Hampir saja

Renata terus menatap jam weker yang  ada di atas nakas. Disatu sisi ia merasa tidak enak untuk menolak Bagas yang nampak mengharapkannya, juga bu Nurmala yang sudah menolongnya. Disisi lain, ia masih trauma dengan kejadian beberapa waktu yang lalu saat di kantor. 

Bagaimana kalau ada yang mengenalku, pasti mereka akan menuduh aku merayu pak Bagas, gumam Renata dalam hati. 

Ia menatap gaun yang menggantung di depan lemari, seharian penuh Renata merasa cemas dan tak bisa memejamkan matanya.

Bagaimanapun juga aku harus menghadapi mereka. Aku tidak boleh lemah dan tertindas. 

Renata bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tekadnya sudah bulat ingin pergi ke acara bersama Bagas.

Hampir tiga puluh menit, Bagas duduk di sofa ruang tamu rumah bu Nurmala. Sesekali ia menatap pintu kamar Renata yang masih tertutup rapat. 

"Ke mana sih, Dia. Lama banget," gerutu Bagas. 

Baru saja Bagas menyalakan tv, pintu kamar Renata terbuka. 

Bagas menoleh ke arah sumber suara. Ia menatap penampilan Renata dari atas hingga bawah. Menakjubkan, bahkan  Renata sangat jauh berbeda dari yang kemarin saat makan malam. 

Renata berjalan pelan menghampiri Bagas yang nampak tercengang. Pria itu  menjatuhkan remot yang ada di tangannya hingga tetonggok di atas karpet.

Renata mengenakan strapless maxi dress pink pastel, clutch, dan high heels. Meski minimalis, penampilannya tetap terlihat anggun dan elegan. Apalagi tubuhnya yang tinggi semampai membuatnya cocok sebagai model.

"Apa bapak baik-baik saja?" tanya Renata sambil melambaikan tangannya tepat di depan wajah Bagas. 

"Iya, aku baik-baik saja," jawab Bagas gugup, ia memalingkan wajahnya ke arah lain untuk menghindari tatapan Renata. 

"Apa kita bisa pergi sekarang?" ucap Renata selanjutnya.

"Oke, kita pergi sekarang, daripada terlambat."

Bagas merapikan jasnya, ia menatap punggung Renata yang berjalan menuju depan. 

Bu Nurmala yang mengintip di belakang lemari dapur itu tertawa tipis melihat keponakannya yang nampak mulai tertarik pada Renata.

"Ada apa sih, Bu?" tanya Bibi ikut mengintip. 

"Renata dan Bagas serasi banget, apa bibi setuju kalau aku menjodohkan mereka?"  tanya Bu Nurmala, setiap mengambil keputusan apapun ia selalu melibatkan bibi. 

"Setuju, Non Renata itu cantik, dan Den Bagas juga ganteng, mereka klop banget."

Semoga Bagas cepat membuka hatinya untuk Renata. 

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Suasana ballroom sangat ramai, tamu undangan mulai memadati tempat pesta. Banyak pasang mata yang menatapnya dengan tatapan sinis. Namun, Renata tak menghiraukan mereka, ia mengikuti langkah Bagas masuk. 

"Siapa itu?" 

Bisik-bisik mulai terdengar di telinga Renata. 

Bagas menarik kursinya, ia juga nampak risih dengan tatapan orang-orang di sekelilingnya yang terus menatap Renata. 

"Kamu kenal mereka?" tanya Bagas pada Renata yang menundukkan kepalanya. 

Renata menatap satu persatu wanita cantik yang berjejer tak jauh dari mejanya, ia menggeleng, karena tak ada satupun dari mereka yang ia kenal.

"Silahkan diminum, Pak!" Seorang pelayan datang membawa dua gelas minuman dan meletakkannya di depan Bagas dan Renata. 

Dari jauh, nampak Melinda yang memakai gaun berwarna putih itu menghampiri Bagas dan Renata. 

"Selamat malam," sapa Melinda dengan ramah, ia mengulurkan tangannya di depan Bagas. 

"Malam, selamat untuk pertunangan kamu," ucap Bagas seraya menerima uluran tangan sang mantan, meskipun hatinya masih tercabik-cabik dengan penghianatan Melinda, ia berusaha tetap tegar menghadapi kenyataan. 

Melinda beralih menatap Renata yang juga beranjak mengikuti Bagas.

"Ini siapa?" tanya Melinda penasaran. 

"Kenalkan, namanya Renata, dia pacarku," ucap Bagas santai, ia langsung merengkuh pinggang langsing Renata yang membuat sang empu kaget, bahkan Renata nyaris menepis tangan Bagas. 

Deg deg deg 

Seketika jantung Renata berdisco ria. 

Ya Tuhan, kenapa dengan jantungku?

Renata hanya tersenyum kecut.

"Mana calon suami kamu?" tanya Bagas mengalihkan pembicaraan.

Melinda melepas tangannya lalu menunjuk seorang pria yang sibuk berbincang dengan tamu yang lain.

"Baiklah, kalau begitu aku ke sana dulu," ucap Melinda ragu.

Wajahnya nampak tak rela melihat kemesraan Bagas pada Renata. 

Ternyata Bagas sudah punya wanita lain, itu artinya dia sudah melupakanku, atau jangan-jangan wanita tadi hanya pelariannya saja karena aku sudah memutuskannya, batin Melinda. 

Setelah punggung Melinda menghilang, Renata menepuk tangan Bagas yang masih betah merengkuh pinggangnya. 

"Lain kali bapak harus izin dulu, aku tidak mau ini terjadi lagi," cetus Renata pelan. 

Bukan karena apapun, Renata hanya takut Bagas bisa mendengar detak jantungnya yang berdegup kencang melebihi gendang. 

"Masa Iya mau memeluk pacar harus minta Izin dulu," sergah Bagas menaik turunkan alisnya. 

Apa tadi pak Bagas bilang? Pacar? Maksudnya apa? 

"Jangan ge er dulu, kita tetap pura-pura pacaran saat di depan umum, tunjukkan pada yang lain kemesraan kita." 

Ternyata cuma bohongan. 

Plok   Plok   Plok 

Sebuah tepuk tangan menggema dari arah belakang Renata. Bunyi piano yang dari tadi menghiasi telinga tiba-tiba saja berhenti. 

"Derya, Sena." 

Bagas beranjak dari duduknya. Ia menatap sang sahabat yang kini menjadi musuh terbesarnya, sedangkan Renata langsung beralih ke arah belakang Bagas. 

Sena melipat kedua tangannya, sementara Derya menatap penampilan Renata yang memang berubah seratus delapan puluh derajat. 

Kini mereka menjadi pusat perhatian semua tamu yang ada di dekatnya.

"Apa kalian semua tahu, siapa gadis itu?" tanya Sena menunjuk Renata yang ada di belakang Bagas.

Semua menggeleng tanpa suara, mereka pun penasaran dengan sosok Renata, wanita yang pertama kali berjalan dengan Bagas.

"Bagas, Bagas, apa kamu sudah putus asa mencari wanita yang lebih baik dari kak Melinda?" ucap Sena mengejek.

Bagas diam, ia mencerna kalimat yang meluncur dari sudut bibir Sena.

Kasihan pak Bagas, aku harus lakukan sesuatu, jangan sampai Sena membocorkan semuanya. 

"Pak, jangan dengarkan dia, lebih baik kita pergi," ucap Renata berbisik. 

"Kenapa harus pergi, aku ingin tahu apa yang dimaksud Sena?"

Renata berdecak kesal mendengar penolakan Bagas, jika dulu ia biasa dipermalukan di depan umum, kini ia harus memikirkan Bagas. 

Ya ampun pak Bagas, kalau sampai Sena mengatakan siapa aku, pasti semua orang syok, cleaning service jalan sama bos, gerutu Renata dalam hati. Ia semakin panik saat Sena terus melangkah mendekati Bagas. 

Aku harus bergerak cepat, Sena tidak boleh mengatakan semuanya di depan orang-orang.

Baru saja ingin melangkah pergi, Sena meraih tangan Renata dari samping. 

"Apa kamu tahu siapa wanita ini?" tanya Sena pada Bagas sembari mengangkat tangan Renata. 

"Tahu, namanya Renata, memangnya kenapa?" tanya Bagas yang tak tahu menahu tentang gadis itu. 

Tamatlah riwayatku. Renata semakin ketakutan.

"Sena, kita pergi sekarang," tiba-tiba saja Derya menarik tangan Sena dari belakang. 

"Kak, aku belum bicara," tolak Sena. 

"Nggak perlu, untuk apa? Kamu hanya akan mempermalukan dirimu sendiri."

Renata bernapas lega, ia menyandarkan kepalanya di punggung Bagas yang masih sangat penasaran. 

Setidaknya hari ini Pak Bagas aman.

"Pak, aku mau pulang." Tanpa menunggu jawaban dari Bagas, Renata meninggalkan pesta yang baru dimulai. 

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

Bagas harus peka .. Renata hrs jujur sm Bagas kalau dia udh di manfaat kan dan disiksa juga dilecehkan .. sm Derya dan Sena.. ayo thor cpt ungkap kejahatan mereka berdua

2022-07-23

0

Mimah Alisa

Mimah Alisa

renata lo harus bisa melawan jangan jadi penakut terus

2022-04-03

0

Sartini Sabar

Sartini Sabar

Jangan takut Reinata....lawan mereka... jangan mau diinjak2 hrg dirimu.Saatnya kmu bangkit

2022-04-03

1

lihat semua
Episodes
1 Dipermalukan
2 Siksaan yang bertubi-tubi
3 Pergi dari rumah
4 Tinggal di rumah Derya
5 Pujian
6 Pertemuan Derya dan Bagas
7 Pesta topeng
8 Bangkrut
9 Putus
10 Ketahuan
11 Dikurung
12 Melepaskan diri
13 Pertolongan
14 Bangkit
15 Pertemuan
16 Rencana
17 Hampir saja
18 Ungkapan Sena
19 Keberanian Renata
20 Semakin perhatian
21 Menolak hadiah
22 Pujian Bagas
23 Modus
24 Rapat
25 Menolak
26 Kembalinya Andara
27 Pendapat Bagas
28 Panggilan Mas
29 Makan malam
30 Kejutan
31 Pertemuan antara Derya dan Bagas
32 Minta maaf
33 Rencana menikah
34 Kakek Liam
35 27 tahun yang lalu
36 Janji
37 Bertanding
38 Kemenangan Renata
39 Makan malam
40 Membalas
41 Putus
42 Kejamnya kakek Liam
43 Terbuka nya rahasia
44 Jujur
45 Tidak mengakui
46 Pulang
47 Bertemu
48 Bersatu
49 Jahil
50 Resmi dibuka
51 Keputusan Bagas
52 Musibah yang bersamaan
53 Ke makam
54 Terungkap
55 Menemui
56 Memaafkan
57 Mengakui
58 Kantor polisi
59 Menerima warisan
60 Kenapa harus mantan?
61 Fakta yang mencengangkan
62 Mengungkap fakta
63 Pesta
64 Kedekatan Derya dan Gina
65 Gagal
66 Berhasil
67 Makan di warteg
68 Kelakuan pengantin baru
69 Berdamai
70 Setuju
71 Hamil
72 Jahilnya ibu hamil
73 Melamar Gina
74 Membongkar rahasia
75 Luluh
76 Sadar
77 Bahagia semua
78 Pengumuman
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Dipermalukan
2
Siksaan yang bertubi-tubi
3
Pergi dari rumah
4
Tinggal di rumah Derya
5
Pujian
6
Pertemuan Derya dan Bagas
7
Pesta topeng
8
Bangkrut
9
Putus
10
Ketahuan
11
Dikurung
12
Melepaskan diri
13
Pertolongan
14
Bangkit
15
Pertemuan
16
Rencana
17
Hampir saja
18
Ungkapan Sena
19
Keberanian Renata
20
Semakin perhatian
21
Menolak hadiah
22
Pujian Bagas
23
Modus
24
Rapat
25
Menolak
26
Kembalinya Andara
27
Pendapat Bagas
28
Panggilan Mas
29
Makan malam
30
Kejutan
31
Pertemuan antara Derya dan Bagas
32
Minta maaf
33
Rencana menikah
34
Kakek Liam
35
27 tahun yang lalu
36
Janji
37
Bertanding
38
Kemenangan Renata
39
Makan malam
40
Membalas
41
Putus
42
Kejamnya kakek Liam
43
Terbuka nya rahasia
44
Jujur
45
Tidak mengakui
46
Pulang
47
Bertemu
48
Bersatu
49
Jahil
50
Resmi dibuka
51
Keputusan Bagas
52
Musibah yang bersamaan
53
Ke makam
54
Terungkap
55
Menemui
56
Memaafkan
57
Mengakui
58
Kantor polisi
59
Menerima warisan
60
Kenapa harus mantan?
61
Fakta yang mencengangkan
62
Mengungkap fakta
63
Pesta
64
Kedekatan Derya dan Gina
65
Gagal
66
Berhasil
67
Makan di warteg
68
Kelakuan pengantin baru
69
Berdamai
70
Setuju
71
Hamil
72
Jahilnya ibu hamil
73
Melamar Gina
74
Membongkar rahasia
75
Luluh
76
Sadar
77
Bahagia semua
78
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!