Disisi lain, tepatnya di sebuah ruangan pribadi di sebuah perusahaan besar, terlihat seorang lelaki bertubuh tinggi tegap berjas abu abu baru saja memasuki pintu ruangan tersebut.
Lelaki itu berjalan dengan santai menuju meja pribadinya. Ia duduk di kursi hitam yang ada didepan meja itu. Walaupun gelagatnya tampak dingin, tapi sebenarnya isi pikirannya terdapat banyak hal.
Salah satunya yang ia pikirkan sejak beberapa jam lalu ialah tentang gadis berambut seperti elsa yang ia temui satu hari yang lalu di halaman depan sebuah restoran.
"Gadis lugu..", ujar lelaki itu pelan.
Ia teringat saat gadis itu meminta maaf padanya sambil menundukkan kepala. Menurutnya itu benar benar lugu dan menggemaskan.
Itu untuk pertama kalinya, ia merasa hatinya meleleh hanya karena melihat seorang wanita menunduk minta maaf padanya.
Padahal, hal itu sering terjadi saat klient wanitanya berbuat salah, dan meminta maaf padanya dengan cara menundukkan kepala. Tapi ia tak pernah merasa langsung jatuh hati.
Dan kali ini, ia merasakan hal yang berbeda, dan itu menyebalkan baginya.
"Ck, kenapa aku malah teringat dengan seseorang yang tidak kukenal sama sekali?", lelaki itu memijat keningnya pelan.
Ia tentu merasa heran dengan isi pikirannya. Karena itu baru pertama kalinya ada seorang wanita yang benar benar memenuhi isi kepalanya selama berjam jam.
Tok! Tok! Tok!
Seseorang mengetuk pintu dari luar.
"Saya Handry, tuan", ujar seseorang di luar pintu.
"Silahkan masuk"
Setelah nya, lelaki yang bernama Handry itupun membuka pintu ruangan. Lelaki itu tampak memegang beberapa berkas di tangan kanannya.
"Permisi, tuan Andrew. Tuan Raymond meminta anda untuk mengecek hasil proposal ini", ujar lelaki bernama Handry itu sambil menyodorkan berkas yang ia pegang.
Andrew menerima lalu meletakkan berkas itu di atas mejanya.
"Terimakasih, nanti saya yang akan kembalikan ini pada tuan Raymond"
Lelaki bernama Handry itu mengangguk, "Baik, tuan".
Saat Handry berbalik badan dan berjalan beberapa langkah, Andrew memanggil nya lagi.
"Tunggu!"
Handry berbalik badan, "Ada apa, tuan?"
Andrew menghela nafas kecil. Ia agak gengsi mengatakannya, tapi ia tidak bisa menahan rasa penasaran nya.
"Bisakah kau meminta salah seorang bodyguard ku untuk mencari gadis bernama Arabella di restoran Fornia?", tanya Andrew. Lelaki itu mengatakannya dengan nada suara dingin agar tidak terlihat mencurigakan.
Lelaki bernama Handry itu mengangguk tanpa banyak bertanya.
"Baik, tuan"
Setelah lelaki itu pergi dari ruangannya, Andrew tersenyum miring.
"Aku harap aku dapat menemukanmu lagi"
*
Richard dan teman temannya masih berada di tempat tadi. Mereka masih duduk di area bangku penonton. Beberapa saat kemudian, terlihat enam lelaki yang merupakan lawan tim mereka memasuki gerbang masuk lapangan basket.
Para penonton pun mulai bersorak dan bertepuk tangan meriah.
Sebagian bangku penonton diisi oleh pendukung Tim Richard. Di sisi satu lagi, diisi oleh pendukung Tim lawan yang dipimpin oleh seorang lelaki bernama Nael.
Ketika tim Nael sudah memasuki area lapangan, Richard dan teman temannya masih kebingungan di area penonton.
"Richard, kau yakin tidak ingin ikut? Kau kan kapten", ujar salah seorang lelaki di tim mereka.
Richard tampak berfikir sejenak. Ia merasa kepalanya agak pusing. Padahal semalam saat ia tanding basket di lapangan itu, ia tak mengalami cedera apapun, dan dia masih sehat.
Dia juga tidak sama sekali main hujan, karena semalam memang cuaca sedang cukup panas.
Lantas, kenapa ia tiba tiba demam?
Ia tidak mengerti apa penyebab dirinya tiba tiba demam sejak tadi malam.
Aku rasa aku demam setelah gadis udik itu menembakku di restoran semalam, ujarnya dalam hati dengan kesal.
"Richard?"
"Ng.. kepala ku masih pusing, Brandon, serius", jawab Richard.
Brandon dan teman teman satu tim nya mengangguk angguk faham.
"Baiklah, kami akan panggil anggota cadangan", ujar Brandon.
Setelah itu, lelaki tadi beserta anggota tim yang lain segera berjalan menuju lapangan.
Richard kembali duduk di tempat awalnya. Ia lalu mengeluarkan sebuah botol minuman dari tasnya, lalu minum dari botol tersebut.
"Hai kak!"
"Uhuk! Uhuk!", Richard langsung tersedak ketika mendengar suara seorang gadis yang ia kenal dari belakang.
Ia menoleh, dan benar saja, ia melihat gadis udik yang ia ceritakan dengan teman temannya barudan tengah berdiri sambil tersenyum lebar ke arahnya.
"Kau.. kau lagi?"
Gadis itu masih tersenyum lebar, padahal Richard sudah memasang wajah panik.
Ketika gadis itu berjalan mendekat, Richard langsung pindah tempat duduk.
Gadis yang ia panggil udik itu memasang wajah cemberut, lalu mengikuti Richard dan cepat cepat duduk di sebelah Richard.
Richard geleng geleng kepala melihat tingkah gadis bertubuh gempal yang ada didekatnya itu. Ia pun menggeser tubuhnya lagi untuk pindah ke kursi yang lebih jauh.
Tapi gadis itu masih saja mengikutinya.
"Jangan ikuti aku!", ujar Richard kesal.
Arabella malah tersenyum lebar, "Kenapa kakak tidak ikut bertanding?"
"Bukan urusanmu!"
Gadis itu tampak berfikir sejenak sambil menatap wajah Richard dengan intens.
"Kakak sedang sakit ya? Boleh aku pegang kening ka-"
"Tidak!", jawab Richard sebal sambil menepis tangan gadis itu yang sudah mencapai keningnya.
Lelaki itu kemudian dengan cepat berlari turun dari area bangku penonton dan menuju lapangan basket.
"Brandon! Aku ikut!!", teriak Richard tiba tiba sambil berlari menuju lapangan, membuat pandangan semua penonton tertuju ke arahnya.
Arabella menatap lelaki pujaannya itu dengan sendu. Keningnya berkerut karena sedang mempertanyakan sesuatu.
"Padahal keningnya sedang sangat panas", ujar Arabella.
Ia menatap khawatir ke arah Richard yang saat ini sudah masuk di area lapangan.
Sekitar satu menit kemudian, pertandingan di mulai, ditandai dengan suara peluit dari wasit.
Para penonton pun memperhatikan pertandingan dengan duduk santai. Sementara Arabella, ia mengeluarkan sebuah kain kain warna warni cheer leaders dari dalam tasnya.
Kemudian ia berdiri di tempatnya sambil menyorakkan nama lelaki pujaan hatinya.
"KAK RICHAARD!! SEMANGAT!!"
Suara Arabella yang terdengar sampai lapangan pun membuat lelaki yang disebut namanya itu menoleh.
Bug!
Akibat menoleh sekilas itu, Richard tertabrak kuat dengan salah satu tubuh besar tim lawannya saat lelaki itu hendak mengejar bola.
Richard yang sedang kurang sehat sejak awal pun langsung tergeletak lemas di lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
odiydiraja
karakter yg kayak cewek mirahan nggak suka bgt
2022-10-26
0
Your name
Kasian Richard, ia terlalu menuruti egonya hanya untuk menghindar dari Ara
2022-06-18
1
mom mimu
pingsan lagi kayanya 😁😁
2022-06-06
0