Keberanian Renata

Bu Nurmala masuk ke kamar Renata. Bagaikan seorang ibu yang membangunkan putrinya di pagi hari, wanita paruh baya itu langsung membuka tirai jendela. Sinar mentari menyorot menerpa wajah Renata hingga membuat sang empu terusik. 

Renata menutup wajahnya dengan bantal, lalu meringkuk memunggungi Bu Nurmala yang mematung di tepi ranjang. Setelah kejadian semalam di pesta Melinda, hari ini ia akan memulai hidup barunya. Dorongan dari Bagas membuatnya semangat untuk melangkah menggapai mimpi yang sempat terjeda. 

"Renata…" panggil Bu Nurmala sambil menggoyang-goyangkan lengan Renata. 

Renata menggeliat dan melempar bantal ke arah samping. Ia mengucek matanya dan mulai mengumpulkan nyawanya. 

"Ayo bangun, Bagas sudah ada di depan." 

"What…." 

Kedua mata Renata terbelalak, ia melompat dari ranjang dan mengintip di sela-sela pintu yang sedikit terbuka. Kedua bola matanya menyusuri ruangan depan. 

Sepi, hanya ada beberapa pembantu yang berlalu lalang di sana. Renata juga tak melihat Bagas. 

"Di mana dia, Bu?" tanya Renata menutup pintunya kembali menghampiri Bu Nurmala yang terus tertawa. 

"Masih di jalan, sekarang kamu siap-siap, sebelum dia sampai."

Renata berlutut di depan bu Nurmala, menatap wajah wanita itu dengan lekat. 

"Terima kasih karena ibu sudah mau menolongku dan menyayangiku, aku tidak tahu bagaimana jika aku jatuh di tangan orang yang salah, pasti hidupku akan lebih hancur," ungkap Renata. 

Bu Nurmala mengelus pipi Renata, semenjak bertemu, wanita yang tidak memiliki anak itu pun jatuh cinta pada Renata yang nampak lugu. 

"Ibu sudah mengangkat kamu sebagai putri ibu, jadi anggap saja ini rumah kamu, jangan sungkan-sungkan jika ingin sesuatu, katakan saja. Mulai hari ini tunjukkan pada dunia kalau kamu bukan Renata yang lemah dan mudah ditindas."

Tin tin

Suara klakson mobil menggema, Bu Nurmala dan Renata saling tatap. 

"Bagas sudah datang, cepat mandi. Bagas akan mengajakmu datang ke kantor." 

"Ke kantor? Kenapa semalam dia tidak bilang padaku?" 

"Kejutan," Bu Nurmala beranjak dari duduknya dan mencubit pipi Renata. 

Setelah bu Nurmala keluar dari kamar, Renata berdiri di depan pantulan cermin. 

"Benar kata bu Nurmala, aku akan tunjukkan pada dunia, siapa diriku yang sebenarnya. Aku tidak boleh lemah, mereka tidak boleh menganggapku kampungan lagi."

"Renata mana, Tante?" Bagas menatap bu Nurmala yang masih ada di depan pintu kamar Renata. 

"Baru mandi." 

Bagas menatap jam yang melingkar di tangannya. Seperti biasa, Bu Nurmala langsung duduk menemani Bagas. 

"Gimana kantor kamu, apa sudah mulai stabil?"

"Sudah, kemarin paman membantuku menarik klien, dan semua berjalan lancar. Para pegawai juga sudah mulai bekerja dengan normal."

"Bagas, kamu itu sudah dewasa, sudah waktunya menikah. Sekarang fokuslah pada Renata, tante yakin dia itu gadis yang baik dan cocok untuk kamu."

Bagas menatap kedua tangannya yang saling terpaut. Dari lubuk hati yang paling dalam, ia masih enggan untuk menjalin hubungan dengan wanita. Namun, setidaknya mencoba untuk dekat dengan Renata. 

"Aku lama ya, Pak?" 

Renata yang baru keluar dari kamarnya itu tampak gugup, ia berlari menghampiri Bagas dan Bu Nurmala. 

Renata mengenakan dress selutut berwarna hitam dengan rambut terurai panjang. Penampilannya kini sudah tak diragukan lagi. Renata yang berwajah kusam dengan rambut kriwil kini sudah lenyap ditelan bumi, yang ada kini adalah  Renata yang sangat cantik dan anggun. 

"Nggak, wajar semua perempuan memang  lama kalau dandan, seperti mama."

Renata terkekeh, wajahnya merona saat Bagas terus menatapnya. 

"Apa pak Bagas mau menyuruhku kerja di kantor lagi?" tanya Renata kembali merapikan rambutnya. 

"Kerja, maksud kamu?" tanya Bagas antusias. 

"Kalau bukan kerja, kenapa bapak mengajakku ke kantor?" sergah Renata. 

"Bayar denda, bukankah kamu sudah melanggar peraturan dan harus didenda? Hari ini kamu harus membayarnya."

Ya ampun, kenapa pak Bagas tidak lupa sih, kalau kayak gini pasti aku akan menjadi bahan ejekan lagi.

Terpaksa Renata mengikuti Bagas tanpa membantah, karena percuma saja, dilihat dari sudut pandang manapun dirinya yang sudah bersalah keluar tanpa pamit dan tidak izin. 

Di Dalam mobil itu sangat hening. Otak Renata berkelana, menerka-nerka dengan denda yang akan diberikan Bagas. Ia juga tidak menyangka akan bertemu dengan Bagas di situasi seperti ini. 

"Denda kamu bukan hanya masalah kantor, tapi ada yang lain."

Setelah mobil Bagas masuk kawasan kantor, ia mulai mencairkan suasana. 

"Apa?" tanya Renata ketus, ia pura-pura bodoh. 

"Kamu sudah membuat mobilku lecet, dan biayanya itu sangat mahal."

Renata menutup mulutnya. Seketika ia mengingat kejadian di danau waktu itu. 

Tanpa terasa mobil Bagas Berhenti di samping gedung yang menjulang tinggi. Ia memarkirkan mobilnya khusus untuk pejabat tinggi hingga semua karyawan tak ada yang melihat mereka naik satu mobil. Renata menatap bangunan itu dari dalam mobil, tiba-tiba saja rasa takut menyeruak membuat dadanya sesak. 

Mereka tidak boleh menghinaku lagi, aku bukan Renata yang lemah. Aku harus melawan.

Bagas membukakan pintu untuk Renata, nampak dengan jelas wajah gadis itu dipenuhi dengan keringat. 

"Kamu kenapa?" tanya Bagas menatap ke mana arah mata Renata memandang. 

Renata menggeleng, ia tidak mungkin cerita apa yang karyawan lain sering lakukan padanya. Bahkan terkadang Renata harus mengalami luka ringan karena ulah mereka. 

Renata turun, ia meraih tangan Bagas yang mengulur ke arahnya. 

Tangan Renata dingin sekali, apa saja yang pernah ia alami di sini. 

Jerry datang menyambut kedatangan Bagas. 

"Selamat pagi, Pak," sapa Jerry menunduk. 

"Pagi, bagaimana? Apa semua baik?" tanya Bagas, sesekali ia menatap Renata yang terus menundukkan kepala. 

"Re, aku masuk duluan, nanti kamu nyusul. Ruanganku ada di lantai lima."

Renata mengangguk cepat.

Setelah Bagas dan Jerry menjauh, Renata berjalan pelan, ia masuk dan langsung berjalan menuju pintu lift. Namun, sebelum tiba di tempat tujuan, kakinya tersandung sesuatu hingga membuat Renata jatuh.

Renata mengelus lututnya yang memar lalu menatap seseorang yang berdiri di depannya.

Fina

Bagas yang ada di tengah tangga darurat ingin berlari menghampiri Renata, namun dengan cepat Jerry mencegahnya. 

"Maaf, Pak. Lebih baik kita jangan ikut campur dulu. Saya yakin Renata bisa menyelesaikannya."

"Tapi __"

Renata beranjak dan mendekati wanita yang dari dulu sangat membencinya tersebut. 

"Cleaning service gayanya seperti bos. Ingat, Re, seseksi apapun, Pak Bagas tidak mungkin melirik kamu," cetus Fina ketus. Mulut nyinyirnya kangen untuk mengejek Renata.

Renata tertawa dan melipat kedua tangannya hingga membuat Fina terkejut.

"Aku memang cleaning service, karena tidak pernah kuliah. Bukankah itu lebih terhormat, daripada kamu, karyawan yang handal, cantik, tapi hatinya busuk."

Renata mendorong dada Fina ke belakang. 

Berani-beraninya dia bilang seperti itu.

Renata membalikkan tubuhnya, belum sempat ia melangkah, Fina sudah menarik rambutnya dari belakang. 

Renata mengumpulkan semua  keberaniannya. Ia memutar tubuhnya lalu menjambak rambut Fina hingga sang empu meringis dan melepaskan rambutnya. Tak hanya itu, Renata juga menampar pipi Fina dengan keras. 

"Ingat, Fin. Aku bukan Renata yang gampang kau tindas, jadi jangan macam-macam kalau kamu tidak mau aku berbuat lebih."

Renata melepaskan rambut Fina dengan paksa. 

Semua karyawan yang melintas hanya menjadi penonton. Mereka yang  pernah menyakiti Renata hanya bisa geleng-geleng melihat aksi gadis itu.

 

Terpopuler

Comments

Sumardani Yati Ori

Sumardani Yati Ori

telat

2022-10-15

0

neng ade

neng ade

good job Re .. jngn lemah tunjukan pd semua bahwa km bkn Renata yg dlu yg gampang di tindas tp udh berubah menjadi Renata kuat ..tangguh .. dan berkelas .. 😍

2022-07-23

0

☠🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

☠🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

smoga aja Bu Nurmala berniat ingin menguliahi renata

2022-04-12

0

lihat semua
Episodes
1 Dipermalukan
2 Siksaan yang bertubi-tubi
3 Pergi dari rumah
4 Tinggal di rumah Derya
5 Pujian
6 Pertemuan Derya dan Bagas
7 Pesta topeng
8 Bangkrut
9 Putus
10 Ketahuan
11 Dikurung
12 Melepaskan diri
13 Pertolongan
14 Bangkit
15 Pertemuan
16 Rencana
17 Hampir saja
18 Ungkapan Sena
19 Keberanian Renata
20 Semakin perhatian
21 Menolak hadiah
22 Pujian Bagas
23 Modus
24 Rapat
25 Menolak
26 Kembalinya Andara
27 Pendapat Bagas
28 Panggilan Mas
29 Makan malam
30 Kejutan
31 Pertemuan antara Derya dan Bagas
32 Minta maaf
33 Rencana menikah
34 Kakek Liam
35 27 tahun yang lalu
36 Janji
37 Bertanding
38 Kemenangan Renata
39 Makan malam
40 Membalas
41 Putus
42 Kejamnya kakek Liam
43 Terbuka nya rahasia
44 Jujur
45 Tidak mengakui
46 Pulang
47 Bertemu
48 Bersatu
49 Jahil
50 Resmi dibuka
51 Keputusan Bagas
52 Musibah yang bersamaan
53 Ke makam
54 Terungkap
55 Menemui
56 Memaafkan
57 Mengakui
58 Kantor polisi
59 Menerima warisan
60 Kenapa harus mantan?
61 Fakta yang mencengangkan
62 Mengungkap fakta
63 Pesta
64 Kedekatan Derya dan Gina
65 Gagal
66 Berhasil
67 Makan di warteg
68 Kelakuan pengantin baru
69 Berdamai
70 Setuju
71 Hamil
72 Jahilnya ibu hamil
73 Melamar Gina
74 Membongkar rahasia
75 Luluh
76 Sadar
77 Bahagia semua
78 Pengumuman
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Dipermalukan
2
Siksaan yang bertubi-tubi
3
Pergi dari rumah
4
Tinggal di rumah Derya
5
Pujian
6
Pertemuan Derya dan Bagas
7
Pesta topeng
8
Bangkrut
9
Putus
10
Ketahuan
11
Dikurung
12
Melepaskan diri
13
Pertolongan
14
Bangkit
15
Pertemuan
16
Rencana
17
Hampir saja
18
Ungkapan Sena
19
Keberanian Renata
20
Semakin perhatian
21
Menolak hadiah
22
Pujian Bagas
23
Modus
24
Rapat
25
Menolak
26
Kembalinya Andara
27
Pendapat Bagas
28
Panggilan Mas
29
Makan malam
30
Kejutan
31
Pertemuan antara Derya dan Bagas
32
Minta maaf
33
Rencana menikah
34
Kakek Liam
35
27 tahun yang lalu
36
Janji
37
Bertanding
38
Kemenangan Renata
39
Makan malam
40
Membalas
41
Putus
42
Kejamnya kakek Liam
43
Terbuka nya rahasia
44
Jujur
45
Tidak mengakui
46
Pulang
47
Bertemu
48
Bersatu
49
Jahil
50
Resmi dibuka
51
Keputusan Bagas
52
Musibah yang bersamaan
53
Ke makam
54
Terungkap
55
Menemui
56
Memaafkan
57
Mengakui
58
Kantor polisi
59
Menerima warisan
60
Kenapa harus mantan?
61
Fakta yang mencengangkan
62
Mengungkap fakta
63
Pesta
64
Kedekatan Derya dan Gina
65
Gagal
66
Berhasil
67
Makan di warteg
68
Kelakuan pengantin baru
69
Berdamai
70
Setuju
71
Hamil
72
Jahilnya ibu hamil
73
Melamar Gina
74
Membongkar rahasia
75
Luluh
76
Sadar
77
Bahagia semua
78
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!