Bahar, Bahri dan Om Wendy sudah duduk dimeja makan bersama beberapa pegawai diruang makan pegawai. Om Wendy yang sudah lapar segera mulai makan dengan lahap. Sedang Twins Boys masih celingak- celinguk mencari keberadaan Sonia.
" Ngak usah ragu, disini makanannya terjamin higienis kok tuan muda. " Ujar Seorang gadis sebaya dengan Twins Boy, melihat keduanya nampak ragu memulai makan.
" Ngak usah panggil tuan muda! Kita kayaknya sebaya, kamu panggil saya Bahar dan adik saya Bahri, boleh panggil kang mas untuk yang dianggap paling menarik diantara kami. " Ujar Bahar centil dengan menaik turunkan alisnya.
" Kang Mas...Ihh jadul bangat bang..." protes Bahri dengan berbisik. Yang langsung dapat hukuman capit kaki dibawah meja oleh sang Abang.
" Namaku Cery...Apa ngak masalah panggil nama dengan tuan berdua? " tanya ragu Cery sembari memandang ibu Muda yang sedang sibuk menghidang.
" Yang ditanya kami kok yang dipandang ibu, manis? " tanya goda Bahri merasa lucu dengan eskspresi Cery.
Gadis itu menunduk malu, sedang ibunya
menggeleng .
Uhuuk...Uhuuk...Om Wendy tersedak mendengar kedua tuan mudanya bergotong -royong merayu seorang gadis kecil.
Bahri dengan cepat mengulurkan segelas
air untuk sopirnya.
Sedang Bahar mengusap- usap pundak Om Wendi.
" Keduanya sama- sama santun pada yang lebih tua, tanpa memandang status sosial." Batin Cery mengagumi Sikembar. Iapun mulai mencoba curi pandang.
" Bukan ibu yang memutuskannya Cery! kami yang meminta ingin berteman denganmu! " Ujar Bahar. Ia tahu anak dan ibu itu khawatir dan takut dianggap bersikap sok akrap pada mereka yang punya kuasa.
Sonia yang lewat dengan membawa mempan makanan menatap tajam pada kedua ponakannya." Jangan menggoda gadis ketika makan! kalau mau berteman
dengan Cery sering main kesini, bantu Cery dan ibu mengurus ruang makan. " Ujar Sonia sebelum berlalu.
Kedua ponakan tampan Sonia tertunduk malu dapat Omelan singkat sang mimi.
Merekapun mengalihkan perhatian dengan mulai makan . Setelah mencicipi sesuap dan rasanya cocok, mereka mulai menikmati makanan yang terhidang dengan lahap. Toh mereka lihat yang jadi koki dan pelayan disini orang muda, cantik dan tampan, merekapun melupakan bayangan tentang nenek dan kakek tua, fokus memandang wajah imut Cery, tak peduli gadis itu Kikuk ditatapi oleh mereka.
Sedangkan Sonia membawa mempan menuju kamar kakek Tiono. " Boleh masuk kakek? " ucapnya lembut setelah netranya menemukan kakek yang sedang
termenung diatas kursi roda, menatap kearah jendela kaca.
Orang tua itu sepertinya enggan bicara, ia
mengangguk saja, setelah mengedarkan pandangannya kearah pintu masuk.
Mendapat persetujuan dengan anggukan, Soniapun maju kedalam kamar. Lalu meletakkan nampan dinakas.
Hidangan khusus untuk lansia diatur baik oleh para Koki panti ini. Itu berbeda dengan masakan untuk para pegawai panti. Termasuk jenis lauk, sayur maupun tingkat kepedasan sambal.
Sonia sudah membawakan sepiring nasi dengan ikan bawal bakar, sambal tomat Capcay, sayur bayam bening, segelas Susu dan air putih.
Untuk yang menderita sakit tertentu, menunya diatur dibawah pengawasan dokter panti.
" Kita makan ya kek...Sonia yang suapin kakek! Rugi dong ngak mau makan dari tangan gadis secantik Nia. " Bujuk Sonia
dengan bahasa sarkasnya. Iapun menarik kursi roda sang kakek kedekat tempat tidur. Nia duduk cantik ditempat tidur, siap menyendok untuk kakek Tio.
Pria sipit berusia kepala tujuh itu tersenyum, lalu menatap Sonia lekat.
" Sonia...Selain cantik, adik gadis yang hangat dan agresif. Tak ada orang sepertimu dikeluarga kakek. " Ucap kakek Tiono tak sengaja curhat.
" Kalau begitu anggap Nia bagian dari keluarga, jadi lengkap keluarga kakek. Ada yang kaku dan ada yang cerewet dan hangat sepertiku. " Jawab Sonia santai dan mulai menyuapi Tiono.
" Rasanya makin berlipat- lipat enak ketika Sonia yang nyuapi kan kek?
tanya sarkas Sonia.
He...He...tentu! Kan tangan bidadari kecil! " Kakek Tiono tak mau kalah lebai.
Tanpa disadari sang kakek, acara mogok makannya sudah dihancurkan oleh Sonia. Pria tua mantan CEO Permana JYG itu makan lahap sembari ngobrol ringan dengan Sonia.
Melupakan sejenak kekecewaannya pada anak dan cucu termudanya yang sudah lama tak berkunjung. Menghabiskan makanannya dengan senang.
" Apa Sonia mau dijodohkan dengan cucuku? " tanya Tiono usai makan, teringat cucu pertamanya dinegara asalnya.
" Mhem....Tapi kayaknya Nia lebih senang pacaran sama kakek ketimbang cucu kakek dech. He...He..." Ucap Sonia sembarangan.
" Maksudnya Nia masih kecil, belum boleh mikirin pacar kek, masih sekolah. " ralat Sonia.
" Makanya jangan nakal...ngaku kecil berani PHPin orang tua yang tinggal nunggu waktu Qoit." Ujar Tiono berpura cemberut.
" Nia ngak suka dibilang nakal kek, kalau bandel tak apa..." Rengek Sonia.
Tiono mengusap kepala Sonia.
He...He .." Gadis jujur! Andai masih muda, pasti memilih Nia jadi partner terbaik. Sekarang coba jelaskan kakek bedanya nakal dengan bandel " pintanya dengan wajah berbinar.
" Menurut Nia gadis nakal itu penggoda ******, agresif persi negatif. Sedangkan gadis bandel gadis yang aktif, kuat, tegas, semangat, agresif dalam segala hal positif. " Jawab Yakin Sonia.
" Baiklah...kakek setuju denganmu cucu! " Ujar senang Tiono.
" Kalau begitu mulai sekarang kita temanan dong...Ngak ada lagi kesedihan ya kek..soalnya mulai hari ini gadis kecilmu tinggal dipanti! " Seru Sonia sembari mengulurkan kelingkingnya.
" Benarkah? tidak sekedar berkunjung seperti kemarin- kemarin? " Tanya Ecxited Tiono.
Kemudian ia mengeluarkan kelingkingnya yang sudah mengerut dan membungkuk, untuk disatukan dengan kelingking Sonia." Tidak menyesal bakal memandang wajah keriput siang malam? " Tanya godanya lagi.
Sonia tersenyum sembari mengecup tangan sang kakek yang masih dalam genggamannya.
" Mau membangkitkan jiwa muda para lansia dengan memancarkan Aura muda mempesonaku. " Sarkas Sonia.
Kakek Tiono terkikik geli. Mata sipitnya sampai berair menatap gadis kecil nancetil itu. Sedang Sonia tersenyum senang, misinya menghentikan mogok makan kakek telah sukses.
Sonia segera menekan Interkom. " Sepertinya kakek siap untuk tidur siang! " titahnya setelah telfon tersambung.
" Ok' Nona! " Jawab perawat kakek Tiono.
Sonia kemudian menyuguhkan segelas susu untuk Tiono. Tiono minum dengan patuh, lalu pintu didorong dari luar. Dua Care Worker pria datang dan segera menghampiri kakek Tiono.
Melihat mangkok dan gelas kosong, mereka menatap kagum pada Sonia.
" Aku mau pipis dulu sebelum Tidur siang...Gadis kecil ini sudah membuatku kebelet. " Ringis Tiono menahan sesak.
Sonia membawa isi mempan yang sudah kosong. Lalu tersenyum centil pada sang kakek sebelum bergegas keluar.
⬛⬛⬛
Sementara Dikota B, negara T, Seorang anak remaja pria mengeram kesal karna mendapat berita dari Asistennya kalau
kakeknya ternyata dititip dipanti Jompo.
Brakk!!! Meja belajarnya digebrak dengan keras, hingga tangannya sampai berdarah. " Kenapa papi makin hari makin patuh sama wanita iblis itu!!! " Teriaknya menggema diruangan.
" Sabarlah tuan muda...Kudengar dari tuan Fe, panti Itu sangat bagus, walau pemilik yayasannya sudah meninggal, tapi panti tetap terkelola dengan baik, Ada anak lelaki pemilik yang melanjutkan pengaturan kelancaran operasional panti. Koko pasti lebih baik disitu daripada dirumah utama selalu disuguhi terus minuman berbahaya oleh iblis betina itu." Jelas bujuk Pria setengah baya itu dengan sabar, lalu mengambil kotak obat, untuk mengobati tangan tuan mudanya.
Ughh.... dengus pria itu masih kesal, tidak peduli rasa sakit yang ia buat ditangannya.
Berulang kali ia menarik nafas berat
" Aku malu paman...Kakekku berjuang mengumpulkan harta itu, tapi mereka bersenang
dengan hasil perjuangan kakek, lalu membuang kakek kepanti Jompo setelah
tidak berdaya lagi. " Ujar remaja tampan itu masih dengan dada turun naik menahan kesal.
" Papimu memintamu lebih giat lagi belajar baik disekolah maupun latihan Frem, Ia tidak akan mau Adik tirimu yang akan menggantikannya kelak. Bersiaplah untuk menjadi President direktur yang tangguh, Soal Koko, paman rasa lebih aman dipanti. " Bujuk Sam Tanoe.
" Baik paman!!! Aku akan bersiap untuk hari itu, dimana aku bisa menyingkap rahasia kepergian Mommyku, menepak perempuan iblis itu dari kehidupan papi." Ujarnya dengan tangan mengepal, muka merah dan kilatan mata berapi.
Rasa sakit ditangannya tak terasa, yang ada hanya rasa sakit dihatinya.
" Aku akan mulai dengan kehidupan baru! " Tekad kerasnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
wonder mom
whoalah...dingin krn sesuatu ta. y mendingan nia. stubborn tp full kasih sayang
2024-03-31
0
Beautiful writer
lanju
2022-05-12
4
Nadia Afriza
lanjud gold
2022-04-26
3