Try to Help

"Ya. Masuk!" Tuan Shane pun mempersilakan masuk seseorang yang mengetuk pintu.

"Tuan." Kulihat seorang prajurit berpangkat tinggi yang datang. Dia pun memberi hormat kepadaku dan juga menterinya. "Salam bahagia untuk Nona Ara dan Tuan Shane." Seperti biasa kata sapaan itulah yang terdengar di telingaku.

"Ya, ada apa?" tanya Tuan Shane segera.

"Maaf, Tuan. Ada tamu dari Terusa yang ingin menemui raja. Tapi kami menahannya karena raja belum tersadarkan. Sehingga kami mendatangi Anda." Prajurit berpangkat tinggi itu menuturkan.

"Baik. Minta mereka menungguku di ruang tamu kerajaan. Aku segera ke sana." Tuan Shane menyanggupi untuk menemui tamu yang ingin menemui raja.

"Baik, Tuan. Permisi." Prajurit itu pun kembali membungkuk di hadapan kami. Dia kemudian segera pergi.

Entah ada apa gerangan, tiba-tiba saja Angkasa kedatangan tamu dari Negeri Terusa. Aku tidak tahu negeri macam apa itu, tapi mungkin lebih baik mencoba menyelesaikan teka-teki jatuh sakitnya raja. Biarkan Tuan Shane yang menemuinya. Sedang aku berusaha semampu mungkin untuk mendapatkan jawaban.

Satu jam kemudian...

Selepas dari ruang kerja Menteri Luar Negeri Angkasa, aku bergegas menjenguk Yang Mulia Raja di dalam kamarnya. Dan kulihat masih banyak para tabib yang berjaga dengan segala peralatan pengobatan alternatifnya. Aku pun mencoba memeriksa denyut nadi calon mertuaku ini. Dan ternyata denyut nadinya lemah seperti tidak bertenaga. Entah apa yang terjadi padanya, aku juga kurang mengerti.

Diagnosa para tabib saat ini adalah Yang Mulia mengalami keracunan sehingga tidak sadarkan diri. Dan hanya memiliki waktu satu minggu dari sekarang untuk menyadarkan Yang Mulia kembali, sebelum racun itu menyebar ke seluruh tubuhnya. Entah jenis racun apa yang masuk ke dalam tubuh sang raja, aku juga tidak tahu. Andai ini di duniaku, pastinya peralatan medis bisa mengeluarkan seluruh racun di dalam tubuhnya. Tapi sayang ini di bumi yang berbeda, yang mana peralatan pengobatannya belum selengkap di bumiku. Semuanya masih serba alternatif dengan peralatan seadanya.

Raut wajah Yang Mulia terlihat sangat pucat sekali.

Jantungnya masih berdetak dengan denyut nadi yang lemah. Dia belum juga tersadarkan dari tidurnya yang menurutku lebih mirip seperti koma. Aku pun berdoa di dalam hati untuk kesembuhannya. Semoga Yang Mulia bisa lekas pulih dan berkumpul kembali bersama kami. Tentunya kesadaran sang raja berdampak besar bagi istana dan juga kedua putranya. Pastinya beban yang ditanggung Cloud tidak seberat seperti sekarang. Walaupun dia tidak terlalu menunjukkannya.

"Ara, kau di sini rupanya." Seorang pria datang lalu menyapaku yang sedang berdoa untuk kesembuhan raja.

"Rain? Iya, aku di sini. Tadinya ingin bertemu dengan tabib senior, tapi ternyata dia datangnya sore. Kau mencariku?" tanyaku segera.

Rain mengangguk. Saat itu juga kutahu jika ada sesuatu yang ingin dibicarakannya. Aku pun meninggalkan raja yang sedang dijaga para tabib istana. Aku bergegas ke luar dari kamarnya bersama Rain.

"Apakah ada kabar untuk kita?" tanyaku seraya menutup pintu dari luar.

Rain mengangguk. "Kak Cloud baru sampai di pelabuhan Asia, Ara," terangnya padaku.

Seketika aku teringat dengan kesalahanku tadi pagi. "Maaf, aku tidak sempat menemanimu untuk mengantarkan keberangkatannya. Aku kesiangan." Aku menjawab jujur.

Rain tersenyum. Dia mengusap kepalaku. "Tak apa. Dia juga berangkat pagi-pagi sekali tadi. Sekitar pukul tiga waktu duniamu," terangnya lagi.

Pukul tiga? Ternyata benar. "Pagi sekali?" Kami terus berjalan bersama menuju ruang tamu kerajaan di lantai tiga istana.

"Ya. Dia ingin segera sampai lalu cepat kembali ke istana." Rain pun duduk di sofa keluarganya.

Aku ikut duduk di sampingnya. "Kira-kira apakah ada hal yang kau khawatirkan dari keberangkatannya ke Asia?" Aku mencoba mengetahui isi pikirannya.

Rain termenung. Entah apa yang sedang dia pikirkan, aku juga tidak bisa membacanya. Namun, beberapa saat kemudian dia memegang tanganku. Pria berjubah merah itu menatapku dalam sekali.

"Aku takut Zu memintamu sebagai imbalan bunga malaikat itu. Itu saja." Ternyata dia mengkhawatirkanku.

Aku membalas genggaman tangannya dengan tanganku yang lain. "Jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja, Rain." Aku mencoba menenangkannya.

Dia menggelengkan kepala. "Zu sangat menginginkanmu, Ara. Firasatku jarang sekali ada yang meleset. Kudengar area di mana bunga malaikat itu hidup adalah tempatnya berlatih. Itu adalah daerah kekuasaannya. Kecil kemungkinan Zu akan memberikan bunga itu setelah apa yang terjadi kemarin." Rain mengungkapkan isi pikirannya padaku.

Aku menghela napas dalam. Aku tahu kekhawatiran Rain akan hal ini. Tapi, jikalau itu benar-benar terjadi, aku bisa apa? Keselamatan raja lebih penting dari segalanya. Bahkan rakyat pun rela mengorbankan nyawa untuk melindungi rajanya. Apalagi aku yang hanya sebatas pendatang di Angkasa. Pasti akan menjadi polemik jika aku menolaknya. Ya Tuhan, aku harus bagaimana?

"Ara ...," Rain menggenggam erat tanganku. "Aku sudah sekuat hati mengalah dengan keadaan. Tapi jika Zu benar-benar ingin menabuhkan genderang perang dengan memintamu, aku tidak akan segan untuk menebas kepalanya." Rain terlihat bersungguh-sungguh.

"Eh-eh?! Jangan begitu, Rain!" Aku segera menolaknya. "Apakah tidak ada jalan lain? Bukankah pemilik bunga malaikat itu ada dua negeri? Kenapa tidak coba untuk meminta kepada negeri satunya? Pasti kita bisa mendapatkannya." Aku tidak ingin terjadi pertumpahan darah karenaku.

Rain begitu nekat. Dia tidak memikirkan lagi dampak yang akan terjadi dari niatannya itu. Pastinya jika Zu terbunuh olehnya, Asia tidak akan terima. Sehingga akhirnya kedua negeri saling berperang dan menumpahkan darah. Dan aku tidak ingin hal itu sampai terjadi. Pasti ada cara lain untuk menyelamatkan raja.

"Kau benar. Ada dua negeri yang memiliki bunga itu. Tapi masalahnya, kita tidak bisa ke negeri itu. Kita hanya bisa ke Asia." Rain menerangkan.

"Mengapa?" tanyaku heran.

"Angkasa dilarang pergi ke Arthemis. Arthemis juga memblokir jalan masuk untuk Angkasa," kata Rain yang membuatku terkejut seketika.

Ap-apa?! Arthemis memblokir jalan untuk Angkasa?! Sebenarnya apa yang terjadi?!

Perlahan-lahan aku mulai mengerti permasalahan ini. Tidak salah lagi jika burung gagak yang kulihat pergi ke barat Angkasa itu adalah pertanda ada sesuatu yang terjadi di antara kedua negeri. Aku harus segera mencari tahunya. Ini tidak boleh dibiarkan. Secara tidak langsung penyakit raja ada hubungannya dengan negeri itu. Bukankah negeri itu juga memiliki obat penawar dari sakitnya raja?

Ini tidak salah lagi. Aku harus mencari cara agar bisa pergi ke sana dan mendapatkan bunga itu sebelum satu minggu. Tapi bagaimana caranya? Semoga Tuhan menunjukkan jalan untukku.

Aku tertegun dalam pikiranku sendiri. Sebagai calon ratu, aku tidak bisa diam begitu saja di istana. Aku harus menolong raja dari keracunannya. Tapi, bagaimana caranya?

Terpopuler

Comments

Elder FR

Elder FR

enak bc sklian byk😂😂😂

2022-07-25

0

Rain4ever

Rain4ever

rain akuuhhh

2022-07-17

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 All That I Need
3 I'll Miss You
4 Memories
5 What Happened?
6 Mistery
7 Lost Something
8 Bad News
9 Need Answer
10 Keep Spirit
11 Guess
12 Try to Help
13 Find
14 Lunch
15 Abuse
16 Confused
17 Meet Someone
18 See Ya
19 Let's Talk Together
20 Sad
21 Say Hello
22 Happy Birthday
23 So...
24 Thinking
25 Not Good
26 Hopeness
27 Waiting
28 Don't be Sad
29 Go!
30 All That I Need
31 I See You Again
32 Look at Me
33 Hopeness
34 Jealous?
35 Don't Kiss
36 Solve the Problem
37 Surprise
38 Telling
39 What's Going On?
40 Refused
41 Distance
42 Attention!
43 Miss
44 Stay Here
45 Like a Dream
46 Angel Flower
47 Sign
48 Little Baby Lion
49 Rest After Trip
50 Who is He?
51 Worried
52 Don't
53 Sorry
54 Never Give Up
55 Reckless
56 Kissing
57 Shocked
58 Give Your Heart
59 Dejavu
60 Beautiful Memories
61 How are You?
62 I'm Serious
63 I Don't Know
64 Emergency Situation
65 Dizzy
66 I Wanna Say
67 Hopeness
68 See
69 Love Gift
70 Not Long
71 News
72 Task
73 Caught
74 I Want You
75 Wait!
76 Ready
77 See You
78 Arrival
79 And Then...
80 Close Session 2
81 Dream?
82 Sign?
83 Love Agent
84 Secret
85 Flash Back
86 Meet
87 Busy
88 Shopping
89 Talking About
90 Story About Arthemis
91 Design
92 OMG
93 Something
94 Different
95 Help Me
96 What's This?
97 Sayonara
98 Kelanjutan DPSC 2
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog
2
All That I Need
3
I'll Miss You
4
Memories
5
What Happened?
6
Mistery
7
Lost Something
8
Bad News
9
Need Answer
10
Keep Spirit
11
Guess
12
Try to Help
13
Find
14
Lunch
15
Abuse
16
Confused
17
Meet Someone
18
See Ya
19
Let's Talk Together
20
Sad
21
Say Hello
22
Happy Birthday
23
So...
24
Thinking
25
Not Good
26
Hopeness
27
Waiting
28
Don't be Sad
29
Go!
30
All That I Need
31
I See You Again
32
Look at Me
33
Hopeness
34
Jealous?
35
Don't Kiss
36
Solve the Problem
37
Surprise
38
Telling
39
What's Going On?
40
Refused
41
Distance
42
Attention!
43
Miss
44
Stay Here
45
Like a Dream
46
Angel Flower
47
Sign
48
Little Baby Lion
49
Rest After Trip
50
Who is He?
51
Worried
52
Don't
53
Sorry
54
Never Give Up
55
Reckless
56
Kissing
57
Shocked
58
Give Your Heart
59
Dejavu
60
Beautiful Memories
61
How are You?
62
I'm Serious
63
I Don't Know
64
Emergency Situation
65
Dizzy
66
I Wanna Say
67
Hopeness
68
See
69
Love Gift
70
Not Long
71
News
72
Task
73
Caught
74
I Want You
75
Wait!
76
Ready
77
See You
78
Arrival
79
And Then...
80
Close Session 2
81
Dream?
82
Sign?
83
Love Agent
84
Secret
85
Flash Back
86
Meet
87
Busy
88
Shopping
89
Talking About
90
Story About Arthemis
91
Design
92
OMG
93
Something
94
Different
95
Help Me
96
What's This?
97
Sayonara
98
Kelanjutan DPSC 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!