Putus

Kabar anjloknya perusahaan Bagas sudah menyebar ke seluruh penjuru. Salah satu perusahan yang sangat besar itu kini tinggal puing-puing, bahkan Bagas hanya mampu mempertahankan beberapa karyawan saja, itupun dengan keikhlasan hati mereka yang siap menerima bayaran lebih kecil.

Seharian penuh Bagas mengurung diri dikamar. Ia terus menatap ke arah jendela dan memijat pelipisnya, pikirannya buntu hingga membuatnya tak ingin bertemu siapapun.

Beberapa kali ketukan pintu menggema, hingga membuat Bagas terpaksa membukanya.

Bagas berdiri tepat di depan mamanya, wajahnya suram, sedikitpun tak ada semangat untuk melakukan sesuatu.

"Mama sudah tahu semuanya," ujar mama memberikan pelukan hangat untuk putranya.

"Maafkan aku, Ma. Seharusnya aku lebih teliti lagi, aku memang nggak berguna, aku tidak bisa diandalkan." Bagas merasa bersalah sudah mengecewakan mamanya.

Sssttt 

Mama mengelus punggung lebar Bagas dengan lembut, menenangkan Bagas yang sangat kacau. 

"Rezeki sudah diatur, kamu tidak usah menyalahkan diri sendiri, mungkin kali ini memang bukan rezeki kamu, semua ada masanya, tetap semangat pasti kamu bisa melewati semua ini."

Mama menggiring Bagas menuju meja makan, hampir seharian perut Bagas kosong, tak ada makanan yang bisa masuk ke mulutnya mengingat masalah yang dihadapi sangat berat.

"Gimana dengan Jerry?" tanya mama di sela-sela makannya.

Bagas meletakkan sendoknya setelah menelan makanannya lalu meneguk air minum.

"Kemarin aku sudah menyuruhnya untuk pergi, tapi dia tidak mau, katanya ingin tetap kerja bersamaku."

Mama tersenyum lalu menyuapi Bagas.

"Tadi paman telepon, hari ini dia mau datang ke sini," ucap Mama.

Senyum mengembang dari sudut bibir Bagas. Tak menyangka ada kejutan di balik dirinya yang saat ini terpuruk.

Bagas melanjutkan makannya dan mulai menghapus apa yang mengendap di otaknya.

Paman pasti bisa membantuku.

Baru saja menyelesaikan makan, pintu utama terbuka lebar, orang yang baru saja di omongin sudah tiba di sana.

"Paman," teriak Bagas sembari berlari menghampiri paman dan bibinya juga sepupunya.

Bagas berhamburan memeluk pamannya, setelah itu beralih pada bibinya.

"Chika apa kabar?" tanya Bagas seraya mengulurkan tangannya.

"Baik, kakak sendiri gimana?" Gadis yang baru berumur sembilan belas tahun itu tersenyum dan memeluk Bagas dengan erat.

"Kakak juga baik, tapi hari ini tidak terlalu baik," sambungnya dengan suara yang semakin pelan.

Mama ikut menyambut saudaranya, hampir dua tahun lamanya mereka tidak bertemu, dan kini saatnya melepas rindu.

"Gimana kabar kamu, Ti?" tanya Bibi pada mama Bagas, yang mempunyai nama Tanti.

"Kalau aku baik, Mbak, tapi Bagas __"

"Kenapa?" sergah paman menepuk pundak Bagas.

"Kemarin ada masalah di kantor, katanya ada beberapa klien yang membatalkan kerja sama dengan perusahaannya, jadi ia mengalami kerugian besar, dan sekarang terpaksa harus mengeluarkan beberapa karyawan."

"Itu masalah kecil, paman bisa bantu," jawab pria yang berambut putih itu dengan enteng."

Disaat asyik berbincang membahas masalah yang terjadi, ponsel Bagas berdering, nama Melinda berkelip di layar.

"Dari siapa?"

"Melinda, sebentar paman, aku ke sana dulu."

Bagas  meninggalkan ruang keluarga menuju teras depan rumah.

"Halo Mel, ada apa?" tanya Bagas mengawali pembicaraan.

"Kita ketemuan di tempat biasa, ada yang ingin aku bicarakan sama kamu." Suara Melinda terdengar sangat berat dan serius.

"Baiklah, aku akan segera datang."

Bagas mematikan ponselnya lalu masuk. Sebenarnya untuk saat ini ia enggan keluar, tapi bagaimana lagi, jika tidak dituruti pasti Melinda akan marah.

Bagas mengenakan kaos oblong putih yang dibalut dengan jaket kulit, serta celana jeans hitam dengan lutut yang robek. Memakai topi hitam dan kaca mata yang senada.

"Hati-hati ya, jangan ngebut," pesan mama sebelum Bagas berangkat.

Paman menatap punggung Bagas yang mulai menjauh.

"Kapan dia menikah?" tanya paman seraya mengambil secangkir kopi dari nampan yang di bawa bibi.

"Katanya Melinda minta waktu setahun lagi, Mas."

Paman bertanggung jawab penuh atas Bagas. Sebagai orang tua, ia sangat khawatir mengingat usia Bagas yang menginjak dua puluh tujuh tahun, tapi belum beristri.

Setelah membelah jalanan selama tiga puluh menit, akhirnya Bagas tiba di tempat tujuan. Sebuah cafe favoritnya dan Melinda saat menghabiskan waktu senggang.

Bagas masuk ke dalam melewati beberapa pengunjung yang saling menikmati hidangan di meja masing-masing.

Melinda nampak menunduk dan mengaduk latte yang ada di depannya.

"Ada apa?" tanya Bagas, ia duduk disamping Melinda tanpa melepas topinya lalu menyeruput minuman hangat milik Sang pacar.

Selama berpacaran, keduanya saling makan sepiring berdua, bahkan kopi pun secangkir berdua yang membuat semua orang iri.

Melinda masih diam, matanya yang berkaca  mulai menatap wajah Bagas dengan lekat.

"Ada apa?" tanya Bagas mulai menerka-nerka, dadanya mulai bergemuruh saat melihat Melinda yang tak kalah kacau darinya.

Sebenarnya aku sangat mencintai kamu, tapi karena masalah ini kita tidak bisa bersama.

"Kita putus," ucap Melinda pelan, namun sangat menusuk ke ulu hati Bagas hingga pria itu runtuh.

Bagas membulatkan matanya dan menggeleng, ia tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Hubungan yang terjalin tiga tahun tanpa rintangan, tiba-tiba saja Melinda mengucapkan kata putus tanpa alasan yang jelas.

"Apa maksud kamu?" tanya Bagas antusias. 

"Sepertinya hubungan kita tidak bisa dilanjutkan lagi, aku tidak hanya butuh kasih sayang dan cinta, tapi aku butuh materi. Sekarang kamu sudah tidak bisa memberikan itu."

Bagas menyunggingkan bibirnya, ia sangat paham dengan maksud Melinda, selama ini ia memang memperlakukan Melinda bak putri, apapun yang diminta pasti ia kabulkan. Bagas juga tidak pernah protes dengan gadis itu meskipun terkadang permintaannya di luar nalar.

"Apa ini karena perusahaanku bangkrut?" 

Melinda menunduk lagi, dari lubuk hati yang terdalam, ia masih sayang dan cinta dengan Bagas, tapi karirnya sebagai model juga butuh dukungan, dan posisi Bagas sekarang ini tidak memungkinkan untuk mendukungnya.

"Maafkan aku, kamu harus tahu posisiku."

Meskipun hati Bagas sangat hancur, ia tetap berusaha tenang dan melipat kedua tangannya, sebagai seorang pria, ia tidak  mau terlihat rendah mengemis pada wanita.

"Tidak usah minta maaf, aku pikir kamu akan mencintaiku dalam keadaan suka maupun duka, tapi aku salah, kamu hanya mencintai hartaku saja."

"Bukan begitu?" Melinda menggelengkan kepalanya dan meraih tangan Bagas, namun dengan cepat pria itu menepisnya dan mendorong kursinya dengan kasar lalu menggebrak meja.

Semua pengunjung menoleh menatap wajah Bagas yang berapi-api dengan kedua tangan mengepal.

"Aku kecewa sama kamu, tapi tidak apa-apa, sekarang aku tahu bahwa kamu tidak layak aku perjuangkan."

Bagas meninggalkan tempat itu, ia tak mengindahkan suara Melinda yang terus memanggil namanya.

Bagas langsung masuk mobil dan duduk di depan kemudi, ia terus memukul setir dengan gigi saling mengerat, menahan amarah yang sudah membuncah di ubun-ubun.

Aku pikir kamu serius dan berbeda dari perempuan di luaran sana, tapi aku salah, kamu tak lain hanya cewek matre yang memandang materi.

Bagas kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, meskipun keadaannya semakin kacau, ia masih mengutamakan keselamatan. Bagas datang ke sebuah danau untuk meluapkan kemarahannya. 

 

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

cewek matre re 🥴

2022-05-25

0

☠🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

☠🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

lepasin aja cewe ke gitu gas
maunya cm disaat senang aja...giliran susah ditendang 😤😤

2022-04-11

0

Ara Yaya

Ara Yaya

kalo cinta ya bertahan lah Renata bukan mlh putus, bener kata Bagas cwe kyk kamu gak pantas diperjuangkan

2022-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 Dipermalukan
2 Siksaan yang bertubi-tubi
3 Pergi dari rumah
4 Tinggal di rumah Derya
5 Pujian
6 Pertemuan Derya dan Bagas
7 Pesta topeng
8 Bangkrut
9 Putus
10 Ketahuan
11 Dikurung
12 Melepaskan diri
13 Pertolongan
14 Bangkit
15 Pertemuan
16 Rencana
17 Hampir saja
18 Ungkapan Sena
19 Keberanian Renata
20 Semakin perhatian
21 Menolak hadiah
22 Pujian Bagas
23 Modus
24 Rapat
25 Menolak
26 Kembalinya Andara
27 Pendapat Bagas
28 Panggilan Mas
29 Makan malam
30 Kejutan
31 Pertemuan antara Derya dan Bagas
32 Minta maaf
33 Rencana menikah
34 Kakek Liam
35 27 tahun yang lalu
36 Janji
37 Bertanding
38 Kemenangan Renata
39 Makan malam
40 Membalas
41 Putus
42 Kejamnya kakek Liam
43 Terbuka nya rahasia
44 Jujur
45 Tidak mengakui
46 Pulang
47 Bertemu
48 Bersatu
49 Jahil
50 Resmi dibuka
51 Keputusan Bagas
52 Musibah yang bersamaan
53 Ke makam
54 Terungkap
55 Menemui
56 Memaafkan
57 Mengakui
58 Kantor polisi
59 Menerima warisan
60 Kenapa harus mantan?
61 Fakta yang mencengangkan
62 Mengungkap fakta
63 Pesta
64 Kedekatan Derya dan Gina
65 Gagal
66 Berhasil
67 Makan di warteg
68 Kelakuan pengantin baru
69 Berdamai
70 Setuju
71 Hamil
72 Jahilnya ibu hamil
73 Melamar Gina
74 Membongkar rahasia
75 Luluh
76 Sadar
77 Bahagia semua
78 Pengumuman
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Dipermalukan
2
Siksaan yang bertubi-tubi
3
Pergi dari rumah
4
Tinggal di rumah Derya
5
Pujian
6
Pertemuan Derya dan Bagas
7
Pesta topeng
8
Bangkrut
9
Putus
10
Ketahuan
11
Dikurung
12
Melepaskan diri
13
Pertolongan
14
Bangkit
15
Pertemuan
16
Rencana
17
Hampir saja
18
Ungkapan Sena
19
Keberanian Renata
20
Semakin perhatian
21
Menolak hadiah
22
Pujian Bagas
23
Modus
24
Rapat
25
Menolak
26
Kembalinya Andara
27
Pendapat Bagas
28
Panggilan Mas
29
Makan malam
30
Kejutan
31
Pertemuan antara Derya dan Bagas
32
Minta maaf
33
Rencana menikah
34
Kakek Liam
35
27 tahun yang lalu
36
Janji
37
Bertanding
38
Kemenangan Renata
39
Makan malam
40
Membalas
41
Putus
42
Kejamnya kakek Liam
43
Terbuka nya rahasia
44
Jujur
45
Tidak mengakui
46
Pulang
47
Bertemu
48
Bersatu
49
Jahil
50
Resmi dibuka
51
Keputusan Bagas
52
Musibah yang bersamaan
53
Ke makam
54
Terungkap
55
Menemui
56
Memaafkan
57
Mengakui
58
Kantor polisi
59
Menerima warisan
60
Kenapa harus mantan?
61
Fakta yang mencengangkan
62
Mengungkap fakta
63
Pesta
64
Kedekatan Derya dan Gina
65
Gagal
66
Berhasil
67
Makan di warteg
68
Kelakuan pengantin baru
69
Berdamai
70
Setuju
71
Hamil
72
Jahilnya ibu hamil
73
Melamar Gina
74
Membongkar rahasia
75
Luluh
76
Sadar
77
Bahagia semua
78
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!