Waktu pulang kampus, pukul 1 siang...
"Kau ada rencana untuk pergi ke sesuatu siang ini?", tanya Rachel pada Arabella yang tengah berjalan di sebelah nya.
Saat ini Arabella dan gadis itu tengah berjalan untuk pulang, mereka sedang menuju gerbang keluar kampus.
Arabella berfikir sejenak, lalu ia teringat sesuatu, "Oh! Aku harus daftar detektif hari ini!"
"Wow, kau benar benar jadi akan melakukan nya? Kufikir kau akan bercanda"
"Eits, tentu saja tidak. Aku suka detektif, tau!", ujar Arabella, lalu diakhiri dengan nyengiran khas nya.
"Kau suka detektif hanya dari novel novel yang kau baca. Kau apa pernah lihat aksi detektif di dunia nyata?", tanya Rachel. Arabella menggeleng polos.
"Tapi.. pasti mirip dengan yang di novel kan? Kalau tidak sesuai dengan yang di dunia nyata, untuk apa mereka menciptakan novel tentang detektif?"
"Tapi di novel yang kau baca, terdapat bumbu percintaan dan actionnya sedikit diminimalisir", ujar Rachel.
"Hm.. benar juga", gumam Arabella.
"Jadi.. kau masih ingin mendaftar?"
"Tentu saja, hehe"
Rachel memasang wajah datar, "Baiklah, terserah padamu"
*
Ketika pulang dari kampus, Arabella langsung mencari taxi untuk menuju kantor polisi utama New York.
Ketika sampai di tempat itu, ia diherankan oleh satpam atau penjaga didekat gerbang masuk bukanlah Nael, melainkan seorang pria parubaya berkumis tebal. Karena ketika terakhir kali ia kesitu, ia melihat penjaga gerbang nya ialah Nael.
"Permisi tuan, apa saya boleh masuk ke dalam? Saya ingin melakukan tes masuk detektif", ujar Arabella pada pria parubaya itu.
"Oh, baiklah nona, silahkan"
Arabella segera memasuki gerbang. Ia berjalan pelan menuju pintu masuk kantor polisi. Tapi langkahnya terhenti ketika melihat seorang lelaki berjaket merah keluar dari pintu itu.
Arabella gelagapan karena jarak mereka terlalu dekat. Lelaki itu muncul mendadak di pintu, begitu juga Arabella yang kebetulan mau masuk ke dalam ruangan, membuat mereka bertemu tepat di garis perbatasan antara ruangan dengan teras.
Arabella mundur selangkah, lalu ia mendongakkan kepala untuk melihat sosok lelaki bertubuh tinggi yang ada didepannya.
"Eh? Kak Nael?"
Nael menatapnya dengan wajah datar, "Untuk apa kau kemari?"
"Mau tes detektif kak, hehe"
Lelaki itu menaikkan sebelah alisnya, "Setelah kau gagal waktu itu? Kau yakin?"
Arabella mengangguk dengan semangat, "Tentu saja yakin kak! Kalau saya kemarin gagal, kan hari ini belum tentu gagal, hihi", ujar Arabella polos.
Nael mengangguk angguk datar, "Tes detektif bukan hanya sekedar menguji dengan pertanyaan, tapi juga akan dilakukan tes kesehatan dan pengetahuan tentang dunia Detektif"
"Iya kak, saya tau. Aku sangat suka dunia detektif kak, aku sering baca novel tentang Detektif!", ujar Arabella semangat.
Nael mengangguk angguk lagi menanggapi gadis yang kelewatan ceria itu.
"Ng.. omong omong kak..", Arabella menjeda kalimatnya. Ia memberi kode pada Nael bahwa ia ingin membisikkan sesuatu. Nael mengerutkan dahinya heran, tapi setelah memahami kode itu, ia mendekatkan telinganya pada Arabella, "Tes kesehatan nya harus membuka semua pakaian tidak kak?", tanya Arabella polos.
Tiba tiba langsung terbesit niat jahil di otak Nael. Lelaki itu tersenyum tipis, mencoba menakut nakuti Arabella, "Ya. Biasanya aku yang disuruh untuk melakukan tes itu kepada peserta "
Arabella membulatkan matanya, "Benarkah kak? Kalau begitu, saya tidak jadi mendaftar jadi detektif, kak.."
Nael menghela nafas panjang dan kembali memasang wajah datarnya, "Aku hanya bercanda"
"Oh.. aku fikir itu benar!", ujar Arabella dengan wajah mulai kesal.
"Eh.. Omong omong, kakak ini siapa? Bagaimana bisa ada disini? Aku baru sadar kita sudah bertemu dua kali di kantor polisi ini", ujar Arabella.
Nael mengidikkan bahunya, pura-pura tidak tau.
"Kak? Kak?", panggil Arabella.
"Aku bukan siapa siapa disini. Ok, kembali ke topik tadi. Kau ingin mencoba untuk tes detektif kan?"
Arabella mengangguk.
"Baiklah, tunggu sejenak", Nael lalu masuk ke dalam ruangan.
Ketika lelaki itu sudah keluar dari ruangan, ia membawa sebuah buku tebal bersampul merah.
Kemudian Nael duduk di sebuah kursi panjang yang terletak di pinggir dinding teras.
"Duduk sini", ujarnya sambil menepuk nepuk bangku di sampingnya, kode supaya Arabella duduk di sebelahnya.
Arabella hanya menurut. Nael segera membuka lembar pertama dari buku itu.
"Lihat gambar ini", ujar Nael sambil menunjukkan lembar pertama buku itu pada Arabella.
Arabella hanya melihat gambar sebuah rumah mewah lantai tiga, agak jauh dari teras rumah itu langsung berhadapan dengan aspal hitam cantik, dan disekeliling rumah itu ada pohon yang disusun setiap jarak satu meter.
"Anggap rumah ini adalah milik seorang lelaki pembisnis kaya raya. Pertanyaannya, jika kau disuruh untuk menyelidiki lelaki pembisnis kaya raya itu, kau akan memilih menjadi apa? "
Arabella mengernyit kan dahi nya, menatap fokus ke arah gambar di situ.
"Pilihan A, menjadi lalat. B, menjadi pohon. C, menjadi aspal. D, menjadi dinding rumah, E. Menjadi kucing "
Arabella berfikir sejenak.
"A?", tanya Arabella ragu.
"Karena?"
"Karena dengan menjadi lalat aku bisa terbang dan memantaunya kemana saja", jawab Arabella sambil tersenyum lebar.
Tapi Nael malah memberinya menatapnya datar.
"Aku bilang dia seorang yang kaya raya, kemungkinan besar di rumahnya tidak akan ada lalat"
"Tapi.. bisa saja ada kan, kak? Lalat kan ada dimana mana", ujar Arabella tidak terima..
Nael tetap memberinya tatapan datar.
"Jadi jawaban yang benar apa, kak?"
"Dinding rumah, tentu saja", ujar Nael. Arabella mengangguk angguk kan kepalanya walaupun sedikit tidak mengerti.
"Hm.. oh, omong omong kak, aku mau bertanya tentang sesuatu", ujar Arabella, ia langsung terfikir untuk mengubah topik.
"Hm.. silahkan.."
"Ng.. kenapa kakak terlihat sangat berbeda ketika di kampus? Kakak sangat friendly, sering tertawa. Bagaimana bisa seperti itu, kak? Apa hanya aku yang kurang menyadarinya?", tanya Arabella polos.
Nael terdiam sejenak, "Yeah, detektif rahasia biasanya mampu membuat dua kepribadian yang berbeda dalam dirinya. Latihan menyamar"
Arabella menaikkan sebelah alisnya, "Eh? Maksudnya.. kakak adalah seorang detektif, kan? Detektif rahasia atau apa?", tanyanya dengan mata membulat.
Nael menatap Arabella sambil tersenyum tipis, "Nanti kau akan tau"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ice Cream
Arabella harus bener, gak boleh salah🤭😂
2022-05-28
0
Ice Cream
Ketua detektif bel, semalam dah dikasih tau
2022-05-28
0
Ice Cream
Ngakak bayangin ekspresi si Abel😂
2022-05-28
0