10

Lorong hitam gelap dengan setiap pojok penuh dengan pintu. Tidak ada listrik yang terhubung pada setiap kabel. Lukisan tua membuat keadaan semakin mendorong keberadaan hantu itu nyata. Aroma bensin bisa membuat mereka lebih tenang, tetapi terkadang muncul aroma yang sangat menusuk, seperti aroma busuk dari sebuah mayat.

“Yo. Kalian bertiga. Sudah menemukan Labnya?” Suara Ilmuwan membuat kaget mereka bertiga

“WAHHHHH.”Teriakan yang sangat jantan terdengar ke seluruh penjuru mansion.

Gema suara membuktikan bahwa tidak ada suara lain, dan lorong yang begitu luas. Pantulan suara yang bersih membuat keadaan lebih jelas bahwa barang-barang sudah diambil dari pemilik Mansion.

Mereka yang datang menggunakan Armor tempur dengan helm memiliki fungsi melihat di tengah malam. Meskipun memiliki fungsi itu seperti memberi kesan aman, melainkan fungsi penglihatan malam malah membuat keadaan mereka lebih seram karena setiap pemandangan mereka semua hijau.

“Kenapa tidak pakai senter saja.” Ucap Ilmuwan yang memberi tawaran.

“Jangan bikin suasana jadi lebih horror.” Ucap Kroco 1 yang penuh amarah untuk menjawab Ilmuwan.

“Iya. Bukanya nambah tenang, malah Horror yang datang.” Kroco 2 mendukung ucapan Kroco 1

“Iya, lebih baik ini." Kroco 3 juga ikutan.

“Baiklah. Aku sudah dapat peta mansion nya. Akan ku kirim pada kalian.”

Sebuah pesan muncul pada interface di depan wajah mereka.

“Kroco 2, kau lihat peta! Mari lanjut jalan.”

Langkah kaki mereka terasa begitu dingin, dan sangat lambat. Kaki mereka terlihat bergetar tidak karuan setiap memasuki sebuah ruangan. Perasaan dingin selalu masuk kedalam armor tempur membuat bulu kuduk mereka terangkat.

Nafas mereka begitu berat dan bahkan uap yang keluar ventilasi udara pada armor mereka terlihat sangat tebal. Tatapan mereka terlihat bergetar karena melihat sebuah lukisan yang tidak biasa. lukisan yang sangat kontras dengan keadaan yang menyeramkan, hanya sebuah lukisan abstrak yang penuh dengan warna putih, dan tinta hitam yang berceceran layaknya sebuah lintah.

Mereka yang menggunakan penglihatan malam, tidak bisa membedakan warna dengan jelas.. Tatapan mereka yang melihat lukisan tersebut hanya bisa melihat sebuah tinta hitam yang menggeliat keluar dari lukisan tersebut.

“Tunggu apa itu?” Kroco satu yang memiliki keberanian langsung berbicara.

Tetesan air jatuh pada Kroco satu. Dia mencoba membersihkan tetesan tersebut, tetapi perasaan tidak enak muncul. Tetesan yang jatuh bukan sebuah air bocor ketika hujan, atau air yang sengaja ditumpahkan. Melainkan cairan kental bening yang mengulur dan tidak pernah putus.

Tatapan mereka langsung menatap langit-langit. Perasaan mereka tidak enak, tapi jiwa mereka harus melihat, tubuh mereka seperti dikendalikan untuk menatap ke langit, dan ketika melihat ada apa di atas.

“Jangan bilang itu?”

“Tidak salah.”

“Monster.”

Wujud mereka yang mirip dengan manusia hanya saja kedua lengan mereka berubah menjadi kaki, layaknya kadal. Mata mereka terlihat sangat bulat, dan bukan mata manusia lagi. Melainkan mendekati mata Bunglon yang besar dan hampir itu hampir mengalahkan kepala nya sendiri yang berukuran manusia biasa.

Langit-langit yang seharusnya indah dengan interior indah ala Eropa. Sekarang terlihat hanya sebuah gerombolan rayap manusia yang menempel. Sekali saja mereka semua sadar akan keberadaan para Kroco, semua sudah siap menjadi santapan mereka.

“Yo. aku kembali.”

Para Kroco yang hendak berteriak tetapi sadar bahwa mereka sedang berada di sarang mahluk menjijikan. Langsung berteriak dalam hati, dan langsung memiliki niat untuk membunuh Ilmuwan.

“Jangan bikin suara!”

“Iya.”

“Benar sekali.”

“Ada apa sih?”

Para kroco mengirimkan gambar dengan menggunakan armor buatan yang memiliki fungsi kamera.

“Mereka ini makhluk hidup kah? Jika makhluk hidup menggunakan pencari detak jantung pasti sudah tahu.”

“Tidak memiliki reaksi.”

Perasaan dingin langsung menusuk pada punggung mereka. Tetesan cairan kental makin tidak terkendali. Ketika perasaan dingin menusuk mereka suhu ruangan ikut meningkat drastis.

Suara menggeru langsung terdengar pada telinga mereka bertiga. Mereka sadar telah menginjak ranjau ketika berbicara dengan Ilmuwan.

“Mereka ini semacam zombie sih.”

Satu persatu dari mereka turun dan mengarahkan bola mata besar mereka pada para Kroco. Setiap langkah mendekat, setiap monster tersebut turun dan semakin lama disana, semakin jelas mereka akan mati dilahap oleh monster.

“Sial. demi keselamatan.” Kroco 2 langsung mengeluarkan Granat khusus buatan Ilmuwan TPL

“Ohh itu. Masih uji coba.”

Kroco 2 tidak ragu untuk melempar dan menarik pin Granat tersebut langit.

Tanpa disadari bahwa dampak ledakan lebih buruk dari sebuah bom Granat biasa. Mereka bertiga bahkan terdorong jatuh kelantai bawah.

Mereka mulai memulihkan kesadaran dan mulai mencari satu sama lain, karena keadaan bisa saja lebih buruk, dan jika lebih buruk mereka berharap pulang paksa dengan sistem pemulangan paksa, atau menggunakan kekuatan teleportasi kroco 3.

“Woahhh. Jackpot.” teriak ilmuwan dari radio,”Sial padahal lagi Jackpot. Kalian cari semacam berkas buku, semacam, nanti kirim menggunakan teleport nomor 3.”

“Sialan kau Ilmuwan, kenapa gak bilang bakal sebesar itu.”

“Biarlah. Setidaknya selamat.”

“Benar kita selamat.”

Mereka memutuskan untuk mengambil nafas, dan mereka sadar bahwa mereka berada di ruangan yang sangat berbeda dengan mansion. Keadaan sama, lampu tidak bisa digunakan, tetapi aroma obat-obatan dan darah makin kental disini.

Setiap pojok ruangan terlihat botol kaca yang berisi cairan berwarna, dan tidak berwarna. Tabung ukur yang berisi cairan merah kental, beberapa alat kaca begitu berantakan dan banyak cairan yang tidak bisa dijelaskan oleh mereka sendiri. Semua hanya bisa berpikir bahwa kejadian gila terjadi disini.

Sebuah tirai biru tertutup melukiskan bayangan orang tertidur pada kasur. Tidak ada gerakan aneh, dengan hanya melihat bayang tersebut menunjukan rupa orang dibalik tirai biru.

Bayangan seorang gadis kecil yang tidur menatap langit sembari kedua lengan gadis tersebut layaknya seorang mayat yang akan dikuburkan. Kasur yang ditunjukan bukan kasur tidur mewah melainkan kasur untuk operasi.

“Mau monster, atau bukan masalah karena kita pake armor tempur.” Ucap Kroco satu dengan berani.

“Itu. tanda karakter bakal mati loh.”

“Benar.”

Mereka memberanikan diri untuk melihat apa yang dibalik tirai tersebut. Meja besi bedah terlihat penuh dengan alat bahaya, pisau yang penuh dengan darah. Bukan hanya pisau seluruh meja layaknya penyimpanan untuk sebuah darah itu sendiri.

Ketika mata tertuju pada mayat gadis kecil yang tertidur pulas di sebuah kasur Operasi. Mereka yakin seratus persen bahwa sang gadis tidak memiliki detak jantung, karena fungsi pendeteksi jantung dari armor mereka.

Gadis tersebut memiliki rambut pendek yang memutih, sama dengan kulit gadis tersebut yang sudah pias tak berdarah. Seluruh kulit sang gadis secara mengejutkan sangat bersih dari luka atau bahkan bekas operasi. Tidak ada noda darah sedikitpun, padahal seluruh ruangan hampir penuh dengan darah.

“Apa ini?” Papan yang berisi informasi tentang subjek yang diteliti.

Semua jelas tertulis bahwa gadis tersebut seorang gadis biasa yang sangat muda dan bahkan masih SD. Tidak tertulis nama dan bahkan hanya disebut Subjek D4 93. Pada papan tersebut tertulis Subjek lain tetapi dia memiliki nama normal, hanya saja gadis yang ada meja operasi tidak bernama.

Ketika mereka menyentuh halaman terakhir dari berkas yang ada di papan. Tertulis jelas bahwa Penelitian berhasil, dan segala informasi direkam pada sebuah rekaman.

“Rekaman?’

“Kroco 3 kau pegang apa?’

“Semacam kamera.”

“Cepat setel.”

Mereka langsung sebuah kamera tersebut. Dan melihat pria tua berkacamata muncul dan berbicara dengan bangga, dan tepat di belakangnya banyak yang terbunuh.

“Akhirnya. Penelitian ini berhasil. Sebuah keberadaan hidup yang bisa mengalahkan White.”

Tepat setelah kalimat tersebut sang Ilmuwan mati tertusuk oleh daging hitam penuh tulang yang menusuk tepat pada jantung dan kepala.

Kesialan mereka baru saja dimulai dengan adanya monster menempel di langit-langit turun dan bersiap untuk menyantap para Kroco TPL.

Para Kroco hanya bisa fokus menonton kejadian di dalam rekaman. Mereka ingin mencari tahu apa yang terjadi, Video masih berlanjut walaupun ilmuwan sudah mati terbunuh tepat di kepala dan jantung, tepat sebelum video berakhir orang-orang dengan jubah hitam bertuliskan Sinful langsung muncul dan tepat saat itu juga Video berakhir.

“AHhhh.”

“Sial.”

“KYaaa..”

Tepat setelah menonton para Monster langsung menangkap mereka. Tangan mereka langsung digigit, dan ada di bagian kepala, untung saja mereka menggunakan Armor tempur.

Keadaan makin tidak karuan, bahwa sang gadis kecil bangun dari kematian. Mata sang gadis terlihat normal, tapi kulitnya begitu pias tak ada darah sedikitpun pada sang gadis kecil.

Dia bangun dari tidur abadinya dan langsung mengarahkan pada para Kroco yang sedang disantap oleh para monster.

Tangan gadis menjadi daging hitam yang sama pada Video yang ditonton sebelumnya. Daging memanjang dan menusuk para monster. Tidak ada yang mengenai Kroco, tetapi melihat Daging mentah yang penuh dengan tulang dan saluran darah membuat mereka jijik.

Para monster langsung menyatu dengan daging hitam tersebut, dari pada disebut bersatu lebih cocok disebut dilahap oleh daging tersebut. Daging hitam penuh tulang langsung kembali memendek dan berubah menjadi tangan gadis kecil yang baru bangun.

“Kalian siapa?” Mata polos yang baru bangun dari kehidupan terlihat jelas.

Rambut memutih Sang Gadis mulai menunjukan warna hitam pekat kembali layaknya habis mendapatkan vitaminnya kembali.

Tanpa pikir mereka bertiga langsung menunduk ampun pada gadis tersebut.

“Terima kasih.”

“Mohon selamatkan kami.”

“Benar.”

Sialnya adalah sekarang. Driverman datang dan langsung memukuli para Kroco dan KO. Mereka langsung dipulangkan menggunakan teleportasi dari Kroco 3.

“Adek. tidak apa-apa?” Driverman yang baru datang langsung mendekati gadis tersebut.

“Kau siapa?”

“Driverman, Seorang Pahlawan.”

“Begitu.” jawaban dingin dari sang gadis, tetapi mata sang gadis begitu berkilauan. Dia telah melihat yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.

“Saya antar adek pulang.”

“Pulang?” Tidak ada tanda ingatan, tapi Driverman memutuskan membawa ke kota untuk ditanya pada kepolisian siapa gadis ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!