Semua terheran melihat siapa pemuda tersebut kecuali Luna terbelalak.
“Siapa kamu? Gak sopan main masuk kerumah orang aja!” Tanya Sinta masih dilanda kebingungan.
Rehan, Yap pemuda itu Rehan, sebelumnya saat sampai di halaman depan Rehan yang baru keluar dari mobil Andrew, mendengar keributan dari dalam selesai berterima kasih pada Andrew tanpa berpikir panjang Ia berlari kecil kearah pintu dan langsung mendobraknya.
Matanya menatap empat orang yang tak dikenalnya, lalu menoleh kearah Luna, rahang mengeras melihat Luna menangis, ia berpikir negatif, apa yang dilakukan mereka sampai membuat Luna menangis.
Rehan menghampiri tanpa menghiraukan gelengan dari Luna.
“Mereka apain Lo sampai nangis gini!” tanya Rehan lembut seraya menghapus air mata Luna, membuat Luna sedikit terunyah sejenak.
“heh...lo gak dengar mama gue nanya! Lo budeg ya!” sarkas Davin geram melihat sikap Rehan.
“Waah...apa dia cowok yang Lo pungut itu!” cibir Dona menyeringai lebar, “hahaha...Lo pikir gue gak tau Luna bodoh!” Dona semakin tertawa dalam hati melihat ekspresi tegang Luna.
“Apa maksud kamu Dona? Kamu mengenal pemuda itu!” Sandi menatap sang anak minta penjelasan begitupun Sinta dan Davin.
Berbeda dengan Luna dan Rehan, mereka tampak tak percaya, dari mana Dona mengetahui pikir Luna.
“Han, kenapa Lo main nyelonong aja sih!” bisik Luna kesal setelah menghentikan tangisannya.
Rehan hanya menampilkan mimik memelas saat tau kesalahan nya, “Sorry, gue cuman khawatir aja!” jawab Rehan juga berbisik.
Dona melihat satu persatu wajah ketiga orang tersayangnya itu dan melirik Luna seraya tersenyum sinis.
“Ma, Pa, bang Davin kalian harus tau Luna itu bukan gadis suci seperti yang kita pikirin...” Dona menghentikan ucapannya membuat mereka bertiga semakin penasaran.
“jangan setengah-setengah dong dek, bikin kita kepo aja!” kesal Davin menatap sang adik gemas.
Dona cengengesan dan melanjutkan ucapannya, “Itu tuh cowok yang baru datang, cowok yang di tolong et...salah maksudnya di pungut ama Luna dan lebih parahnya lagi tu cowok diajak tinggal bersama. Jadi bagaimana menurut kalian Luna itu bukan gadis suci lagi, coba bayangkan seorang cowok dan cewek tanpa hubungan darah tinggal serumah gak mungkin kan kagak terjadi sesuatu!” Dona semakin bahagia melihat wajah ketiganya kaget apalagi mamanya langsung menoleh kearah Luna dengan wajah memerah marah.
“Luna! Apa itu benar?” tekan Santi menatap Luna tajam. Luna hanya menunduk diam.
“Luna, buat apa kamu lakuin itu hah! Malu-maluin tau gak, apa kata tetangga jika mereka tau kamu bawa lelaki asing kerumah malah diajak tinggal lagi, apa kamu gak mikirin nasib kamu kedepannya Luna!” ucap Sinta geram seraya melirik lelaki di sebelah Luna.
Luna yang awalnya menunduk segera mengangkat kepalanya menatap bibi Sinta seraya menggelengkan kepala, “Gak Bi, aku cuman sekedar membantu gak lebih. Rehan baik kok kami juga gak ada lakuin apa-apa seperti yang kalian pikirkan!” Luna semakin takut, ia tak menyangka akan terjadi begini namun bingung dari siapa Dona tau. Ia menoleh kearah Dona yang terlihat tersenyum sinis padanya.
“Udah ma nikahin aja dari pada malu-maluin nanti, apa mama mau nama keluarga kita ikut dihujat karena kelakuan anak kakak mama!” Dona terus mengompor-ngompori mamanya karena dia yakin mamanya sepikiran dengan nya.
“Iya sayang, aku gak mau nanti orang pada ngomong yang tidak-tidak lebih baik nikahin aja mereka biar gak terjadi hal yang tak diinginkan” Si bapak juga ikut-ikutan.
“ck, malu-maluin aja!” decak Davin menatap Luna jijik.
Rehan semakin geram namun apa yang dicemaskan nya selama ini terjadi juga.
“Kami tidak melakukan hal diluar batas jadi kalian tidak bisa seenaknya main hakim sendiri!” Timpal Rehan dingin.
“akhirnya ngomong juga Lo. Apa tadi main hakim sendiri, seharusnya Lo tu sadar siapa pun yang mendengar pasti bakalan berpikiran sama seperti kita, jadi bukan kita dong. Yaah... daripada orang-orang berpikiran tidak-tidak lebih baik nikah aja gampang kan!” Dona berkata sinis dan melirik kearah Luna, “apa Lo mau gue teriakan sama tetangga!”
Luna menggeleng cepat, ia tak mau itu terjadi tapi jika mereka menikah tidak mungkin mereka tidak tau. Apalagi dengan mulut sepupunya itu pasti akhirnya bakalan diumbar.
“Tapi, kami tidak mau menikah...” ucapan Luna langsung di potong bibi Sinta.
“Jangan buat bibi malu, dengan kamu berdua tinggal sama lelaki asing itu gak ada kata bantahan lagi. Bibi gak mau orang lain ngomong yang tidak-tidak jadi turuti aja”
Luna ingin membantah lagi, tapi saat melihat tatapan bibi dan Pamannya ia hanya dapat menunduk lemas.
Rehan juga ingin protes tapi langsung dipotong Sandi, “Dan kamu jika tidak ingin jadi bahan ejekan lebih baik nurut!”
Rehan hanya dapat mengertakkan giginya tak terima, namun di satu sisi ada benarnya juga. Jika ia diposisi mereka pasti akan berpikir sama.
Ia melihat Luna berlari memasuki kamar, Rehan dengan cepat menyusul Luna namun sebelum itu ia melirik keempat orang itu dengan tatapan sulit diartikan.
Mereka hanya menatap kepergian keduanya sinis dan jijik.
“Ma liatkan, mereka udah terlihat seperti pasangan serasi. Apalagi cowok gak tau asal usul nya itu, ganteng sih tapi sayang!”
“Eh, tapi dari mana kamu tau dek, jangan bilang kamu selalu buntutin Luna!” tanya Davin menatap adiknya curiga.
“Kagak, kenalan gue yang tinggal di komplek ini bilang, dia jelasin semuanya”
“Oh...gitu” Davin mengangguk acuh.
Santi dan Sandi hanya menjadi pendengar percakapan kedua anaknya.
“Terus gimana sama perjodohan itu!” tanya Sinta pada Sandi suaminya.
“Batalin aja, biar dia yang ganti rugi. Nanti kalo mereka datang lagi kita bilang aja si Luna udah nikah. Kamu kan gak mau malu di omongin para warga atas kelakuan Luna!” Jelas Sandi panjang lebar.
“Benar kata papa ma, walau gimanapun mama kan sebagai bibi Luna pasti mereka juga nyalahin mama. Kalo soal keluarga Wijaya palingan mereka kecewa dan gak mungkin mau saat tau kelakuan calon mantunya!” timpal Davin ikut nimbrung.
“Tapi awas aja ya kalian tukar sama Dona, Dona gak mau di jodohin sama orang cacat!” Delik Dona menatap tajam kedua orang tuanya.
“Ya enggak lah, mana mau kita punya mantu cacat!” bantah Sinta yang dianggukan Sandi cepat.
“Tapi duitnya banyak lho dek, yakin gak mau” goda Davin menaiki turunkan alisnya.
Plak
“Kagak, ogah gue. Lagian kitakan gak kalah kaya dari mereka” tolak Dona mentah-mentah seraya menampar kesal lengan Davin.
Davin mendapatkan tamparan hanya mendengus.
🌼🌼
Ternyata perkataan mereka benar-benar mutlak tanpa boleh dibantah. Seperti sekarang ini Luna dan Rehan sudah diiring ke KUA untuk dinikahkan. Bahkan tetangga/ warga se kompleks sudah mengetahui sebagian dari mereka sempat tak percaya dan mengejek dan menghujat Luna. Pelakunya siapa lagi kalo bukan Dona mengumbar karena baginya melihat Luna tertindas itu menyenangkan. Emang sepupu gak ada otak.
Dan Tante Rini bersama anak dan suaminya juga telah di beritahu oleh Sinta, mereka sempat marah apalagi Rini, namun di satu sisi ia lega karena dengan itu perjodohan Luna dengan anak keluarga Wijaya akan di batalkan, lebih baik dengan pemuda asing itu dari pada Luna hidup bersama orang cacat. Dia itu menyayangi Luna walaupun terkadang mulutnya suka ceplas-ceplos menyinggung perasaan Luna tidak seperti Sinta.
Setelah menghabiskan waktu sekitar sejam lebih, mereka kembali pulang. Luna masih murung ditambahkan lagi perkataan bibinya harus mengganti rugi 50 juta, pikirannya berkecamuk dari mana ia mendapat uang sebanyak itu.
“Gini amat jalan hidup gue, benar-benar menyedihkan!” Belum juga tamat sekolah statusnya sudah menjadi istri orang.
BERSAMBUNG...
LIKE >> KOMEN >> VOTE >> FAVORIT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
fatin Rahman
lagi
2023-12-26
0
Sumaningsih nano
lnjut teruuus
2022-10-10
2
Yulita
alur cerita yg bagus👍
2022-09-26
0