BAB 6

Setelah kedatangan Digo, Arnold terus saja gelisah dan tidak bisa diam mengabaikan perasaan itu. Sejenak dia pulang untuk bertanya kepada orang rumah mengenai apa yang terjadi dengan Shen. Sayang, tidak ada satupun dari mereka yang tahu dimana Shen, bahkan Ibunya juga tidak perduli. Memang sempat menceritakan bahwa dia menghubungi Shen beberapa saat lalu untuk menjemput Asha, tapi tidak tahu apapun lagi.

" Asha? Ibu berikan nomor telepon gurunya Asha! " Pinta Arnold. Ibu tentu saja langsung meraih ponsel yang memang dekat dengannya, lalu menunjukan sebuah nomor yang telah mengirimnya beberapa pesan sesaat yang lalu.

" Halo? Maaf mengganggu, apa Asha masih disana? Baiklah, terimakasih. " Arnold mengusap wajahnya setelah menyerahkan ponsel milik Ibunya.

" Ada apa, nak? " Tanya Ibu khawatir melihat Arnold yang gelisah. Tak menjawab, Arnold justru berlari meninggalkan Ibunya dan Anya yang masih kebingungan.

Satu jam lebih jarak yang ditempuh Arnold untuk menuju rumah orang tua Shen. Dia tahu kalau harus kerumah sakit sekarang, tapi puluhan rumah sakit dia tidak mungkin mendatangi satu persatu.

" Arnold? " Kedua orang tua Shen yang dikabari akan kedatangan Arnold, mau tidak mau dia bergegas meninggalkan Asha yang sudah mulai lelap tidur siangnya.

" Ayah, dan Ibu mertua? Apa kabar? " Tanya Arnold. Sebenarnya Arnold agak bingung dengan orang tua Shen yang terlihat tenang-tenang saja kalau benar Shen mengalami kecelakaan.

" Ada apa sebenarnya? Kenapa Shen tidak datang bersamamu? "

Arnold barulah sadar jika Digo belum memberitahu tentang Shen. Dan itu juga sebuah jawaban bahwa dia tidak akan mungkin bisa tahu dimana Shen dirawat dari mertuanya.

Belum sempat berkata apapun, suara dering telepon rumah terdengar nyaring memenuhi seisi ruangan. Bergegas Ibunya Shen, atau panggil saja Ibu Lean mengangkat telepon itu.

" Halo? " Sejenak dia terpaku, tapi lama kelamaan tubuhnya bergetar dibarengi dengan air mata yang jatuh mengucur deras.

" Ada apa? Kenapa kau menangis? " Tanya Ayah Gani yang khawatir melihat istrinya terjatuh lemas di lantai.

" Shen, Shenina dia,- " Tak sanggup Ibu Lean berbicara, maka Ayah Gani segera menyambar telepon rumah yang belum tertutup itu.

" Digo? Katakan ada apa? " Setelah beberapa saat juga Ayah Gani terdiam layaknya orang yang shock.

" Sudah, kita kerumah sakit sekarang. " Tak lagi menghiraukan Arnold, orang tua Shen segera menuju ke parkiran mobil. Tadinya Arnold ingin menyusul segera, tapi saat dia akan melangkahkan kaki, suara Asha membuatnya berhenti sejenak.

" Ayah? "

" Asha? " Arnold menyambut tubuh Asha yang tengah berlari ke arahnya.

" Ayah, aku mau Ibu. Ibu dimana? " Rengek Asha yang sepertinya tidak bisa tidur dengan tenang jika tidak bersama Ibunya.

" Kita susul nenek dan kakek mu untuk bertemu dengan Ibu ya? " Asha mengangguk setuju.

Dari belakang Arnold mengikuti arah mobil mertuanya melaju dengan sangat cermat dan hati-hati agar tidak kehilangan jejak.

" Asha, kita turun ya? "

" Kita sudah sampai dirumah? " Tanya Asha polos.

" Sepertinya Ibu sedang sakit, jadi kita kerumah sakit. "

" Ibu, Ibu sakit apa? Aku mau Ibu... " Rengek Asha yang mulai ketakutan. Maklum saja, segala sesuatu yang berhubungan dengan Asha, Shen selalu mengurusnya sendiri. Sebagai Ibu muda Shen memang terbilang cekatan dalam mengurus anaknya tanpa adanya bantuan dari pengasuh. Al hasil, Asha menjadi sangat dekat dengan Ibunya dan sulit untuk dipisahkan. Melihat putrinya yang ketakutan, Arnold memeluk tubuh Asha erat-erat sembari menghujani kepala putrinya dengan kecupan sayang.

" Asha, Ibu pasti baik-baik saja. Jangan menangis lagi Ok? Ibu akan sedih kalau tahu Asha sedih, jadi Asha harus menjadi anak kuat tidak mudah menangis. " Bujuk Arnold yang dengan cepat mendapat anggukan setuju dari Asha.

Karena sudah kehilangan jejak sang mertua, Arnold kini hanya bisa bertanya melalui resepsionis barulah setelah itu dia bisa tahu dimana Shenina dirawat.

" Digo! " Panggil Ibu Lean seraya berjalan cepat menuju sebuah ruangan yang berada di ujung lorong.

" Kenapa kau baru meberitahu kami tentang ini? " Tanya Ibu Lean yang kini tak bisa menahan rasa sedihnya dan membiarkan saja airmatanya jatuh tak mau berhenti.

" Maaf, Ayah dan Ibu. Tapi tadi keadaan tidak mendukung, dan aku juga buru-buru. "

" Kakak! Ibu, Ayah! " Satu lagi seorang laki-laki muda terengah-engah degan wajah khawatir.

" Teo? " Teo, atau Shanteoro, adik laki-laki Shenina yang saat ini masih berkuliah.

" Bagaimana keadaan kakak? " Tanya Teo khawatir.

Zera dan Digo kompak menunduk. Rasanya memang sangat tidak enak harus menjawab bagaimana keadaan Shen di saat mereka merasa takut juga bingung.

" Digo? " Tegur sang Ayah yang tak kunjung mendapat jawaban kepastian dari putra pertamanya itu.

Digo menghela nafasnya.

" Dokter bilang seharusnya Shen bisa bangun setelah beberapa saat, tapi sampai saat ini masih belum juga sadar. Jadi Dokter meminta kita untuk menunggu lagi sampai besok pagi. "

Ibu Lean tak kuasa menahan lagi tubuhnya untuk berdiri kokoh. Hancur sekali rasanya mengetahui putri satu-satunya yang amat dia sayangi harus merasakan sakit yang luar biasa ini.

" Ayah, Shen sedari kecil sangat mudah histeris saat melihat darah dan merasakan sakit. Lalu bagaimana dia melewati semua ini? Bagaimana putri kita? Shen pasti ketakutan sekarang, Ayah, Digo, bawa Ibu masuk! Ibu ingin menemani Shen! "

Tak jauh dari mereka Arnold dan Asha mendengar semua itu. Menyesal? Iya! Itulah yang di rasakan Arnold. Padahal dia sudah merasa ragu-ragu, tapi kenapa masih memaksakan diri memberikan surat cerai itu?

Shen, bertahanlah!

" Ibu? " Asha melepas genggaman tangan Ayahnya. Meskipun usianya baru empat tahun, setidaknya dia paham kalau neneknya tengah menangisi Ibunya, berarti Ibunya benar-benar kesakitan.

" Asha? " Semua orang terpaku melihat bagaimana Asha berlari ke arah mereka dengan mata merah yang menahan tangis.

" Nenek, kakek, paman, dan bibi, tolong bawa aku bertemu Ibu. Aku ingin Ibuku... Aku akan meniup bagian yang sakit agar Ibu bisa cepat sembuh. Ibu selalu bilang kalau aku adalah obat dari segala macam sakitnya Ibu, aku pasti bisa membuat Ibu sembuh, ayo ajak aku bertemu Ibu. " Asha mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi berharap salah satu dari mereka membawanya untuk bertemu Ibunya.

" Asha,... " Ibu Lean menutup mulutnya karena tak tahan dengan sedihnya dia melihat Asha begitu takut kehilangan Ibunya.

" Asha, baiklah kalau ingin melihat Ibu. " Ucap Digo yang memang tidak memiliki pilihan lain.

" Ibu, tidak boleh banyak orang masuk, jadi Ayah, Ibu dan Asha saja yang masuk dulu. " Ayah Gani dan Ibu Lean mengangguk setuju.

" Shen? " Panggil Ibu Lean dan Ayah Gani bersamaan. Iya, di depan Asha mereka tidak bisa menangis dan membuat anak itu takut, jadi mereka tidak berani banyak bicara.

" Ibu? " Panggil Asha yang mengira Ibunya hanya tertidur saja.

" Ibu? " Panggil Asha lagi.

" Ibu..... " Kini Asha mulai tak tahan untuk menangis karena sang Ibu tak kunjung bangun, jadi dia mengira kalau Ibunya marah karena Asha bandel.

" Ibu... Apakah Ibu sakit? Katakan padaku dimana yang sakit? Kenapa Ibu diam? Apa Ibu marah? Apa aku membuat kesalahan? Ibu, Ibu bangun..... Ibu aku ingin mendengar akhir kisah putri yang cantik melawan nenek sihir jahat. Ibu..... Apa Ibu sangat marah sampai tidak ingin memeluk ku? Apa Ibu takut aku minta gendong karena aku sudah berat? Ibu? Ibu? Ibu aku akan meniup-niup seluruh tubuh Ibu, lalu meminta maaf karena menyusahkan Ibu. Tapi janji Ibu bangun, dan aku tidak akan nakal lagi. Aku juga janji tidak akan menangis meminta permen dinosaurus lagi. "

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Eemlaspanohan Ohan

Eemlaspanohan Ohan

sedih thor

2025-02-17

0

Uba Muhammad Al-varo

Uba Muhammad Al-varo

Asha 😭🤧😭🤧😭🤧 kasihan kau nak,masih kecil udah dihadapkan pada kesedihan ibumu karena ulah keluarga ayahmu.

2024-06-20

0

Risna Wati

Risna Wati

meweeeek thooor

2024-05-09

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99 ( Baca pas sudah buka puasa ya )
100 BAB 100 (Sabar, dan baca pas sudah buka puasa ya )
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104 ( Final Episode )
105 Promo Novel Baru!!!
106 Promo Novel Terbaru!
107 Wajib Di Baca ( Promo Novel Baru)
108 Promo Novel Terbaru
109 promo novel terbaru, seru banget!!!
Episodes

Updated 109 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99 ( Baca pas sudah buka puasa ya )
100
BAB 100 (Sabar, dan baca pas sudah buka puasa ya )
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104 ( Final Episode )
105
Promo Novel Baru!!!
106
Promo Novel Terbaru!
107
Wajib Di Baca ( Promo Novel Baru)
108
Promo Novel Terbaru
109
promo novel terbaru, seru banget!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!