Aku Tak Mungkin Jatuh Cinta Pada Gadis Itu

Keesokan harinya, di kelas..

"Kau benar benar menyatakannya lagi?", tanya Rachel dengan mata membulat tak percaya.

Saat ini Rachel tengah duduk bersebelahan dengan Arabella, di kelas mereka yang masih sepi. Bel tanda masuk kelas belum berbunyi, dan dosen juga belum masuk.

Arabella mengangguk menjawab pertanyaan tersebut, tak lupa sambil menyengir kecil.

"Apa reaksi dia saat kau memberikan buket bunga itu?", tanya Rachel lagi.

"Dia tampak terkejut", jawab Arabella sambil mengingat ingat ekspresi Richard, lelaki pujaannya saat ia menyodorkan buket bunga pada lelaki itu.

"Matanya membulat, mulutnya agak menganga. Wajahnya tampak tegang. Begitulah ekspresinya. Aku agak kasihan melihatnya. Pasti dia sangat tertekan", lanjut Arabella polos.

"Setelah kau menyatakan cinta padanya, bagaimana reaksinya?"

"Dia pingsan"

Rachel membulatkan mata lalu menepuk jidat.

"Luar biasa. Pasti lelaki itu sangat.."

"Tertekan. Ya, aku tau", potong Arabella sambil merapikan poninya.

"Tapi mau bagaimana lagi? Aku sangat menyukainya, hehe", lanjut Arabella lalu menyengir tanpa dosa.

Rachel menggeleng gelengkan kepalanya pusing, temannya yang satu itu benar benar luar biasa, fikirnya.

"Eh, omong omong, saat istirahat nanti, Richard dan teman temannya akan bermain basket. Kita lihat yuk!", ujar Rachel mengubah topik, Arabella langsung berbinar binar mendengarnya. Tentu ia akan sangat senang melihat pujaan hatinya itu.

"Tentu!"

*

Saat jam istirahat tiba, Richard dan beberapa teman satu tim basket nya sudah berada di area lapangan. Para mahasiswa masih banyak yang belum keluar kelas, jadi area penonton belum ramai.

Karena sedang menunggu tim lawannya untuk datang, Richard dan teman temannya memilih duduk di area penonton.

"Kalian sudah ingat strategi baru yang diberi tahu ketua?", tanya salah seorang diantara mereka.

Richard yang awalnya tergolek sejenak di bangku penonton, langsung bangkit terbangun mendengar pertanyaan itu.

"Tentu saja", jawab mereka hampir bersamaan.

"Baguslah. Omong omong, Richard, kau tampak tak semangat", ujar lelaki tadi pada Richard. Lelaki itu memang benar, wajah Richard tampak sangat mengantuk.

"Aku sedang agak demam. Sepertinya aku tidak bisa ikut bertanding hari ini", jawab Richard lesu.

"Serius? Coba aku pegang", salah satu temannya yang bernama Brandon memegang kening Richard dengan punggung tangannya. Ia merasakan kening lelaki itu cukup panas.

"Wah, benar, sangat panas", ujar lelaki itu.

"Tentu saja. Untuk apa aku berbohong?"

"Hei Richard, apa kau bermain hujan hujanan semalam?", tanya teman Richard yang lain.

"Ck, semalam tidak ada hujan tau!", sahut yang lain.

"Ah iya, benar juga"

"Hm, baiklah, semoga cepat sembuh ya, teman ku sayang", ujar Brandon sambil menepuk pelan bahu Richard.

Richard mengangguk angguk, tapi memberikan lelaki itu tatapan datar, "Terimakasih".

Setelahnya, terjadi keheningan selama beberapa saat.

"Oh iya, omong omong.. kalian ingat gadis rambut keriting yang menyatakan cinta pada ku semalam?", tanya Richard, tiba tiba mengubah topik cukup jauh.

Brandon dan beberapa temannya yang lain menganggukkan kepala.

"Nah, gadis itu menyatakan cinta lagi padaku di restoran tempat aku bekerja!", lanjut Richard dengan mata membulat. Kantuknya tampak langsung hilang.

"Benarkah?", tanya salah seorang temannya tak percaya.

"Iya, itu gila. Padahal aku tak mengenal gadis itu sama sekali. Dan herannya, bagaimana ia bisa tau tempatku bekerja?", tanya Richard dengan kening berkerut.

Brandon tampak meneguk saliva.

"Ng.. sebenarnya..", Brandon membuka suara, tapi ia segan untuk melanjutkannya.

Kelima lelaki itu termasuk Richard segera menoleh ke arahnya.

"Sebenarnya apa?", tanya Richard.

"Ng.. aku yang memberitahunya, hehe", jawab Brandon sambil memberi senyuman kecil pada temannya itu.

Raut wajah Richard langsung berubah menjadi datar, sangat sangat datar dan kesal.

"Gadis itu meminta bantuanku semalam. Dan kau tau? Gadis itu memberiku uang, sungguh! 100 dollar!", ucap Brandon jujur.

Richard dan teman temannya yang lain langsung saling menoleh.

"Oh, jadi kau menjual persahabatan kita dengan 100 dollar?", tanya Richard.

"Eh, bukan begitu!"

"Hm... yang benar saja, gadis itu rela memberikan uang pada orang lain hanya demi mencari tau dimana tempat ku bekerja?", tanya Richard tak percaya. Ia jadi sempat berfikir kalau Arabella itu anak pejabat. Mana mungkin mahasiswa biasa seperti mereka mau mau saja memberikan uang 100 dollar secara cuma cuma hanya untuk meminta informasi tidak penting dari seseorang, kecuali kalau mahasiswa itu anak orang kaya atau anak pejabat.

Teman lelaki nya yang ikut mendengar cerita itu juga geleng geleng kepala tak percaya.

"Dia.. anak pejabat kah?", tanya Richard entah pada siapa.

Brandon mengidikkan bahunya tidak tau.

"Hei, Richard, nampaknya gadis itu memang tergila gila padamu, Richard. Coba kau mendekati dia pelan pelan, supaya kau lebih mengenal-"

"Ssttt! Itu tidak mungkin! Gadis itu bukan tipeku", potong Richard kesal.

Beberapa temannya memandangnya dengan pandangan tidak yakin.

"Ya sudah, kita lihat saja nanti, kami akan terus memantau mu. Aku harap kau bisa membuka hati untuk seorang gadis extrovert seperti dia", kali ini Brandon yang berbicara, ia menyengir lebar.

"Eh? Kenapa tiba tiba kau mendukung mereka?", tanya Richard heran, tapi tak ada yang menggubris pertanyaan nya.

Teman temannya yang lain mengangguk angguk kan kepala atas perkataan Brandon, dan mereka menoleh ke arah Richard dengan tatapan intens.

Brandon, teman dekat Richard itu sangat faham kalau Richard itu tipe lelaki yang sangat pemilih, termasuk dalam memilih pasangan. Dan yang selama ini Brandon tau, lelaki itu tak pernah suka wanita ceria, apalagi wanita yang luar biasa bagai siluman seperti Arabella.

Richard meneguk salivanya.

Ya Tuhan, kenapa makhluk makhluk ini memantauku dengan sangat serius seperti itu?, tanya Richard dalam hati sambil memperhatikan satu persatu wajah teman temannya yang sedang menatapnya serius.

Tapi beberapa saat kemudian ia baru sadar dengan fikirannya barusan yang terasa aneh.

Eh? Untuk apa aku takut? Mana mungkin aku bisa jatuh cinta dengan gadis udik itu, hahah!, lanjut Richard dalam hatinya, kemudian terkekeh kecil karena merasa yakin bahwa apa yang diucapkan teman temannya itu takkan mungkin terjadi.

Terpopuler

Comments

ethaloona

ethaloona

nanti cinta beneran mamposss

2023-06-08

0

Maminya Nathania Bortum

Maminya Nathania Bortum

hadir kembali kk, senangat ya

2022-06-07

0

mom mimu

mom mimu

kak Bra 😁😁😁 kalo di tambah n jadi Bran... udah kaya merek kan 😁😁😁

2022-06-05

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Mendapatkan Sistem
3 Pertemuan Akibat Setetes Eskrim
4 Menyatakan Cinta Sekali Lagi
5 Aku Tak Mungkin Jatuh Cinta Pada Gadis Itu
6 Akibat Terlalu Bersemangat
7 Aku akan Mencarinya Lebih Keras
8 Ingin Tes Detektif
9 Nasi Goreng Yang Tertolak
10 Salah Faham
11 Tertolak Lagi
12 Misi Lanjutan
13 Permintaan Maaf
14 Quiz Detektif
15 Bertemu Lagi
16 Terjebak Di Lift
17 Cara Klasik
18 Setangkai Bunga
19 Kau Mengintai Kami?
20 Terpesona
21 Sebuah surat
22 Surat Yang Terabaikan
23 Mencari Lowongan Pekerjaan
24 Pangkas Rambut
25 Kecerobohan
26 Perdebatan Di Restoran
27 Kenapa Masih Tidak Tertarik?
28 Lelaki Playboy
29 Jam Tangan Yang Terjual
30 Berebut Jam Tangan
31 Berhasil Direbut
32 Berhasil Di Rebut Lagi
33 Memperebutkan Jam Tangan
34 Kedatangan Andrew
35 Kedatangan Ibu
36 Menolak Panggilan
37 Chat Yang Diabaikan
38 Panggilan Mendadak
39 Wawancara Pertama
40 Tentang Ayah
41 Dua Puluh Lima Menit Sebelumnya
42 Pemakaman
43 Pulang Dari Pemakaman
44 Cemburu?
45 Perkara Janggut Palsu
46 Surat Kecil Dari Pelaku
47 Kemunculan Nael
48 Selanjutnya
49 Surat Lagi
50 Mulai Penasaran
51 Kecuali Aku Berubah Fikiran
52 Mengajak Makan Bersama
53 Makan Bersama
54 Bunga Yang Di Buang
55 Menemukan Surat Lain
56 Mengecek CCTV
57 Sebuah Telepon
58 Kasus Baru
59 Menelusuri Surat Tanpa Arti
60 POV Korban ke Lima
61 Menemukan Clue
62 Kedatangan Ibu
63 Mengunjungi Rumah Kediaman Korban
64 Rencana Membahas Pernikahan
65 Di Kampus
66 Kejanggalan Introgasi dan Unknown POV
67 Sebuah Fakta
68 Jatuhnya Korban Lagi
69 Keesokan nya
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Awal Mula
2
Mendapatkan Sistem
3
Pertemuan Akibat Setetes Eskrim
4
Menyatakan Cinta Sekali Lagi
5
Aku Tak Mungkin Jatuh Cinta Pada Gadis Itu
6
Akibat Terlalu Bersemangat
7
Aku akan Mencarinya Lebih Keras
8
Ingin Tes Detektif
9
Nasi Goreng Yang Tertolak
10
Salah Faham
11
Tertolak Lagi
12
Misi Lanjutan
13
Permintaan Maaf
14
Quiz Detektif
15
Bertemu Lagi
16
Terjebak Di Lift
17
Cara Klasik
18
Setangkai Bunga
19
Kau Mengintai Kami?
20
Terpesona
21
Sebuah surat
22
Surat Yang Terabaikan
23
Mencari Lowongan Pekerjaan
24
Pangkas Rambut
25
Kecerobohan
26
Perdebatan Di Restoran
27
Kenapa Masih Tidak Tertarik?
28
Lelaki Playboy
29
Jam Tangan Yang Terjual
30
Berebut Jam Tangan
31
Berhasil Direbut
32
Berhasil Di Rebut Lagi
33
Memperebutkan Jam Tangan
34
Kedatangan Andrew
35
Kedatangan Ibu
36
Menolak Panggilan
37
Chat Yang Diabaikan
38
Panggilan Mendadak
39
Wawancara Pertama
40
Tentang Ayah
41
Dua Puluh Lima Menit Sebelumnya
42
Pemakaman
43
Pulang Dari Pemakaman
44
Cemburu?
45
Perkara Janggut Palsu
46
Surat Kecil Dari Pelaku
47
Kemunculan Nael
48
Selanjutnya
49
Surat Lagi
50
Mulai Penasaran
51
Kecuali Aku Berubah Fikiran
52
Mengajak Makan Bersama
53
Makan Bersama
54
Bunga Yang Di Buang
55
Menemukan Surat Lain
56
Mengecek CCTV
57
Sebuah Telepon
58
Kasus Baru
59
Menelusuri Surat Tanpa Arti
60
POV Korban ke Lima
61
Menemukan Clue
62
Kedatangan Ibu
63
Mengunjungi Rumah Kediaman Korban
64
Rencana Membahas Pernikahan
65
Di Kampus
66
Kejanggalan Introgasi dan Unknown POV
67
Sebuah Fakta
68
Jatuhnya Korban Lagi
69
Keesokan nya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!