"Rain, aku berangkat. Sampai nanti."
Kutebarkan senyuman lalu menarik tali kudanya. Black pun membawaku menuju gerbang depan istana.
Rain, maafkan aku yang tidak menurut padamu. Aku ingin menenangkan diri terlebih dahulu.
Sungguh sakit hatiku ini. Seolah kerja kerasku tidak dianggap oleh ratu. Andai saja ratu bisa sedikit lembut padaku, pastinya aku akan amat menghargainya. Karena bagaimanapun dia adalah calon ibu mertuaku yang akan menjadi orang tuaku. Tapi jika terus seperti ini, bukankah hanya akan menanggung malu? Aku bingung harus bagaimana. Karena aku juga manusia biasa yang mempunyai perasaan. Tapi haruskah perasaanku selalu disakiti olehnya?
Ara, bersabarlah. Mungkin ratu sedang panik menghadapi situasi yang terjadi.
Aku pun terus melaju bersama kuda hitam Rain. Sedang Rain kulihat masih berdiri di dekat gazebo sambil memperhatikan kepergianku. Sepertinya dia tidak berdaya untuk melawan kehendak ratu saat ini. Dia juga tidak mampu untuk menahan kepergianku. Kusadari jika aku juga harus tahu diri. Aku harus cepat bertindak untuk menyelamatkan raja. Tapi sampai saat ini aku belum juga menemukan jawabannya. Tentang langkah apa yang harus kulakukan selanjutnya.
Cloud, cepatlah pulang. Aku ingin tahu hasilnya agar bisa mengambil langkah untuk ke depannya. Sehingga tidak terlihat diam saja di istana.
Gerbang istana terbuka. Aku pun mengarahkan Black agar membawaku pergi ke suatu tempat yang dipenuhi kenangan indah. Aku ingin ke danau cinta. Danau angsa putih yang asri dan menyejukkan pandangan mata. Aku ingin ke sana untuk menenangkan pikiranku.
Sesampainya di danau angsa putih...
Entah sudah berapa lama melajukan kuda, kini aku sudah sampai di depan pintu gerbang wisata Angkasa. Orang-orang biasa menyebutnya dengan danau cinta atau lebih dikenal dengan danau angsa putih karena banyaknya angsa putih yang dibiarkan bebas berkeliaran begitu saja. Suasana sejuk nan asri pasti didapatkan di tempat ini. Memanjakan mata dan juga menenangkan pikiran.
Tenang sekali ....
Suara-suara angsa putih terdengar saling sahut-menyahut di sepanjang area wisata. Mereka seperti sedang meneriakkan sesuatu pada kelompoknya. Aku pun tersenyum seraya terus berjalan pelan bersama Black. Hingga akhirnya kami menemui pos penjaga.
"Nona Ara?" Tiba-tiba ada seorang penjaga danau menyambut kedatanganku.
Eh, dia mengenalku?
"Salam bahagia untuk Nona Ara." Dia memberi hormat padaku.
"Salam bahagia." Aku pun membalasnya.
Penjaga danau ini ternyata mengenaliku. Sedang aku sudah lupa apakah pernah bertemu sebelumnya atau tidak. Maklum banyak sekali urusan, jadinya tidak sempat mengingat yang lainnya.
"Paman, aku ingin beristirahat di danau ini. Boleh?" tanyaku padanya.
Sebelumnya di depan pintu gerbang danau belum kutemui penjaga. Tapi mungkin karena sekarang sudah dijadikan destinasi wisata, tempat ini dijaga oleh beberapa orang di sekitarnya. Kulihat juga sudah banyak tempat bermain di sini. Ada perosotan, komedi putar, jungkat-jungkit dan lain-lainnya. Tapi mungkin karena datang saat bukan waktu liburan, keadaan danau tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa penjaga yang sedang membersihkan area sekitarnya. Namun, tidak kulihat ada penjaga wanita di sini.
"Tentu, Nona. Silakan. Nona adalah calon ratu kami." Penjaga itu mempersilakan aku masuk.
"Terima kasih, Paman." Portal pun dinaikkan. Akhirnya aku bisa masuk ke area danau bersama Black.
Ternyata Cloud bekerja keras untuk mempercantik tempat ini.
Kini keadaan danau yang kukunjungi lebih tertata rapi dan juga cantik sekali. Bunga-bunga di sepanjang areanya dibentuk dan dipercantik sedemikian rupa. Ada yang berbentuk hati, ada yang berbentuk angsa, ada yang berbentuk lampu-lampu taman dan bentuk-bentuk lainnya. Sepertinya harga tiket masuknya juga mahal, tidak seperti sebelumnya.
Eh, ada vilanya sekarang?
Aku berjalan pelan bersama Black menuju gazebo danau. Namun, sebelum sampai kunikmati perjalanan dengan melihat-lihat apa saja yang ada di sini. Dan ternyata kini sudah dibangun beberapa vila di ujung sana. Yang mana di depan vila tersebut ada kolam buatannya. Indah sekali.
Cloud, kau begitu hebat.
Aku tersenyum mengingat sesosok pria berambut pirang dengan kelembutannya. Pertemuan awal kami di duniaku benar-benar tak pernah terduga sebelumnya. Aku hanya seorang gadis miskin dengan segala kekurangannya. Namun semenjak dia menawarkan sebuah pekerjaan untukku, semuanya jadi berubah. Kehidupan keluargaku jadi lebih mapan dan sejahtera. Ayahku juga tidak perlu menjual sayuran lagi di pasar. Karena kini kami telah memiliki toko sendiri.
Aku jadi rindu ayah dan ibu. Sedang apa ya mereka di sana? Semoga mereka baik-baik saja.
Sejuta doa kupanjatkan untuk kedua orang tuaku. Aku belum bisa kembali ke duniaku karena masih banyak urusan yang belum terselesaikan. Lagipula portal belum dapat terbuka karena aku tidak mempunyai kekuatan untuk membukanya. Petuah Agung juga sedang izin beristirahat setelah kejadian itu. Kejadian di mana kami mengerahkan semua kekuatan untuk menyelamatkan negeri ini dari serangan sihir yang membahayakan. Puji Tuhan, atas izin-NYA semuanya bisa terselamatkan.
"Black, kita ke sana ya!"
Tak lama kulihat danau angsa putih dari kejauhan. Aku pun segera melajukan Black ke arah sana. Aku ingin menenangkan pikiran setelah apa yang ratu katakan. Semoga saja bisa kutemukan solusi dari permasalahan ini sambil menunggu kepulangan Cloud ke istana. Aku harap dia membawa kabar bahagia untuk kami.
Puluhan menit kemudian di gazebo danau...
Aku duduk sendiri di gazebo danau sambil memandangi burung-burung yang berterbangan. Sesekali burung-burung itu hinggap di ranting pohon lalu kembali terbang. Beberapa di antaranya juga ada yang mengambil ikan sebagai santap siang. Angsa-angsa putih pun ikut meramaikan keadaan danau.
Aku memang duduk sendiri, tapi para unggas seolah menemani dan menghiburku yang sedang terendap kesedihan. Jujur saja aku merasa sedih dengan ucapan ratu tadi. Rasanya aku ini tidak dianggapnya lagi sebagai calon menantu. Walaupun di sisi lain aku mencoba menerimanya, tetapi tetap saja sebagai seorang perempuan pastinya perasa. Apalagi terhadap kata-kata yang pedas luar biasa.
"Hah ...."
Aku pun menghela napas. Bersandar dengan kedua tangan yang menopang tubuhku. Kakiku pun berayun di atas air danau. Namun, tidak sampai basah karena tidak terkena airnya. Kebetulan pinggir gazebo dibuat tinggi sehingga tidak mudah terkena air danau.
Bagaimana jika aku ke Asia? Aku telah menolak Zu dan kembali ingin meminta bantuan padanya. Apa tidak malu?
Satu per satu masalah harus kuhadapi seperti tidak ada habisnya. Sampai tak habis pikir mengapa semua bisa terjadi. Apakah aku hanya pembawa masalah bagi negeri ini? Kadang aku dilema sendiri memikirkannya.
Ya, dilema merasuki pikiranku saat duduk diam sendirian. Aku seperti terombang-ambing dalam penantian cinta ini. Raja telah mengeluarkan titah untuk menikahkan aku dengan kedua putranya. Tapi sampai saat ini pernikahan itu belum juga terlaksana. Aku jadi heran, kapan ini selesainya?
"Ada seorang putri duduk sendiri dan membiarkan kudanya pergi." Tiba-tiba saja ada yang berbicara seperti itu padaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Elder FR
eaaaaa😂😂😂
2022-07-25
0
Rain4ever
please sama rain aja
2022-07-17
0
Lulut Anjarwangi
ara terkesan lambat dan kebayang berfikir..
2022-07-08
0