Pertemuan Derya dan Bagas

Renata mengulas senyum, setelah menempuh kegelapan, kini ia menemukan titik terangnya sang pijar. Olokan demi olokan sudah tak menghiasi telinganya lagi setelah bertemu dengan Derya. Selain itu, Renata merasa ada langkah yang akan membawanya ke ujung sebuah harapan yang positif. Ucapan Derya selalu membuatnya berdebar-debar saat membahas perihal lukisan.

Ini adalah hari pertama ia mengenal dunia luar yang sesungguhnya. Derya mampu membangkitkan dirinya untuk bisa meraih cita-cita yang belum tercapai. Sebuah mimpi yang tenggelam bersama malam akhirnya menemukan pagi yang cerah.

"Ternyata kamu di sini," Suara yang sangat familiar membuyarkan lamunan Renata.

Setelah pulang dari galery, Renata menghabiskan waktunya di samping rumah seraya menunggu senja tiba.

Renata beranjak dan menoleh, ia menundukkan kepalanya saat Sena sudah mematung di ambang pintu dengan mata yang menyala.

"Apa yang kamu lakukan sampai kakakku membawamu ke sini?" tanya Sena ketus.

Renata menggeleng tanpa suara. Ia merasa tidak melakukan apa-apa pada Derya, justru pria itulah yang mengajaknya.

Sena maju satu langkah lalu mencengkeram erat dagu Renata hingga sang empu meringis.

"Jangan bohong!" sergah Sena.

Renata terus menggeleng, kedua tangannya menahan tangan Sena yang semakin mengeratkan cengkramannya, matanya berkaca saat rasa sakit itu menjalar ke area pipinya.

Cih 

Sena berdecak sembari mendorong tubuh Sena hingga terhuyung.

"Aku tidak bohong, kalau kamu tidak percaya tanya pada mas Derya sendiri," ucap Renata dengan bibir gemetar.

"Dasar wanita murahan, aku yakin kamu merayu kak Derya. Kalau tidak, mana mungkin kakak mau memungutmu, melihatmu saja dia jijik."

"Sena…" Suara berat menyahut dari belakang.

Sena mundur dan melipat kedua tangannya.

Renata mengelus rahangnya yang masih terasa  sakit, ia tak mengerti dengan sikap Sena yang menuduhnya dengan apa yang tak pernah ia lakukan.

"Kenapa sih kamu marah-marah?" 

Sena tak menjawab dan memilih pergi.

"Maafkan Sena ya, Re. Dia memang seperti itu, tapi sebenarnya dia baik."

Renata mengangguk tanpa suara.

"Aku mau pergi, kalau Sena marah lagi, cuekin saja."

Renata mengangguk lagi sembari menatap punggung Derya yang mulai menjauh.

Setibanya di mobil, Derya merogoh ponselnya. Setelah menekan lencana panggilan, ia menempelkan benda pipih itu di telinganya.

"Halo," Suara dari seberang sana terdengar sangat angkuh.

"Kita ketemu di Cafe XX, sekarang juga."

Tanpa menunggu jawaban, Derya memutus sambungannya lalu menyalakan mesinnya. 

"Aku tunggu kekalahanmu, Bagas," ujarnya sebelum melajukan mobilnya.

Cafe XX, tempat yang penuh dengan kenangan antara Derya dan Bagas, sepasang sahabat yang sering mencurahkan keluh kesah di sana. Namun saat ini, tempat itu sangat mencengkam jika keduanya bertemu. Mereka bagaikan musuh bebuyutan dan tak mengenal lawan.

Bagas datang dan duduk di kursi dengan nomor 99 sesuai pesan yang ditulis Derya padanya.

"Mau pesan apa, Mas?" tanya waitress yang baru saja datang menghampirinya.

"Kopi hitam saja," jawab Bagas tanpa menatap, karena saat ini ia fokus dengan beberapa lukisan yang satu jam lalu diunggah oleh akun salah satu karyawan Derya.

Bersamaan dengan kopi hitam pesanannya datang, Derya pun datang dan langsung duduk di depannya.

Sorot mata Derya sudah menunjukkan permusuhan. Dalam segi apapun ia selalu memasang bendera perang pada Bagas, meskipun terkadang Bagas tidak melayaninya, pria itu tak gentar dan terus maju untuk membalas sakit hati yang adiknya rasakan karena penolakannya.

"Mbak, pesan kopi hitam satu lagi," ujar Bagas.

Derya mengangkat tangannya, "Tidak usah."

"Kenapa? Bukankah kamu suka ngobrol ditemani kopi?" ucap Bagas yang masih mengingat kebiasaan Derya.

"Itu dulu, sekarang tidak lagi," jawab Derya dingin.

Bagas tahu perubahan Derya, namun bagaimana lagi, hati tak bisa dibohongi dan dipaksakan, Bagas benar-benar tidak bisa menuruti permintaan Derya untuk menjadi pacar adiknya, dan itu yang membuat hubungan keduanya merenggang.

"Ada apa kamu ingin bertemu denganku?" tanya Bagas.

Meskipun Derya sinis padanya, Bagas tidak pernah menanggapi itu dan selalu bersikap ramah seperti dulu.

"Kamu pasti tahu kalau besok ada pameran?" 

"Hmmm… memangnya kenapa? Bukankah aku selalu ikut, dan aku yang selalu menang."

Derya memiringkan bibirnya mendengar ucapan Bagas.

"Kamu boleh bangga dengan apa yang sudah kamu capai, tapi besok aku akan mengalahkanmu." Dengan percaya diri Derya menantang Bagas yang tak pernah kalah.

Bagas tersenyum lalu menyeruput kopinya, meskipun Derya nampak mengancamnya, wajah Bagas masih sangat santai.

"Kita lihat saja nanti, siapapun yang menang, dialah yang terbaik."

Bagas mengulurkan tangannya tepat di depan Derya, namun pria itu tak menerima malah mendorong kursinya mundur dan terhenyak dari duduknya.

"Aku tunggu besok." Derya pergi meninggalkan Bagas.

Bagas menoleh menatap punggung Derya hingga sampai di depan pintu.

Sampai kapan hubungan kita seperti ini, kenapa kamu tidak mau mengerti perasaanku. Selama ini aku sudah mengalah demi persahabatan kita, bahkan dulu aku sudah memutuskan Sofi hanya demi hubungan kita. Cinta itu tidak bisa dipaksakan, dan aku tidak mencintai Sena. Aku sudah menganggapnya sebagai adikku sendiri seperti kamu.

Bagas menghabiskan kopinya hingga kandas dan menyisakan ampas. Hampir saja ia berdiri, wanita cantik datang menghampirinya.

"Melinda, ngapain kamu di sini?" tanya Bagas antusias, pasalnya mereka tidak janjian, bahkan Bagas tidak memberi tahu Melinda akan kedatangannya ke Cafe itu.

"Aku ikuti mobil kamu, dan aku tahu kalau kamu tadi bertemu dengan Derya."

Mata Melinda menatap ke arah mobil yang baru saja keluar dari gerbang.

"Ini pasti tentang lukisan yang akan kalian pamerkan, kan?"

Bagas mengangguk, "Sepertinya kali ini aku memang kalah dari Derya, dia punya lukisan yang sangat indah dan sudah diunggah di sosmed."

Bagas merendah, ia menunjukkan beberapa koleksi Derya yang patut di banggakan.

''Jangan seperti ini, kamu harus semangat, ada aku yang selalu mendukungmu."

Melinda mengelus punggung tangan Bagas yang nampak suram.

"Temani aku belanja, yuk!" ajak Melinda.

Disaat Bagas memasukkan ponselnya di saku jas, ia teringat dengan gadis yang ditemui malam itu.

Siapa gadis dekil itu, tidak mungkin dia pacar Derya, tapi kenapa Derya mengajaknya, apa dia adalah saudaranya.

Entah kenapa, tiba-tiba saja dada Bagas berdebar-debar kala mengingat senyuman Renata, gadis yang belum diketahui namanya.

Melinda menitipkan mobilnya. Setelah itu ia masuk ke mobil Bagas.

"Mel, apa aku boleh tanya sesuatu?"

Bagas memelankan laju mobilnya saat di depan nampak kemacetan yang memanjang.

"Apa?" jawab Melinda yang sudah sibuk memilih baju dari ponsel.

"Kamu kan kenal sama Sena, apa kamu pernah melihat dia mengajak saudaranya jalan?"

Melinda mengerutkan alisnya, ia masih belum mengerti maksud Bagas.

"Maksud kamu apa?" tanya Melinda memastikan.

"Kemarin aku lihat Derya mengajak perempuan yang __"

Bagas tak melanjutkan ucapannya, ia tak bisa menghina seseorang, apalagi itu adalah seorang wanita.

"Nggak jadi deh, mungkin aku salah terka," lanjut Bagas yang mulai fokus membelah jalanan.

Terpopuler

Comments

Anita_Kim

Anita_Kim

Masih nyicil nih Kak...

2022-04-28

0

☠🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

☠🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

jgn² lukisan Renata yg tadi dilukis diakui sbg karyanya serta..sungguh jahat plagiat nh namanya

2022-04-11

0

Umi Salamah

Umi Salamah

kya'y lukisan Renata yg d akui Derya utk mengalahkan Bagas

2022-03-30

0

lihat semua
Episodes
1 Dipermalukan
2 Siksaan yang bertubi-tubi
3 Pergi dari rumah
4 Tinggal di rumah Derya
5 Pujian
6 Pertemuan Derya dan Bagas
7 Pesta topeng
8 Bangkrut
9 Putus
10 Ketahuan
11 Dikurung
12 Melepaskan diri
13 Pertolongan
14 Bangkit
15 Pertemuan
16 Rencana
17 Hampir saja
18 Ungkapan Sena
19 Keberanian Renata
20 Semakin perhatian
21 Menolak hadiah
22 Pujian Bagas
23 Modus
24 Rapat
25 Menolak
26 Kembalinya Andara
27 Pendapat Bagas
28 Panggilan Mas
29 Makan malam
30 Kejutan
31 Pertemuan antara Derya dan Bagas
32 Minta maaf
33 Rencana menikah
34 Kakek Liam
35 27 tahun yang lalu
36 Janji
37 Bertanding
38 Kemenangan Renata
39 Makan malam
40 Membalas
41 Putus
42 Kejamnya kakek Liam
43 Terbuka nya rahasia
44 Jujur
45 Tidak mengakui
46 Pulang
47 Bertemu
48 Bersatu
49 Jahil
50 Resmi dibuka
51 Keputusan Bagas
52 Musibah yang bersamaan
53 Ke makam
54 Terungkap
55 Menemui
56 Memaafkan
57 Mengakui
58 Kantor polisi
59 Menerima warisan
60 Kenapa harus mantan?
61 Fakta yang mencengangkan
62 Mengungkap fakta
63 Pesta
64 Kedekatan Derya dan Gina
65 Gagal
66 Berhasil
67 Makan di warteg
68 Kelakuan pengantin baru
69 Berdamai
70 Setuju
71 Hamil
72 Jahilnya ibu hamil
73 Melamar Gina
74 Membongkar rahasia
75 Luluh
76 Sadar
77 Bahagia semua
78 Pengumuman
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Dipermalukan
2
Siksaan yang bertubi-tubi
3
Pergi dari rumah
4
Tinggal di rumah Derya
5
Pujian
6
Pertemuan Derya dan Bagas
7
Pesta topeng
8
Bangkrut
9
Putus
10
Ketahuan
11
Dikurung
12
Melepaskan diri
13
Pertolongan
14
Bangkit
15
Pertemuan
16
Rencana
17
Hampir saja
18
Ungkapan Sena
19
Keberanian Renata
20
Semakin perhatian
21
Menolak hadiah
22
Pujian Bagas
23
Modus
24
Rapat
25
Menolak
26
Kembalinya Andara
27
Pendapat Bagas
28
Panggilan Mas
29
Makan malam
30
Kejutan
31
Pertemuan antara Derya dan Bagas
32
Minta maaf
33
Rencana menikah
34
Kakek Liam
35
27 tahun yang lalu
36
Janji
37
Bertanding
38
Kemenangan Renata
39
Makan malam
40
Membalas
41
Putus
42
Kejamnya kakek Liam
43
Terbuka nya rahasia
44
Jujur
45
Tidak mengakui
46
Pulang
47
Bertemu
48
Bersatu
49
Jahil
50
Resmi dibuka
51
Keputusan Bagas
52
Musibah yang bersamaan
53
Ke makam
54
Terungkap
55
Menemui
56
Memaafkan
57
Mengakui
58
Kantor polisi
59
Menerima warisan
60
Kenapa harus mantan?
61
Fakta yang mencengangkan
62
Mengungkap fakta
63
Pesta
64
Kedekatan Derya dan Gina
65
Gagal
66
Berhasil
67
Makan di warteg
68
Kelakuan pengantin baru
69
Berdamai
70
Setuju
71
Hamil
72
Jahilnya ibu hamil
73
Melamar Gina
74
Membongkar rahasia
75
Luluh
76
Sadar
77
Bahagia semua
78
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!