Kunjungan.

Sonia dengan rapi menyimpan rahasia kakek Tiono. Tak ada warga panti yang tahu kalau kakek Tiono sebenarnya tidak membutuhkan kursi roda, termasuk Cery sahabatnya. Pria tua kaya raya itu menggunakan uangnya untuk bersenang- senang dipanti Ekslusif ini, tanpa keluarganya tahu sebenarnya ia sudah lama pulih, termasuk putra tunggalnya.

Minggu menjelang sore, setelah setahun lebih dipanti, kakek akhirnya mendapat kunjungan dari cucu termudanya yang sebenarnya enggan Tiono Akui. Kesalahan tak disengaja sang putra karna jebakan

Asisten rumah tangga berbuntut panjang. Tiono harus menerima kenyataan dengan kehadiran anak ini sebagai pewaris kedua PJY Group.

Sonia sedang bermain ditaman dengan kakek Tiono. Cery dengan nenek Yumi. Mami Anjani dengan kakek lion.

Willi bersama kakek Joko.

Sedang lansia lain dengan cere workernya. Mereka lagi menikmati udara

yang berangsur sejuk, rame- rame, ketika mobil sport Warna merah menyala berhenti diparkiran panti.

Sebenarnya sejak pagi selalu ada yang berkunjung. Parkir selalu diisi oleh mobil mewah berganti- ganti. Sejak ada gadis cantik nan imut pengurus panti, orang- orang kaya itu makin rajin menemui kakek nenek mereka. Entah dari mana mereka tahu.

Tapi yang menarik kali ini, wajah kakek Tiono mengerut saat seorang remaja tampan turun dari mobil sport. Pria muda itu, memandang sana- sini sebelum melangkah. " Sayang... masuklah kedalam, kakek tak mau Sonia bertemu dengannya, ia playboy. " Bisik sang kakek.

Anjani dan William saling pandang. Sedang Cery memberanikan diri menatap pria muda yang akan datang melangkah menuju mereka.

Sonia mengangguk, dan berbalik menuju panti, meninggalkan kakek dikursi rodanya. Baru sepuluh langkah Sonia melangkah, sepasang tangan besar mencekal tangannya.

" Mengapa meninggalkan kakekku perawat mungil? Bukankah kau digaji untuk itu, paling tidaknya dapat tempat tinggal gratis, mengapa main tinggalkan begitu saja pria tua tak berdaya? " Tanya pria muda itu pogah.

Sonia berbalik cepat memelintir tangan besar itu dengan tangan mungilnya, baru saja setelah pria itu menyelesaikan katanya.

Pria itu membelalak tak percaya dengan kecepatan dan kekuatan gadis didepannya. Sedang kakek Tiono berdebar menyaksikan kedua remaja itu bertentangan didepan matanya.

" Jangan jatuh cinta pada pria itu dik..Kakek tak rela Sonia untuknya..." Ringis hati kakek Tiono.

Sonia menghempas tangan pria itu dengan kasar. " Baru sekali berkunjung sudah banyak omong! Bukannya menyapa kakek, kau malah membuntuti seorang gadis! " Ujar Sonia menatap tajam pria itu.

Dengan tak tahu malu pria itu tersenyum sembari mengulurkan tangannya." Santai saja nona..Walau kau sudah hampir mematahkan tanganku, aku dengan rendah hati memaafkanmu. Namaku Jean!!! Pewaris kedua PJY Group. " Ujarnya memperkenalkan diri dengan bangga.

" Tak perlu kenal denganku, aku hanya gadis yang menompang hidup dipanti ini." Jawab Sonia seraya kembali menuju kursi roda sang kakek.

Cery, Anjani dan William terbelalak.

Setelah mendapat kedipan mata dari Sonia, mereka beralih menatap kakek Tiono yang terlihat khawatir, ekspresi tak

senang tak dapat ditutupi dari rautnya.

Sedang Sonia santai saja, didalam hati ia berkata." Tenanglah kek...Sonia bukan gadis yang mudah jatuh hati.

Sonia lalu mengusap pundak sang kakek menenangkannya.

" Karna kau sudah terlanjur berkunjung dan baru sadar punya kakek disini, sekarang saatnya kakek mandi sore, tolong mandikan olehmu! " Titah Sonia dengan tatapan dingin.

Jean mengernyitkan dahinya, sedang kakek Tiono menyeringai tipis. " Pandai juga Sonia mengusir halus pria ini cantik. " Batinnya.

" Kakek..Jean kangen kakek, tapi memandikan kakek sepertinya Jean tak sempat, mami meminta Jean pulang cepat." Kilah Jean menutupi ketakutannya harus memandikan pria tua itu.

" Tak apa sayang...Ada perawat pria yang akan memandikan kakek." Ucap kakek Tiono berlemah lembut. Ayo antar kakek kedalam, kakek mau mandi." Pintanya pada Sonia.

" Hey gadis! belum menyebutkan namamu! " Protes Jean saat Sonia mendorong kursi roda sang kakek menuju kepanti.

Melihat Sonia sudah menuju pintu bersama kakek Tiono, yang lain berbaris mengikuti, seperti bebek pulang petang.

Jean terus mengejori Sonia sampai kepintu kamar kakek. Entah mengapa ia merasa bagai besi ditarik magnet.

" Jadi memandikan kakek? tanya Sonia karna Jean mengikuti mereka.

" Mhem...Kayaknya belum paham cara mandikannya, lain kali baru dicoba. " Ujarnya menatap Sonia intens.

Sonia mengerdipkan matanya pada Care Worker.

" Bang.. Jean akan membantu kalian berdua memandikan kakek. " Ucap Sonia.

" Dengan senang hati! " Sorak kedua pria itu membuat Jean tercekat.

" Iya...Jean..Kan sesekali! " Timpal kakek Tiono tahu Sonia ingin mengerjai Jean.

" Baiklah..." Jawab Jean lemah. Ketika ketiga pria mengurus kakek, Sonia secepatnya melarikan diri.

Jean mencak- mencak sehabis memandikan kakek, ia tak dapat lagi menemukan Sonia. Ia sudah kemana- mana sampe rela disentuh- sentuh oleh para lansia wanita untuk mencari Sonia.

" Heran deh...cantik- cantik mau tinggal bareng orang- orang bau tanah." Sungutnya mengumpat Sonia sepanjang koridor.

" Pasti ia tidak punya orangtua, hingga rela tinggal dipanti." Gerutunya lagi.

" Benar Tuan muda...Gadis itu sudah kehilangan kedua orang tuanya setahun yang lalu. " Jawab Umi Rahma sambil lewat.

Jean mengejar Umi Rahma. " Bisa minta data anak itu Bu..." Ucapnya dengan penuh harap.

" Maaf tuan muda...tidak boleh membeberkan data karyawan kami. " jawab Umi yang sudah diwanti - wanti oleh nona kecilnya.

Cery datang mendekati Jean. " Ia hanya gadis panti biasa sepertiku, untuk apa tuan muda Permana jaya menghabiskan waktu menguntitnya. " Ujar Cery yang diutus Sonia.

" Huh! Bukan urusanmu!!! " Hardik Jean yang membuat Cery tersuruk.

" Gadis itu berbeda, hatiku berkata jelas, , tatapannya menerobos jantung, ucapan bak titah seorang ratu. Tampilannya memang sederhana, tapi auranya luar biasa. Kemana dia? Aku pastikan bisa mengenalnya lebih jauh, ini bukan kunjungan yang terakhir Jean nona cantik! Kupastikan mengejarmu! Puluhan gadis sudah kutaklukkan, masak gadis kecil ini boleh mengabaikan ku! " Ujarnya menghentakkan sepatunya dengan geram, mengepalkan tangannya, lalu berjalan cepat menuju mobil sport kebanggaannya.

Sonia menatap kepergian pria itu dari leptopnya. " Sepertinya mami harus membantu Sonia agar terlihat lebih jelek mi..Kakek Tiono tak senang bila cucu termudanya jatuh cinta padaku, buat aku supaya tidak layak disukai pria muda itu. " rengek Sonia yang membuat sang mami geleng- geleng kepala.

Barusaja Anjani berniat untuk mengembalikan Sonia menjadi putri, malah Sonianya minta mau dijadikan Upik abu. " Sungguh miris nasipku jadi ibu. " Sungutnya.

" Jangan begitu dong mi...Kakek pasti punya alasan mengapa tak boleh Nia dekat dengan cucu termudanya, atau barangkali nyawa Sonia bisa dalam bahaya kalau berani dekat dengan anak dari istri kedua paman Fredy Permana, apa mami mau Sonia celaka? " tanya Sonia memelas.

.

Anjani sontak memeluk Sonia. " Tidak! Mami bahkan lebih sayang padamu ketimbang Bella, mana mau mami Sonia sampai terluka." Jawab sarkas Anjani.

" Jangan ngomong gitu dong mi...ntar kak Bella dengar kan jadi gawat..." Rengek Nia mengingatkan Anjani.

" Emang begitu kenyataannya kok sayang.. " Timpal Willi baru tiba.

" PMJ Group merupakan perusahaan besar, bisnis mereka meliputi bidang Aflikasi, properti bahkan Farmasi.

Sebesar apapun perusahaan itu, tak ada yang bisa mengorek masalah pribadi mereka yang katanya banyak kontraversi, siapkan putrimu untuk jauh dari keluarga itu. " Ujar Willi dengan nada perintah.

Anjani memeluk Sonia lagi, Mami akan menelfon rekan arisan mami yang sangat

jago make up, ia bisa membuat wajah jelek jadi cantik, yang cantik tampak jelek

bahkan bisa mengerikan. Mami akan mengirimnya untuk memberikan les pada Sonia dikamar ini. " Janji Anjani.

" Aku sudah masuk secara tak sengaja kekeluarga itu, begitu tinggal dipanti ini Pi, Sonia harus siap untuk itu, Kakek Tiono Raja tersembunyi keluarga itu. " Batin Sonia.

Dikamarnya, kakek Tiono menelfon cucu kesayangannya diam- diam.

" Bagaimana sekolahmu nak? " Tanyanya pada sang cucu.

" Semua berjalan sesuai keinginan kakek,

Frem belajar baik. " Jawabnya pendek dan dingin.

" Tidak bisa bersikap hangat pada kakekmu sendiri?" Tanya Tiono menuntut.

" Habis papi mengasingkanku, kakek tak mengizinkan Frem mengunjungimu, tidak tahu sekarang walau muda aku sudah bisa menyaingi kekayaanmu, kakek Han mengajarkanku bisnis dan menjadikanku pewarisnya, tidak akan sulit bagiku menemuimu dengan kekayaanku saat ini. " Jawab kesal dari sebrang.

He...He..." Tenanglahdulu...Biarkan adikku itu yang menjadi gurumu, Untuk siapa lagi ilmu dan kekayaannya kalau bukan untukmu. Belajarlah yang keras, begitu kau sudah tangguh, kakek akan mengenalkanmu dengan muridku.

" Seperti apa muridmu itu, apa kakek mendidik Jean untuk melawanku? "

" Tidak! Cepatlah tangguh biar bisa kembali, bukankah niatmu untuk menyelidiki kepergian mom mu? Lawanmu bukan orang sembarangan Frem, bersiaplah! " tantang Tiono.

Anak lelaki itu mengepalkan tinjunya. " Aku akan siap kek! Aku takkan berlama- lama lagi. " Janjinya dalam hati.

Tiono tak mendengar lagi suara cucunya, tapi ia kenal suara hati pria dinginnya itu.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Henri Gunawan

Henri Gunawan

lanjut

2022-05-16

6

niwi Agus

niwi Agus

jangan lama lama thor update nya.... 🤭🤣 jadi bosan bacanya kalau lama lama bacanya 🤭🤭

2022-03-09

4

Rusmi

Rusmi

lanjut Thor semangat selalu dinanti lanjutan seru

2022-03-08

11

lihat semua
Episodes
1 Tangis di Dalam
2 Bagi Warisan
3 Rumah Baru Sibandel
4 Kehidupan Baru.
5 Idola Para Bayi Besar.
6 Sandiwara Kursi Roda.
7 Kunjungan.
8 Gejolak Jiwa Remaja
9 Berbeda.
10 Flash back On.
11 Flasch Back OF
12 Aku datang Untuk Membawamu Pergi.
13 Mungkinkah?
14 Selagi masih Ada Nyawa.
15 SPP
16 Kapan Berjumpa Lagi?
17 Perempuan Bertopeng Biru
18 Musuh Lama.
19 Kurang Enak Badan.
20 Aku hanya membela diri.
21 Rindu
22 Ternyata Canggung Juga
23 Kunci Pintunya!
24 Marah
25 Curiga.
26 Tak ada Kamar Kosong.
27 Masih Tak Percaya
28 Terlalu Cepat.
29 Masih Kuat
30 Serangan
31 Secepat itu???
32 Makan Malam
33 Bertemu
34 Sahur Pertama
35 Kotak Ajaib
36 Sama-Sama Sibuk.
37 Kamu???
38 Kapan Ganti?
39 Berbagi Makanan.
40 Sudah mulai panggil dia ya?
41 Masak Ngak?
42 Berpayungkan Langit.
43 Bonus.
44 Reunian
45 Saatnya Tiba
46 Selesaikan Dulu.
47 Empat Sekawan.
48 Berharap Yang Lain.
49 Seperti Adam dan Hawa.
50 Orang Sekarang Mana Bisa Begitu.
51 Dipingit
52 Pendidikan Pra nikah
53 Nanggung.
54 1000 Dinar Saja
55 Cinta dan Luka
56 Restu seperti Ini.
57 Harus Mampu
58 Berunding.
59 Akhirnya Syah.
60 Sabar Sehari Lagi.
61 Tidak ada tatapan Sinis
62 Aduuuh.. Enaknya diculik Wanita cantik!
63 Selalu Ada Alasan
64 Satu Atap
65 Menguji sekali lagi.
66 Jamaah Pertama.
67 Luka Psikis.
68 Panggilan Sayang
69 Nia...
70 Janji yang Terucap.
71 Senyum itu
72 Harus Pakai Masker.
73 Tidak Salah.
74 Nostalgia
75 Masih???
76 Kalkulasi Cinta.
77 Bayangnya Bisa keMana- mana.
78 Mana Dia?
79 Siapapun tak Boleh mengusik Kesayanganku.
80 Bayangan.
81 Jangan bandel!
82 Ibu Sejati.
83 Terlalu Bersemangat.
84 Andai Saja..
85 Pencurikah?
86 Semoga Bukan .
87 Keluarga Lebih Utama.
88 Berita Pagi Ini
89 Tidak dapat lagi menahan untuk tidak membalas kesakitan itu.
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Tangis di Dalam
2
Bagi Warisan
3
Rumah Baru Sibandel
4
Kehidupan Baru.
5
Idola Para Bayi Besar.
6
Sandiwara Kursi Roda.
7
Kunjungan.
8
Gejolak Jiwa Remaja
9
Berbeda.
10
Flash back On.
11
Flasch Back OF
12
Aku datang Untuk Membawamu Pergi.
13
Mungkinkah?
14
Selagi masih Ada Nyawa.
15
SPP
16
Kapan Berjumpa Lagi?
17
Perempuan Bertopeng Biru
18
Musuh Lama.
19
Kurang Enak Badan.
20
Aku hanya membela diri.
21
Rindu
22
Ternyata Canggung Juga
23
Kunci Pintunya!
24
Marah
25
Curiga.
26
Tak ada Kamar Kosong.
27
Masih Tak Percaya
28
Terlalu Cepat.
29
Masih Kuat
30
Serangan
31
Secepat itu???
32
Makan Malam
33
Bertemu
34
Sahur Pertama
35
Kotak Ajaib
36
Sama-Sama Sibuk.
37
Kamu???
38
Kapan Ganti?
39
Berbagi Makanan.
40
Sudah mulai panggil dia ya?
41
Masak Ngak?
42
Berpayungkan Langit.
43
Bonus.
44
Reunian
45
Saatnya Tiba
46
Selesaikan Dulu.
47
Empat Sekawan.
48
Berharap Yang Lain.
49
Seperti Adam dan Hawa.
50
Orang Sekarang Mana Bisa Begitu.
51
Dipingit
52
Pendidikan Pra nikah
53
Nanggung.
54
1000 Dinar Saja
55
Cinta dan Luka
56
Restu seperti Ini.
57
Harus Mampu
58
Berunding.
59
Akhirnya Syah.
60
Sabar Sehari Lagi.
61
Tidak ada tatapan Sinis
62
Aduuuh.. Enaknya diculik Wanita cantik!
63
Selalu Ada Alasan
64
Satu Atap
65
Menguji sekali lagi.
66
Jamaah Pertama.
67
Luka Psikis.
68
Panggilan Sayang
69
Nia...
70
Janji yang Terucap.
71
Senyum itu
72
Harus Pakai Masker.
73
Tidak Salah.
74
Nostalgia
75
Masih???
76
Kalkulasi Cinta.
77
Bayangnya Bisa keMana- mana.
78
Mana Dia?
79
Siapapun tak Boleh mengusik Kesayanganku.
80
Bayangan.
81
Jangan bandel!
82
Ibu Sejati.
83
Terlalu Bersemangat.
84
Andai Saja..
85
Pencurikah?
86
Semoga Bukan .
87
Keluarga Lebih Utama.
88
Berita Pagi Ini
89
Tidak dapat lagi menahan untuk tidak membalas kesakitan itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!