Tes..
Langkah lelaki muda itu terhenti. Refleks si lelaki parubaya beserta para bodyguard yang ada di belakangnya langsung terhenti ketika si lelaki muda itu menyadari ada setetes es krim coklat yang menetes dari atas, dan jatuh tepat di hidung mancung miliknya.
Andrew menoleh ke atas, ke lantai dua.
Di pinggir pagar lantai dua, terlihat seorang gadis berambut seperti Elsa tengah menatapnya dengan mata membulat.
Di tangan kanan gadis itu ada eskrim coklat, dan Andrew langsung sadar bahwa es krim coklat yang jatuh ke wajahnya tadi ialah berasal dari eskrim coklat yang dipegang gadis berambut Elsa itu.
"Arabella, kau harus bertanggung jawab", bisik Rachel di sebelah Arabella.
Arabella masih mematung di tempatnya. Ia masih menatap lelaki yang tak sengaja ia jatuhi eskrim tadi dengan mata membulat. Lelaki itu juga tengah melihat ke arahnya sekarang.
"Astaga, Arabella, lelaki itu orang penting. Cepat kau tanggung jawab!!", bisik Rachel lagi.
Arabella menoleh ke arah temannya itu dengan agak panik.
"M-maksudmu, aku harus menjilat eskrim yang ada di wajahnya itu?", tanya Arabella bingung.
"Astaga, tentu saja dengan minta maaf padanya. Ayo cepat turun kesana..!"
Arabella mengangguk angguk dengan wajah panik.
Ia lalu segera pergi dari tempatnya berdiri tadi, lalu turun menuju lantai satu. Rachel pun ikut menyusulnya.
Ketika sampai di sisi kiri cafe, mata Arabella langsung bertemu dengan sorot mata tajam dari lelaki bertubuh tinggi yang tak sengaja ia jatuhi eskrim tadi.
Lelaki itu masih berdiri dengan tenang di tempat awalnya. Sementara Arabella, ia dengan wajah ketakutan segera berjalan pelan pelan menuju hadapan lelaki itu.
"T-tuan.. saya minta maaf, saya tidak sengaja", ujar Arabella sambil menundukkan kepalanya sopan.
Ketika Arabella melirik wajah lelaki yang ada didepannya itu, lelaki itu malah memberinya tatapan yang lebih tajam, jadi Arabella menundukkan kepalanya lagi.
Astaga, kenapa tatapannya seperti serigala? Menyeramkan sekali.., gumam Arabella dalam hati.
"Siapa namamu?", tanya lelaki bertubuh tinggi tegap tadi dengan nada dingin.
Arabella meneguk salivanya mendengar suara dingin lelaki itu.
"A-arabella.."
Lalu terjadi keheningan lagi selama beberapa saat.
"Pergi"
Satu kata dari lelaki itu membuat Arabella langsung buru buru pergi dari sana.
Setelah Arabella sudah pergi hingga ia tak melihat lelaki itu lagi, ia menghela nafas lega. Ia tadi cukup ketakutan karena ia berfikir kalau ia akan dimarahi habis habisan oleh lelaki itu. Karena aura lelaki itu tampak seperti orang yang kejam. Sorot mata nya yang begitu tajam, masih terbayang di ingatan Arabella.
"Arabella, bagaimana?"
Tiba tiba Rachel muncul dari belakang Arabella.
"Apa yang dikatakan lelaki itu?", tanya Rachel. Arabella mencoba mengatur nafasnya yang masih tidak beraturan.
"Dia.. hanya menyuruhku untuk pergi. Itu saja", jawab Arabella.
Wajah Rachel tampak kecewa, "Eh? Itu saja? Sungguh?"
"Ng.. oh! Tadi ia sempat menanyakan namaku sebelum menyuruhku pergi "
"Omong omong, kau tau siapa lelaki itu?", tanya Rachel. Arabella menggeleng polos.
"Dia Andrew Darian, anak dari CEO terkaya di kota ini!", Rachel menjawab dengan mata berbinar.
Arabella mengernyitkan dahinya heran, "CEO itu artinya apa?"
Rachel menepuk jidat, "CEO itu.. Ng.. argh, kau cari saja di google. Intinya dia dan keluarga besarnya memiliki harta berlimpah yang takkan habis tujuh turunan"
Arabella mengangguk angguk kan kepalanya.
"Aku berharap kau bisa bertemu dengan lelaki itu lagi! Lelaki itu menanyakan namamu, artinya ada sedikit rasa penasaran dia terhadapmu! Bukankah itu luar biasa?", tanya Rachel dengan wajah bersemangat.
Arabella malah berfikir ngeri.
"Seram disukai om om!", ujarnya.
Rachel menepuk jidatnya lagi.
"Astaga, Arabella.. dia bukan om om, dia tampak terlihat seperti om om karena wajah tampannya tertutup janggut dan kumis. Dia itu sangat tampan. Dia belum 30 tahun. Bahkan dengan janggut dan kumis seperti itu pun dia sudah terlihat tampan bukan?", tanya Rachel. Arabella tampak berfikir sejenak.
"Ng.. kau menyukai om tadi, Rachel?"
"Siapa yang bisa menolak pesonanya, Arabella?", Rachel malah bertanya balik.
"Aku menolaknya, hihi", Arabella menyengir kecil.
Rachel memasang wajah masam, "Ah, kita lihat saja nanti. Seandainya kau bertemu dengan lelaki itu lagi, aku yakin kau akan mulai jatuh cinta padanya"
*
Ketika sampai di rumah sewanya, Arabella kembali membuka komputer nya untuk mengecek aplikasi Queen System yang ada di komputer tersebut.
Ketika ia membuka halaman pertama, wajahnya langsung terlihat kecewa karena tak ada perubahan apapun.
Nama host : Arabella Cathan
Usia : 24 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Cita cita : Detektif / Hakim / Pengusaha
Nomor rekening : ********
Pesona : 0,12%
Level : 0
Misi terselesaikan : -
Itulah data yang muncul di layar. Arabella menghela nafas panjang.
"Kenapa tak ada perubahan apa apa ya? Mungkin karena aku hanya membeli wig, bukannya membeli alat perawatan tubuh?", tanya Arabella seorang diri.
[ Ding! ]
[ Itu benar, nona ]
[ Jika anda membeli barang yang diluar dari misi, maka kami tidak akan memberikan uang atau hadiah apapun ]
"Baiklah, aku faham tuan sistem"
Tapi beberapa saat kemudian wajah Arabella tampak memikirkan sesuatu.
Ia berjalan menuju cermin yang ada didekatnya. Ia memegangi rambutnya yang keriting, dan tebal seperti rerumputan liar itu dengan kedua tangannya.
"Rambutku seperti singa, pantas saja para lelaki ketakutan melihatku", ujarnya.
"Tuan sistem, jika aku pergi ke salon untuk mengubah rambutku, apa itu termasuk menjalankan misi?"
[ Ding! ]
[ Tentu nona ]
[ Karena pergi ke salon sama dengan perawatan rambut ]
Arabella menyengir kecil, "Baiklah, aku akan pergi ke salon sekarang dan mengubah rambutku seperti artis korea"
*
Setelah satu jam di tempat salon, Arabella sudah selesai dan keluar dari tempat itu. Tepat setelah keluar dari pintu salon, ia mengeluarkan cermin kecil dari tasnya, dan bercermin sambil merapikan model rambutnya yang baru.
"Sekarang, namaku bukan lagi Arabella keriting", ujarnya percaya diri sambil terus mengenyampingkan area poninya ke sebalik telinganya.
[ Ding! ]
[ Selamat nona, kami telah menyalurkan hadiah sebesar 1000 dollar ke rekening anda ]
Tiba tiba Arabella mendengar suara notifikasi dari tuan sistemnya. Matanya membulat sempurna mendengar itu.
"Benarkah?"
[ Benar, nona ]
[ Anda mengeluarkan uang 100 dollar untuk perawatan rambut, dan kami menggantinya sebesar 10 kali lipat ]
Senyuman lebar langsung terpancar di wajah gadis itu.
"Wahh!! Terimakasih!!"
[ Sama sama nona ]
[ Memang inilah tugas kami, kami akan membantu anda mencapai keinginan anda dalam hal kecantikan, asmara, dan kekayaan ]
[ Misi selanjutnya masih sama, melakukan perawatan tubuh. Semakin banyak uang yang anda keluarkan untuk perawatan tubuh, maka semakin besar hadiah yang anda dapat ]
Arabella mengangguk angguk faham. Kemudian terbesit sesuatu di otaknya.
"Hm.. coba aku menyatakan cinta pada kak Richard sekali lagi. Kira kira dia menerimaku apa tidak ya?", tanya Arabella seorang diri.
Hal itulah yang terbesit di pikirannya sejak tadi.
"Sebaiknya aku belikan beberapa buah cinta dulu, hihi ", lanjutnya dengan menyengir lebar, lalu berjalan pergi ke suatu tempat dengan bersenandung kecil.
*
Tepat pada pukul 5 sore, Arabella sudah sampai di halaman depan sebuah restoran. Gadis itu mengintip sejenak ke dalam pintu masuk. Ia sedang mencari cari seseorang, tentunya mencari lelaki sang pujaan hatinya yang diketahui bekerja disitu.
Di tangan kirinya, masih tergenggam telepon yang ia dekatkan ke telinganya. Sambil mengintip intip ke dalam restoran, ia menelepon seseorang.
"Kak Bra, nama cafe yang kakak sebut tadi sudah benar kan? Cafe Harmion, iya kan?", tanya Arabella pada seseorang di telepon nya.
"Iya, Arabella. Ng.. tapi.. tolong jangan panggil nama kakak dengan sebutan Bra, itu kan.. nama pakaian perempuan", jawab seorang lelaki di seberang sana.
"Tapi kan nama kakak Brandon. Kak Brandon terlalu panjang, jadi saya singkat jadi kak Bra. Atau mungkin, kakak lebih suka dipanggil kak Ndon?"
"Astaga, dua duanya menjengkelkan, dik. Sebut saja nama kakak dengan full, oke?"
"Baik kak. Omong omong, terimakasih atas informasinya tentang pekerjaan kak Richard tadi", ujar Arabella dengan senyuman lebar.
Tuut..
Telepon ditutup.
Arabella kembali mengintip intip dari balik pintu restoran. Ketika ia menemukan lelaki pujaan hatinya, ia langsung memasukkan handphone nya tadi ke dalam tasnya, lalu mengeluarkan sebuah buket bunga mawar dari dalam tasnya itu.
Biasanya para lelaki lah yang akan memberikan buket bunga untuk wanita. Tapi kalian perlu lihat dulu keberanian Arabella.
Saat itu, isi restoran cukup ramai. Richard, lelaki pujaan hatinya itu tampak sedang mengelap meja di salah satu meja pelanggan yang kosong.
Arabella segera memasuki pintu restoran, dan menghampiri lelaki itu.
Ketika lelaki itu menyadari kehadirannya, lelaki itu mengernyitkan dahi heran.
"Kau..", ucapan lelaki itu terhenti ketika melihat sebuah buket bunga mawar yang terlihat sedikit di balik punggung Arabella.
"Masih ingat aku kan kak? Hehe", Arabella menyengir lebar.
Lelaki itu malah tampak meneguk saliva ketakutan.
"Iya, aku ingat kau", jawab Richard dengan wajah mulai ketakutan.
"Kau.. mau makan disini kan?", tanya Richard pura pura tak tau.
Pertanyaan dari lelaki itu membuat Arabella menutup mulut menahan tawa.
Tanpa basa basi, Arabella langsung menyodorkan buket bunga yang ia pegang ke hadapan Richard.
Richard berusaha untuk tidak terkejut.
Beberapa orang yang ada di sekitar menoleh ke arah mereka berdua. Arabella tersenyum lebar menunggu lelaki itu membuka mulut, padahal lelaki itu sudah tampak kebingungan sejak awal.
"Aku suka padamu, kak!"
Richard tampak meneguk saliva lagi. Ia terlihat sangat pusing dengan makhluk yang ada dihadapannya itu.
"Bunga ini adalah bukti cintaku kak. Aku bisa memberikan kakak lebih banyak bunga lagi kalau kakak mau jadi pacarku. Kakak minta ladang bunga juga aku belikan", ujar Arabella, masih tersenyum lebar.
Sementara Richard, lelaki itu masih membulat kan mata, kemudian geleng geleng kepala karena mulai pusing.
"Kalau kakak terima bunga ini, berarti kita resmi berpacaran", ujar Arabella yang membuat lelaki itu tampak semakin panik.
"Tapi kalau kakak menolak bunga ini...", Arabella menjeda kalimatnya.
"... berarti aku harus lebih berusaha untuk mengejar kakak"
Richard langsung pingsan di tempatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
mom mimu
ya ampun bell kamu nakal juga ternyata bikin anak orang pingsan 😁😁😁
2022-06-05
0
Ice Cream
Sampe pingsan😭
2022-05-28
0
Ice Cream
Ketawa banget asli😭
2022-05-28
0