuruhku mengikuti mu. Dan sekarang tiba-tiba menyuruhku ke depan gerbang. Kau benar benar mengerjai ku ya?" Tiara sewot. Tidak habis pikir apa yang sebenarnya ada di kepala laki-laki ini.
"Jangan terus mengoceh, bantu aku mengambilkan switer baru yang akan di bawa orang rumah ku ke sini. Kau hanya perlu menunggu di depan dan mengambilkan nya untuk ku."
Kenzo menjelaskan. Dia tidak ingin memancing perhatian orang-orang jika sampai ada yang tahu kalau pengawal ataupun pelayanan keluarga Wijaya tiba tiba ada di sekolah dan dia juga ada di sana. Makanya Kenzo menyuruh Tiara untuk mengambilkan switer nya.
"Tidak mau, jam istirahat sebentar lagi berakhir. Kau ambil sendiri saja."
Tiara menolak, baru juga dua hari masuk sekolah, dia tidak ingin membuat kesalahan karena telat masuk kelas.
"Kau. Apa kau sudah lupa aku begini karena ulah siapa?" Kenzo kesal, dia kembali mempertajam tatapan matanya. Sepertinya dia terlalu lengah sampai Tiara berani menentang nya.
"Akh. Baiklah, aku akan menunggu di depan. Jangan menatap ku seperti itu. Kau seperti mau memakan ku saja."
Tiara melemas, mau tidak mau dia harus bertanggung jawab. Dia hanya bisa berharap orang rumah Kenzo segera sampai di sekolah, sebelum jam istirahat nya berakhir.
"Dasar maniak switer."
Tiara mengumpat. Melangkah dengan begitu lemas menuju gerbang sekolah.
"Kau meledak ku?"
Kenzo sewot. Kalau mau membantu ya bantu saja. Kenapa malah meledeknya.
"Tidak, Aku memarahi lalat yang menghalangi jalan ku."
Tiara menjawab ketus, percuma saja terus meladeni si switer itu. Lebih baik dia cepat cepat ke depan agar kesalahannya terbalaskan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Almyra Amanda Lov
lama2 pasti jg jatuh cinta😂😂
2022-12-11
0
FuryaRa Mawa
gemes sm interaksi Kenzo Tiara
2022-11-09
1
si kece
tiara bnr2 bawa sial bgt nih buat kenzo wkwkw jatoh mulu dah perasaan 🤣🤣🤣
2022-09-20
0