Berbeda.

Jean benar- benar berubah sejak kunjungan itu. Ia sekarang lebih rajin belajar, tidak banyak memerintah, dan semakin jarang dugem. Sepintas Jessi senang pada perubahan baik putranya yang mulai tak pernah lagi membuatnya dapat panggilan dari sang wali kelas. Nilai ulangan Jean juga naik drastis.

Tapi Jean semakin jauh darinya.

Tidak butuh lama bagi Jessi untuk mendapat informasi dari orang suruhannya tentang ayah mertua dan gadis cantik yang ditemui oleh sang putra hari itu. Jessi segera memerintah orang- orangnya untuk melenyapkan gadis yang sudah berani merebut hati putra dari dirinya.

" Singkirkan gadis itu dan hilangkan jejak! " titahnya ditelfon.

" Baik nyonya! " jawab mantap dari sebrang.

Jessi menyeringai geram." Bagaimana bisa seorang perawat biasa dipanti Werdha dapat mengalihkan dunia putraku! Tidak!!! Tujuanku sudah jelas, dari awal sudah banyak yang kulakukan untuk merebut posisi ini, bagaimana bisa ada orang lain mengacaukannya. Kau sudah salah bermain mata dengan putra Jessika Devila gadis kecil! Dan kau bangkot! tunggu akan kukirim lagi racun untuk melenyapkan mu! " Ujar Jessi dengan muka merah.

" Tenanglah cantik...Jangan sampai darahmu naik lagi! Serahkan saja pada orang suruhan kita dan marilah bersenang- senang. "Ajak seorang pria matang dengan berbisik, tangan nakalnya mulai menyusup kedalam piyama tidur Jessi, memainkan gundukannya dan menjilati leher Jessi.

" Aughhh...Suara perak Jessi mulai terdengar diruangan temaram itu.😂

" Sayang...Kalau tidak ada dirimu...mana mungkin aku kuat menyandang status istri tak dianggap oleh situa itu! " Ucap Jessi mulai melorot keatas tempat tidur king Size villa tersembunyi Milik pria ini.

Sang pria menindihnya dan mulai memberikan serangan yang bertubi. Jessipun membalas bak penari ular yang meliuk- liuk. Pergulatan panas yang terlarang kembali terjadi di villa itu. Itulah yang dilakukan oleh Jessi setiap kali tuan Fredy melakukan perjalanan bisnis. Wanita itu tidak merasa berdosa sedikitpun dengan alasan suaminya tak pernah mendatangi ranjangnya.

Sejak kematian istri pertamanya, pria yang sudah susah payah Jessi perjuangkan malah mengasingkannya kerumah dibelakang.

" Aku tak bisa menerimamu serumah dengan kami, tapi kau bebas kerumah ini untuk melihat anak. " Ucap pria itu dingin.

" Tapi aku butuh kehangatanmu Fredy! " bentak Jessi tak mau diperlakukan begitu. Ia menarik suaminya dan menggodanya, tapi berkali ia coba, tak pernah berhasil, hanya tetap kembali ke cara pertama, bila ia merindukan pria itu, memberinya obat perangsang. Selalu begitu, hingga akhirnya Jessi bosan dan mulai mencari kehangatan lain yang ternyata tidak sulit ia dapatkan disekitarnya.

Perbuatan yang melanggar hati nurani itu pantang dicoba sekali, jika sudah sekali maka akan datang kali kedua, jika sudah begitu akan berketerusan dan jadi kabiasaan.

***

Kakek Tiono tercengang, ketika seorang gadis culun dengan kulit gelap mendatanginya dipagi buta. " Kita lanjut latihan kan kek? Bisik gadis itu.

" Sonia....Kakek Tiono mengerjap tak percaya dengan tampilan berbeda Sonia. Tapi orang tua itu menahan suaranya agar tidak menjerit, karna Sonia pasti punya alasan dengan gaya barunya.

Tiono mengangguk untuk segera melanjutkan rutinitas mingguan mereka.

Dengan senang hati seperti biasa, Sonia mendorong sang kakek.

" Bukankah kakek tak suka tuan muda kedua menatap kagum padaku? Jadi kuputuskan agar tampak jelek supaya ia tidak menemukan gadis cantiknya lagi dipanti ini. " Ucap Sonia dengan berbisik.

" Jadi dengan begitu kita tidak akan sering bertemu lagi? " tanya kakek khawatir.

" Akan bertemu setiap hari lho kek..tapi mulai hari ini Sonia jadi Mimi, pelayan baru kakek, sedang gadis cantik itu sudah kembali kekeluarganya. " Jelas Sonia sembari tersenyum manis.

Ya , sekarang Sonia tidak cantik lagi, karna ia menggelapkan wajah dan sebagian kulit tubuhnya dengan make up, tapi kalau gigi

putihnya tidak diganggu gugat, ia hanya ingin jadi Mimi seorang Neny biasa, tidak Sudi seperti Bety lavea.

" Sayang...tapi Mimi terlihat manis, nanti Jean malah jadi suka yang manis. " Ujar kakek Tiono ragu.

Sonia lalu mengeluarkan kacamata dari saku celana training ya." Kalau begini apa kira- kira ia masih akan suka. " tanya Sonia sembari menggoda kakek dengan menaik turunkan alisnya.

Tiono tergelak, hingga pipi putih keriputnya bergoyang - goyang. Sebenarnya untuk kakek Sonia pernah menawarkan creamnya, tapi kakek menolak dengan alasan takut ketampanannya kembali dan Sonia malah lebih sibuk memandanginya ketimbang berlatih. Sonia kalah lagi dengan sang kakek, apalagi mengingat kakek berpura- pura lemah, ia tak mau mengacaukan penyamaran sang kakek.

Seperti Sonia, kakek juga tidak mau mengacaukan penyamaran Sonia.

Tiono melompat kearena setelah mengambil tongkat dan mulai menyerang Sonia. Sonia dengan cepat meraih tongkatnya dan menangkis serangan kakek. Setelah bertarung sengit kakekpun menyingkir. Duduk lemas dikursi rodanya.

" Baiklah, kakek mengaku kalah...kalau ternyata ia masih jatuh cinta padamu dengan wajah baru ini, berarti cintanya tulus! Mimi boleh mempertimbangkan kalau memang menaruh hati juga." Ucapnya dengan nafas yang sedikit sesak.

Sonia membukakan air mineral dan menyerahkan pada kakek.

" Kalau begitu kakek bakal patah hati dong.." Goda Sonia manja sembari mengusap keringat kakek, setelah kakek menghabiskan minumnya.

" Sepertinya tempat latihan akan berpindah kek, mimi akan mengatur tempat yang baru. " Bisik Sonia.

Tiono mengacungkan jempolnya tanda setuju.

Boy geleng- geleng kepala melihat penampilan baru adik yang sebaya putranya itu. Sejak tidak satu sekolahan dengan Twins Boy, Sonia merasa bebas dari pengawasan kedua ponakannya, tapi tidak dengan abangnya, Sonia tahu dimana saja Boy menaruh kamera pengintainya dan juga siapa orang- orangnya. Untuk kamera pengintai Sonia tidak berniat menyingkirkannya, jika itu letaknya bisa ditoleransi, karna ia tahu hanya dengan itu abangnya bisa melepas rindu padanya kemanapun Boy melakukan perjalan bisnis. Ia tahu abangnya sangat sibuk dengan tripel profesi. Bahkan terkadang Sonia sengaja berlagak didepan kamera tersembunyi yang diselipkan abangnya.

" Umi...Sonia bakal balik kerumah dan berkumpul dengan keluarga. Tapi akan ada teman Sonia yang bernama Mimi yang gantiin Sonia, ia butuh pekerjaan untuk meneruskan sekolahnya, Sonia menerimanya bekerja disini dan memberikan kamar Nia untuknya. Tolong perlakukan sama seperti Sonia. " Pinta Sonia pada umi Rahma.

Rahma memeluk Sonia sembari menangis. " Memang tempat ini tak layak untuk seorang putri sepertimu sayang... Tapi warga panti sudah jatuh hati padamu, sejak ada Sonia tak pernah ada lagi keluhan dari mereka. Apa temanmu bisa seperti itu? " tanya Umi dengan wajah memelas.

" Teman Sonia sama mi...Ia bahkan lebih care dari Nia, tapi ia tidak akan jadi idola karna kecantikannya, ia pelan- pelan akan

jadi ratu dihati para lansia dan anak yatim piatu dengan kebaikannya. " Jawab

Sonia dengan wajah berbinar.

" Baiklah..." Jawab lemas umi, karna berat berpisah dengan Sonia. Setelah saling peluk Soniapun berjalan keluar dengan diantar umi dan OB.

" Sonia tunggu!!! " pekik Cery dihalaman, melihat temannya ingin pergi dengan dijemput mobil.

." Sore akan datang teman baru kesini, kalian berteman baik ya." Balasnya dengan menyentuh pundak Cery. Sonia bergegas pergi dengan mengabaikan airmata Cery yang bercucuran.

Dering Telfon Jessi mengejutkannya yang sedang asik bergumul dengan kekasih gelapnya. Selama sebulan ini ia makin rajin berkencan. Apalagi suami diatas kertasnya sering keluar negri.

" Ada apa? tanyanya gusar telah merasa terganggu, ia tidak sempat melihat kontak sebelum menyambungkan telfon.

" Gadis itu sudah kembali dan dijemput oleh mobil mewah nona, ternyata ia putri pemilik panti. Sekarang yang merawat tuan besar gadis yang berbeda, gadis culun yang Kumal, baru tiba sore ini dengan bersepeda." Jelas suara dari sebrang.

" Pemilik panti? Jessi terbelalak mengingat pemilik panti adalah konglomerat no satu dinegri ini, yang sudah meninggal setahun silam.

" Oh...sudah...besok kutelfon lagi. " Jawab lesu Jessi.

Jessi menepuk jidatnya.

" Ada apa sayang? " Tanya pria selingkuhan Jessi.

" Ternyata Jean tidak salah menyantoli gadis itu, tapi sekarang gadisnya sudah kembali ke istana, akan sulit menembus dinding istana dengan ratusan pengawal dan sekelompok prajurit dibalik layar. Apalagi mereka orang - orang Siak, tidak akan mudah bagi keluarga sekuler macam kita bergaul dengan mereka, kalau gadis itu masih diluar bisa diupayakan membuatnya jatuh cinta hingga keluarganya terpaksa menerima Jean. " Ucap Jessi dengan nada sesal.

" Bukankah semula sayangku ingin melenyapkan gadis itu ? " Goda sang kekasih mulai lagi menggerayangi Jesi.

" Mana kutahu ada berlian dalam lumpur hitam. " balas Jessi mengernyit.

" Adalah.. kan ada ular berbisa bersembunyi dibalik karpet tuan Permana. " Bisik pria itu dikuping Jessi.

Jessi balas mencubit pinggang pria itu.

Aksi cubit- cubitan berlanjut dengan capit Capitan dan berakhir dengan himpit himpitan. Tanpa mereka sadari ada seorang pria muda yang menguntit perjalanan mereka menuju tempat laknat ini.

Pria itu berjalan gontai menuju motornya, hatinya yang sudah patah makin hancur hari ini.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Adhelin Kaifuan

Adhelin Kaifuan

Lanjutkan thor💪💪💪👍👌💪👍Yg semangat ya thor👌👍👍👍💪👌💪👍💪👌💪👍💪👌💪💪👌

2022-03-10

8

cinday

cinday

lanjuttt

2022-03-10

4

cinday

cinday

pasti jean nih yg liat

2022-03-10

1

lihat semua
Episodes
1 Tangis di Dalam
2 Bagi Warisan
3 Rumah Baru Sibandel
4 Kehidupan Baru.
5 Idola Para Bayi Besar.
6 Sandiwara Kursi Roda.
7 Kunjungan.
8 Gejolak Jiwa Remaja
9 Berbeda.
10 Flash back On.
11 Flasch Back OF
12 Aku datang Untuk Membawamu Pergi.
13 Mungkinkah?
14 Selagi masih Ada Nyawa.
15 SPP
16 Kapan Berjumpa Lagi?
17 Perempuan Bertopeng Biru
18 Musuh Lama.
19 Kurang Enak Badan.
20 Aku hanya membela diri.
21 Rindu
22 Ternyata Canggung Juga
23 Kunci Pintunya!
24 Marah
25 Curiga.
26 Tak ada Kamar Kosong.
27 Masih Tak Percaya
28 Terlalu Cepat.
29 Masih Kuat
30 Serangan
31 Secepat itu???
32 Makan Malam
33 Bertemu
34 Sahur Pertama
35 Kotak Ajaib
36 Sama-Sama Sibuk.
37 Kamu???
38 Kapan Ganti?
39 Berbagi Makanan.
40 Sudah mulai panggil dia ya?
41 Masak Ngak?
42 Berpayungkan Langit.
43 Bonus.
44 Reunian
45 Saatnya Tiba
46 Selesaikan Dulu.
47 Empat Sekawan.
48 Berharap Yang Lain.
49 Seperti Adam dan Hawa.
50 Orang Sekarang Mana Bisa Begitu.
51 Dipingit
52 Pendidikan Pra nikah
53 Nanggung.
54 1000 Dinar Saja
55 Cinta dan Luka
56 Restu seperti Ini.
57 Harus Mampu
58 Berunding.
59 Akhirnya Syah.
60 Sabar Sehari Lagi.
61 Tidak ada tatapan Sinis
62 Aduuuh.. Enaknya diculik Wanita cantik!
63 Selalu Ada Alasan
64 Satu Atap
65 Menguji sekali lagi.
66 Jamaah Pertama.
67 Luka Psikis.
68 Panggilan Sayang
69 Nia...
70 Janji yang Terucap.
71 Senyum itu
72 Harus Pakai Masker.
73 Tidak Salah.
74 Nostalgia
75 Masih???
76 Kalkulasi Cinta.
77 Bayangnya Bisa keMana- mana.
78 Mana Dia?
79 Siapapun tak Boleh mengusik Kesayanganku.
80 Bayangan.
81 Jangan bandel!
82 Ibu Sejati.
83 Terlalu Bersemangat.
84 Andai Saja..
85 Pencurikah?
86 Semoga Bukan .
87 Keluarga Lebih Utama.
88 Berita Pagi Ini
89 Tidak dapat lagi menahan untuk tidak membalas kesakitan itu.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Tangis di Dalam
2
Bagi Warisan
3
Rumah Baru Sibandel
4
Kehidupan Baru.
5
Idola Para Bayi Besar.
6
Sandiwara Kursi Roda.
7
Kunjungan.
8
Gejolak Jiwa Remaja
9
Berbeda.
10
Flash back On.
11
Flasch Back OF
12
Aku datang Untuk Membawamu Pergi.
13
Mungkinkah?
14
Selagi masih Ada Nyawa.
15
SPP
16
Kapan Berjumpa Lagi?
17
Perempuan Bertopeng Biru
18
Musuh Lama.
19
Kurang Enak Badan.
20
Aku hanya membela diri.
21
Rindu
22
Ternyata Canggung Juga
23
Kunci Pintunya!
24
Marah
25
Curiga.
26
Tak ada Kamar Kosong.
27
Masih Tak Percaya
28
Terlalu Cepat.
29
Masih Kuat
30
Serangan
31
Secepat itu???
32
Makan Malam
33
Bertemu
34
Sahur Pertama
35
Kotak Ajaib
36
Sama-Sama Sibuk.
37
Kamu???
38
Kapan Ganti?
39
Berbagi Makanan.
40
Sudah mulai panggil dia ya?
41
Masak Ngak?
42
Berpayungkan Langit.
43
Bonus.
44
Reunian
45
Saatnya Tiba
46
Selesaikan Dulu.
47
Empat Sekawan.
48
Berharap Yang Lain.
49
Seperti Adam dan Hawa.
50
Orang Sekarang Mana Bisa Begitu.
51
Dipingit
52
Pendidikan Pra nikah
53
Nanggung.
54
1000 Dinar Saja
55
Cinta dan Luka
56
Restu seperti Ini.
57
Harus Mampu
58
Berunding.
59
Akhirnya Syah.
60
Sabar Sehari Lagi.
61
Tidak ada tatapan Sinis
62
Aduuuh.. Enaknya diculik Wanita cantik!
63
Selalu Ada Alasan
64
Satu Atap
65
Menguji sekali lagi.
66
Jamaah Pertama.
67
Luka Psikis.
68
Panggilan Sayang
69
Nia...
70
Janji yang Terucap.
71
Senyum itu
72
Harus Pakai Masker.
73
Tidak Salah.
74
Nostalgia
75
Masih???
76
Kalkulasi Cinta.
77
Bayangnya Bisa keMana- mana.
78
Mana Dia?
79
Siapapun tak Boleh mengusik Kesayanganku.
80
Bayangan.
81
Jangan bandel!
82
Ibu Sejati.
83
Terlalu Bersemangat.
84
Andai Saja..
85
Pencurikah?
86
Semoga Bukan .
87
Keluarga Lebih Utama.
88
Berita Pagi Ini
89
Tidak dapat lagi menahan untuk tidak membalas kesakitan itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!