Kau peduli pada ku?

"Ken?"

Shasa dan Jonathan hanya bisa melihat pergerakan Kenzo dengan penuh heran.

Apa sebenarnya yang akan dia lakukan sampai meninggalkan tempat duduknya.

"Kenzo kenapa kau meninggalkan tempat duduk mu? Cepat kembali! ujiannya akan segera di mulai." Bu guru sama heran. Langsung memerintah Kenzo untuk kembali ke tempatnya.

"Sepertinya saya juga harus keluar, Bu. Saya tidak mengenakan seragam lengkap." Kenzo menimpali dengan begitu santai, Dia terus berjalan ke depan tanpa ada niatan untuk kembali.

"Ken." Shasa kaget bukan main. Apa sebenarnya yang Kenzo pikiran sampai dia juga mau keluar kelas.

"Baguslah kau menyadari kesalahan mu. Ibu tidak perlu repot-repot menyuruh mu melepaskan switer, mu."

Bu guru menimpali dengan penuh sindiran.

Iya, itulah kebiasaan guru itu, selalu berdebat dengan Kenzo hanya karena berandal sekolah itu tidak bisa menghargai kedisiplinan sekolah dengan terus mengenakan switer dalam kegiatan belajar ataupun saat ujian di laksanakan. Sekarang, Bu Guru merasa sudah menang karena bisa menaklukkan Kenzo, tanpa adanya perdebatan.

"Jir. Menjengkelkan sekali." Kenzo merasa jengah. Enteng sekali guru itu bicara seenaknya. Mood nya jadi rusak, padahal awalnya dia ingin bicara baik-baik. Tapi sang Guru malah mengusiknya. Dia langsung melangkahkan kakinya dengan cepat menghampiri meja di mana guru itu berada.

"Bu, berikan soal ujiannya!"

Kenzo bicara dengan begitu dingin tanpa basa-basi. Menahan keras kekesalannya karena masih menghargai kalau wanita paruh baya itu adalah gurunya.

"Apa kau tidak sadar apa yang kau lakukan. Dasar tidak sopan." Guru itu mendelik kesal. Bisa-bisanya Kenzo bersikap seperti itu. Bukan kah katanya mau keluar, kenapa malah meminta kertas ujian. Kalau mau ikut ujian, setidaknya kembali duduk dulu.

"Apa Ibu tidak sadar dengan apa yang Ibu lakukan? Jangan asal menghukum dan memvonis seseorang sebelum Ibu mengetahui kebenarannya. Atau jabatan ibu bisa turun kapan saja, karena tingkah Ibu sangat merugikan orang."

Kenzo makin kesal, membalikkan kembali perkataan guru itu, telapak tangannya tanpa sadar langsung menekan meja, menatap tajam sang guru yang sedang duduk persis di depannya. Dia hanya ingin segera keluar, tapi sang Guru malah terus memancing kekesalannya.

"Bu. Kita sekolah di sini bukan hanya untuk mematuhi peraturan, tapi kita di sini untuk belajar. Aku akan keluar, tapi aku masih mau mengikuti ujian. Jadi berikan kertas ujiannya, sekarang!"

Pinta Kenzo lagi. Dia sudah sangat muak dengan kedisiplinan sekolah ini. Apalagi guru itu bertingkah sesukanya. Seenaknya menghukum murid muridnya tanpa mengetahui kebenarannya.

"I-ini." Bu guru sampai gelagapan, memberikan selembar kertas ujian ke hadapan Kenzo. Kenapa malah dia yang di jajah oleh muridnya. Tapi dia tidak bisa mengelak perkataan Kenzo karena itu benar adanya. Tidak ada pilihan lain selain memenuhi semua keinginan brandal sekolah itu.

"Satu lagi'' Pinta Kenzo kembali. Tanpa banyak bicara guru itu langsung memberikan nya.

Kenzo berbalik. Rencana awal bukan seperti itu, dia hanya ia ingin memeriksa kertas contekan itu untuk mencari tahu siapa pelakunya dan menarik kembali Tiara untuk masuk kelas, tapi langsung tidak mood karena terlalu muak melihat guru yang hanya bisa berlaku sesukanya. Dia memilih untuk melangkah pergi.

Sebelum keluar, Kenzo menghampiri salah satu murid yang duduk di bangku paling depan. Dia enggan kembali ke belakang untuk mengambil pensilnya sendiri.

"Aku pinjam pensil mu," pinta Kenzo tanpa rasa bersalah, belum juga ada jawaban dari murid itu dia langsung mengambilnya dan bergegas pergi meninggalkan kelas.

"Kau lihat itu! Si Kenzo benar benar Badas."

"Iya, bahkan dia membuat sejarah baru. Murid yang kena hukuman masih bisa mengikuti ujian."

"Bu guru langsung lemas, coi."

"Hahaha..."

Murid yang lain saling berbisik bersahutan,

geleng-geleng kepala. Tindakan Kenzo benar benar di luar dugaan mereka. Brandal sekolah bukan hanya cap panggilan nya saja, tapi itu sesuai dengan tingkah dan keberaniannya.

...*...

Kenzo sudah di luar kelas, matanya langsung di suguhkan dengan penampakan kesedihan Tiara, gadis itu sedang bersandar lemas di dinding ruangan kelas meratapi nasibnya.

Tiara benar benar terlihat frustasi karena tidak bisa mengikuti ujian. Bahkan setelah insiden contekan, hanya dia yang di keluarkan.

"Kenapa aku harus bertunangan dengan gadis menyediakan seperti itu. Bikin report saja."

Kenzo mengumpat, walau begitu dia tetap menghampiri Tiara dan mendekat. "Cengeng sekali." ucapnya tiba-tiba, memukul kepala Tiara dengan keras ujian yang dia bawah untuk menyadarkan wanita itu dari keterpurukannya.

"K-kenapa kau keluar?"

Tiara kaget, berusaha bertanya, tidak memungkinkan lelaki itu ikut keluar hanya untuk meledeknya.

"Ikuti aku!"

Kenzo enggan menjawab, Mood nya sedang tidak baik sampai tidak mau banyak bicara. Dia hanya memerintahkan Tiara agar mengikutinya.

Tidak ada pergerakan dari Tiara, dia kaget karena Kenzo juga keluar kelas, dan sekarang lebih kaget lagi karena tiba-tiba menyuruh mengikutinya.

Kenzo langsung melangkahkan kaki, menarik lengan seragam Tiara agar gadis itu ikut berjalan mengikutinya.

"Hei, bisa lebih lembut tidak? Aku malah seperti sampah kalau kau menarik ku seperti ini." Tiara meronta, di kira dia apa sampai Kenzo seenaknya menariknya.

"Jangan banyak bicara, ikuti saja!" Perkataan Kenzo terdengar makin dingin. Mau tidak mau Tiara pun mengikuti kemauannya. Mereka berdua pun terus melangkah pergi meninggalkan kelas menelusuri koridor yang lumayan jauh dari kelas mereka.

"UKS!"

Tiara kaget, rupanya tadi Kenzo sampai menariknya untuk mengajak dia ke UKS.

"Masuk!" Kenzo kembali memerintah. Setelah di dalam ruangan pun Kenzo masih menyuruh Tiara mengikuti nya lagi sampai mereka berada di depan sebuah ruangan yang berada di pojok ruangan UKS sekolah.

Kenzo mengeluarkan sebuah kunci, membuka pintu itu, lekas masuk dan mengajak Tiara masuk ke dalam sana.

"Kenapa masih diam?" Kenzo menatap Tiara heran. Apa wanita itu ingin dia kembali menariknya. "Jangan banyak tanya dan masuk saja!" ajaknya lagi, dia benar benar menarik tangan Tiara. Menuntun gadis itu agar duduk di ranjang kecil yang ada di dalam ruangan sana

"Hei apa yang ingin kau lakukan?"

Tiara sudah berjaga-jaga. Sepertinya kesalahan besar dia mengikuti Kenzo sampai ke sana. Di sana terlalu sepi dan hanya ada mereka berdua.

"Bersihkan pikiran kotor mu dan duduk saja."

Kenzo membiarkan Tiara duduk. Dia langsung keluar dari ruangan itu untuk mencari sesuatu.

"Akh, syukurlah. Ku kira dia akan macam macam." Tiara baru bisa bernafas lega. Dia langsung mengitari seluruh bagian ruangan yang di tempati nya.

"Apa begini UKS sekolah elit, bahkan di dalam ruangan ada ruangan lagi."

Tiara bergumam. Walau ruangan yang ia tempati begitu minimalis, tapi dia begitu nyaman berada di sana, bahkan ranjang yang sedang ia duduki lebih lembut dari ranjang tempat tidur nya di kampung. Sekarang dia bisa lebih rileks dari sebelumnya.

Kenzo kembali, langsung menyadarkan Tiara dan kembali duduk tegak untuk berjaga-jaga

"Nih, obati luka mu!"

Kenzo mengulurkan sebuah salep. Sebenarnya dia keluar berusaha mencari salep untuk memberikan itu pada Tiara.

"Jadi dia mengajak ku kesini untuk mengobati ku."

Tiara sesaat terdiam, apakah lelaki yang berdiri di hadapannya itu beneran Kenzo si cowok menyebalkan? "Kau tahu aku terluka?" dia refleks bertanya. Apakah benar lelaki itu sedang peduli padanya.

"Akh, kau bawel sekali."

Kenzo kesal, dari pada menerima salep itu tangannya malah kesemutan karena Tiara malah banyak tanya. "Kalau kau gak mau menerimanya aku buang saja." decak nya kembali bicara dengan begitu datar, masih memasang wajah tanpa ekspresi.

Tiara sampai tidak bisa menebak apa yang ada di pikiran lelaki itu. "Terima kasih." Dengan cepat dia mengambil salep itu, langsung mengoleskan nya pada tangan yang terluka. Walau menyebalkan, rupanya Kenzo masih punya hati untuk membantunya.

"Mundur!"

Kenzo tiba-tiba ikut duduk di ranjang kecil itu. Tidak ada tempat duduk lagi selain duduk dengan Tiara di ranjang yang sama. Tiara sampai kaget dan refleks memundurkan tubuhnya, sampai kini mereka sama-sama duduk di ranjang di bagian sudut yang berbeda.

"Jangan berpikir yang aneh aneh, hanya tempat ini yang paling nyaman dan aman. Kau tidak mau kan guru yang lain mengetahui kalau kita melanggar peraturan sekolah sampai di kelurahan dari kelas."

Kenzo langsung bicara berusaha menjelaskan. Dia bisa melihat dengan jelas kalau Tiara tidak nyaman saat dia ikut duduk di sana, tapi paksakan lah. Itu lebih baik dari pada mereka berdiri di luar ruangan kelas dengan waktu yang cukup lama.

"Sejak kapan kau mempedulikan pandangan guru. Mau di tegur seperti apapun kau tidak pernah menghiraukan mereka. Bahkan sekarang pun kau bisa tetap tinggal di kelas walau dengan mengenakan switer itu."

Tiara bicara. Heran karena Kenzo bertingkah tidak seperti biasanya. Apakah benar lelaki itu peduli padanya?

"Hei, kau pikir aku melakukan ini karena siapa hah? Kalau kau bisa berhati hati dan lebih waspada aku tidak akan kerepotan seperti ini, cupu."

Kenzo kelepasan. Bicara dengan setengah kesal karena wanita itu telah merepotkan nya. Iya, apa yang ia lakukan sekarang memang karena Tiara, dia merasa iba saat melihat ekspresi Tiara yang terlihat begitu frustasi karena tidak bisa mengikuti ujian.

Dia yang sudah terikat oleh sebuah pertunangan merasa tidak tega dan merasa punya tanggung jawab untuk membantunya. Bahkan dia sampai menggertak Bu guru agar Tiara bisa mengikuti ujian walau sedang dalam hukuman.

"Jadi maksudnya dia sedang peduli pada ku?"

Tiara hanya bisa bicara dalam hati. Bukannya terharu dia malah ingin ketawa. Si brandal sekolah rupanya tidak pandai berekspresi. Bukannya terlihat sedang membantu, kesannya dia malah terlihat seperti sedang menjajahnya. Bahkan lelaki itu sampai tidak bisa bilang kalau sedang membantunya.

"Terima kasih." Tiara kembali mengucapkan kata itu, tersenyum kecil seolah meledak ternyata seorang Kenzo bisa juga membantunya.

"Jangan terlalu percaya diri. Nih, kerjakan punya ku juga. Aku malas berpikir, makanya aku keluar kelas, biar kau yang mengerjakannya."

Kenzo merasa kecolongan. Dia kembali memasang wajah datar, mencari alasan. Langsung melempar lembaran kertas ujian itu di depan Tiara bersamaan dengan pensilnya.

"Jadi meski aku di keluarkan dari kelas aku masih bisa ikut ujian?"

Tiara sampai kegirangan, dia langsung mengambil lembaran kertas itu untuk memastikan. Padahal saat membaca peraturan sekolah tidak ada hal seperti ini, tapi sekarang dia benar benar bisa mengikuti ujian.

"Tadi seperti mau menangis, sekarang langsung kegirangan. Apa sesenang itu dia bisa ikut ujian?"

Kenzo hanya bisa memperhatikan Tiara, wanita penuh semangat itu kini kembali tergambar jelas di raut wajahnya. Sampai-sampai dia ingin kembali menyentil kening Tiara untuk menyadarkan nya.

"Hei! Jangan terlalu senang, walau kau masih bisa ikut ujian dan menjawab semua pertanyaan nya dengan benar, nilai mu tidak akan di sempurnakan."

Kenzo berusaha memberi tahu agar Tiara tidak terlalu kecewa dengan hasil penilainya nanti.

"Tidak apa-apa, ini lebih baik dari pada tidak ikut sama sekali. Terima kasih, switer."

Tiara tersenyum lebar, kali ini dia terharu. Dia balik sisi menyebalkan Kenzo rupanya lelaki itu masih punya rasa peduli padanya.

"Jangan terus berterima kasih dan kerjakan saja. Jangan lupa, nama switer tidak terdaftar di sekolah ini. Jadi kau harus memasukkan nama ku dengan baik."

Kenzo kembali bicara dengan begitu datar. Tiara sampai menahan tawa, lelaki itu benar benar menyembunyikan kepeduliannya dengan terus membentaknya.

"Iya, iya. Akan ku kerjakan sekarang."

Tiara langsung berbungkuk, menyimpan kertas ujian itu di tengah tengah mereka dan lekas mengerjakan nya.

"Jangan terlalu dekat dengan Jessica dan Alicia."

Kenzo kembali bersuara, lagi-lagi berbicara dengan kata yang tidak bisa di mengerti Tiara.

"Kenapa?"

Tiara bertanya di sela-sela mengisi ujiannya. Setelah di pikir-pikir, aneh juga tingkah mereka yang tiba-tiba mendekatinya.

"Bisa tidak kau lakukan saja dan jangan banyak tanya."

Kenzo enggan menjelaskan. Dia bukan tipe orang yang suka mencampuri urusan orang lain, dia hanya bisa menasehati Tiara karena dia tidak ingin kembali terseret dalam masalah tunangannya itu.

"Kenzo sampai bicara seperti itu, jangan jangan..."

"Apa kemungkinan mereka dalang di balik kejadian ini?" Tiara langsung menafsirkan, dia bukan gadis bodoh yang tidak menyadari situasi. Mendengar perkataan Kenzo membuatnya menyadari satu hal.

"Apa mereka sering melakukan hal yang sama pada murid yang lain?"

Tanya Tiara lagi, sepertinya prasangka nya itu benar karena Kenzo tidak menyangkalnya.

Dia jadi berpikir bagaimana cara membuktikan bahwa mereka lah pelakunya? bisakah dia membersihkan namanya? bisakah dia melaporkan mereka agar mereka mendapatkan hukuman?

"Switer, apa kau bisa membantu ku?" Tiara langsung memikirkan sebuah rencana.

"Jangan berpikir kau bisa melawan mereka."

Kenzo langsung menghempaskan semangat Tiara. Dia bisa langsung menebak pikiran gadis itu, apapun yang akan Tiara lakukan itu percuma, mereka terlalu licik untuk Tiara hadapi. Malah-malah, Tiara sendiri yang akan kena masalah sendiri.

"Iya, makanya aku minta bantuan mu. Aku tidak bisa melakukan ini sendiri." Tiara menimpali, kenapa tidak kalau belum di coba.

"Tidak." Kenzo menolak keras, dia sudah nyaman dengan hidupnya, dia tidak mau berurusan dengan hal-hal yang menjengkelkan.

"Ayolah Kenzo, bantu aku!" Tiara berusaha memohon, bahkan dia memanggil Kenzo dengan benar agar lelaki itu mau kerja sama dengan nya.

"Dasar merepotkan. Ada maunya saja kau memanggilku dengan benar. Dasar tidak tahu diri."

Kenzo mengumpat, namun di balik umpatan itu tidak ada kata penolakan, Tiara sampai menafsirkan kalau Kenzo mau membantunya.

"Jadi kau mau membantu?" Tiara berusaha memastikan lagi.

"Hemm." Mau tidak mau Kenzo akan membantu. Dan tentunya dengan syarat yang setimpal dengan tenaga yang akan ia berikan untuk Tiara.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

harus cerdik tiara

2022-08-11

0

Jumi Roh

Jumi Roh

lindungilah tunanganmu Kenzo

2022-08-10

0

azril arviansyah

azril arviansyah

lanjutkan thor upnya

2022-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 Aku tidak ingin jadi benalu.
2 Hari pertama di sekolah.
3 Brandal sekolah.
4 Trisakti sekolah.
5 Perjodohan
6 Ci Cupu VS Si Switer
7 Gara-gara sebuah switer.
8 Hanya Membantu
9 Malam pertemuan.
10 Rahasiakan!
11 Bagai hubungan gelap.
12 Kau membuat ku frustasi
13 Aku akan berhati-hati.
14 Sudah jatuh tertimpa tangga, pula.
15 Kau peduli pada ku?
16 Aku harus menjauhinya.
17 Ini lebih menyakitkan.
18 kali ini saja aku menginginkan kasih sayang.
19 Pilihan.
20 Kau memilih ku?
21 Keputusan yang gegabah
22 Harus lebih percaya diri
23 Aku nyaman di sampingnya.
24 Kau, datang?
25 Apa kau baik-baik saja?
26 Debaran apa ini?
27 Masalah sekolah.
28 Mengabaikan Shasa
29 Bantulah aku!
30 Tragedi yang begitu tiba-tiba.
31 Kekhawatiran Kenzo.
32 Amarah Kenzo.
33 Maafkan aku, Kenzo.
34 Aku menunggumu.
35 Hukuman.
36 Masalah akan terus menghampiri.
37 Menikah muda.
38 Apa yang kau lakukan?
39 Jangan emosi.
40 Masalah apa lagi ini?
41 Ciuman pertama yang begitu dramatis.
42 Hukuman di balas hukuman.
43 Sogokan keras.
44 Aku menyukainya nya.
45 Mengikuti kemauan paman.
46 Kita kena masalah.
47 Siapa dia?
48 Ada-ada saja tingkah nya.
49 Sengaja mengalah.
50 Senjata makan tuan.
51 Dua bodyguard?
52 Harus menginap di villa
53 Terlalu fokus menyiapkan perlombaan.
54 Pernikahan yang tak di restui.
55 Aku hanya tidak ingin kau terluka.
56 Pernikahan yang begitu dramatis.
57 Peran seorang istri.
58 Aku akan menjaga hubungan ini.
59 Perjalanan yang begitu melelahkan.
60 Hari pertama di luar kota.
61 Sebuah rencana.
62 Keadaan yang begitu canggung.
63 Aku memukulnya.
64 Siapa Azzura Fellysa?
65 Dia tidak punya mantan.
66 Aku mencintaimu.
67 Ada yang janggal.
68 Kenzo adalah milik ku.
69 Pil kontrasepsi.
70 Kenapa ada dia?
71 Kau ada di pihak siapa?
72 Hilang kesadaran.
73 Efek obat yang sangat menyiksa.
74 Akan membalas dengan setimpal.
75 Menolong Mario.
76 Terbalaskan.
77 Khawatir.
78 Akan berusaha membantu Daddy.
79 Perubahan Shasa.
80 Camping Sekolah.
81 Tiba-tiba di panggil guru BK.
82 Gara-gara camping.
83 Ingin menyendiri.
84 Jangan membuat ku kecewa.
85 Tiara Lestari Wijaya
86 Karena dia suami ku.
87 Get married first fast later.
88 Di tantang bermain basket.
89 Everything for you.
90 Jangan galak-galak.
91 Unlimited
92 all day in the room
93 Calon tunangan yang tidak jadi.
94 Belikan aku es krim.
95 Chelsea menginap di rumah kediaman Wijaya.
96 Adik ipar.
97 Pulang ke rumah.
98 Gara-gara switer couple.
99 Do not leave me!
100 Bantulah aku!
101 Sesi latihan yang meresahkan.
102 Maaf!
103 Epic Comeback
104 Ada apa dengan, Shasa?
105 Sebuah prank
106 Hal yang tidak terduga.
107 Terimalah akibatnya.
108 Dendam baru tentang masa lalu.
109 Cerita masa lalu
110 Menghadiri rapat terbuka.
111 Demi personal kerja
112 Ada apa ini?
113 Tragedi basement.
114 Transfusi darah.
115 Amnesia.
116 Kau suamiku?
117 Maaf telah melupakan semuanya.
118 Sudah di perbolehkan pulang.
119 Ayo mulai dari awal.
120 Kembali bersekolah.
121 Mengingat sesuatu.
122 Guru baru.
123 Kecurigaan.
124 Hati-hati.
125 Di Sandra
126 Ada orang yang menunggu ku.
127 Penyempurna hidup ku
128 Awal sebuah perubahan.
129 we are family.
130 Pemilihan Trisakti angkatan baru.
131 Taruhan.
132 Simbolis Trisakti.
133 Semuanya milik mu.
134 Brandal kota VS Preman kampung.
135 Surat nikah.
136 Mengharapkan Restu.
137 Visual
138 Pemberitahuan release season dua.
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Aku tidak ingin jadi benalu.
2
Hari pertama di sekolah.
3
Brandal sekolah.
4
Trisakti sekolah.
5
Perjodohan
6
Ci Cupu VS Si Switer
7
Gara-gara sebuah switer.
8
Hanya Membantu
9
Malam pertemuan.
10
Rahasiakan!
11
Bagai hubungan gelap.
12
Kau membuat ku frustasi
13
Aku akan berhati-hati.
14
Sudah jatuh tertimpa tangga, pula.
15
Kau peduli pada ku?
16
Aku harus menjauhinya.
17
Ini lebih menyakitkan.
18
kali ini saja aku menginginkan kasih sayang.
19
Pilihan.
20
Kau memilih ku?
21
Keputusan yang gegabah
22
Harus lebih percaya diri
23
Aku nyaman di sampingnya.
24
Kau, datang?
25
Apa kau baik-baik saja?
26
Debaran apa ini?
27
Masalah sekolah.
28
Mengabaikan Shasa
29
Bantulah aku!
30
Tragedi yang begitu tiba-tiba.
31
Kekhawatiran Kenzo.
32
Amarah Kenzo.
33
Maafkan aku, Kenzo.
34
Aku menunggumu.
35
Hukuman.
36
Masalah akan terus menghampiri.
37
Menikah muda.
38
Apa yang kau lakukan?
39
Jangan emosi.
40
Masalah apa lagi ini?
41
Ciuman pertama yang begitu dramatis.
42
Hukuman di balas hukuman.
43
Sogokan keras.
44
Aku menyukainya nya.
45
Mengikuti kemauan paman.
46
Kita kena masalah.
47
Siapa dia?
48
Ada-ada saja tingkah nya.
49
Sengaja mengalah.
50
Senjata makan tuan.
51
Dua bodyguard?
52
Harus menginap di villa
53
Terlalu fokus menyiapkan perlombaan.
54
Pernikahan yang tak di restui.
55
Aku hanya tidak ingin kau terluka.
56
Pernikahan yang begitu dramatis.
57
Peran seorang istri.
58
Aku akan menjaga hubungan ini.
59
Perjalanan yang begitu melelahkan.
60
Hari pertama di luar kota.
61
Sebuah rencana.
62
Keadaan yang begitu canggung.
63
Aku memukulnya.
64
Siapa Azzura Fellysa?
65
Dia tidak punya mantan.
66
Aku mencintaimu.
67
Ada yang janggal.
68
Kenzo adalah milik ku.
69
Pil kontrasepsi.
70
Kenapa ada dia?
71
Kau ada di pihak siapa?
72
Hilang kesadaran.
73
Efek obat yang sangat menyiksa.
74
Akan membalas dengan setimpal.
75
Menolong Mario.
76
Terbalaskan.
77
Khawatir.
78
Akan berusaha membantu Daddy.
79
Perubahan Shasa.
80
Camping Sekolah.
81
Tiba-tiba di panggil guru BK.
82
Gara-gara camping.
83
Ingin menyendiri.
84
Jangan membuat ku kecewa.
85
Tiara Lestari Wijaya
86
Karena dia suami ku.
87
Get married first fast later.
88
Di tantang bermain basket.
89
Everything for you.
90
Jangan galak-galak.
91
Unlimited
92
all day in the room
93
Calon tunangan yang tidak jadi.
94
Belikan aku es krim.
95
Chelsea menginap di rumah kediaman Wijaya.
96
Adik ipar.
97
Pulang ke rumah.
98
Gara-gara switer couple.
99
Do not leave me!
100
Bantulah aku!
101
Sesi latihan yang meresahkan.
102
Maaf!
103
Epic Comeback
104
Ada apa dengan, Shasa?
105
Sebuah prank
106
Hal yang tidak terduga.
107
Terimalah akibatnya.
108
Dendam baru tentang masa lalu.
109
Cerita masa lalu
110
Menghadiri rapat terbuka.
111
Demi personal kerja
112
Ada apa ini?
113
Tragedi basement.
114
Transfusi darah.
115
Amnesia.
116
Kau suamiku?
117
Maaf telah melupakan semuanya.
118
Sudah di perbolehkan pulang.
119
Ayo mulai dari awal.
120
Kembali bersekolah.
121
Mengingat sesuatu.
122
Guru baru.
123
Kecurigaan.
124
Hati-hati.
125
Di Sandra
126
Ada orang yang menunggu ku.
127
Penyempurna hidup ku
128
Awal sebuah perubahan.
129
we are family.
130
Pemilihan Trisakti angkatan baru.
131
Taruhan.
132
Simbolis Trisakti.
133
Semuanya milik mu.
134
Brandal kota VS Preman kampung.
135
Surat nikah.
136
Mengharapkan Restu.
137
Visual
138
Pemberitahuan release season dua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!