Sudah dua minggu, Alisha di rawat di rumah sakit Osean Hospital.
Dan sudah satu minggu, Alisha di rawat oleh Sean.
Walau pun sikap Sean tetap dingin pada Alisha.
Tapi Sebenar nya dia sangat perhatian.
Hari ini Alisha sudah boleh pulang.
Dan betapa terkejutnya Alisha saat mendengar kabar dari Sean.
Bahwa sebenarnya orang tuanya sudah meninggal.
Dan Sean dengan suka rela, mengantar kan Alisha ke tempat pemakaman orang tua Alisha.
Di pemakaman orang tua nya, Alisha tidak henti hentinya menangis.
Alisha menangis, tapi mulut nya membacakan doa doa untuk kedua orang tuanya.
Alisha berdoa agar amal baik orang tua nya, di terima di sisi Allah.
Dan semoga Allah mengampuni segala kesalahan orang tuanya.
Selesai di pemakaman orang tua nya.
Alisha memutuskan kembali ke rumah orang tuanya, dan menyuruh Sean pergi meninggalkan Alisha sendiri di rumah nya.
Ke esokan hari, tetangga Alisha banyak berdatangan ke rumah Alisha.
Mereka mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya orang tua Alisha.
************
Satu bulan pun berlalu.
Alisha sudah bisa move on dari kepergian orang tua nya.
Sean pun tiga hari sekali menjenguk ke rumah Alisha.
Awal nya Alisha menolak ke hadiran Sean.
Tapi lama kelamaan, Alisha bisa mengerti maksud Sean yang ingin menghibur Alisha.
Karena kehadiran Sean yang rutin.
Membuat Alisha bisa melihat hari esok.
Alisha lambat laun semakin meng ingin kan kehadiran Sean.
Sudah satu minggu ini, alisha bolak balik rumah dan rumah sakit.
Setiap jam 12 siang, alisha membawakan makan siang untuk Sean.
Para staf rumah sakit mengira, Alisha dan Sean sudah ber pacaran.
Tapi yang sebenarnya terjadi adalah.
Sean hanya menganggap Alisha sebagai adik.
Bagi Sean, Alisha adalah gadis kecil yang masih harus di lindungi.
Karena Alisha sendirian dan sebatang kara.
Dan harus ada yang memperhatikan alisha.
Agar Alisha tidak merasa hidup sendirian.
Siang ini Alisha seperti biasanya.
Dia datang ke rumah sakit untuk membawakan makan siang Sean.
Walau pun dulu, Sean sudah pernah menolak Alisha.
Alisha pikir perasaan Sean pasti sudah berubah.
Alisha mengira, saat ini Sean pasti sudah mencintainya.
Dan hari ini, alisha berniat akan mengungkapkan perasaannya.
Setelah Sean selesai makan.
Alisha melihat ada sebuah nasi yang tertinggal di ujung bibir Sean.
Tangan Alisha kemudian mengulur ke wajah Sean.
Alisha berniat untuk mengambil sisa nasi itu.
Melihat tangan Alisha yang hendak menghampiri bibir nya.
Refleks, Sean langsung menjauhkan wajahnya dari jangkauan tangan Alisha.
"Mau apa kamu Alisha?"
"Ada sisa nasi di sini pak"
Alisha menunjuk bibirnya sendiri.
Dan bibir Alisha tersenyum nyengir, karena perbuatannya di tolak Sean.
Dengan gerakan cepat.
Sean mengambil nasinya sendiri yang ter sisa di ujung bibir.
Alisha tersenyum.
"Ada apa lagi?"
"Masih ada tuh nasinya"
Alisha gemas melihat nasi itu masih menempel di bibir Sean.
Alisha lalu nekat mendekat ke arah Sean yang sedang duduk di sofa.
Sofa itu ada di ruangan Sean.
Sean yang melihat Alisha membungkuk dan mendekatkan tubuhnya ke arah Sean.
Refleks, Sean menjauhi tubuh Alisha, hingga tubuh nya setengah berbaring menghadap atas.
Sedang kan, Alisha yang sudah terlanjur membungkuk.
Lututnya terantuk dengan lutut Sean.
Sehingga tubuh Alisha pun terjatuh di atas tubuh Sean.
Mata Sean membelalak, saat bibir Alisha menekan bibirnya.
Sean lalu cepat cepat mendorong tubuh Alisha, hingga Alisha terduduk di sofa.
"Apa yang kau lakukan?"
Mata sean membelalak tidak senang.
"Aku hanya mengambil nasi di bibir dokter"
Alisha tersenyum menang.
Mulut Alisha mengunyah nasi sean.
Yang terjadi sungguh di luar dugaan.
Wajah Sean memerah.
"Aku mencintai mu pak dokter"
Ucap Alisha spontan.
Sean menoleh ke arah Alisha.
Wajah Sean terlihat tidak senang.
"Jangan salah faham dengan sikap ku Alisha.
Selama ini aku hanya menganggapmu sebagai adik, dan tidak lebih.
kamu ku anggap sebagai adik, karena kau sebatang kara "
"Jadi selama ini dokter hanya kasihan sama aku?"
Sean mengangguk.
Sean lalu mendekat kearah Alisha.
Sean mengurung tubuh Alisha diantara lengan kokohnya di atas sofa.
Kali ini Sean berada di atas Alisha.
"Dengar kan aku baik baik Alisha.
Aku hanya menganggap mu sebagai adik.
Karena aku tidak pernah melihatmu sebagai wanita.
Jadi, jangan pernah mengharapkan lebih.
Dan yang paling penting adalah, aku tidak bisa mencintai mu"
"Tapi, kenapa tidak bisa?"
Tanya Alisha tidak mengerti maksud Sean.
Mengapa Sean tidak bisa mencintainya?
"Karena kau bukan tipe ku Alisha"
Mendengar jawaban Sean.
Air mata alisha mengalir.
Hati nya sakit.
Perasaannya terluka.
Harga dirinya di injak injak.
Seharusnya Sean cukup mengatakan, kalau dia tidak mencintai nya.
Alisha mendorong tubuh Sean.
"Dokter, jahat!"
Alisha berlari keluar dari ruangan Sean.
Sedang kan Sean duduk terdiam di atas sofa nya.
Hati nya terluka dan merasa bersalah melihat air mata Alisha.
'Apa tadi aku terlalu kasar?'
Sean mengatakan, Alisha bukan tipe nya, karena jawaban itulah yang paling mudah diterima Alisha.
Sean lalu keluar dari ruangannya untuk menyusul Alisha.
Tapi Sean tak menemukan Alisha.
Sean lalu berlari menyusuri jalan keluar rumah sakit.
Sean lalu melihat ke bawah melalui jendela rumah sakit.
Sean melihat Alisha berlari ke arah jalan.
Dengan cepat Sean kemudian menyusul Alisha yang keluar rumah sakit dalam keadaan menangis.
Pikiran Sean kacau, karena Alisha berlari ke arah jalanan.
Dari atas, Sean dapat melihat Alisha berdiri di depan trotoar.
Dan Alisha masih menangis.
"Alisha mau ke mana kamu?"
Sean menghampiri Alisha.
Saat melihat Sean, air mata Alisha kembali mengalir.
Alisha pun berjalan meninggalkan Sean.
"Berhenti Alisha!"
Sean menangkap tangan Alisha.
Tanpa terduga.
Tiba tiba Alisha menghambur ke arah Sean.
"Awas dokter!"
Alisha mendorong tubuh Sean.
Karena dorongan Alisha, tubuh Sean pun terjatuh.
Sedang kan, tubuh Alisha terserempet sebuah motor yang melaju cepat di trotoar.
Parahnya motor tersebut tetap melaju, walaupun dia tahu, telah menyerempet tubuh Alisha.
Sean akan mengejar motor itu.
Tapi mengurungkannya, ketika melihat tubuh Alisha tergeletak di trotoar.
"Bangun Alisha!"
Alisha membuka matanya.
Sean melihat darah di punggung Alisha.
Hati Sean terasa sakit, karena khawatir.
Sean lalu membopong tubuh Alisha menuju UGD.
*********
"Bagaimana punggungmu Sha, masih sakit?"
Alisha tidak menjawab Sean.
Dia malah membuang mukanya, karena tidak mau melihat Sean.
Alisha masih marah dengan kata kata Sean yang kasar tadi siang.
"Lepasin ini!"
Alisha menunjukkan infusnya pada Sean.
Sean pun melepaskan jarum infus di tangan Alisha.
"Kamu mau ke mana Sha?"
"Aku mau pulang!"
"Bagaimana dengan lukamu?
Di rumah nanti, siapa yang akan merawat mu?"
"Aku bisa merawatnya sendiri"
Jawab Alisha ketus.
Alisha turun dari ranjangnya, dan berjalan keluar.
Sean menangkap tangan Alisha dan menggandengnya.
"Ayo pulang ke rumah ku aja, aku yang akan
merawat mu"
"Nggak mau, apa kata orang kalau tahu aku tidur di rumah dokter?"
"Kau mau aku yang tidur di rumahmu?"
Sean menghentikan langkahnya, dan melihat Alisha.
Alisha menggelengkan kepalanya.
"Kalau gitu jangan menolak"
Sean kembali menggandeng Alisha.
Tapi alisha diam saja, dan tidak mau bejalan.
Dia ragu, bagaimana mungkin ia tinggal di rumah lelaki lain.
"Nggak usah takut, aku nggak akan ngapa ngapain kamu anak kecil"
Sean kembali menggandeng tangan Alisha menuju mobil di parkiran.
Rumah sean luas dan mininalis.
walaupun tidak banyak perabotan.
Namun rumah itu tetap terlehat mewah.
Dua hari sekali, Sean memeriksa luka Alisha.
Dan luka Alisha kembali membaik.
Hari ini Alisha pergi ke salon sesuai perintah Sean.
Alisha membeli sebuah gaun berwarna pink panjang dengan belahan paha yang lumayan tinggi.
Malam harinya.
Alisha ikut acara reuni yang di adakan di rumah Sean.
Malam ini Alisha sangat cantik.
Dia memakai baju yang ia beli tadi siang, Membuat semua orang yang ikut reuni memandang penuh kekaguman.
Tubuh alisha yang aduhai, di balut dengan baju seksi.
Menampakkan lekukan tubuh Alisha yang sempurna.
Malam ini, Alisha menjadi primadona di acara reuni Sean.
Wajar saja, Alisha menjadi primadona.
Karena ia perempuan sendiri.
Dan teman teman Sean, semasa kuliah, semua nya laki laki ada 4 orang.
Sean sejak tadi haya diam saja.
Tapi dalam kebisuan nya, sebenarnya ia mengagumi penampilan cantik nan seksi Alisha.
Dan Sean merasa cemburu dan panas karena semua teman temannya menggoda alisha.
Aneh nya panas itu begitu lama.
Minum air beberapa kali pun tak ada gunanya.
Rasanya, Sean ingin segera ke kamar mandi, dan merendam dirinya dengan Air dingin di kamar mandi.
Alisha tiba tiba pamit.
Wajahnya tampak tidak nyaman.
Alisha mengatakan kalau ia ingin istirahat.
'Apa Alisha juga mengalami yang kurasakan?
tapi kenapa teman teman, semua nya normal normal saja?'
Batin Sean.
Akhirnya Sean tidak kuat lagi dengan panas dan gerah yang menguasai tubuhnya.
Sean izin ke toilet.
Di dalam kamar mandi nya, Sean lalu mandi dengan air dingin.
Dingin nya air ternyata tidak bisa, medingin kan tubuh Sean yang terasa semakin panas.
Di dalam kamar mandi.
Sayup sayup Sean mendengar suara tangisan.
Itu dari ruangan sebelah.
Kamar Alisha.
Tangisan Alisha membuat Sean melupakan panas dan gerah pada tubuhnya.
Tanpa pikir panjang, Sean lansung menyudahi berendam nya.
Sean lalu memakai kaos tipis polos dan memakai celana boxer saja.
Sean lalu buru ke kamar alisha.
Tok tok tok.......
"Sha, buka pintunya"
Karena tidak ada jawaban.
Sean langsung masuk ke kamar alisha.
Kamar Alisha tidak terkunci.
Sean terkejut melihat Alisha sedang meringkuk di lantai, di bawah ranjangnya.
Alisha menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Ada apa Sha? "
Sean memegang bahu Alisha.
Air mata Alisha mengalir, dari mata mata cantik nya.
Menurut Sean, wajah Alisha yang berurai air mata, tampak sangat cantik dan seksi.
Sean lalu memeluk Alisha.
Betapa terkejutnya Sean, Karena bisa merasakan kulit Alisha di bawah selimut.
Sean bisa merasakan kulit Alisha di bawah selimut tanpa memakai baju.
Baru kali ini Sean bisa merasakan, ada gelayaran nikmat dari dalam tubuh nya.
Sean meneguk salivanya.
Sean bingung, mengapa ia merasa tegang. Sesuatu di dalam celana boxernya berusaha memberontak keluar.
"Tolong dokter.......
Punggungku sakit banget!"
Alisha meringis kesakitan.
Sean mendudukkan alisha di ranjang.
Lalu tanpa pikir panjang, Sean kembali ke kamarnya.
Sean mengambil alat injeksi dan mengisinya dengan cairan obat.
Sean sudah mengantisipasi keadaan ini.
Sehingga dia sudah menyiapkan segala keperluan medis Alisha.
Sean menarik selimut Alisha.
Namun Alisha memegang erat selimutnya.
"Buka selimutnya Alisha"
Bersambung.......
Berikan jempol kalian untukku kaka
Gratis..... Nggak bayar..... Nggak rugi......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Indrijati Saptarita
hhmmm...
2021-04-21
0
SIFA
,,,,,,,,
2021-04-18
0
Sarah Ginting Bre Karo
oooo jadi gini jalan cerita y toh knp sampai ada bella
2021-03-25
0