Pergi dari rumah

Pintu terbuka dengan kerasnya. Suara Karin yang baru saja tiba menggema memenuhi ruangan rumah yang sederhana itu. Renata membuka mata dan menatap ke arah pintu saat samar-samar namanya dipanggil, dengan sigap gadis itu terbangun dan keluar. Ditatapnya Karin yang sedang mematung di ruang tamu. Wajahnya nampak pias dengan kedua tangan saling berkacak pinggang.

"Kakak memanggilku?" tanya Renata tanpa rasa takut.

Tak ada jawaban. Namun, tatapan Karin sangat tajam yang membuat Renata menciut.

Karin melempar tasnya dan berjalan menghampiri Renata yang mematung di depan pintu kamarnya.

Keduanya hanya berjarak beberapa centi saja. Seketika Karin menarik rambut panjang Renata hingga gadis itu mendongak.

"Apa yang kamu katakan pada Toni?" tanya Karin dengan gigi mengerat.

Renata menggeleng, "Aku tidak pernah mengatakan apa-apa, Kak," ucap Renata dengan suara bergetar, menahan dadanya yang ikut nyeri.

"Jangan bohong!" ucap Karin menekankan.

"Aku serius, Kak. Aku tidak pernah mengatakan apa-apa," ulang Renata meyakinkan.

Karin melepas jambakannya dengan kasar hingga membuat Renata tersentak.

"Apa kamu pikir aku percaya dengan ucapan kamu itu," cetus Karin. Wajahnya semakin merah padam kala mengingat cerita dari Toni yang mengatakan jika Renata pernah menggodanya.

"Terserah kakak mau percaya sama siapa, tapi perlu kakak tahu, kalau aku tidak bohong."

Baru saja membalikkan tubuhnya, Karin mendorong tubuh Renata hingga jatuh tersungkur. Kakinya yang lecet kini semakin parah hingga gadis itu meringis kesakitan.

Tak puas begitu saja, Karin berjalan mendekati beberapa lukisan yang berjejer rapi. Tangannya mengulur mengambil lukisan indah yang terpajang di dinding.

Mengetahui itu, Renata bangun dan berjalan tertatih-tatih mendekati Karin.

"Ini mau diapain, Kak?" tanya Renata di sela-sela tangisnya.

Karin mengangkat lukisan itu hingga Renata yang lebih pendek tak bisa menjangkaunya.

Renata terus maranggeh tangan Karin yang menjulur ke atas. Namun sia-sia, Karin menjatuhkannya tepat di belakang Renata hingga bingkai yang terbuat dari kaca itu pecah seketika.

Renata menatap lukisannya yang kini teronggok di lantai dengan tatapan nanar. Berhari-hari, bahkan hampir satu bulan ia memolesnya, namun sedikit pun tak hargai. 

"Kenapa Kakak tega merusak lukisanku?" Renata berjongkok memungut serpihan kaca yang berserakan.

Karin maju satu langkah dan menginjak tangan Renata yang ada di atas kaca.  

Aawww, ringis Renata saat noda merah pekat mulai menghiasi jari lentiknya.

"Sekali lagi kamu berani menggoda Toni, aku tidak akan mengampunimu," ancam Karin. 

Setelah Karin keluar dari kamar itu, Renata bangkit dan duduk di tepi ranjang. Ia mengusap air matanya yang masih tersisa lalu mengepalkan tangannya.

"Aku sudah berkorban banyak demi Kalian. Aku sudah rela diinjak-injak semua orang hanya untuk membuat kalian bahagia, tapi apa yang aku dapat, hanya siksaan yang tiada akhir. Aku berjanji pada diriku sendiri. Mulai hari ini tidak akan ada yang bisa merendahkanku lagi, termasuk kalian berdua.''

Renata  beranjak dan berjalan menuju ke arah laci, ia membalut tangannya dengan perban dan beralih ke arah lemari, dengan sigap ia membongkar semua bajunya, meraih tas ransel dan membukanya.

"Aku harus pergi dari sini, aku tidak mau kak Karin dan bibi menyiksaku lagi, aku harus bisa seperti mereka, aku harus bisa mengubah diriku menjadi lebih baik lagi.''

Tanpa pikir panjang, Renata keluar dari rumah Bibi.

Malam sudah mulai larut, jalanan sangat sepi, namun Renata tak menghentikan langkahnya yang mulai sempoyongan. Ia terus menyusuri ruas jalan. Hanya dengan bantuan lampu penerang ia bisa terus melangkah tanpa tujuan.

Tanpa sadar, Renata tiba di depan perusahaan tempatnya bekerja. Lututnya yang terluka semakin terasa perih hingga terpaksa mencari tempat untuk berhenti.

Renata berdiri di depan gerbang yang sudah terkunci. Cuaca mendung, hingga beberapa kali mengeluarkan suara petir yang menggelegar.

Renata menggunakan tasnya sebagai payung dan berlari ke arah gazebo yang ada di samping jalan.

Bingung melanda, Renata hanya bisa menatap mobil yang melintas. Is tak tahu arah dan tujuan, yang ada di dalam otaknya saat ini harus menjauh dari orang-orang yang membencinya.

"Aku tidak mau kembali ke rumah bibi, aku tidak mau mereka menyakitiku lagi."

Gerimis menghilang, Renata beranjak dan mematung di bibir jalan. Baru saja ingin menyeberang, sorot lampu yang menyilaukan membuat Renata mundur. Namun nahas, kakinya menginjak  sebuah batu hingga membuatnya terjatuh. 

Mobil berhenti tepat di samping Renata, gadis itu meringis tanpa berdiri. Mengelus bagian bawah pinggang yang terasa linu karena menghantam aspal.

Seorang pria yang memakai jas berwarna hitam pekat turun dari mobil dan menghampirinya, tanpa kata pria itu mengulurkan tangannya ke arah Renata yang nampak ketakutan.

Setelah hening tercipta beberapa menit. Renata mendengar deheman pria itu.

"Aku bukan orang jahat." Suara berat itu menyapa.

Perlahan Renata mendongak menatap pria gagah yang berdiri di depannya.

"Jangan takut, aku akan membantumu," ucap orang itu.

Renata menerima uluran tangan itu dan berdiri. Betapa terkejutnya saat melihat wajah yang tak asing baginya.

Dia kan pak Bagas, kenapa dia tidak jijik padaku?

"Kenalkan, namaku Bagas Ankara, pemilik perusahan ini." Menunjuk gedung tempatnya bekerja.

Renata menundukkan kepalanya, ia malu berhadapan dengan tokoh yang digadang-gadang ketampanannya, mereka bagaikan langit dan bumi yang tidak akan bisa menyatu.

Renata meraih tasnya dan kembali duduk, sedangkan Bagas mengikuti langkah Renata dan ikut duduk di sampingnya.

"Siapa nama kamu? Kenapa malam-malam seperti ini kamu masih ada di luar?" Bagas melirik tas milik Renata yang ada di sampingnya.

"Aku ingin pergi dari rumah, aku tidak sanggup lagi menerima perlakuan bibi dan kak Karin. Mereka terus menyakitiku, padahal selama ini aku selalu menuruti kemauan mereka." Tanpa disadari Renata mengadu pada Bagas dengan nasibnya yang sangat memilukan.

Bagas mengulas senyum.

"Aku bisa membantumu, dan aku yakin mereka tidak akan bisa menyakitimu lagi."

"Sekarang kita kenalan dulu." Bagas mengulurkan tangannya ke arah Renata.

Hampir saja Renata menerima uluran tangan Bagas, sebuah mobil kembali berhenti di belakang mobil Bagas hingga Renata menarik tangannya kembali.

Pria yang tak asing pun turun menghampiri Renata.

"Mas Derya, seru Renata. Jantungnya berdegup dengan kencang melihat orang yang ia kagumi itu tersenyum ke arahnya.

"Ikut aku!" 

Derya meraih tangan Renata, merasa dipedulikan, Renata pun mengikuti langkah Derya menuju mobil.

Ternyata pak Bagas baik juga, aku kira dia CEO yang sangat dingin seperti cerita orang-orang. 

Setelah puas menatap Bagas yang masih mematung di pinggir jalan, Renata menoleh menatap Derya yang sibuk dengan setirnya. 

Kenapa mas Derya peduli padaku, padahal selama ini dia selalu cuek. 

Terpopuler

Comments

Sumardani Yati Ori

Sumardani Yati Ori

thor maaf ni pingin baca novel beda dari yang lain...setau saya anak sekarang khususnya cewek anak sd kelas 5 ax dah pada pinter soal cowok sekarang 10 banding 1 cari cewek lugu please jadi wanita tangguh dan jangan mau ditindas atwpun dibully tapi jangan sombong

2022-10-14

0

neng ade

neng ade

bagus Re.. pergilah menjauh dari bibi mu dan Karin.. jngn mau direndahkan dan disiksa lagi oleh mereka

2022-05-27

0

Tri Handayani

Tri Handayani

cerita nya separo" jdi MLS bacanya

2022-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 Dipermalukan
2 Siksaan yang bertubi-tubi
3 Pergi dari rumah
4 Tinggal di rumah Derya
5 Pujian
6 Pertemuan Derya dan Bagas
7 Pesta topeng
8 Bangkrut
9 Putus
10 Ketahuan
11 Dikurung
12 Melepaskan diri
13 Pertolongan
14 Bangkit
15 Pertemuan
16 Rencana
17 Hampir saja
18 Ungkapan Sena
19 Keberanian Renata
20 Semakin perhatian
21 Menolak hadiah
22 Pujian Bagas
23 Modus
24 Rapat
25 Menolak
26 Kembalinya Andara
27 Pendapat Bagas
28 Panggilan Mas
29 Makan malam
30 Kejutan
31 Pertemuan antara Derya dan Bagas
32 Minta maaf
33 Rencana menikah
34 Kakek Liam
35 27 tahun yang lalu
36 Janji
37 Bertanding
38 Kemenangan Renata
39 Makan malam
40 Membalas
41 Putus
42 Kejamnya kakek Liam
43 Terbuka nya rahasia
44 Jujur
45 Tidak mengakui
46 Pulang
47 Bertemu
48 Bersatu
49 Jahil
50 Resmi dibuka
51 Keputusan Bagas
52 Musibah yang bersamaan
53 Ke makam
54 Terungkap
55 Menemui
56 Memaafkan
57 Mengakui
58 Kantor polisi
59 Menerima warisan
60 Kenapa harus mantan?
61 Fakta yang mencengangkan
62 Mengungkap fakta
63 Pesta
64 Kedekatan Derya dan Gina
65 Gagal
66 Berhasil
67 Makan di warteg
68 Kelakuan pengantin baru
69 Berdamai
70 Setuju
71 Hamil
72 Jahilnya ibu hamil
73 Melamar Gina
74 Membongkar rahasia
75 Luluh
76 Sadar
77 Bahagia semua
78 Pengumuman
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Dipermalukan
2
Siksaan yang bertubi-tubi
3
Pergi dari rumah
4
Tinggal di rumah Derya
5
Pujian
6
Pertemuan Derya dan Bagas
7
Pesta topeng
8
Bangkrut
9
Putus
10
Ketahuan
11
Dikurung
12
Melepaskan diri
13
Pertolongan
14
Bangkit
15
Pertemuan
16
Rencana
17
Hampir saja
18
Ungkapan Sena
19
Keberanian Renata
20
Semakin perhatian
21
Menolak hadiah
22
Pujian Bagas
23
Modus
24
Rapat
25
Menolak
26
Kembalinya Andara
27
Pendapat Bagas
28
Panggilan Mas
29
Makan malam
30
Kejutan
31
Pertemuan antara Derya dan Bagas
32
Minta maaf
33
Rencana menikah
34
Kakek Liam
35
27 tahun yang lalu
36
Janji
37
Bertanding
38
Kemenangan Renata
39
Makan malam
40
Membalas
41
Putus
42
Kejamnya kakek Liam
43
Terbuka nya rahasia
44
Jujur
45
Tidak mengakui
46
Pulang
47
Bertemu
48
Bersatu
49
Jahil
50
Resmi dibuka
51
Keputusan Bagas
52
Musibah yang bersamaan
53
Ke makam
54
Terungkap
55
Menemui
56
Memaafkan
57
Mengakui
58
Kantor polisi
59
Menerima warisan
60
Kenapa harus mantan?
61
Fakta yang mencengangkan
62
Mengungkap fakta
63
Pesta
64
Kedekatan Derya dan Gina
65
Gagal
66
Berhasil
67
Makan di warteg
68
Kelakuan pengantin baru
69
Berdamai
70
Setuju
71
Hamil
72
Jahilnya ibu hamil
73
Melamar Gina
74
Membongkar rahasia
75
Luluh
76
Sadar
77
Bahagia semua
78
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!