Tiara dan guru BK masih berbincang bersama. Sambil menunggu wali kelasnya, guru BK itu banyak menasehati Tiara.
"Kenapa menjadi lemas, kau jadi tidak bersemangat sekolah di sini?"
Guru BK itu mengejek Tiara. Bikin kasihan saja, setelah mengetahui dia sekelas dengan Kenzo Tiara jadi membantu.
"Tidak, Pak. Hanya saja aku mengingat sesuatu."
Iya, Tiara mengingat perkataan Arya yang pernah mengatakan kalau dia dan Shasa berada di kelas unggulan. Kelas pilihan yang di ukur oleh kepandaian.
"Pak, kata Bapak kita sekelas? Tapi, bukankah dia...."
Belum juga Tiara selesai bicara, Pak guru sudah bisa membaca arah perkataan Tiara dan langsung menjawabnya.
"Ya. Walau Kenzo di cap brandal sekolah,
tapi dia murid pintar yang berprestasi. Karena itulah dia tidak bisa di drop out dari sekolah."
Bagai pukulan keras, Tiara benar benar tidak percaya. Orang yang memiliki attitude yang kurang baik bahkan suka tidak full ikut pelajaran rupanya dia ada di kelas unggulan.
"Sepertinya si switer itu tidak bisa di remehkan. Pantas tadi Pak guru sampai kewalahan."
"Maaf, Pak. Jadi ini alasan Bapak menyuruhnya pergi begitu saja?"
Walau terkesan tidak sopan, tapi Tiara malah penasaran. Tiara ingin tahu alasan kenapa pihak sekolah terkesan lemah saat menghadapi berandal sekolah nya.
"Iya. Sekolah memang bisa dengan mudah membersihkan brandal seperti Kenzo. Hanya saja itu sungguh di sayangkan. Walau selalu membangkang peraturan sekolah tapi banyak prestasi yang Kenzo raih dan itu sukses mengharumkan nama sekolah."
Guru BK menjelaskan. Tidak ada salahnya Tiara mengetahui semuanya. Toh cerita ini memang sudah tidak asing bagi semua murid di sekolah ini.
"Tahun lalu, Kenzo mengikuti lomba cerdas cermat tunggal putra. Ya awalnya memang dipaksa, dia bersedia karena menggantikan Jonathan yang merupakan teman dekatnya karena tiba-tiba jatuh sakit. Hebatnya, walau dengan terpaksa dan tanpa persiapan dia memenangkan kejuaraan peringkat ke satu di tingkat nasional."
"Karena keberhasilan Kenzo lah, sekolah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Yang awalnya sekolah mengeluarkan dana sendiri untuk program beasiswa kuliah bagi tiga murid yang berprestasi, setelah kejadian itu pemerintah lah yang menanggung semuanya nya."
Guru BK menjelaskan dengan begitu rinci tanpa ada yang terlewati. Bahkan dia begitu semangat menceritakan perjalanan Kenzo dan alasan kenapa berandal sekolah itu sampai terus di pertahankan di sekolah ini.
Sejujurnya, walau Kenzo selalu membuatnya kesusahan, dia juga begitu mengagumi sosok pintarnya.
Tiara sedari tadi mendengarkan dengan khusus, namun tiba-tiba dia langsung antusias saat mencerna sesuatu.
"Pak, jadi di sekolah ini ada program beasiswa untuk kuliah?" Iya, itulah yang sedari tadi mengganjal di pikiran Tiara. Kalau benar adanya, dia tidak boleh melewatkan kesempatan ini.
Tiara mempunyai keinginan dan harapan yang besar, ingin sekolah sampai ke perguruan tinggi agar bisa mencapai tujuannya. Namun ia sadar diri, dia hanya seorang anak yatim-piatu yang tidak mempunyai apa-apa. Tidak bisa memaksakan semua kemauannya dan bergantung pada Arya.
Setelah mendengar tentang beasiswa, Tiara berasa mendapatkan angin segar. Dia akan berusaha sekeras mungkin, mendapatkan beasiswa agar tidak membebani pamannya.
"Beasiswa itu hanya untuk Trisakti sekolah, Tiara. Tidak sembarang murid bisa mendapatkan nya."
Bukan maksud guru BK itu merendahkan Tiara. Dia tahu, Tiara murid yang pintar. Saat melihat nilai Tiara di sekolah sebelumnya, Tiara mendapatkan nilai rata-rata paling tinggi. Tapi di kampung dan di kota terkadang berbeda.
Tiara mungkin bisa mendapatkan peringkat tertinggi di sana, tapi sedikit kemungkinan dia bisa mengalahkan kepandaian murid murid yang berprestasi di sekolah ini.
"Trisakti sekolah, Pak?" Tiara berusaha bertanya.
"Kau tahu filosofi sekolah ini di beri nama Trisakti, kan?" Pak guru BK berbalik bertanya, seharusnya bagi siapapun yang mau masuk ke sekolah ini pasti sudah tahu. Bahwa SMA favorit ini mempunyai sejarah sampai di beri nama Trisakti. Dan semua siswa berlomba-lomba mendapatkan gelar Trisakti itu.
Tiara hanya menggelengkan kepala. Iya, pamannya belum bercerita sampai ke arah sana. Jadi dia tidak tahu apa-apa.
"Sekolah ini adalah tempatnya anak anak pintar, Tiara. Selalu menjadi buruan mereka yang harus akan pendidikan. Karena pihak sekolah menginginkan sesuatu yang spesial, di buatlah Trisakti. Semua murid yang berprestasi di seleksi kembali, sampai menemukan tiga murid yang lebih pintar di antara mereka- mereka yang pintar. Di tunjuk lah Trisakti itu dan di jadikan tiga murid unggulan. Hingga tiga murid itu menjadi citra dan ciri khas sekolah ini. Dan sebagai perlakuan yang spesial dari sekolah, ketiga murid berprestasi itu akan mendapatkan beasiswa untuk kuliah mereka."
Pak guru BK menjelaskan. Sekolah Trisakti merupakan sekolah elit. Di isi oleh murid murid berprestasi dan di penuhi dengan peraturan dan kedisiplinan ketat. Jika ada murid yang melakukan kesalahan dan melanggar peraturan, siapapun itu pasti mendapatkan hukuman.
Di samping itu, ada alasan kuat yang membuat sekolah ini di beri nama Trisakti. Itu karena sekolah ini selalu mengunggulkan tiga murid berprestasi. Sesuai namanya, Trisakti. Sekolah ini memiliki tiga murid cerdas yang tidak bisa di remehkan.
Siapapun mereka akan menjadi primadona sekolah. Mendapatkan pasilitas dan hak istimewa dari sekolah karena kepandaian nya. Bahkan ketiga murid itu akan di tanggung beasiswa sampai menyandang gelar sarjana.
"Tunggu, Pak. Jadi jika saya termasuk pada tiga murid yang berprestasi itu saya juga bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah?"
Tiara lagi-lagi bertanya. Yang ada di kepalanya hanya ingin mendapatkan beasiswa saja. Bukan karena apa-apa, dia hanya ingin mencapai cita-cita tanpa membebani Arya.
"Iya, itupun jika kau bisa mengalahkan Trisakti sekolah kita sekarang." Pak guru BK menyeringai. Senyumannya seolah olah menantang Tiara.
Pak guru BK langsung mengeluarkan sebuah map besar, berisikan biodata murid yang pernah menjabat sebagai Trisakti sekolah. Dia pun memberikan itu pada Tiara agar wanita itu bisa melihatnya.
"Ini. Merekalah Trisakti angkatan sekarang."
Pak guru menunjukkan lembaran terakhir.
Biodata lengkap orang orang yang harus Tiara kalahkan kalau dia memang mengharap beasiswa.
Tiara langsung membelalakkan matanya. Terkejut bukan main saat tahu kalau Kenzo menduduki peringkat ke dua, sebagai Trisakti sekolah.
"Pak, apa ini tidak salah, padahal dia jarang mengikuti pelajaran dengan penuh kan. Kenapa dia bisa sepintar ini?"
Pak guru BK hanya tersenyum sambil mengangguk melihat ekspresi Tiara. Orang-orang juga pasti akan bereaksi seperti Tiara saat pertama kali mengetahuinya.
"Ya, itulah istimewanya seorang Kenzo Julian Wijaya. Selain memiliki paras yang tampan, dia memiliki kelebihan yang patut di banggakan. Kalau saja dia normal seperti murid yang lain dan tidak bersifat dingin. Dia bisa mengalahkan Ketua Osis yang kini menduduki peringkat ke satu sebagai Trisakti sekolah."
Pak guru BK kembali menimpali. Memberitahu seperti apa sebenarnya berandal sekolah yang tadi berurusan dengan nya.
Tiara sampai menelan kasar saliva nya saking terkejut. Bahkan matanya sampai tidak bisa berkedip, terus mengamati semua biodata yang di berikan padanya. Setelah puas melihat biodata Kenzo. Mata Tiara kini beralih ke lembaran bagian atas. Melihat biodata murid yang menduduki peringkat satu yang katanya dia juga adalah ketua Osis di sini.
"Jadi si peringkat satu ini adalah Ketos sekolah ini, Pak?"
Tiara menunjuk sebuah foto, kembali bertanya untuk memastikan.
"Iya. Dia Jonathan Prawira, putra pertama keluarga Prawira yang merupakan donatur terbesar di sini. Selain memiliki wajah tampan, dia juga terkenal dengan sosoknya yang baik hati."
Dengan senang hati, guru BK kembali menjelaskan. Tiara yang mendengarnya hanya bisa menggelengkan kepala. Rasanya dia tidak bisa mengalahkan mereka berdua.
"Bukan hanya bermodalkan kepandaian. Mereka juga punya dasar ketampanan."
Tiara menghela nafas, matanya langsung melihat ke arah bawah, melihat siapa si peringkat ke tiga yang mungkin hanya murid itu yang bisa dia kalahkan.
"Shasa?"
Tiara terkejut, harapan untuk mengalahkan si peringkat tiga sedikit memudar. Jika itu orang lain, Tiara dengan percaya diri akan berusaha mengalahkannya. Tapi tidak jika itu Shasa.
"Iya, tidak heran jika itu Shasa. Tidak hanya cantik dia juga pintar."
Tiara tersenyum miris. Gen kuat sang Nenek rupanya tidak hanya turun pada kedua putra nya, tapi Gen itu juga turun pada kedua cucunya.
Lihat saja Arya. Dia bisa sukses dan menjadi kepercayaan perusahaan besar juga bukan tanpa alasan, tapi itu juga karena kepintarannya. Makanya Shasa juga mewarisi kepandaian itu.
"Shasa Wiguna, sepupu mu sendiri. Dia adalah wakil ketua Osis. Selain cerdas dia merupakan wanita populer di sekolah ini."
Penjelasan yang terakhir, guru BK sampai memberi penegasan di akhir penjelasannya.
Seolah menegaskan kalau Trisakti sekolah angkatan sekarang tidak mudah untuk di kalahkan.
"Jadi Shasa waktos di sini? Paman tidak pernah menceritakannya."
Tiara kembali menelan saliva nya. Bisakah dia menggeser salah satu dari tiga murid itu. Jika melihat biodata mereka, Tiara merasa tidak bisa menggeser posisi peringkat ke satu dan kedua. Tapi mungkinkah dia harus mengalahkan Shasa. Di tambah lagi Shasa juga wakil ketua Osis di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
FuryaRa Mawa
semangat Shasa....
makin seru ceritanya....
2022-11-09
0
si kece
klo gw msk sekolah situ, mngkin cm bs smpe gerbang nya doang. gila aje gw yg tidak terlalu pintar ini hrs sekolah di lingkungan elite wkwk. bs2 tiap hr emak gw banding2in sm anak2 lain 🤣🤣
2022-09-20
0
Suzieqaisara Nazarudin
Kalau Tiara bisa mendepak Shasa dri peringkat ke 3,berarti dengan otomatis bisa memudarkan dan mematahkan kesombongan Shasa...💪💪💪👋👋
2022-08-23
0