Sad

"Rain." Aku beralih ke Rain yang sedari tadi diam di sisiku. "Aku ingin meminta izin padamu. Kali-kali saja bisa memperlambat penyebaran racunnya." Aku bicara pelan-pelan kepada Rain.

"Kau ingin melakukan apa, Ara?" tanyanya padaku.

Aku memegang tangannya lalu beralih ke tabib senior istana. "Tabib, bolehkah aku melakukan sesuatu untuk memperlambat penyebaran racunnya? Aku ingin mencobanya. Setahuku ada salah satu pengobatan alternatif yang bisa mengeluarkan racun dari tubuh. Dan hal itu pernah kulakukan kepada raja Asia. Kali-kali saja bisa juga untuk Yang Mulia." Aku meminta izin.

Tabib itu tampak penasaran. "Pengobatan seperti apa, Nona? Mungkin kami bisa mempertimbangkannya." Dia antusias menanggapiku.

"Begini." Aku pun menarik napas dalam sebelum menjelaskannya. "Aku ingin mencoba membekam Yang Mulia untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuhnya. Bukankah racun menyebar melalui aliran darah? Maka dari itu aku ingin membersihkan aliran darahnya terlebih dahulu. Semoga bisa memperlambat jangka waktu racun itu menyebar ke seluruh tubuh." Aku menuturkan.

Rain dan tabib tampak mempertimbangkan hal yang kukatakan. Rain tampak percaya, namun tabib itu terlihat sedikit ragu. Mungkin dia belum pernah melakukan pengobatan itu sebelumnya. Dan aku pun mencoba mengertinya.

"Baiklah. Kami akan pertimbangkan hal ini secepatnya, Nona. Kami juga akan mempersiapkan alatnya jika sudah meraih kesepakatan. Kami meminta waktu sampai besok pagi untuk membuat keputusan. Kami akan bertindak secepatnya." Tabib itu akan menimbang ulang saranku.

Aku mengangguk. Mencoba mengerti keraguan yang ada padanya. Aku pun menoleh ke arah Rain yang tampak memikirkan hal ini. Semoga saja niat baikku bisa disetujui hingga dapat memperlambat proses penyebaran racunnya. Aku berharap itu.

Malam harinya...

Segar rasanya setelah seharian penuh beraktivitas lalu mandi menggunakan air hangat. Tubuhku yang pegal pun kini terasa lebih relaks lagi. Aku juga mengenakan gaun tidur berwarna dusty pink malam ini. Gaun tidur yang mirip seperti daster tanpa lengan namun ada rompi panjangnya. Sehingga lenganku tidak kelihatan saat mengenakannya. Bahannya juga lembut seperti terbuat dari katun kelas satu. Aku sangat menyukainya.

Pakai pelembab saja.

Karena sudah tidak beraktivitas, aku tidak lagi mengenakan make up yang formal. Aku hanya memoleskan pelembab dan juga sedikit lipbalm di bibirku. Rambutku yang masih basah dan belum kering semua juga kubiarkan tergerai begitu saja. Tak lupa sedikit parfum beraroma relaksasi sebagai pengantar tidur malam ini. Aku pun siap untuk menyambut esok hari. Semoga saja hari esok lebih baik lagi.

"Nona Ara!" Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruanganku.

"Ya, tunggu!" Aku pun beranjak membukakan pintu.

Malam sudah semakin larut. Mungkin ada sekitar pukul delapan waktu duniaku. Tapi istana masih ramai oleh prajurit yang berjaga. Penjagaan istana semakin diperketat semenjak raja keracunan. Bahkan Rain pun ikut berjaga di belakang istana. Dia ingin memastikan jika keadaan istana aman dari tamu yang tak diundang.

Ada apa ya malam-malam mengetuk pintu?

Lantas kubuka pintu ruanganku. Saat itu juga betapa terkejutnya aku melihat ratu sudah berada di depan pintu. Dia datang bersama prajuritnya ke ruanganku.

"Yang Mulia?" Aku pun tak percaya dengan kedatangannya malam ini.

"Boleh aku masuk?" tanyanya dengan nada sinis.

"Salam bahagia untuk—"

"Tidak perlu. Ada hal yang ingin kubicarakan padamu." Dia tidak berkenan diberi salam olehku.

Jantungku berdetak kencang saat melihat ratu datang ke ruangan ini. Sepertinya ada hal penting yang ingin segera dia bicarakan padaku. Tapi kenapa harus prajuritnya yang mengetuk pintu? Bukankah dia bisa mengetuk pintunya sendiri? Apakah dia jijik padaku?

Ada apa ya?

Tidak ada tanda-tanda kehadirannya sebelumnya. Dia tiba-tiba saja sudah berada di depan ruanganku. Aku yang tak punya persiapan pun serasa gelagapan melihat kedatangannya.

"Silakan Yang Mulia." Aku memberi jalan padanya agar masuk ke ruangan ini.

Ratu kemudian masuk ke ruanganku. Dia berjalan menuju sofa tamu. Tapi sebelum sampai, dia menghentikan langkah kakinya lalu berbalik menghadapku. Roman wajahnya seolah menyiratkan keengganan atas kehadiranku. Entah apa yang akan dia katakan malam ini.

"Pekerjaanmu sebenarnya sudah selesai di istana ini. Jika bukan karena kedua putraku, mungkin aku tidak akan membiarkanmu berlama-lama tinggal di sini. Tapi suamiku sendiri telah mengeluarkan titahnya untuk menikahkan kedua putra kami denganmu. Apakah menurutmu dengan hal itu kau bisa bebas melakukan apa saja?" tanyanya sinis padaku.

Seketika aku terkejut dengan prasangkanya. "Maaf, Yang Mulia. Saya tidak pernah menganggap hal itu sebagai kesempatan untuk berbuat seenaknya di istana ini. Saya cukup tahu aturan seperti yang telah Yang Mulia katakan. Saya akan tetap menaati peraturan sekalipun titah sudah dikeluarkan." Aku menjelaskan padanya.

Dia tampak acuh tak acuh dengan penjelasanku. "Saat ini suamiku sedang jatuh sakit. Harusnya kau bisa menyembuhkannya dengan kemampuan yang kau miliki. Bukankah kau adalah gadis yang memiliki kemampuan lebih dibanding gadis lainnya?" Dia mengingatkanku.

Astaga ....

Saat itu juga aku menelan ludah. Rasa-rasanya ucapan ratu hanya ingin memojokkanku. "Maaf, Yang Mulia. Saya hanya manusia biasa. Jikalau mempunyai kemampuan, itupun atas kehendak Tuhan. Tanpa izin-NYA, saya tidak bisa melakukan apa-apa." Aku menjelaskan padanya.

Ratu berdecih. "Aku tidak peduli dengan penjelasan apapun darimu. Jika kau masih ingin tetap tinggal di sini, maka pergilah ke Arthemis untuk mendapatkan bunga malaikat itu. Jika tidak bisa, kau dianggap gagal menjadi ratu." Ratu menegaskan padaku.

Ap-apa?!!

Aku terkejut, benar-benar terkejut. Menelan ludah karena tak percaya dengan maksud kedatangannya. Ternyata dia menegaskan padaku akan statusku ini. Jika masih ingin tinggal di istana, aku harus mendapatkan bunga malaikat itu. Jika tidak, rencana pernikahanku dengan kedua putranya akan dibatalkan. Sungguh menyakitkan sekali.

"Mohon maaf, Yang Mulia. Saya tidak tahu bagaimana caranya agar bisa ke sana. Saya belum banyak mengetahui jalur keberangkatannya" Aku menjelaskan padanya.

Dia maju satu langkah mendekatiku. "Kau tidak perlu khawatir mengenai hal itu. Aku akan mempersiapkan semuanya. Tinggal dirimu saja yang siap atau tidak untuk pergi ke sana. Aku juga akan memberimu bekal yang cukup selama berada di perjalanan. Tapi jangan pikir kebaikanku ini karena menyukaimu. Aku melakukan ini semua karena suamiku. Dan juga demi keharmonisan hubungan anak dan ibunya. Jadi jangan besar kepala." Ratu menuturkan padaku.

Bagai cambukan kuat, rasanya sakit sekali diberi penjelasan seperti itu. Malam ini ratu mengakui jika hal yang dia lakukan bukanlah karena menyukaiku. Tapi karena ada alasan di baliknya, yaitu demi kesembuhan suaminya dan juga keharmonisan hubungannya dengan kedua putranya. Aku pun hanya bisa pasrah mendengar setiap ucapannya.

Dia memang tidak menyukaiku.

Terpopuler

Comments

Elder FR

Elder FR

ganggu trossss

2022-07-25

0

Rain4ever

Rain4ever

pengen nyentil jantungnya ratu

2022-07-17

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 All That I Need
3 I'll Miss You
4 Memories
5 What Happened?
6 Mistery
7 Lost Something
8 Bad News
9 Need Answer
10 Keep Spirit
11 Guess
12 Try to Help
13 Find
14 Lunch
15 Abuse
16 Confused
17 Meet Someone
18 See Ya
19 Let's Talk Together
20 Sad
21 Say Hello
22 Happy Birthday
23 So...
24 Thinking
25 Not Good
26 Hopeness
27 Waiting
28 Don't be Sad
29 Go!
30 All That I Need
31 I See You Again
32 Look at Me
33 Hopeness
34 Jealous?
35 Don't Kiss
36 Solve the Problem
37 Surprise
38 Telling
39 What's Going On?
40 Refused
41 Distance
42 Attention!
43 Miss
44 Stay Here
45 Like a Dream
46 Angel Flower
47 Sign
48 Little Baby Lion
49 Rest After Trip
50 Who is He?
51 Worried
52 Don't
53 Sorry
54 Never Give Up
55 Reckless
56 Kissing
57 Shocked
58 Give Your Heart
59 Dejavu
60 Beautiful Memories
61 How are You?
62 I'm Serious
63 I Don't Know
64 Emergency Situation
65 Dizzy
66 I Wanna Say
67 Hopeness
68 See
69 Love Gift
70 Not Long
71 News
72 Task
73 Caught
74 I Want You
75 Wait!
76 Ready
77 See You
78 Arrival
79 And Then...
80 Close Session 2
81 Dream?
82 Sign?
83 Love Agent
84 Secret
85 Flash Back
86 Meet
87 Busy
88 Shopping
89 Talking About
90 Story About Arthemis
91 Design
92 OMG
93 Something
94 Different
95 Help Me
96 What's This?
97 Sayonara
98 Kelanjutan DPSC 2
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog
2
All That I Need
3
I'll Miss You
4
Memories
5
What Happened?
6
Mistery
7
Lost Something
8
Bad News
9
Need Answer
10
Keep Spirit
11
Guess
12
Try to Help
13
Find
14
Lunch
15
Abuse
16
Confused
17
Meet Someone
18
See Ya
19
Let's Talk Together
20
Sad
21
Say Hello
22
Happy Birthday
23
So...
24
Thinking
25
Not Good
26
Hopeness
27
Waiting
28
Don't be Sad
29
Go!
30
All That I Need
31
I See You Again
32
Look at Me
33
Hopeness
34
Jealous?
35
Don't Kiss
36
Solve the Problem
37
Surprise
38
Telling
39
What's Going On?
40
Refused
41
Distance
42
Attention!
43
Miss
44
Stay Here
45
Like a Dream
46
Angel Flower
47
Sign
48
Little Baby Lion
49
Rest After Trip
50
Who is He?
51
Worried
52
Don't
53
Sorry
54
Never Give Up
55
Reckless
56
Kissing
57
Shocked
58
Give Your Heart
59
Dejavu
60
Beautiful Memories
61
How are You?
62
I'm Serious
63
I Don't Know
64
Emergency Situation
65
Dizzy
66
I Wanna Say
67
Hopeness
68
See
69
Love Gift
70
Not Long
71
News
72
Task
73
Caught
74
I Want You
75
Wait!
76
Ready
77
See You
78
Arrival
79
And Then...
80
Close Session 2
81
Dream?
82
Sign?
83
Love Agent
84
Secret
85
Flash Back
86
Meet
87
Busy
88
Shopping
89
Talking About
90
Story About Arthemis
91
Design
92
OMG
93
Something
94
Different
95
Help Me
96
What's This?
97
Sayonara
98
Kelanjutan DPSC 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!