Di halaman teras sebuah mansion putih mewah, terlihat seorang lelaki berjas hitam baru saja keluar dari pintu coklat raksasa depan mansion tersebut.
Lelaki itu terlihat sibuk merapikan kerah jas hitamnya. Ia lalu berjalan menuju halaman depan mansionnya sambil menunggu para bodyguard nya.
Ia berjalan mendekati pos kecil di depan gerbang mansionnya. Entah kenapa hatinya tergerak untuk mengecek isi dalam pos kecil itu.
"Aku sudah berbulan bulan tak membuka kota surat ini", ujarnya sambil membuka kotak pos itu.
Dahinya berkerut ketika melihat sebuah kotak hadiah kecil di dalam sana. Kotak hadiah berbentuk kubus, dan dilapisi kertas kado berwarna merah.
Ia mengeluarkan kotak hadiah tersebut. Ketika membukanya, ia mengernyitkan dahi semakin dalam karena ada sebuah jam tangan hitam mewah di dalam sana.
"Siapa yang mengirimkan ini?", tanyanya seorang diri sambil mencari cari sesuatu di dalam kotak pos. Ia tak menemukan surat apapun di dalam kotak pos.
Tapi ia ia menemukan sebuah surat kecil didalam kotak hadiah tadi. Selembar kertas kecil yang bertuliskan : ' Untukmu, Andrew '
Lalu ada sebuah inisial yang terletak di bagian ujung kanan kertas.
AC
"AC? Hm.. ini lelaki atau perempuan ya? Tapi.. dia ini siapa? Aku tak pernah ingat memiliki teman dengan inisial AC", ujar Andrew dengan alis bertaut. Ia masih memperhatikan kertas kecil itu dengan serius.
Siapa kira kira?, ia bertanya tanya dalam hatinya.
"Aku perlu mencari sosok insial ini", ujar nya lalu menutup kotak surat, dan membawa kotak hadiah itu bersamanya.
*
Disisi lain..
Seorang pria bermantel hitam terlihat tengah sibuk mengutak-atik di komputernya. Ruangan yang ditempatinya itu ialah ruangan yang gelap dan kosong.
Krieekk..
Pintu ruangan dibuka dari luar. Terlihat seorang lelaki bertubuh besar berseragam hitam memasuki ruangan. Ia menghampiri pria bermantel hitam itu.
"Lelaki itu menerima kotak hadiahnya, tuan", ujar nya.
Si pria bermantel hitam tersenyum miring, "Bagus sekali. Rencana pertama kita berhasil", ujarnya lalu mematikan komputer nya. Ia membalikkan kursinya untuk menghadap ke arah anak buahnya itu.
"Setelah ini aku akan melanjutkan rencana kedua", lanjutnya sambil tertawa kecil.
*
Keesokan harinya..
Tepat pada saat waktu istirahat, Arabella keluar dari kelas bersama teman dekatnya, Rachel.
"Kau masih ingat apa kataku semalam kan? Jangan mengingat ingat lagi tentang lelaki itu", ujar Rachel pada Arabella, layaknya seorang kakak yang tengah mengajari adiknya.
Arabella mengangguk faham, ia langsung mengerti siapa yang dimaksud oleh temannya itu walaupun temannya itu tak menyebutkan nama sosok yang dimaksudnya.
"Oh iya, kita ke kantin untuk apa ya?", tanya Arabella berganti topik.
"Ya tentu saja untuk makan, Arabella. Masa untuk tidur?"
"Oh...baiklah. Aku kira kau akan mengajakku untuk bertemu kak Richard, soalnya kak Richard selalu datang ke kantin saat istirahat "
Sesampainya di kantin yang cukup ramai, Arabella dan temannya itu cukup kesusahan untuk mencari tempat kosong. Kantin di area luar sudah penuh.
"Arabella, kita makan di kantin dalam saja", usul Rachel.
Arabella menggeleng, "Aku takut bertemu kak Richard disana"
"Hm.. ", Rachel berfikir sejenak. Ia mencoba mencari cari cara lain, "Eh, meja disana sudah kosong. Ayo cepat kesana!", ujarnya sambil menunjuk ke arah sebuah meja makan yang baru saja ditinggalkan oleh beberapa mahasiswa yang selesai makan.
Arabella mengangguk, lalu mereka berdua segera menghampiri meja itu.
"Syukurlah kita dapat tempat di sini, hihi", ujar Arabella sambil terkekeh kecil.
"Baiklah. Kau mau pesan apa? Akan kupe-", ucapan Rachel terhenti ketika seorang lelaki bertubuh tinggi berambut cepak menghampiri meja mereka.
Rachel menatap lelaki itu dengan mengernyitkan keningnya, sementara Arabella, ia langsung menolehkan kepalanya berpura pura tidak melihat lelaki itu.
"Arabella..", panggil Richard.
Arabella memberanikan diri untuk melirik wajah lelaki itu.
"Aku.. aku mau minta maaf padamu. Aku terlalu kasar semalam. Iya, aku tau aku salah. Itu sebabnya aku ingin minta maaf"
Perkataan dari mulut Richard membuat Arabella dan Rachel saling pandang.
Sungguh lelaki ini minta maaf?, tanya keduanya dalam hati masing masing.
"Ng.. iya kak, tidak masalah. Aku sudah memaafkan kakak", ujar Arabella.
Richard memasang senyum kecil, "Terimakasih"
Hening beberapa saat. Arabella pun bingung harus melakukan apa karena lelaki itu masih ada disampingnya. Kalau ia menghusir lelaki itu secara tiba tiba, rasanya tidak mungkin, itu kurang sopan.
Tepat ketika keduanya sedang canggung, ada seorang lelaki tampan ber almameter coklat menghampiri Richard. Lelaki itu langsung menggandeng bahu Richard layaknya teman dekat.
"Hei, bro, kau mau bertanding dengan kami, sekarang?", tanya lelaki ber almameter coklat itu dengan smirk.
Richard menatap lelaki yang menggandeng bahunya itu dengan wajah santai, "Tentu"
Arabella yang melihat interaksi mereka langsung merasa kagum.
"Wah.. kak Nael terlihat sangat ekstrovert sekali ya di kampus, berbeda sekali saat di kan-", ucapan Arabella terhenti karena Nael langsung menutup mulut gadis itu.
Nael memelototkan matanya pada Arabella. Arabella yang polos dan tidak tau apa apa arti dari pelototan itu, hanya memilih untuk menganggukkan kepalanya.
Ketika Nael melepas tangannya, Richard mengernyitkan dahi, "Apa apaan tadi?", tanya Richard.
"Tidak ada. Ayo, cepatlah! Kita harus pergi ke lapangan sebelum lonceng berbunyi!", Nael menjawab sambil berlari keluar dari kantin.
Richard geleng geleng kepala, tapi ia tetap mengikuti langkah lelaki itu.
Setelah kedua lelaki itu keluar dari kantin, Arabella kembali memikirkan ucapannya tadi sehingga membuat Nael sampai menutup mulutnya. Wajah Nael juga terlihat cukup panik.
"Tadi itu... maksudnya apa ya?", tanya Arabella seorang diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ice Cream
Bukan hanya polos, si Abel ini juga merupakan gadis yang kurang mudeng😂
2022-05-28
0
Ice Cream
Nih Richard cemburu gak nih?
2022-05-28
0
Ice Cream
😂😂
2022-05-28
0