Sonia tidak melupakan janjinya untuk belajar dengan baik disekolah. Sebagai anak remaja, tentu tidak bisa dielakkan dari berbagai gejolak. Menjalani kehidupan dengan orang lanjut Usia bukan berarti ia tidak bergaul dengan remaja seusianya. Ia masih lanjut di SMP
Swasta ternama bareng Bahar dan Bahri karna sudah kelas Tiga. Untuk SMA rencananya ia akan masuk sekolah Negri yang lebih dekat dengan panti, bareng Cery nantinya.
Dipanti Jompo, Sonia makin hari makin disukai para penghuni. Baik OB, Koki, Care Worker Maupun nenek dan kakek yang tinggal disini. Saat ini tinggal Sebelas nenek dan Sembilan kakek yang dititip dipanti ini.
Sonia meminta dan mempelajari kesemua data para Lansia pada Umi panti, agar bisa mengenal dan lebih dekat dengan para lansia itu. Sonia Memang belum belajar bagaimana Psykologi para Lansia sebagaimana para Care Worker dan dokter.Namun rasa cinta dan nalurinya ingin menyambung kasih pada Mommy dan Daddy diusia tua, membuat Sonia mampu mengurus para Lansia tanpa rasa jijik dan pilih kasih.
Setiap Subuh, Sonia akan mengunjungi mereka satu persatu, mengoles Scincare pada para nenek pagi dan malam hari.
" Kenapa pake dibedak cantik segala sayang? " tanya geli nenek Yumi ketika malam itu Sonia kembali datang mengoles pelembab dan Scin care padanya. Ia merasa wajahnya mengencang dan tambah cantik.
" Ini Aman kok nek...Ini produck buatan Almarhumah yang sudah bersertifikasi, lihatkan wajah nenek sudah makin Glowing! " pekik senang Sonia seraya mengusap lembut wajah sang nenek.
Nenek Yumi balas mengusap wajah Sonia. " Apa tidak sayang produknya diberikan untuk nenek yang sudah tak berdaya ini sayang...Lebih baik untuk wajah Nia yang masih muda. " Usul sang nenek yang melihat wajah Sonia sedikit berjerawat.
Sonia tersenyum lembut. " Salah nenek! Kalau Sonia masih muda, didalam kulit Sonia masih terkandung nutrisi kecantikan alami. Begitu sudah melemah nanti setelah menua, baru Nia pake produk pula. " Ujar Sonia.
" Tapi apa perlu nenek cantik lagi, sedang
badan saja sudah melemah? " tanya protes Nenek Yumi.
" Tentu perlu nenek...Cantik itu milik perempuan sampai kapanpun. Dalam kisahnya Siti Julaikha dianugrahi Tuhan kecantikan lagi setelah tua, seluruh kulit dan tubuhnya dimudakan lagi, supaya bisa mendampingi Yusuf yang tampan.
" Cerita Sonia dengan bersemangat.
" Tapi nenek tidak untuk mendampingi siapapun lagi, mana kuat menikah lagi. He...He..." kekeh sang nenek.
He...He...." Nenek salah lagi ! bukankah nenek disini akan berhadapan dengan Sonia cantik dan Cery manis tiap hari, jadi kami lebih senang nenek dan kakek disini terlihat seperti babby cantik ganteng yang lucu. " Ujar Cery yang dari tadi menguping diam - diam.
He...He...Bayi besar ya! " Sorak nenek Yumi sembari mengagumi wajahnya di cermin hias, yang terasa adem dan terlihat makin kencang setelah diolesi krem malam Sonia.
" Tumben datang? " tanya Sonia karna tak
biasanya Cery mencarinya kalau sudah masuk kamar para Jompo. Karna selama ini Cery lebih suka bermain kepanti yatim piatu yang lebih rame dan seru karna banyak teman sebaya juga disana.
" Apa salah Cery kepoin nona Sonia sesekali sich? " tanya protes Cery.
" Ngak salah...tapi Sonia curiga ada udang dibalik bakwan kayaknya nich! " tuding Sonia.
He...He..." Ya gitu dech biar makin Enak bakwannya, kalau bisa tambahin Cumi biar makin Yumi. " Kilah Cery dengan bercanda.
" Nenek jangan digoreng ya jadi bakwan!, ni muka sudah dicantik- cantikin ala Putri . " Balas Canda nenek Yumi.
He...He..."Cery tak tahu nama nenek Yumi nek...Kan dia baru datang, kalau Sonia sih istimewa, baru kenal langsung hafal nama seisi panti. " Sarkas Sonia.
" Kampretto you!! tentu tahu lah neng! Baru tiba sudah kasak- kusuk sana sini. " Balas Cery tak mau kalah.
" Ya Udah...Jangan berantam didepan bayi cantik dan Imut ini, Bayi besar mau bobok ni Cucu antik..." rengek Nenek Yumi.
" Oke! Udah berdoakan nenek cayang? " tanya Sonia, karna nenek Yumi tidak shalat, ia berbeda dengan Sonia dan Cery.
Nenek Yumi mengangguk pelan.
" Jangan segan nenek sayang...Nia gadis kecil bertoleransi tinggi. " Ujar Sonia lembut.
Kemudian mengganti popok nenek Yumi sebelum membaringkannya ditempat tidur dengan bantuan Cery. " Mat bobok
Bayi besar yang cantik.." Ujar Sonia setelah menyelimuti sang nenek. Laku mengusap kepalanya beberapa kali, sebelum pergi.
Orang tua itu tersenyum manis." Mommy dan daddymu pasti bangga punya putri berhati berlian sepertimu sayang..." Gumam nenek Yumi.
Sonia hanya tersenyum tipis, ia tidak melakukan ini semua untuk pujian, melainkan untuk pengabdian pada Mommy dan Daddy yang tak sempat ia lakukan.
Care Worker nenek yang jaga malam masuk begitu Sonia dan Cery keluar. Melihat pasien mereka terlihat sudah berbaring dengan nyaman memejamkan mata dengan tersenyum, hati kedua perawat wanita itu gembira, Sonia sudah mengurangi sedikit tugas mereka.
" Nenek butuh sesuatu? " tanya Salah seorang dari mereka.
" Untuk saat ini belum lagi. Istirahatlah dulu, begitu butuh nenek bangunin. " Jawab lirih sang nenek dengan mata terpejam.
Hanya dalam waktu beberapa bulan saja, Sonia sudah menjadi Idola para Bayi besar itu. Baik cewek ataupun cowok. Mereka akan
menantikan kehadiran Sonia disisi mereka, paling tidak untuk sebuah belaian menjelang bobok.
Perkembangan mereka jauh lebih baik. Ketika Tim dokter panti mengadakan pemeriksaan, dokter- dokter itu terkagum- kagum dengan peningkatan kesehatan dan semangat para Lansia sejak ada Sonia.
Sonia walau kecil tidak gegabah, apapun program baru yang akan dia mulai selalu ia konsultasikan dengan para medis.
Anjani dan Willi tidak lupa pada janjinya. Paling tidak dua minggu sekali mereka nginap dipanti, membantu Sonia menghibur para lansia dihari libur, sekalian melepas rindu pada gadis kecil yang sudah dianggap putri.
Bahkan sekarang Joko yang merasa tak Enak dilayani dirumah besar karna sudah tak kuat apa- apa, memutuskan tinggal dipanti menyusul Sonia.
" Kakek tidak punya uang yang banyak untuk tinggal disini Nduk..." Ucapnya segan seraya menyerahkan ATMnya pada Sonia.
" Untuk apa ini Kek? Bukankah sudah sewajarnya kakek mendapat perawatan yang pantas, karna sudah puluhan tahun menjadi bagian dari keluarga. " Jawab Sonia.
" Itu untuk bantu- bantu saja bila diperlukan, disana kumpulan gaji kakek selama puluhan tahun. Kakek tidak punya
ahli waris bukan?Jadi Sonia kakek pilih menjadi pemilik kartu ini, PIN nya tanggal
dan tahun lahir Sonia, baru sebulan yang lalu kakek ganti. " Jelas Joko seraya menatap Sonia dengan tulus.
" Kalau begitu Nia simpan ni Kartu kek...Sekarang Nia yang rawat kakek dulu. Esok akan datang Care Worker pria
yang akan membantu mengurus kakek, kita rekrut yang baru. " Ujarnya santai sembari mulai mengatur makan kemudian beberes barang- barang Joko dibantu OB.
Boy tersenyum senang dengan laporan dari orangnya yang ia tugaskan dipanti untuk memantau serpak terjang Sibandel.
" Sayang...Ternyata kau bisa mekar sebelum tumbuh besar. " Ucap Lirih Boy jelang tidur.
" Siapa? " tanya Bella curiga dengan wajah berbinar suaminya.
" Soniaku, tidak cemburu kan? " Goda Boy.
" Dari caramu ngungkapin perasaan tadi aku cemburu, kirain siapa, ternyata adik iparku yang bandel itu. " Cerocos jujur Bella sembari mendusel diketiak suaminya.
" Hhem...keinginan hati masing- masing manusia itu tidak dapat ditebak sebelum mereka ungkapkan sayang...tidak disangka Cinta adik kecilku nyangkut disana, bahkan para Lansia itu berhasil membuatnya melupakan Abang terbaiknya ini. " Ujar lirih Boy terdengar cemburu.
" Sudahlah...Yang penting ia menjalaninya dengan senang hati, semula aku tak terima keputusannya, tapi itu maunya kita mau apa..." Jawab Bella sembari membelai dagu suaminya.
Boy meraih tangan Bella yang memainkan dagunya, membawa tangan itu kebibirnya dan menggigit lembut jemari istri.
" Sekolahnya Gimana? " tanya Bella.
" Prestasi bagus dan terus meningkat, tapi keusilan jangan ditanya.
" Apa saja yang ia lakukan? " Bella makin kepo.
" Putramu dan Ontynya bekerja sama membuat guru paling malas disekolah sampe kencing celana saking gugupnya menjawab banyak pertanyaan dan protes
mereka. Bahkan guru itu mengundurkan diri karna tak tahan. Tapi- " Boy menggantung penjelasannya membuat Bella makin penasaran.
" Tapi apa yang..." rengek Bella.
" Makanya sering cerita- cerita dengan twins dong sayang...Kalau mommy dulu selalu dapat setiap rahasia hati kami. " Ujar protes Boy pada istrinya yang kurang akrab dengan buah hati yang sedang dalam masa pancaroba.
" Iya dech...Akan dicoba lebih dekat mulai sekarang. " Janji Bella.
" Sonia datang membujuk gurunya lagi, menyampaikan keinginannya untuk kebaikan pak Mirzan itu.
" Trus gimana? " kejar Bella.
" Kalau adikku sudah merayu, siapapun luluh, bahkan suatu hari musuhpun bakal takluk padanya." Jawab Boy menerawang.
" Jadi pak Mirzan balik bekerja dan berubah jadi rajin! " Sorak Bella menyimpulkan.
" Iya! " Aku kalah dengannya, nampaknya karna terakhir lahir, semua nutrisi dan energi positif mommy dan Daddy tumpah
padanya." Jawab senang Boy.
" Sonia bisa bela diri? " Selidik Bella.
" Bukan sekedar silat lagi. Sonia bahkan dapat guru ilmu bela diri Tiongkok yang tidak hanya terbatas kemampuan fisik. " Ujar Bangga Boy.
" Wushu! " Seru Bella.
" Iya! Seorang mantan CEO yang dititip dipanti semakin sehat dan semangat sejak ada Sonia. Ia bahkan menyodorkan diri menjadi guru sikecil. " Jelas Boy.
" Wow!!! Banyak dapat hikmah dianya dong." Kagum Bella.
" Sepertinya bahkan bakalan tambah kaya juga. Tapi orang kaya yang sangat sederhana. " Ujar Boy.
Bella terdiam mengerti. Kalau sudah jadi idola, apa yang tidak akan adik iparnya dapatkan. Toh kebanyakan penghuni panti adalah Ex Orang hebat.
Tidak dipungkiri adik iparnya bakal bisa mengumpulkan sedikit demi sedikit kehebatan mereka.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nadia Afriza
mantap
2022-05-17
1
Nadia Afriza
semnagat
2022-05-17
1
Henri Gunawan
semangat.......
2022-05-16
5