Arabella masih menatap layar komputer nya dengan heran.
"Misinya seperti apa? Bisa aku mulai misi pertama?", tanya Arabella pada sistem tadi.
[ Ding! ]
[ Benarkah anda ingin memulai misi pertama ? ]
Arabella mengangguk angguk.
[ Misi yang kami berikan tidak lah sulit. Kami hanya meminta anda untuk melakukan perawatan kulit, perawatan rambut, dan perawatan wajah ]
Arabella refleks menoleh ke arah cermin lagi.
Tampak wajah chubby penuh jerawat disitu. Selain itu, kulitnya yang kusam, rambutnya yang keriting dan seperti tidak pernah disisir, di tambah lagi bobot badannya yang berlebih, membuat Arabella mulai faham kenapa tuhan mengirimkannya sistem kecantikan.
"Hm.. kamu bilang perawatan kan? Artinya perawatan seluruh tubuh kan? Yang mana dulu yang harus saya lakukan ?"
[ Ding! ]
[ Itu terserah pada anda nona. Semua perawatan yang anda lakukan dimulai dari hari ini, akan terhitung sebagai menjalankan misi, dan kami akan memberi upah untuk itu ]
"Berarti, aku harus beli barang barang perawatan tubuh dengan uang ku dulu?"
[ Tentu saja, nona ]
[ Dan ingat, setiap uang yang anda keluarkan untuk menjalankan misi, akan kami ganti sebesar 10 kali lipat ]
Arabella mengangguk angguk kan kepalanya. Tangannya lalu terarah untuk mengambil smartphone nya yang ada di atas meja untuk menelepon seseorang.
"Hm.. sepertinya aku perlu bantuan Rachel"
*
Sekitar pukul 4 sore, Arabella dan Rachel telah sampai di depan halaman utama sebuah mall besar.
Mereka tadi baru saja turun dari taxi yang sama. Arabella yang memintanya untuk membantunya memilih produk perawatan, karena yang ia tahu temannya itu sudah berpengalaman.
"Kau sudah bawa uangnya kan? Karena produk disini mahal mahal", ujar Rachel.
Arabella mengangguk angguk. Kemudian ia mengeluarkan setumpuk uang seratus dollar dari saku celananya, "Kalau segini cukup tidak?"
Rachel membulatkan matanya.
"Wow, itu sangat banyak. Kau mendapatkan nya dari mana, Arabella?"
Arabella menyengir kecil. "Aku menghabiskan uang tabunganku, hehe"
Rachel menaikkan sebelah alisnya.
"Kau sampai habiskan tabunganmu? Bagaimana kalau nanti ada keperluan lain?"
Arabella menyengir lagi, "Nanti juga akan bertambah dengan sendirinya, hihi"
Rachel masih menatap gadis rambut keriting yang ada didepannya dengan heran. Ujungnya, dia geleng geleng kepala.
"Ya sudah, ayo kita masuk saja", Rachel mendahului berjalan masuk ke dalam pintu utama mall.
Arabella mengekori temannya itu dari belakang. Ketika baru saja memasuki pintu mall, Arabella langsung mengambil nafas dalam dalam, menghirup aroma segar yang muncul dalam ruangan itu.
"Ternyata aroma di mall seperti ini ya.. aromanya nikmat sekali..", ujar Arabella polos.
Arabella memang tidak pernah pergi ke mall sebelumnya, sebab itulah tingkah lakunya seperti itu.
Rachel hanya geleng geleng kepala melihat nya.
"Ayo kita ke lantai dua", ajak gadis berambut hitam panjang itu sambil berjalan mendahului Arabella.
Arabella mengekorinya di belakang. Ketika sampai di lantai dua, mata Arabella tampak berbinar binar melihat ada banyak toko toko berjualan pakaian yang serba mewah dan indah.
"Semuanya indah sekali disini..", ujarnya polos.
"Arabella, aku buang air kecil dulu ya. Sudah tidak bisa ditahan lagi. Kau bisa duduk di bangku yang ada disini, atau langsung saja pergi ke toko toko yang ada disini, terserah", ujar Rachel tiba tiba. Wajahnya terlihat sangat menahan pipis.
Arabella hanya mengangguk angguk pada gadis itu.
"Ya sudah, aku ke toilet sebentar ya. Kau jangan sampai hilang, disini ramai"
Setelahnya, Rachel pergi dengan berlari kecil menuju lift menuju lantai pertama.
Arabella mematung di tempatnya sesaat. Ia melihat ada banyak orang dewasa lalu lalang di depannya, di sekitarnya.
Ada yang membawa barang belanjaan, ada yang membawa anak, ada yang membawa pasangan, semuanya terlihat asing di mata Arabella karena ia baru pertama kalinya pergi ke tempat seperti ini.
"Hm.. aku belanja kemana dulu ya?", tanyanya seorang diri.
Ia berjalan pelan untuk melihat lihat toko toko kecil yang ada di sekitarnya. Ada yang menjual pakaian, makanan, alat elektronik, smartphone, dan lainnya.
Tapi langkahnya terhenti ketika matanya melihat ke arah sebuah rambut berwarna putih yang cantik yang dipajangkan di dalam sebuah lemari kaca. Matanya membulat berbinar binar menatap rambut palsu itu.
"Rambut Elsa!", ujar Arabella senang, lalu ia segera berlari menuju lemari kaca itu, menatap lekat lekat rambut palsu yang berwarna putih berkilau itu .
Arabella berfikir fikir bagaimana cara untuk mengambilnya. Setelah ia melihat kesana kesini, ia menemukan sebuah pintu yang tak jauh dari lemari kaca itu. Di pintu itu terdapat tulisan open, yang membuat Arabella langsung faham bahwa itu ialah pintu masuk nya.
"Selamat datang nona", sapa pelayan toko dengan ramah.
Arabella membalasnya dengan senyum lebar, "Iya, terimakasih, hehe".
Setelah itu Arabella berjalan untuk mencari letak rambut palsu putih yang ia lihat dari depan toko tadi. Ketika ia menemukan lemari kaca yang ia cari itu, langsung terbesit di hatinya untuk membeli wig itu.
"Nona, berapa harga rambut Elsa ini?", tanya Arabella pada salah satu pelayan toko yang ada didekatnya.
"Oh, itu 50 dollar, nona"
Arabella langsung mengeluarkan uang 50 dollar dari sakunya, dan memberikannya pada si pelayan toko itu, "Ini".
"Silahkan bayar di kasir ya, nona", ujar si pelayan toko. Arabella mengangguk angguk.
"Boleh aku ambil rambut Elsa itu?"
"Silahkan, nona."
Arabella segera mengambil rambut palsu berwarna putih yang ia inginkan sejak tadi. Matanya berbinar binar ketika rambut palsu itu sudah sampai di tangannya.
"Nona, apa rambut ini di ambil dari ratu Elsa langsung?"
Pertanyaannya dari mulut Arabella hampir membuat toko pelayan itu tersedak.
"B-bukan, nona. Itu rambut palsu. Tidak ada rambut yang dijual disini menggunakan rambut manusia asli", si pelayan toko itu menjawab dengan senyum lembut.
"Ooo.. aku baru tau, aku kira tadinya ini rambut ratu Elsa yang asli", ujar Arabella.
Setelahnya, Arabella segera membayar rambut palsu itu ke kasir.
Setelah selesai membayar, ia kembali berjalan menuju tempat dimana ia terakhir berjumpa dengan Rachel.
Rachel tampak sedang duduk di sebuah bangku panjang. Arabella segera menghampiri nya. Tapi tak lupa Arabella memakai rambut palsu itu terlebih dahulu sebelum menemui temannya itu.
Ketika melihat ke arah Arabella, mata Rachel membulat.
"Arabella?"
"Rambutku cantik kan? Hihi"
Rachel langsung menepuk jidat.
"Untuk apa kau membeli wig?"
"Supaya cantik, hihi"
Rachel memijat keningnya pelan.
"Yang kau perlukan adalah produk perawatan kulit, Arabella, bukan rambut palsu", ujar Rachel. Gadis berambut hitam panjang itu masih memijat keningnya sendiri.
"Hm.. tapi aku suka rambut Elsa dari dulu"
"Sudahlah, kita istirahat saja dulu. Kau mau makan eskrim?", tanya Rachel mengubah topik.
"Tentu saja mau!", jawab Arabella semangat.
"Baiklah. Aku tau cafe penjual eskrim yang enak. Aku bisa bayari kau"
Arabella langsung membulat kan matanya senang.
"Yang benar?"
Rachel mengangguk. Arabella langsung tersenyum lebar. "Yeay! Ayo!"
*
Disisi lain, terlihat seorang lelaki bertubuh tinggi tegap berjas hitam tengah berjalan bersama beberapa bodyguard nya.
Di sebelah kiri lelaki itu, juga ada seorang pria parubaya berjas hitam. Si lelaki parubaya ialah Raymond Darian, seorang CEO properti paling kaya di New York. Sedangkan lelaki muda disebelahnya ialah Andrew Darian, anak satu satunya Raymond Darian, si pewaris tahta.
Mereka berdua terlihat tengah berjalan santai di area masuk sebuah cafe.
"Lihatlah Andrew, bukankah corak dinding itu sangat elegan? Kau bisa menambahkannya di salah satu cabang restoran mu", ujar tuan Raymond Darian pada anak nya.
Andrew, anak lelaki nya itu menoleh ke arah corak dinding yang ditunjuk ayahnya dengan tenang, kemudian mengangguk.
"Ayah benar, corak nya sangat elegan"
"Yeah, selain itu, kita bisa melihat desain atap dan desain area parkir yang ada disini. Sangat menarik", ujar si lelaki parubaya.
"Benar, ayah. Tapi aku per- "
Tes..
Langkah lelaki muda itu terhenti. Refleks si lelaki parubaya beserta para bodyguard yang ada di belakangnya langsung terhenti ketika si lelaki muda itu menyadari ada setetes es krim coklat yang menetes dari atas, dan jatuh tepat di hidung mancung miliknya.
Andrew menoleh ke atas, ke lantai dua.
Di pinggir pagar lantai dua, terlihat seorang gadis berambut seperti Elsa tengah menatapnya dengan mata membulat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
HIATUS
ngakkak aku beli wig supaya canti😂
2022-06-09
0
mom mimu
nah loh... cepet pasang kuda2 buat kabur bell... 😁😁
2022-06-05
0
Ice Cream
😭😭
2022-05-28
0