Chapter 14. Tak Peka

Suasana benar-benar berubah canggung, apalagi dengan status berbeda bahkan mereka masih belum menyangka akan terjadi.

Terlihat kedua sejoli tak lain, Luna dan Rehan duduk dengan hening dengan mata fokus menatap kearah layar televisi di hadapan, namun sebenarnya pikiran mereka sama-sama traveling kemana-mana, keadaan benar-benar terasa canggung sekarang.

Padahal jarum jam telah menunjukkan pukul 22.00 malam, namun diantara mereka belum ada yang mau tidur.

Setelah cukup lama saling diam, Rehan akhirnya mengeluarkan suara, “Lun, apa Lo masih belum terima!” tanya Rehan pelan seraya menoleh kearah Luna di sebelah kanannya.

“Lo masih marah!” Lanjutnya melihat Luna masih diam. Kemudian, ia melihat Luna menggeleng dengan tatapan sendu.

“Gak, buat apa gue marah mungkin ini udah takdir. Bagi udah terjadi biarlah terjadi, lagian dari awal gue emang salah karena udah bawa Lo dalam kehidupan gue, seharusnya gue mikir dulu sebelum bawa Lo ke rumah. Dan sekarang semuanya udah terjadi buat apa juga marah, gue terima dengan lapang dada...”

“Buat Lo gue gak maksa kok, jika nanti ingatan Lo udah pulih Lo boleh tinggalin gue dan kembali ke keluarga! Gue gak mau jadi penghambat Lo!” Luna menunduk, entah kenapa hati sedikit sakit saat mengeluarkan kata-kata itu, namun ia sadar diri jika ingatan Rehan sudah pulih tidak mungkin ia tahan untuk kembali bersama keluarganya, Dan bisa saja sebenarnya Rehan itu sudah memiliki kekasih atau calon istri.

Rehan mendelik, ia tak suka mendengar ucapan terakhir Luna.

“Maksud lo apa sih ngomong begitu? Gue gak suka, pernikahan bukan main-main Luna. Walaupun gue udah ingat dan Lo tetap istri gue, gue bukan cowok brengsek yang ninggalin Lo gitu aja. Dan Lo bukan penghambat bagi gue, lo istri gue!” tekan Rehan di akhir kata dengan mata menatap lekat Luna, bahkan satu tangan nya ikut mengusap bahu Luna.

Luna merasa berdesir didada nya, ucapan Rehan membuatnya terharu. Tapi ia tidak ingin terhanyut terlalu dalam.

“Kita gak tau apa yang akan terjadi kedepannya, bisa aja kan Lo udah punya istri!” timpal Luna tak ikhlas dan jika itu benar pasti ia akan tersingkir juga.

Rehan tercengang, “apaan dah, gak mungkin lah, gak yakin gue! Semoga aja kagak dah, cukup satu aja” Rehan menolak pendapat Luna.

Luna yang akan berkata lagi langsung dipotong oleh Rehan, “mending Lo tidur gih, ini udah hampir larut malam. Besok kan sekolah”

Rehan sengaja, bisa pusing sendiri ia mendengar ocehan Luna lagi pikiran nya gak ada yang positif thinking, gak ada yang baik.

Luna ingin protes namun lagi-lagi dipotong Rehan, “gak usah protes, sekarang Lo bobok ya. Gue juga udah ngantuk nih!” Rehan menguap lebar seraya menutupi dengan tangan kanannya.

“Atau mau gue tem-!” belum menyelesaikan ucapannya Luna sudah lari duluan memasuki kamar.

Braaak...

“Astaghfirullah!” Rehan hanya mengusap dadanya sabar. Ternyata anak itu masih marah.

“marah sih boleh tapi ngapain pintu juga yang kena!” Rehan bergumam pelan seraya berjalan memasuki kamarnya.

Dia tau banget, Luna masih belum terima dengan pernikahan paksa ini, Begitupun dirinya namun ia cukup lega juga karena tidak ada curiga dan menghujat lagi.

Di kamar, selesai mencuci muka dan gosok gigi Rehan segera merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

“Hufff... sampai kapan gue ingat lagi. Apa keluarga gue gak berusaha nyari gue!” Rehan terus menatap langit-langit kamarnya pikirannya kalut.

Ia juga teringat perkataan Luna membuatnya sedikit cemas, “semoga aja apa yang dipikirkan Luna tidak ada. Gue gak mau nyakitin dan ngecewain Luna” setelah cukup lama melamun Rehan bergulung dengan selimutnya dan segera tidur memasuki alam mimpi.

🌼🌼

Keesokan harinya, tepat pukul 06.00 pagi. Luna telah terbangun, selesai mencuci muka ia pergi ke dapur untuk memasak. Apalagi dengan status barunya sekarang ia harus berperan sebagai istri yang baik walaupun belum semuanya sih. Sebelumnya sudah terbiasa sih tapi terkadang Rehan sering bangun duluan dan memasak.

Setelah menghabiskan waktu 30 menit berkutat di dapur, Luna lanjut mandi dan memakai seragam sekolahnya.

Berbeda dengan Rehan, ia masih tidur nyaman bergulung dalam selimut tanpa menghiraukan cahaya matahari memasuki celah jendela kamar.

Luna yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya segera keluar dari kamar. Tatapan nya menoleh kearah pintu kamar Rehan.

“Apa dia belum bangun!” pikir Luna. Tanpa pikir panjang ia mengetuk pintu itu. Namun sudah beberapa kali tidak sahutan dari dalam.

“Ck, masih molor dia!” Karena kesal ia mencoba membuka dan ternyata tidak dikunci.

Ceklek

Luna masuk dan berjalan mendekat kearah tempat tidur Rehan. Disana juga terlihat kepala Rehan menyembul dari dalam selimut dengan mata masih terlelap nyaman tanpa terusik sedikitpun.

Luna berjalan kearah jendela dan membuka gorden tersebut, ia melihat Rehan menggeliat tak nyaman.

“Bangun Han!” panggil Luna seraya menarik selimut membungkus Rehan.

“Eughh...apa sih ganggu orang tidur aja!” Rehan membuka matanya perlahan sambil menguap. Ditambah cahaya matahari mengenai wajah nya membuat ia terpaksa bangun.

“Kok Lo jadi kebo gini sih, sana mandi terus sarapan!”

Rehan hanya berdeham dan beranjak dari tempat tidur pergi masuk kamar mandi.

Luna juga keluar dari kamar Rehan pergi ke dapur tepatnya meja makan.

Tak cukup lama, tampak Rehan keluar dengan wajah segar siap mandi dan bergabung bersama Luna untuk sarapan.

...

“Mau gue antarin!” tawar Rehan pada Luna setelah menyelesaikan sarapannya. Luna juga telah siap dengan tas sekolahnya.

“Emang antarin gue pakai apa?” Luna jadi bingung, lagian mau ngantarin pakai apa coba motor aja kagak punya apalagi mobil hadeeh.

Rehan cengengesan sambil menggaruk kepalanya, “ehehe...pakai angkot aja atau taksi, gimana mau gak!”

Luna mendengus, “gak usah gegayaan ngantarin gue, gue pakai sepeda aja. Bukannya Lo juga mau berangkat kerja?!”

“hari ini gue masuk malam”

Luna hanya mengangguk mengerti, “ya udah gue pergi dulu” namun tangannya ditahan Rehan.

“Apa lagi, nanti gue bisa terlambat”

Bukannya menjawab Rehan malah menyodorkan tangan kanannya.

Luna mengernyit, “ngapain, mau minta duit tapikan-“

“Bukan” potong Rehan cepat, ia sudah mulai kesal kenapa sih Luna tidak peka juga.

Plak

“Apa sih gak jelas banget, udah ah gue pamit, bye!” selesai menepis tangan itu Luna langsung pergi meninggalkan Rehan yang sedang menggerutu.

“Baru juga kemarin sah udah pikun!”

 

BERSAMBUNG...

LIKE >> KOMEN >> VOTE >> FAVORIT

 

Terpopuler

Comments

fatin Rahman

fatin Rahman

lanjut

2023-12-26

0

Wiecha Mar

Wiecha Mar

Rehan mengulur tangan supaya kamu menyalami dan menciumi punggung tangan suamimu,oon apa pikun Luna gak nyadar Dari kemarin udah sah jadi suami istri,😥😥😥hadeeeuh🤔🤔🤔🤔

2022-05-20

4

Antie

Antie

lanjut

2022-05-09

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01. Menolong Seorang Pemuda
2 Chapter 02. Lupa Ingatan
3 Chapter 03. Tinggal Seatap
4 Chapter 04. Kekesalan Zoya
5 Chapter 05. Berbohong
6 Chapter 06. Geli
7 Chapter 07. Pembullyan
8 Chapter 08. Mimpi Buruk
9 Chapter 09. Gugup
10 Chapter 10. Menangis
11 Chapter 11. Keluarga Albert
12 Chapter 12. Penolakan Luna
13 Chapter 13. Terpaksa Menikah
14 Chapter 14. Tak Peka
15 Chapter 15. Tidur seranjang
16 Chapter 16. Gara-gara tendangan
17 Chapter 17. Syok dan tak percaya
18 Chapter 18. Jadi Bos baru
19 Chapter 19. Murka Rehan
20 Special Visual Character
21 Chapter 20. Dasar Mesum
22 Chapter 21. Minta penjelasan
23 Chapter 22. minta jatah
24 Chapter 23. Bertemu Daddy Arya
25 Chapter 24. Maafin gue!
26 Chapter 25. Kedatangan bibi Sinta
27 Chapter 26. Ciuman
28 Chapter 27. Keluarga Georgio
29 Chapter 28. Bena-benar Istri durhaka
30 Chapter 29. Menyesal
31 Chapter 30. Fix, panggil kakak
32 Chapter 31. Dokter John
33 Chapter 32. Lingerie
34 Chapter 33. Akhirnya pulih kembali
35 Chapter 34. Rencana busuk Dona
36 Chapter 35. Calon Pelakor
37 Chapter 36. Menggoda Atha
38 Chapter 37. Ketakutan Jessica
39 Chapter 38. Ternyata Hamil
40 Chapter 39. Licik
41 Chapter 40. Adik Laknat!
42 Chapter 41. Max sakit hati
43 Chapter 42. Luna mau Seblak
44 Chapter 43. Kecelakaan
45 Chapter 44. Oh... Ternyata Dia!
46 Chapter 45. Nasib Friska
47 Chapter 46. Alfredo Georgio
48 Chapter 47. Luna Siuman
49 Chapter 48. Kekesalan Mona
50 Chapter 49. Rumah baru
51 Chapter 50. Kehebohan keluarga Wijaya
52 Chapter 51. Kemarahan Alfredo
53 Chapter 52. Merasa malu
54 Chapter 53. Pecat suami
55 Chapter 54. Penyusup
56 Chapter 55. Kekhawatiran Alfredo dan Jeon
57 Chapter 56. Benci
58 Chapter 57. ternyata hamil
59 Chapter 58. Kesalnya Monalisa
60 Chapter 59. Marah
61 Chapter 60. Sudah waktunya mengakhiri semuanya
62 Chapter 61. Keterkejutan Jeon
63 Chapter 62. Atha Merokok
64 Chapter 63. Hukuman Mati
65 Chapter 64. Pernikahan Max & Monalisa
66 Chapter 65. Gara-gara Ketoprak
67 Chapter 66. Malu-maluin
68 Chapter 67. Di jadiin pembantu
69 Chapter 68. Perdebatan ibu dan anak
70 Chapter 69. Anak durhaka
71 Chapter 70. Bodoh
72 Chapter 71. Tuan Muda Kusuma
73 Chapter 72. Tamparan Davin
74 Chapter 73. Kekesalan Atha
75 Chapter 74. Mendatangi kediaman Kusuma
76 Chapter 75. Kekecewaan Renaldy
77 Chapter 76. Manja nya si bayi besar
78 Chapter 77. Gak mau dimadu!
79 Chapter 78. Jangan harap malam ini tidur di kamar!
80 Chapter 79. Kesialan Tio
81 Chapter 80. Marah dan cemburu nya Zoya
82 Chapter 81. Dasar gadis cemburuan!
83 Chapter 82. Keadaan Tirta
84 Chapter 83. Pedas bukan manis
85 Chapter 84. Maafin aku sayang!
86 Chapter 85. Ternyata ada dua
87 Chapter 86. Baby Al & Baby Aurel
88 Chapter 87. Bangunnya Tirta
89 Chapter 88. Wisuda dulu baru nikah!
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102
104 Chapter 103
105 Chapter 104
106 Chapter 105
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Chapter 01. Menolong Seorang Pemuda
2
Chapter 02. Lupa Ingatan
3
Chapter 03. Tinggal Seatap
4
Chapter 04. Kekesalan Zoya
5
Chapter 05. Berbohong
6
Chapter 06. Geli
7
Chapter 07. Pembullyan
8
Chapter 08. Mimpi Buruk
9
Chapter 09. Gugup
10
Chapter 10. Menangis
11
Chapter 11. Keluarga Albert
12
Chapter 12. Penolakan Luna
13
Chapter 13. Terpaksa Menikah
14
Chapter 14. Tak Peka
15
Chapter 15. Tidur seranjang
16
Chapter 16. Gara-gara tendangan
17
Chapter 17. Syok dan tak percaya
18
Chapter 18. Jadi Bos baru
19
Chapter 19. Murka Rehan
20
Special Visual Character
21
Chapter 20. Dasar Mesum
22
Chapter 21. Minta penjelasan
23
Chapter 22. minta jatah
24
Chapter 23. Bertemu Daddy Arya
25
Chapter 24. Maafin gue!
26
Chapter 25. Kedatangan bibi Sinta
27
Chapter 26. Ciuman
28
Chapter 27. Keluarga Georgio
29
Chapter 28. Bena-benar Istri durhaka
30
Chapter 29. Menyesal
31
Chapter 30. Fix, panggil kakak
32
Chapter 31. Dokter John
33
Chapter 32. Lingerie
34
Chapter 33. Akhirnya pulih kembali
35
Chapter 34. Rencana busuk Dona
36
Chapter 35. Calon Pelakor
37
Chapter 36. Menggoda Atha
38
Chapter 37. Ketakutan Jessica
39
Chapter 38. Ternyata Hamil
40
Chapter 39. Licik
41
Chapter 40. Adik Laknat!
42
Chapter 41. Max sakit hati
43
Chapter 42. Luna mau Seblak
44
Chapter 43. Kecelakaan
45
Chapter 44. Oh... Ternyata Dia!
46
Chapter 45. Nasib Friska
47
Chapter 46. Alfredo Georgio
48
Chapter 47. Luna Siuman
49
Chapter 48. Kekesalan Mona
50
Chapter 49. Rumah baru
51
Chapter 50. Kehebohan keluarga Wijaya
52
Chapter 51. Kemarahan Alfredo
53
Chapter 52. Merasa malu
54
Chapter 53. Pecat suami
55
Chapter 54. Penyusup
56
Chapter 55. Kekhawatiran Alfredo dan Jeon
57
Chapter 56. Benci
58
Chapter 57. ternyata hamil
59
Chapter 58. Kesalnya Monalisa
60
Chapter 59. Marah
61
Chapter 60. Sudah waktunya mengakhiri semuanya
62
Chapter 61. Keterkejutan Jeon
63
Chapter 62. Atha Merokok
64
Chapter 63. Hukuman Mati
65
Chapter 64. Pernikahan Max & Monalisa
66
Chapter 65. Gara-gara Ketoprak
67
Chapter 66. Malu-maluin
68
Chapter 67. Di jadiin pembantu
69
Chapter 68. Perdebatan ibu dan anak
70
Chapter 69. Anak durhaka
71
Chapter 70. Bodoh
72
Chapter 71. Tuan Muda Kusuma
73
Chapter 72. Tamparan Davin
74
Chapter 73. Kekesalan Atha
75
Chapter 74. Mendatangi kediaman Kusuma
76
Chapter 75. Kekecewaan Renaldy
77
Chapter 76. Manja nya si bayi besar
78
Chapter 77. Gak mau dimadu!
79
Chapter 78. Jangan harap malam ini tidur di kamar!
80
Chapter 79. Kesialan Tio
81
Chapter 80. Marah dan cemburu nya Zoya
82
Chapter 81. Dasar gadis cemburuan!
83
Chapter 82. Keadaan Tirta
84
Chapter 83. Pedas bukan manis
85
Chapter 84. Maafin aku sayang!
86
Chapter 85. Ternyata ada dua
87
Chapter 86. Baby Al & Baby Aurel
88
Chapter 87. Bangunnya Tirta
89
Chapter 88. Wisuda dulu baru nikah!
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102
104
Chapter 103
105
Chapter 104
106
Chapter 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!