Cool CEO Couple Stubborn Girl
Dikelarutan malam Jumat yang khidmad.
Sepasang anak manusia berusia senja, baru saja meneguk manisnya madu asmara.
" Hidup menuju mati, hanya saja diantaranya berbunga kisah- kisah.
Jika aku harus mati aku ingin mati dipelukanmu.
Memetik terakhir wangi tubuhmu. " Ucap Rendra setelah pergulatan hangat diranjang kesayangan mereka dengan istrinya, sembari menciumi sang bidadari
berulangkali.
" Sepertinya kau lagi plegiat puisi orang untuk merayuku sayang..." protes sang istri.
" Bukan plegiat sayang...tapi aku sengaja mengutip karya Iyut Fitri, penulis puisi zaman kita remaja dulu. " jawab Jujur Rendra.
" Ngak kreatif bangat sich...Ternyata setelah senja, kreatifitas rayuanmu makin
melemah. " sewot Citra.
" Dari dulu memang aku tak pintar merayu, tapi tetap saja diriku bisa mendapatkan apa yang kumau. " Sarkas Rendra.
" Isss! Karna kau tak merayu dengan kata, tapi menggoda dengan perbuatan." Cibir sang istri.
" Bukankah istriku lebih suka perbuatan daripada perkataan. " Balas Rendra tak mau kalah.
" Iya.. Bahkan keturunan penjajah sendiri berhasil kau jajah. Mengalah dan pasrah dalam kungkunganmu sampai beruban. " Citra.
" Tu ngaku sendiri kan? Jadi tak usah melawan lagi, semua sudah nyata, kau hanya milikku saja sejak tahu kau wanita." Ujarnya lagi sembari mainkan bibir mungil Citra.
" Bukan milik sayang...tapi pasangan, aku
pasanganmu, kau pasanganku. Pemilik langit dan bumi telah menetapkan kita berpasangan. " Jelas Citra.
" Iya dech.. aku tak tahu berkata benar, tapi aku jago bercinta paling benar. He..He " kekeh Rendra kembali mengungkung istrinya.
" Mau apa lagi? " tanya Citra menautkan kedua Alisnya.
" Suut...Diamlah...aku ingin menghabisi jatahku didunia. Esok jika aku kembali aku boleh pergi dengan senyuman." ucap lirih Rendra.
" Ngomong apa sih? Badan masih sehat walafiat gini, bilang mau pergi." Sanggah Citra.
" Mumbang jatuh kelapa muda dan tua jatuh sayang...Aku tak mau terlalu peot menghadapi malaikat, Apalagi sampe sudah bersabut hitam, aku ingin kembali dalam keadaan tampan dan penuh senyuman. " Ujar Rendra.
" Aku tak mau! Aku ingin pergi bersama. " kata Citra, aku juga tak mau terlihat jelek
menghadap Allah SWT yang Maha indah. " Jawab Citra tak mau kalah.
" Kalau begitu baiklah...Kita akan kembali bersama, tapi Abang duluan ya, susul selangkah setelah itu. Abang akan merintis dulu jalannya. " Kata Rendra lagi. " Kemudian hening , tak ada lagi perbantahan, yang terdengar hanya suara- suara ambigu.
Satu jam kemudian mereka pergi mandi bersama, Setelah saling memandikan dengan air hangat, kedua pecinta itu membersihkan diri masing- masing.
" Wuduklah..kita sholat malam berjamaah Wada' " titah Rendra setelah melihat istri sudah memakai kimono mandinya.
" Citra tak membantah, iapun segera mematuhi perintah suami. Setelah berudu' iapun keluar duluan.
Rendra menyusul keluar setelah dua menit berikutnya.
Dikamar, Citra sudah menggelar sajadah panjang untuk mereka berdua.
Hanya butuh beberapa detik kemudian, mereka sudah mulai menunaikan Jamaah Sunnah itu. Nampak khusuk sang pecinta itu menyerahkan jiwa dan raga pada sang penguasa. Tidak tahu apa yang mereka pinta dipenghujung sujud itu pada sang Pemilik, yang nampak mereka begitu pasrah, sangat menyerah, dari raut itu, tiada terlihat lagi
kecintaan pada dunia. Seolah seluruh cinta telah habis tertumpah ruah pada sang pemberi Cinta itu.
Pagi hari menjelang siang, Istana itu sudah dipadati oleh ribuan massa yang datang berbondong- bondong untuk melihat sendiri kepergian generasi ketiga pewaris bisnis Almarhum MR. Kim itu, yang katanya pagi menghadap sang pencipta usai shubuh berjamaah dengan keluarga besar.
Tangis pilu keluarga tak dapat dihindari. Siapa yang tidak akan histeris, Daddy kemarin segar bugar, pagi masih bisa jadi Imam, terus usai berdoa minta dipeluk istri didepan anak dan cucu. Selang berapa detik setelah itu ia sudah meregang nyawa dalam pangkuan kasih tercintanya, setelah dibimbing sang Istri mengucapkan Shahadah Tauhid dan sahadat Rosul.
Belum lagi Boy percaya akan kepergian Daddy yang tiba- tiba. Mereka dikejutkan lagi oleh rebahnya sang mommy.
Sonia yang masih bermukena memangku sang mommy. Melihat bibir mommy yang
bergetar, namun senyum terhias dibibir yang masih terlihat seksi diusia menjelang kepala enam itu.
" Ma- Maafkan kami sa-sayang...tidak bisa me..nung..gumu de..wa..sa. " Ucapnya terputus- putus.
" Assadu...Alla ila ha Illallah...Wa...Ashadu Anna Muhammad Rasulullah..." Ucapnya lirih dan terbata sebelum memejamkan mata.
Sontak teriak Histeris bergema dirumah istana itu.
Sedang Sonia bergetar hebat memeluk Mommynya.
Boy panik mendekap sang Daddy. Bella pingsan.
Sedang Raisa berkali- kali menyebut nama Allah dengan berurai airmata, kemudian ia mulai mendoakan kedua orang tuanya.
Alfiano Rehan menelfon dokter, kemudian kerabat yang lainnya.
Entah bagaimana berita besar ini menyebarnya dengan cepat, hingga hanya dalam satu jam saja rumah istana itu sudah dipadati oleh massa. Mulai kerabat dekat, orang ternama, awak media, sampai orang biasa datang berbindong- bondong.
Untuk menyaksikan dan menghantar pasangan mesra jelang senja itu ketempat peristirahatan terakhir mereka.
" Bagaimana bisa begitu? Kok bisa menghadap barengan kayak Romi dan Yuli? Apa mereka minum racun bersama? " Ujar tanya mulut yang tidak tahu aturan.
" Hei! Kalau ngomong jangan sembarangan! Sekarang memang zamannya orang pergi mendadak, ngak pake sakit pada pergi aja. " Timpal yang lain.
" Iya! Memang sepertinya tanah sudah meminta banyak asal tanah balik ketanah akhir- akhir ini. Ada yang diisukan Korona, sakit dadakan dan bermacamlah. Tapi kalau Pergi bersamaan dengan pasangan tanpa karna kecelakaan, ini baru terjadi. " Kata Seorang pria paruh baya.
" Di- sini akulah yang paling sa-sakit! Sejak dari kakeknya aku layani, hingga beranak cucu, napasku sudah satu- satu, malah duluan pula mereka dari aku. Hik...hik..." Isak Joko disela nafasnya yang sesak.
" Jadi bapak bekerja sudah lama diistana ini? " tanya pria yang membawa kemera.
" Iya nak...Sejak tiga turunan, malangnya bapak masih menjadi saksi kepergian mereka. " Jawab Joko sendu.
" Jadi mereka tidak keluarga pecandu. " tanya selidik wartawan muda itu.
" Tidak! Bahkan sampai anak- anaknya tak kenal minuman apalagi barang haram itu. " Ujar Tegas Joko, karna marah majikannya dituduh yang bukan- bukan, asmanya tiba- tiba hilang.
Berikutnya desas- desus itu berhenti. Orang fokus menunggu kedua mayat memakai harta terakhirnya yang boleh dibawa menuju alam barzah. Selimut putih tujuh lapis, itulah pakaian terakhir dan yang terindah bagi akhir hidup seorang keturunan Adam As, Umat Muhammad SAW. Namun walau begitu, hati yang bersih akan terpancar dari wajah mereka yang pergi dengan menyebut nama Allah tersebut. Nampak
wajah mereka tetap indah, walau Arwah telah menghadap Illahi.
Tangis orang yang ditinggalkan tak dapat
dihindari.
Bahkan bumi turut bergetar hebat.
Terjadi gempa mengguncang tanah kelahiran Citra.
" Apa mommymu tidak akan dibawa ketanah kelahirannya Boy? " tanya Sang Imam Mesjid sekali lagi setelah kedua jenazah disholatkan, sebelum dibawa kepandam pakuburan.
" Gimana mereka bisa dipisah pak...Sedang pergi saja mereka ingin bersama. " Ujar Boy dengan berlinang airmata.
Kemudian semua terharu lagi. Sampai keduanya dimasukkan ketempat peristirahatan terakhir dan ditimbun
Dalam liang berbeda namun bersebelahan.
Usianya masih Lima belas tahun saat ini, ketika Tuhan mengambil kedua orang tercintanya. Sonia tak menangis seperti para kakak dan ponakannya, tapi airmatanya jatuh kedalam, dukanya terlalu besar.
" Nasipku yang terlahir diujung masa orang tuaku, mereka tanpa kasihan meninggalkanku sebatang kara. " Gumamnya lirih.
Bagaimana menyalahkan takdir, karna takdir itu sudah ketentuan yang tak terelakkan. Orang hanya bisa merobah nasip dengan berusaha dan berdoa. Sedang takdir sudah dipastikan sejak seorang dalam kandungan.
" Sayang...Kamu masih punya mami dan papi. " ucap Sendu Anjani melihat luka tanpa airmata diwajah putri kecil besannya.
" Iya mi...hidup menunggu giliran, bila akhirnya mami dan papi kembali pula, tetap aku akan ditinggal. " Balas sendu Sonia.
Anjani tercekat, bibirnya tak dapat menghibur lagi. Sebagai gantinya ia hanya mengusap lembut pundak mungil itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
🎐Raizel_yuichi✧° °✧
berasa kyk baca novel terjemahan 😁
2023-03-26
0
Sumawita
Mampir kak
2022-09-01
0
Beautiful writer
semangat
2022-05-30
1