BAB 8

Setelah kepergian Arnold, jemari Shen perlahan mulai bergerak pelan. Matanya juga mengerjap dengan kerutan di dahi yang membarengi. Tak lama setelah itu, mata Shen terbuka lebar, sisa air matanya masih tertinggal disana.

" A sha..... " Lirih suara Shen merintih memanggil nama sang putri. Kenapa? Karena hatinya kini tengah terluka, dan dia membutuhkan Asha sebagai obatnya. Tapi saat menyadari bahwa dia berada di rumah sakit, suara yang tadinya ingin lagi memanggil nama Asha tertahan. Iya, dia tidak ingin Asha melihatnya seperti ini, dia tidak ingin Asha melihat sisi lemahnya sebagai seorang Ibu.

Sejenak dia kembali bersedih dengan semua yang terjadi ini. Luka, bukan luka ditubuhnya yang tidak bisa di tahan, tapi luka dihatinya terasa mematikan seluruh nadinya, berdenyut nyeri setiap kali dia mengambil nafas, sesak setiap kali dia ingin menghela. Jauh, sungguh perasaan cinta yang dia miliki sangat jauh dari perkiraannya hingga tidak tahu bagaimana caranya berhenti dari perasaan cinta yang tak terbalaskan ini. Hinaan dari Mona, perlakuan buruk dari adik ipar, dan sikap acuh sang mertua bisa dia tahan. Tapi jika harus bercerai, lalu membuat orang tua Asha berpisah, belum lagi kalau Arnold menikah dan membiarkan Mona menjadi Ibu sambung, Tidak! dia tidak mau kalau ada yang disebut Ibu selain dirinya untuk Asha.

" Kakak? " Teo berlari memeluk tubuh sang kakak yang masih terbaring di barankar.

" Kakak, syukurlah kakak sudah sadar. Ayah, Ibu, kakak, Kakak Shen sudah bangun! " Panggil Teo seraya menyeka air matanya.

Satu minggu telah terlewati, selama satu minggu juga Arnold datang tapi tidak pernah langsung menemui Shen. Dia lebih memilih melihat dari celah pintu, atau diam-diam saat Shen tertidur di malam hari. Satu minggu ini juga Asha dijaga secara bergantian oleh keluarga Arnold dan Shen dan tidak diberikan bertemu Shen sampai Shen benar-benar sehat.

" Shen, kau sudah bangun nak? " Tanya Ayah yang baru saja tiba untuk mengantarkan sup telur kesukaan putrinya. Shen tak menjawab, tatapannya kosong, seolah dia kehilangan semangat menjalani hidup.

Ayah menatap sejenak putrinya yang tak bergeming dari menatap jendela kaca.

" Shen? " Ayah berjalan mendekat, dia bersimpuh menyeimbangkan diri agar bisa saling menatap dengan Shen.

" Shen, Ayah memiliki kenalan Dokter yang sangat hebat di luar negeri, maukah kau pergi agar cepat sembuh dan bisa segera berkumpul dan bermain bersama Asha? "

Shen menggerakkan kepalanya dan menatap sang Ayah. Memang kalau pergi keluar negeri dia tidak akan bisa bertemu Asha untuk waktu yang lama, tapi kalau dia bisa cepat sembuh, tentu itu juga perlu.

" Iya, tapi aku ingin bertemu Asha sebelum berangkat. "

Ayah tersenyum lalu mengangguk. Hancur sekali! Itulah yang dirasakan Ayah. Dia memang tidak bisa mengatakan betapa dia terluka melihat putrinya seperti ini, dan sekarang dia harus meminta putrinya dan cucunya berpisah, andaikan boleh menggantikan posisinya, Ayah pasti akan dengan senang hati menukarnya.

" Kalau begitu, makanlah sup telur ini Ayah yang memasaknya khusus untukmu. Kau harus banyak makan agar tidak terlihat lemas dan pucat saat bertemu Asha nanti. " Dengan tangan gemetar Ayah menyuapkan sesendok sup telur, dia tidak tahan melihat bagaimana putrinya menderita sehingga dia memilih untuk menoleh ke arah lain meski tangannya mencoba menyuapkan sup itu.

Shen mengigit bibir bawahnya dengan linangan air mata yang membasahi pipinya. Ayah, dia adalah sosok yang paling terluka saat dia terluka. Shen meraih tangan sang Ayah yang gemetar, lalu mengarahkan suapan itu ke mulutnya.

" Enak, Ayah. " Ucap Shen setelah suapan pertama itu masuk ke dalam mulutnya. Dia tahu benar bahwa sang Ayah tengah menangis dan menahan isakan nya, sama seperti dirinya. Tak berani bicara, Ayah menyeka air matanya sebelum kembali membiarkan wajahnya berhadapan dengan Shen.

" Makan lagi, harus sampai habis. " Ucap Ayah lalu menyuapkan lagi dan lagi sampai sup telur itu habis.

Perlahan Teo menutup pintunya karena tidak ingin mengganggu kakak perempuan dan Ayahnya. Dia menatap lurus dengan mata memerah menahan tangis.

" Kakak, aku tidak akan membiarkan orang yang menyakitimu hidup dengan bahagia. Mereka menganggap mu mainan, maka aku juga akan menganggap anak perempuan mereka mainan yang akan digunakan sekali pakai, lalu membuangnya ke tong sampah. "

Setelah beberapa saat, kini Shen sudah siap akan bertemu dengan Asha. Perban di kepalanya sudah tidak sepenuh kemarin, lecet dan memar sudah di tutup dengan make up, bibir yang pucat juga sudah di tutupi menggunakan lipstik.

" Ibu? " Asha berlari menghampiri Shen yang duduk di kursi roda.

" Asha, Ibu merindukanmu. " Shen memeluk tubuh sang putri yang kini memeluknya. Dia benar-benar memberikan banyak kecupan sayang karena merindukan Asha.

" Ibu, apa Ibu sudah tidak sakit lagi? Apa kita akan pulang kerumah? "

Shen memaksakan senyumnya, dia menangkup wajah Asha dan menatapnya lembut.

" Asha, kaki Ibu masih sakit, jadi Asha mau bersabar kan? "

" Tentu saja, aku boleh mengunjungi Ibu setiap hari kan? "

Shen tersenyum, tangannya kini beralih menggenggam kedua tangan putrinya.

" Asha, Ibu akan pergi agak jauh untuk mengisi kekuatan. Asha mau kan menunggu Ibu? "

" Tapi, kalau aku merindukan Ibu bagaimana? "

" Kita bisa saling menyapa lewat panggilan video kan? "

Asha menunduk sedih, dia bahkan sampai menggigit bibirnya agar tak mengeluarkan tangisan saat matanya sudah menitihkan air mata. Sadar sang putri sedang bersedih, buru-buru Shen menenangkan kembali putrinya.

" Asha, biarkan Ibu pergi sebentar ya? Ibu janji akan segera kembali setelah Ibu kuat. Dengar, penyihir itu sedang bersiap-siap dengan kekuatan yang sangat besar, kalau Ibu disini terus, nanti Ibu tidak bisa melawan penyihir jahat itu. Ibu janji akan segera kembali dengan kekuatan super, agar bisa membantu sang putri mendapatkan kembali pangeran yang di curi oleh penyihir jahat. Lalu, membuat dunia indah tanpa penyihir jahat lagi. "

" Ibu, Ibu jangan sampai lupa padaku. Aku janji akan sabar menunggu Ibu, aku akan jadi anak yang baik, jadi Ibu tidak perlu khawatir. "

Shen memeluk tubuh mungil sang putri, ya Tuhan.... Sakit sekali rasanya harus berpisah dengan Asha, tapi dia juga harus sembuh agar Asha bisa segera kembali ke pelukan Ibu yang kuat seperti biasanya.

Asha, terimakasih karena sudah menjadi anakku. Terimakasih karena selalu memberikan kekuatan yang luar biasa untuk Ibumu ini. Bersabarlah, Asha. Ibu akan segera kembali.

Setelah cukup lama menghabiskan waktu bersama Asha, kini Asha harus segera kembali. Untunglah, dia sudah tidur siang bersama Shen di ruangannya tadi.

Beberapa jam setelah kepergian Asha. Shen kini tengah sendirian setelah Digo dan Zera dipaksa Shen untuk makan. Karena sedari siang mereka belum makan, sementara Teo mengantar Asha pulang. Tinggal lah Shen sendiri di kamarnya sembari menatap ruang kosong yang sunyi.

" Hei, badut! " Sapa Mona setelah membuka pintu.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Eemlaspanohan Ohan

Eemlaspanohan Ohan

jalang datang

2025-02-17

0

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

😱😱😱 j*lang dtg

2024-04-05

0

fitriani

fitriani

aish... si mak lampir datang😡😡😡😡😡

2023-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99 ( Baca pas sudah buka puasa ya )
100 BAB 100 (Sabar, dan baca pas sudah buka puasa ya )
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104 ( Final Episode )
105 Promo Novel Baru!!!
106 Promo Novel Terbaru!
107 Wajib Di Baca ( Promo Novel Baru)
108 Promo Novel Terbaru
109 promo novel terbaru, seru banget!!!
Episodes

Updated 109 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99 ( Baca pas sudah buka puasa ya )
100
BAB 100 (Sabar, dan baca pas sudah buka puasa ya )
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104 ( Final Episode )
105
Promo Novel Baru!!!
106
Promo Novel Terbaru!
107
Wajib Di Baca ( Promo Novel Baru)
108
Promo Novel Terbaru
109
promo novel terbaru, seru banget!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!