Sesampainya di lantai tiga istana...
Aku tiba di lantai kediaman Raja Angkasa. Kulihat banyak pelayan yang siap siaga di depan pintu kediamannya. Namun, tak kulihat sang ratu di sini. Rain pun sepertinya sudah masuk ke dalam. Lantas aku juga segera masuk ke kediaman Raja Sky. Saat membuka pintu, saat itu juga kulihat pria berambut pirang keluar dari ruangan. Kulihat paras wajahnya yang begitu kurindukan. Dialah Cloud, putra sulung Kerajaan Angkasa.
"Cloud?" Aku segera mendekatinya.
"Ara?" Dia pun berjalan mendekatiku.
"Cloud, ada apa?" Aku segera menanyakan apa yang sedang terjadi padanya.
Cloud menoleh ke belakang lalu beralih kepadaku. "Kita bicarakan di luar saja, ya. Aku khawatir akan bising jika di sini. Mari." Cloud mengajak ku keluar dari kediaman sang raja.
Aku mengangguk lalu berjalan bersamanya menuju teras lantai tiga istana. Sesampainya kami pun segera duduk bersampingan di kursi teras ini. Entah mengapa aku masih tak habis pikir dengan dugaan sementara tentang raja. Bagaimana bisa Raja Sky keracunan? Apakah tidak ada pelayan yang mencoba terlebih dulu makanan atau minuman yang akan disantapnya?
"Hah ...," Cloud mengembuskan napasnya dengan berat. Dia lalu memegang tanganku. "Maaf aku tidak mengabarimu saat sudah sampai di istana." Dia meminta maaf padaku.
"Tak apa, Cloud. Aku mengerti." Aku mencoba memahami situasi yang sedang terjadi.
Cloud menunduk. Tersirat jika dia sedang gelisah namun mencoba untuk tetap tenang. "Ayah baru beberapa jam sampai di sini. Tapi entah mengapa dia tiba-tiba jatuh pingsan setelah meneguk teh dari salah seorang pelayan." Cloud menuturkan.
"Pelayan?"
"Ya, Ara. Tapi anehnya semua pelayan istana tidak ada yang mengaku mengantarkan teh kepada ayah. Aku jadi heran sendiri." Cloud menopang dagu dengan satu tangannya, seperti sedang berpikir keras tentang hal ini.
Astaga ... jangan-jangan?!
Saat itu juga aku merasa ada sesuatu hal janggal yang sedang terjadi. Sepertinya berkaitan dengan sekelebat bayangan hitam yang kulihat saat perjalanan pulang tadi. Aku merasa itu bukanlah bayangan hantu atau makhluk halus lainnya. Melainkan sosok manusia biasa yang bisa saja menjadi pelayan jadi-jadian di istana ini. Namun, dia menyamar agar tidak ketahuan. Entah benar atau tidaknya, aku rasa cukup tahu bagaimana cara kerja seorang penyusup di istana. Tapi masalahnya, kenapa awal keberadaannya tidak sampai diketahui?
Sepertinya aku harus mencari tahu hal ini kepada Bibi Rum langsung. Karena dialah yang mengepalai semua pelayan di istana.
"Cloud, mungkinkah ada penyusup yang menggunakan media sihir sehingga bisa masuk ke istana tanpa ada yang melihatnya?" Aku menduga.
Cloud memutar tubuhnya ke arahku. "Kau merasa seperti itu, Ara?" tanyanya.
Aku mengangguk. "Tidak mungkin bukan jika penjagaan istana sudah diperketat tapi masih saja kebobolan penyusup? Jika benar ada penyusup yang masuk lalu menyamar menjadi pelayan, pastinya akan ketahuan. Terkecuali dia menggunakan media sihir agar tidak dapat terlihat oleh para prajurit yang berjaga, itu baru mungkin." Kuungkapkan pemikiranku padanya.
Cloud tampak merenung, dia seperti menimbang ulang perkataanku ini. "Kau benar, Ara. Lalu apa yang harus kita lakukan?" Cloud meminta saran dariku.
Aku pun berpikir cepat untuk menghasilkan keputusan yang tepat. "Aku rasa untuk sementara waktu rahasiakan hal ini dari penduduk luar istana. Jangan sampai kabar tentang raja menyebar. Aku khawatir ada yang memanfaatkan kesempatan ini, apalagi Rain akan segera berangkat bertugas. Aku sendiri akan mengorek informasi tentang hal ini dari Bibi Rum. Aku ingin mencari kepastian atas dugaanku ini. Aku tinggal dulu, ya." Aku beranjak pergi.
"Ara." Cloud pun menahanku.
"Ya?" Aku berbalik ke arahnya.
"Terima kasih," katanya yang kusambut dengan senyuman.
Aku pun bergegas pergi menuju ruang kerja Bibi Rum yang ada di lantai satu istana. Kutinggalkan Cloud lalu segera menuruni anak tangga menuju lantai dua. Dan kulihat para menteri sudah tidak berada di dekat tangga. Sepertinya mereka sudah mulai sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Lantas aku kemudian melangkahkan kaki menuju lantai satu istana. Aku akan menemui Bibi Rum untuk mengorek informasi yang ada. Semoga saja bisa kutemukan jawaban yang pasti.
Satu jam kemudian...
Aku sedang berada di ruang kerja Bibi Rum dan kini tengah menemaninya memeriksa daftar pelayan baru di istana. Dia kemudian memanggil satu per satu pelayan baru dan mengabsennya. Tapi ternyata, semua sesuai daftar yang ada, tidak ada yang keliru. Hal ini semakin menguatkan dugaanku jika ada penyusup yang menggunakan media sihir untuk memasuki istana Angkasa.
"Nona, saya juga merasa heran dengan dugaan sementara pihak tabib istana. Tidak mungkin Raja Sky keracunan teh yang diminumnya jika memang dari pelayan istana sendiri. Mereka amat takut dengan hukuman mati yang pihak kerajaan berikan jika hal itu sampai terjadi." Bibi Rum menuturkan padaku.
Wanita tua berkaca mata itu mengungkapkan pemikirannya tentang hal yang sedang terjadi. Aku pun mengiyakan apa yang dikatakan olehnya. Tidak mungkin pelayan istana sendiri yang telah tega meracuni rajanya. Pastinya sifat pengkhianatan itu tidak ada pada diri mereka. Meskipun dibayar mahal oleh pihak luar sekalipun. Mereka tidak akan mau membunuh rajanya sendiri. Terlebih Yang Mulia raja sangat bijaksana dan adil terhadap rakyatnya.
Ya Tuhan, andai aku bisa melihat apa yang terjadi lewat alam bawah sadarku, mungkin bisa mengetahui ada siapa di balik kejadian ini.
Sayangnya aku belum bisa mempergunakan kekuatanku di saat-saat seperti ini. Tenagaku belum lama terkuras habis untuk mengalahkan wanita penyihir itu. Saat ini hanya dugaan sementara yang bisa kujadikan bahan pertimbangan. Selain itu aku tidak bisa memastikannya.
Saat ini aku kesulitan untuk mengambil langkah apa yang harus kulakukan selanjutnya. Ada rasa tanggung jawab di dalam hatiku agar bisa menemukan titik temu dari masalah ini. Mungkin tidak ada salahnya jika bermeditasi sebentar untuk menenangkan pikiran. Kali-kali saja aku bisa mendapatkan klu dari hal yang sedang terjadi.
"Em, baik. Terima kasih, Bibi Rum. Kalau begitu aku permisi dulu." Aku berpamitan kepadanya.
"Kembali, Nona Ara." Dia pun mengantarkanku sampai ke depan pintu ruang kerjanya.
Aku akan berinisiatif mengambil langkah tanpa sepengetahuan Rain ataupun Cloud. Karena bagaimanapun setelah keputusan raja tentang hubungan kami, aku merasa mempunyai tanggung jawab besar tidak hanya terhadap kedua pangeran, tetapi juga negeri ini. Dan kini saatnya bagiku untuk mencari tahu sebisaku. Aku yakin pasti bisa menemukan titik terang.
Lantas segera saja kulangkahkan kaki menuju kediaman Rain yang ada di barat istana. Aku akan mencoba menyatu dengan alam agar pikiranku bisa tenang dalam mengambil keputusan. Semoga saja aku bisa mendapatkan apa yang kuinginkan. Karena tidak ada salahnya mencoba daripada diam tanpa melakukan apa-apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Hikmah Cahya X
lanjut donk kk
2022-06-12
0
Kenzie Ben
kok lama banget gak lnjut thor..
2022-05-29
0
V⃝🌟𝓢𝓐𝓓🌷𝑺𝒉𝒆𝒆𝒍𝒚
udah ku kasih vote y thur
2022-05-16
0