Suasana benar-benar berubah canggung, apalagi dengan status berbeda bahkan mereka masih belum menyangka akan terjadi.
Terlihat kedua sejoli tak lain, Luna dan Rehan duduk dengan hening dengan mata fokus menatap kearah layar televisi di hadapan, namun sebenarnya pikiran mereka sama-sama traveling kemana-mana, keadaan benar-benar terasa canggung sekarang.
Padahal jarum jam telah menunjukkan pukul 22.00 malam, namun diantara mereka belum ada yang mau tidur.
Setelah cukup lama saling diam, Rehan akhirnya mengeluarkan suara, “Lun, apa Lo masih belum terima!” tanya Rehan pelan seraya menoleh kearah Luna di sebelah kanannya.
“Lo masih marah!” Lanjutnya melihat Luna masih diam. Kemudian, ia melihat Luna menggeleng dengan tatapan sendu.
“Gak, buat apa gue marah mungkin ini udah takdir. Bagi udah terjadi biarlah terjadi, lagian dari awal gue emang salah karena udah bawa Lo dalam kehidupan gue, seharusnya gue mikir dulu sebelum bawa Lo ke rumah. Dan sekarang semuanya udah terjadi buat apa juga marah, gue terima dengan lapang dada...”
“Buat Lo gue gak maksa kok, jika nanti ingatan Lo udah pulih Lo boleh tinggalin gue dan kembali ke keluarga! Gue gak mau jadi penghambat Lo!” Luna menunduk, entah kenapa hati sedikit sakit saat mengeluarkan kata-kata itu, namun ia sadar diri jika ingatan Rehan sudah pulih tidak mungkin ia tahan untuk kembali bersama keluarganya, Dan bisa saja sebenarnya Rehan itu sudah memiliki kekasih atau calon istri.
Rehan mendelik, ia tak suka mendengar ucapan terakhir Luna.
“Maksud lo apa sih ngomong begitu? Gue gak suka, pernikahan bukan main-main Luna. Walaupun gue udah ingat dan Lo tetap istri gue, gue bukan cowok brengsek yang ninggalin Lo gitu aja. Dan Lo bukan penghambat bagi gue, lo istri gue!” tekan Rehan di akhir kata dengan mata menatap lekat Luna, bahkan satu tangan nya ikut mengusap bahu Luna.
Luna merasa berdesir didada nya, ucapan Rehan membuatnya terharu. Tapi ia tidak ingin terhanyut terlalu dalam.
“Kita gak tau apa yang akan terjadi kedepannya, bisa aja kan Lo udah punya istri!” timpal Luna tak ikhlas dan jika itu benar pasti ia akan tersingkir juga.
Rehan tercengang, “apaan dah, gak mungkin lah, gak yakin gue! Semoga aja kagak dah, cukup satu aja” Rehan menolak pendapat Luna.
Luna yang akan berkata lagi langsung dipotong oleh Rehan, “mending Lo tidur gih, ini udah hampir larut malam. Besok kan sekolah”
Rehan sengaja, bisa pusing sendiri ia mendengar ocehan Luna lagi pikiran nya gak ada yang positif thinking, gak ada yang baik.
Luna ingin protes namun lagi-lagi dipotong Rehan, “gak usah protes, sekarang Lo bobok ya. Gue juga udah ngantuk nih!” Rehan menguap lebar seraya menutupi dengan tangan kanannya.
“Atau mau gue tem-!” belum menyelesaikan ucapannya Luna sudah lari duluan memasuki kamar.
Braaak...
“Astaghfirullah!” Rehan hanya mengusap dadanya sabar. Ternyata anak itu masih marah.
“marah sih boleh tapi ngapain pintu juga yang kena!” Rehan bergumam pelan seraya berjalan memasuki kamarnya.
Dia tau banget, Luna masih belum terima dengan pernikahan paksa ini, Begitupun dirinya namun ia cukup lega juga karena tidak ada curiga dan menghujat lagi.
Di kamar, selesai mencuci muka dan gosok gigi Rehan segera merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
“Hufff... sampai kapan gue ingat lagi. Apa keluarga gue gak berusaha nyari gue!” Rehan terus menatap langit-langit kamarnya pikirannya kalut.
Ia juga teringat perkataan Luna membuatnya sedikit cemas, “semoga aja apa yang dipikirkan Luna tidak ada. Gue gak mau nyakitin dan ngecewain Luna” setelah cukup lama melamun Rehan bergulung dengan selimutnya dan segera tidur memasuki alam mimpi.
🌼🌼
Keesokan harinya, tepat pukul 06.00 pagi. Luna telah terbangun, selesai mencuci muka ia pergi ke dapur untuk memasak. Apalagi dengan status barunya sekarang ia harus berperan sebagai istri yang baik walaupun belum semuanya sih. Sebelumnya sudah terbiasa sih tapi terkadang Rehan sering bangun duluan dan memasak.
Setelah menghabiskan waktu 30 menit berkutat di dapur, Luna lanjut mandi dan memakai seragam sekolahnya.
Berbeda dengan Rehan, ia masih tidur nyaman bergulung dalam selimut tanpa menghiraukan cahaya matahari memasuki celah jendela kamar.
Luna yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya segera keluar dari kamar. Tatapan nya menoleh kearah pintu kamar Rehan.
“Apa dia belum bangun!” pikir Luna. Tanpa pikir panjang ia mengetuk pintu itu. Namun sudah beberapa kali tidak sahutan dari dalam.
“Ck, masih molor dia!” Karena kesal ia mencoba membuka dan ternyata tidak dikunci.
Ceklek
Luna masuk dan berjalan mendekat kearah tempat tidur Rehan. Disana juga terlihat kepala Rehan menyembul dari dalam selimut dengan mata masih terlelap nyaman tanpa terusik sedikitpun.
Luna berjalan kearah jendela dan membuka gorden tersebut, ia melihat Rehan menggeliat tak nyaman.
“Bangun Han!” panggil Luna seraya menarik selimut membungkus Rehan.
“Eughh...apa sih ganggu orang tidur aja!” Rehan membuka matanya perlahan sambil menguap. Ditambah cahaya matahari mengenai wajah nya membuat ia terpaksa bangun.
“Kok Lo jadi kebo gini sih, sana mandi terus sarapan!”
Rehan hanya berdeham dan beranjak dari tempat tidur pergi masuk kamar mandi.
Luna juga keluar dari kamar Rehan pergi ke dapur tepatnya meja makan.
Tak cukup lama, tampak Rehan keluar dengan wajah segar siap mandi dan bergabung bersama Luna untuk sarapan.
...
“Mau gue antarin!” tawar Rehan pada Luna setelah menyelesaikan sarapannya. Luna juga telah siap dengan tas sekolahnya.
“Emang antarin gue pakai apa?” Luna jadi bingung, lagian mau ngantarin pakai apa coba motor aja kagak punya apalagi mobil hadeeh.
Rehan cengengesan sambil menggaruk kepalanya, “ehehe...pakai angkot aja atau taksi, gimana mau gak!”
Luna mendengus, “gak usah gegayaan ngantarin gue, gue pakai sepeda aja. Bukannya Lo juga mau berangkat kerja?!”
“hari ini gue masuk malam”
Luna hanya mengangguk mengerti, “ya udah gue pergi dulu” namun tangannya ditahan Rehan.
“Apa lagi, nanti gue bisa terlambat”
Bukannya menjawab Rehan malah menyodorkan tangan kanannya.
Luna mengernyit, “ngapain, mau minta duit tapikan-“
“Bukan” potong Rehan cepat, ia sudah mulai kesal kenapa sih Luna tidak peka juga.
Plak
“Apa sih gak jelas banget, udah ah gue pamit, bye!” selesai menepis tangan itu Luna langsung pergi meninggalkan Rehan yang sedang menggerutu.
“Baru juga kemarin sah udah pikun!”
BERSAMBUNG...
LIKE >> KOMEN >> VOTE >> FAVORIT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
fatin Rahman
lanjut
2023-12-26
0
Wiecha Mar
Rehan mengulur tangan supaya kamu menyalami dan menciumi punggung tangan suamimu,oon apa pikun Luna gak nyadar Dari kemarin udah sah jadi suami istri,😥😥😥hadeeeuh🤔🤔🤔🤔
2022-05-20
4
Antie
lanjut
2022-05-09
0