BAB 7

" Asha, Ibumu pasti baik-baik saja, jadi Asha jangan sedih ya? " Ibu Lean mengusap lembut kepala sang cucu. Jujur, dia sendiri memiliki kekhawatiran yang mungkin melebihi Asha. Tapi demi Asha, dia harus menyembunyikan keinginan untuk menangis menumpahkan kesedihan yang ia rasakan sebagai seorang Ibu.

Asha sesegukan karena menahan tangisnya agar tak pecah. Iya, dia ingat sekali bahwa setiap kali dia menangis, Ibunya akan menjadi sangat khawatir. Tapi kembali lagi, Asha hanyalah anak-anak yang tidak bisa menyembunyikan bagaimana yang ia rasakan.

" Ibu, padahal aku sudah meniup kepala Ibu, dan yang lainya. Kenapa Ibu belum bangun? " Asha meletakkan wajahnya di atas punggung tangan Ibunya.

" Ibu, apa Ibu tidak ingin aku lagi? Ibu, kalau Ibu marah, Ibu bisa bangun dan mengatakannya. Aku janji akan menuruti semua yang Ibu katakan, tidak akan memakan permen atau apapun yang tidak diperbolehkan Ibu. "

Asha?

Buliran air mata kini menyusup melalui ujung mata Shen. Asha, nama itu adalah gambaran dari seorang bocah kecil yang ia lahir kan. Putri cantik berambut hitam, bermata bulat, bibir mungil, dan kulit putih menjadi satu Asha yang luar biasa indah. Shen mampu mendengar suara Asha, tapi entah mengapa dia enggan untuk membuka matanya yang memang terasa sangat berat.

" Ibu, aku tidak mau makan kalau bukan masakan Ibu. "

Asha?

" Ibu, Shen menangis. " Ucap sang Ayah seraya menyeka air mata Shen yang menetes melalui ujung matanya.

" Ibu? " Asha tersenyum saat tangan Ibunya bergerak. Asha meletakkan tangannya, dan benar saja Shen menggenggam jemari mungil itu. Ayah dan Ibu juga melihat tangan Shen menggenggam tangan putrinya.

" Shen, kau dengar apa yang kami katakan? Kenapa kau tidak membuka matamu, Shen? " Tanya Ibu Lean menahan tangis.

Di luar ruangan.

Digo dan yang lainya menatap dingin Arnold yang kini berdiri tak jauh dari mereka. Iya, dia cukup sadar dan bisa menerima kebencian yang di dapatkan. Meski hatinya juga sedih dengan semua yang terjadi, memang akan ada orang yang mengerti? Tidak! Dari awal pernikahan mereka adalah pernikahan bisnis yang terpaksa dijalani karena Arnold tidak memiliki pilihan lain. Dia pikir, dia bisa bercerai setelah satu tahun. Tapi baru juga menikah dia dan Shen didesak untuk memiliki anak secepatnya, jadilah Arnold terpaksa menyentuh Shen sampai dia hamil. Kejam? Iya! dia tahu dia kejam, tapi yang dia pikirkan adalah bagaimana caranya bisa hidup bersama tanpa rasa cinta? Setelah hadirnya Asha di dalam kehidupan mereka, Arnold mulai mencoba untuk bertahan demi anak walau tidak pernah menyentuh istrinya lagi. Hingga saat melihat Shen kembali di hari ulang tahunnya, dan berubah menjadi dingin, dia merasakan ada yang tidak beres dengan hatinya.

Shen, bangun dan kembalilah seperti semula. Aku janji akan melakukan apa yang kau inginkan, menjadi suami yang sesungguhnya, dan membesarkan Asha bersama-sama.

" Aku sudah bilang sebelumnya tidak akan mempertemukan mu dengan Shen kan? Kenapa kau ada disini? Apa kau tidak takut kekasihmu cemburu? " Digo mengeraskan rahangnya menahan kemarahan yang sejatinya sulit sekali untuk dia tahan. Untunglah, keberadaan mereka di rumah sakit cukup untuk menjadi alasan dia menahan diri.

Arnold terdiam karena memang tidak bisa menjawab. Kekasih? Apakah sudah separah itu perkiraan orang tentang dirinya?

" Pergilah, dan tolong jangan muncul lagi di hadapan Shen. "

Arnold menatap Digo dengan dahi mengeryit yang mengisyaratkan betapa dia tidak setuju dengan apa yang dikatakan Digo.

" Kami masih terikat dengan status suami istri, aku tahu kau marah, tapi tolong jangan memaksaku untuk itu. "

" Sebenarnya apa yang kau pikirkan? Merasa bersalah? Kasihan? Atau kau sedih manusia badut itu tidak bisa melakukan atraksi lagi untukmu? "

" Digo! " Arnold meraih kerah kemeja Digo dengan tatapan marahnya.

" Kenapa? Malu karena menikah dengan badut? " Sindir Digo.

Badut? Iya! Dia bahkan seringkali menyamakan Shen dengan badut karena pakaian aneh yang selama ini sering digunakan Shen saat akan keluar rumah, atau menghadiri undangan pesta. Arnold melepaskan cengkeramannya, dan melampiaskan kekesalan ke tembok rumah sakit.

" Kakak, sudah hentikan! Ini rumah sakit, bukan ring tinju. " Ucap Teo.

Digo mengusap kemejanya, laku merapihkan dengan wajah sinis tertuju kepada Arnold. Sementara Arnold, pria itu terdiam dengan segala pikiran kacau hingga tidak perduli punggung tangannya yang berdarah. Memang seharusnya dia tidak perlu marah, tapi saat Shen disamakan dengan badut kenapa dia kesal? Padahal dia juga melakukannya kan?

Waktu terus berjalan, semua orang masih menunggu disana terkecuali Asha yang sudah dijemput Anya untuk di bawa pulang ke rumah. Awalnya Digo melarang dengan keras Asha dibawa kembali ke rumah itu, tapi karena orang tuanya mengatakan bahwa tidak perlu seperti itu, maka dia hanya bisa menuruti saja ucapan orang tuanya.

" Kalau ingin melihat Shen, kau bisa masuk. " Ujar Ayah sesaat melirik Arnold yang nampak kasihan.

" Ayah! " Protes Digo yang tentu saja tidak terima.

" Terimakasih. " Arnold bergegas masuk ke dalam meninggalkan Digo yang menatapnya tajam.

" Shen? " Sejenak dia terdiam membeku menatap Shen yang masih terbaring tak berdaya. Sungguh dia sangat marah dengan dirinya sendiri karena membuat wanita yang sudah dia sia-siakan menjadi seperti ini. Dengan langkah pelan dia berjalan mendekati brankar Shen, ditatapnya lagi wajah chuby Shen yang kini terdapat luka lecet, dan kepalanya terbungkus rapat oleh kain perban.

" Shen, kau pasti membenciku kan? Kalau begitu bangunlah, dan balas kan rasa sakit hatimu padaku. " Arnold sudah akan menyentuh wajah Shen dengan jemarinya, tapi tertahan karena dia merasa tidak pantas menyentuh Shen.

" Bencilah aku sebanyak yang kau mau, aku memang pantas mendapatkannya. Bangunlah, Shen. Bangun dan lihat bagaimana aku bahagia bersama wanita lain, dan kau harus membalas ku. " Arnold mengeraskan rahangnya bersamaan dengan kepalan tangan karena menahan gejolak hati. Sungguh bodoh caranya menyampaikan maksud hati yang sebenarnya. Benar, hatinya tengah ragu dan merasa tidak siap jika harus kehilangan Shen. Tapi kalau memohon untuk Shen bangun dan menjanjikan kebersamaan, bukankah itu seperti mempermainkan perasaan Shen? Sudah sejauh ini, maka yang pantas dia dapatkan adalah kebencian dari Shen.

" Shen, bangunlah kalau tidak ingin melihat Asha dekat dengan wanita lain dan memanggilnya Ibu. "

Tes....

Air mata kembali jatuh dari ujung mata Shen yang masih tertutup.

Shen, aku sungguh ingin kau bangun. Harus ku akui, tidak ada siapapun yang pantas menjadi Ibunya Asha selain kau.

Arnold mulai menjauhkan tubuhnya dengan langkah mundur menuju pintu. Dia masih ingin bersama Shen, tapi dia tahu orang yang ada diluar ruangan sama sekali tidak menyukai itu.

" Pulang, dan antarkan surat cerai yang baru besok pagi. "

Arnold terdiam mendengar ucapan Digo.

" Jangan mengasihani Shen kami, aku tahu sejauh apa hubunganmu dengan wanita itu, jadi berhentilah sok baik. "

Bersambung......

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

ayo bangun shen...ayo berubah .

2024-04-28

0

fitriani

fitriani

suka nih sm keluarga shen bnr2 ngelindungi dy terutama kakaknya digo👍👍👍👍

2023-03-18

1

tris tanto

tris tanto

kal shen punya cow trus dicium diglendotin sm tuch cow nya kyk arnold sm cew nya gimn prsaanmu arnold,,tp gk mungkin lah shen kn wanita terhomat,,

2023-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99 ( Baca pas sudah buka puasa ya )
100 BAB 100 (Sabar, dan baca pas sudah buka puasa ya )
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104 ( Final Episode )
105 Promo Novel Baru!!!
106 Promo Novel Terbaru!
107 Wajib Di Baca ( Promo Novel Baru)
108 Promo Novel Terbaru
Episodes

Updated 108 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99 ( Baca pas sudah buka puasa ya )
100
BAB 100 (Sabar, dan baca pas sudah buka puasa ya )
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104 ( Final Episode )
105
Promo Novel Baru!!!
106
Promo Novel Terbaru!
107
Wajib Di Baca ( Promo Novel Baru)
108
Promo Novel Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!