Beberapa hari yang lalu.
Setelah keberangkatan Shen, Damien benar-benar seperti orang gila yang tidak memiliki arah. Tepat di malam setelah dia bertemu Shen dan menciumnya sampai menggila, dia pikir dia akan merasa cukup dan tidak akan lagi penasaran dengan apa yang dia rasakan.
Tapi apa yang terjadi pada dirinya sungguh diluar dugaan, dia begitu terpukul karena kemungkinan tidak akan memiliki kesempatan untuk melihat Shen lagi. Sudah cukup, dia juga sudah hampir mati karena terlalu banyak menenggak alkohol demi menghilangkan perasaan sedihnya. Setelah bangun esok harinya, dia menjadi paham akan apa yang dia rasakan. Iya! Dia tidak ingin kehilangan wanita itu, dia ingin mencoba sekuat tenaga untuk mendapatkannya. Cinta atau bukan, semua pasti akan terjawab seiring waktu berjalan.
Hari itu juga dia memesan tiket pesawat, dan tak lupa menitipkan pekerjaannya kepada dua orang kepercayaannya untuk menghandle pekerjaan, sementara Damien akan tetap memantau dari jarak jauh.
...Bergegas Damien menuju bandara setelah semua hal yang diperlukan telah disiapkan oleh salah satu orang kepercayaannya. Beruntung! Sungguh dia beruntung karena tidak sengaja bertemu Zera di bandara, bahkan Zera juga akan menuju ke negara tujuannya. Sepanjang perjalanan Zera menceritakan segalanya setelah Damien membujuk, juga sedikit memaksa untuk mengetahui bagaimana kehidupan Shen di sana. ...
Damien akhirnya bisa bernafas lega setelah mendengar kisah hidup Shen. Meskipun dia tahu Shen menderita, tapi setidaknya kesempatan untuk kembali kepada suaminya akan mendapatkan penolakan dari keluarga, dan yang penting dia bisa menelusup masuk kedalam kehidupan Shen, dan mengikatnya erat-erat agar bisa menculiknya dan bebas masuk kedalam hati wanita pujaannya itu.
" Kenapa kau tidak menjawab? Kenapa kau bisa sampai disini? Bagaimana juga bisa kau berada disekolah anakku? " Tanya Shen yang kesal karena Damien enggan menjawab pertanyaannya dengan jelas.
" Shen, " Damien menyelipkan rambut Shen ke belakang telinganya, tersenyum seolah tidak ada hal yang perlu dibicarakan lagi mengenai pertanyaan itu.
" Shen, kemanapun kau bersembunyi, aku pasti bisa menemukan mu. Kau tahu kenapa? Karena kita adalah satu. "
Shen mengerang kesal. Lagi-lagi, kita adalah satu? Satu apa?!
" Berhentilah membuat emosi ku naik, kau adalah bajingan yang tidur dengan jutaan wanita, sementara aku adalah istri dari seseorang. Jangan bertingkah gila dengan terus mengganggu ku. Apa wanitanya yang berserakan itu tidak cukup untukmu? Apakah kau juga akan meniduri nenek-nenek juga untuk membuatmu merasa puas? "
Damien terkekeh geli, ya ampun! Lucu sekali sampai dia kesulitan menahan tawa. Nenek-nenek? Dia juga belum segila itu!
" Shen, aku hanya menginginkan mu. Tidak ingin yang lain. "
" Berapa kali harus aku katakan, aku adalah istri dari seseorang! Jangan membuatku kesal dan mengulang terus kata-kata ku ya?! " Shen membenahi posisi tasnya, berjalan cepat meninggalkan Damien yang masih berdiri disana dengan senyum aneh yang entah apa itu maksudnya.
" Pelan-pelan saja, Shen. Biarkan waktu yang menjawab dan membuktikan bahwa, kau dan aku memang tidak akan terpisahkan. " Damien kembali tersenyum menatap kepergian Shen dengan jalannya yang terlihat kesal.
***
" Bagaimana kak? "
" Semua berjalan lancar, kau hanya perlu memberitahu apa saja yang ingin kau lakukan pada gadis itu. "
" Aku ingin dia merasakan bagaimana sakitnya menjadi kakak ku. "
" Tentu saja, aku akan melakukan apapun yang kau mau. "
Kedua pria itu tersenyum licik seolah satu tujuannya yakin akan tercapai. Dia adalah Teo, dan juga Max.
Max adalah salah satu pria yang pernah diselamatkan oleh Teo saat dia sedang dalam keadaan kritis karena luka parah di jalanan beberapa bulan lalu, semenjak itu keduanya sering bertemu dan akrab layaknya kakak dan adik karena Max berusia enam tahun lebih tua dari Teo.
" Kak, ini adalah kartu Bank pribadiku, isinya tidak terlalu banyak, tapi anggap saja ini sebagai uang muka dari bantuan kakak padaku. " Teo menyodorkan sebuah kartu Bank kepada Max.
Max menjauhkan kartu Bank itu darinya, lalu mendekatkan kembali kartu itu kepada Teo lagi.
" Apa menurut mu aku kekurangan uang? "
" Kak, tapi ini juga akan menyangkut nama baikmu. Aku tahu kakak tidak kekurangan uang, tapi aku merasa akan sangat jahat kalau sampai menerima banyak bantuan tanpa mengeluarkan apapun. "
Mak tersenyum sembari menepuk bahu Teo beberapa kali.
" Kalau kau tidak menyelamatkan nyawaku, mana mungkin aku bisa. Bertahan sampai saat ini, dan menikmati wanita cantik? "
Teo terkekeh seraya mengangguk.
" Kau masih saja brengsek kak. "
" Terimakasih pujiannya. Ngomong-ngomong, siapa nama gadis itu? Aku malah sudah lupa. "
Teo terperangah tak percaya.
" Baru semalam kakak mengajaknya berkenalan, tapi kakak sudah lupa? "
" Mau bagaimana lagi? Sebelumnya aku juga berkenalan dengan wanita, aku juga sudah lupa namanya siapa. "
Teo menghela nafasnya.
" Namanya Anya, jangan lupa lagi! "
" Baik-baik, Anya ya? "
" Kak, kakak yakin akan sejauh itu membantuku memberikan pelajaran kepada gadis itu beserta keluarganya? "
" Tidak susah, hanya hamili saja, lalu biarkan dia melihatku bersama dengan beberapa wanita setiap malam. Bukankah itu saja sudah lumayan untuk mengguncang jiwanya? "
Teo mengangguk setuju.
" Kalau dia meminta pertanggung jawaban, bagaimana? "
" Tinggal nikahi saja, dan mari bertaruh, seberapa lama dia akan bertahan. "
Teo dan Max saling menatap seolah tahu jawabannya.
***
Disebuah pusat belanja terbesar yang ada ditengah-tengah kota, Damien kini tengah membeli beberapa keperluan untuk menunjang hidupnya selama sebulan kedepan. Tak lupa, dia juga membeli beberapa pakaian dalam, dan juga pakaian santai karena tak membawa banyak.
Tak terbiasa untuk berbelanja sendiri, Damien di buat bingung dengan banyaknya pilihan yang berjejeran di sana.
" Sialan! Memilih pakaian saja sudah membuatku pusing. Benar-benar tidak enak kalau tidak ada James yang biasa kusuruh-suruh. " Gumam Damien kesal hingga tanpa sadar menabrak seorang wanita yang berdiri di dekatnya.
" Ah! "
Damien reflek menahan tubuh wanita itu agar tidak membentur lantai.
" Maaf ya? Aku sungguh tidak sengaja. " Pinta Damien seraya menatap seorang wanita cantik yang kini malah terpaku melihatnya.
" Nona? " Panggil lagi Damien karena wanita itu tidak juga bereaksi, malahan yang ada terus saja menatap Damien tiada henti.
" Oh, maaf. " Wanita itu bergegas bangkit dan membenahi dirinya.
" Maaf, tadi aku terlalu fokus melihat pakaian. " Pinta lagi Damien karena tadi wanita itu tidak merespon permintaan maafnya.
" Oh, tidak apa-apa. Aku juga tidak ada yang dirugikan, kau kan sudah menahan tubuhku tadi. "
" Syukurlah kalau begitu. " Damien tersenyum karena merasa lega. Sementara wanita itu, dia justru kembali terpesona melihat bagaimana pria tampan itu nampak amat sempurna tampannya saat tersenyum.
" Kalau begitu, saya permisi dulu. " Damien sudah akan melangkah, tapi wanita itu menahan lengannya.
" Tunggu! "
" Iya? " Damien menatap wanita itu dengan dahi mengeryit bingung, apalagi sih? Batinnya.
" Kau dari negara mana? Dan, siapa namamu? "
Sejujurnya Damien malas meladeni wanita itu, tapi agar lebih cepat selesai dia memenuhi saja keinginan wanita itu untuk tahu siapa dirinya.
" Namaku Damien, aku berasal dari Australia. "
Wanita itu tersenyum manis.
" Aku, Mona. Senang berkenalan dengan mu. "
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Triya_3004
eyaaa... ikan teri ketemu kucing garong /Facepalm/
2024-07-03
2
Ita Mariyanti
eee y kira Anya 🤭🤭
2024-04-06
0
Rizky Anindiya
dasar si mona Kunti bogel ..liat yg handsome lsg ke pincut😂
2024-03-05
0