"Rumahnya bagus banget bunda"
Wajah Bella berseri seri bahagia, karena sekarang sudah pindah ke rumah baru mereka.
"Bella suka?"
"Hu uh"
Bella hampir tersedak, karena minum susu sambil berbicara.
"Hati hati sayang"
Alisha menggosok pelan, punggung Bella agar air cepat turun.
"Bella, sini pakai seragam sekolahmu"
Bella menuruti perkataan Bunda nya.
Setelah itu, Alisha menguncir rambut Bella yang sudah panjang ke belakang.
Selesai berpakaian.
Bella berlari lari ke depan rumahnya.
Bella sangat menyukai rumah barunya.
"Bunda, aku boleh ajak teman teman main ke sini?"
"Boleh"
Alisha menyuapi Bella sarapan pagi.
Setelah bu Sum datang.
Alisha segera pergi ke kantor, untuk bekerja.
Sebelum berangkat, Alisha mencium pipi Bella.
Dan Bella balas mencium pipi Alisha.
"Nanti belikan aku es krim rasa anggur ya bunda?"
"Ok, sayang"
Jawab Alisha singkat.
Alisha pergi ke kantornya menggunakan bis.
Tapi hari ini, ia bukan bekerja di kantor.
Alisha pergi ke stasiun.
Hari ini, Alisha bersama Nana dan Radit.
Melakukan perjalanan bisnis ke kota Tangerang.
Divisi mereka, harus meninjau secara langsung, pada perusahaan yang bekerja sama dengan Osean Medical Company.
Apakah sudah sesuai dengan standar Osean Medical Company.
Atau belum.
Alisha bertemu Nana dan Radit di stasiun.
Mereka sedang menunggu kereta yang akan datang 25 menit lagi.
Alisha dan teman temannya beruntung.
Karena kebagian mendapat kursi kosong untuk menunggu kereta.
Sudah 10 menit mereka menunggu kereta.
Alisha lalu mengecek ponselnya karena mendapat pesan dari atasan mereka.
PAk Rudi.
Alisha melapor pada pak Rudi.
Kalau dirinya, dan teman temannya sudah ada di stasiun.
Alisha tidak lupa mengirim laporan berupa foto selfi mereka bertiga yang berada di stasiun.
Selesai melapor.
Mata Alisha tertuju pada perempuan paruh baya berperawakan Tionghoa.
Dia memakai setelan baju atasan dan bawahan panjang yang sederhana.
Rambut nya sebahu.
Wajah nya masih terlihat cantik di umurnya yang sudah senja.
Tangan kanannya menenteng sebuah tas mahal namun sudah kuno.
Wanita itu tampak capek berdiri.
Kakinya berkali kali memindahkan tumpuan tubuhnya.
Sebentar bertumpu ke kaki kanan lalu ke kaki kiri.
Alisha iba menatap wanita paruh baya itu.
Alisha menoleh ke Radit yang berada disamping Nana.
Radit berada di belakang wanita senja tersebut tapi dia tertidur.
'Sejak kapan Radit tidur?
Dasar kucing!
Dia Pasti begadang semalam'
Alisha mengomeli Radit dalam hati nya.
Alisha melihat Nana memainkan ponselnya.
Alisha heran.
Mengapa teman temannya tidak ada yang menyadari kehadiran wanita tua di depan mereka.
Alisha berdiri menghampiri wanita senja tersebut.
"Mari, silahkan duduk disana"
Alisha menunujuk ke kursi kosong yang tadi dia duduki.
Wajah wanita paruh baya itu terlihat sumringah dan bahagia.
Karena akhirnya dirinya mendapat kursi.
"Terima kasih nak"
Alisha tersenyum dan menganngguk.
Alisha lalu berdiri di belakang Radit.
Beberapa menit kemudian.
Radit bangun dari tidurnya.
Radit tersenyum pada wanita paruh baya yang berada di sampingnya.
Radit menyuruh Alisha duduk di tempat duduk nya.
Tapi Alisha menolak.
Alisha berkilah kalau dia masih kuat.
Radit terus memaksa Alisha.
Akhir nya alisha mengalah berdebat dengan Radit.
Ia duduk di kursi Radit.
Radit merasa harga dirinya sebagai gantle man terluka.
Bila melihat wanita cantik berdiri.
Sedangkan dirinya, duduk nyaman.
"Mau kerja nak?"
Perempuan paruh baya tersebut menyapa Alisha.
Alisha tersenyum dan mengangguk.
Meng iyakan pertanyaan wanita paruh baya tersebut.
"Kalau tante, mau kemana?"
Alisha balik bertanya basa basi, pada wanita paruh baya di sampingnya.
"Cuma mau jalan jalan saja.
Bosan di rumah terus"
Jawab wanita paruh baya tersebut.
"Saya suka perempuan seperti kamu.
Baik dan sopan.
Sudah menikah?"
Alisha merasa aneh dengan pertanyaan wanita tersebut.
Tapi tetap tersenyum menghormati wanita paruh baya tersebut.
"Belum"
Alisha menggelengkan kepalanya.
"Seandainya putra saya sudah mau nikah.
Saya mau, dia nikah sama kamu"
Wanita paruh baya itu tersenyum tulus pada Alisha.
Alisha hanya tersenyum.
Tidak menganggap serius perkataan wanita tersebut.
"Kereta saya sudah datang.
Saya pergi dulu nak"
Ucap wanita tersebut, ramah pada alisha.
"Iya, hati hati tante"
Wanita paruh baya itu naik kereta mewah.
Sebuah kereta yang khusus untuk jalan jalan dan liburan.
"Wah, ternyata tante itu kaya juga.
Tahu gitu, tadi aku langsung kasih kursi ku.
Siapa tahu, aku bisa jadi mantunya"
Radit tiba tiba duduk di samping Alisha.
Mata nya melihat Alisha penuh arti.
Alisha yang di lihat Radit seperti itu.
Pipinya merona merah, karena malu dengan sindiran Radit.
"Apaan sih kamu Dit?
Jadi kamu tadi nggak tidur?"
Radit menggelengkan kepalanya, dan bibirnya cengengesan.
Alisha, Radit , dan Nana, naik kereta menuju kota Tangerang.
Alisha dan teman temannya, akhirnya sampai di salah satu restoran yang ada di kota Tangerang.
Restoran itu tempat Alisha dan teman temannya meeting dengan klien.
Jam 11 siang, klien sudah datang ke restoran. Klien mereka ada lima orang.
Mereka duduk di sebuah ruang meeting yang sudah di sediakan pihak restoran.
Ruangan itu memiliki meja persegi panjang yang ber ukuran besar.
Dan ada sebuah layar proyektor yang menempel di dinding.
Alisha duduk di antara Nana dan Radit.
Sedang kan klien mereka duduk di kursi seberang meja.
Ketika meeting akan di mulai, tiba tiba pintu ruangan terbuka.
Perempuan bernama Sita masuk.
Dia adalah sekretaris Sean.
"CEO Osean Medical Company, akan ikut meeting bersama kalian"
Ucap Sita resmi.
Lalu masuklah pak Aldi atau Sean, ke ruang meeting.
Dan di ikuti oleh asisten pribadinya yang bernama Tomi.
Tanpa di beri aba aba.
Seluruh orang yang ada di ruangan itu berdiri dan membungkuk.
Memberi hormat pada Sean.
Begitu juga dengan Alisha.
Walau pun sebenarnya dia ogah.
Sean berjalan ke arah Alisha.
Dia duduk di kursi Radit.
"Kalian, duduklah kembali.
Dan kau, duduklah di samping Dia"
Sean menunjuk ke Radit.
Menyuruh Radit agar duduk di samping Nana.
Meeting pun di mulai.
Selama meeting berlangsung.
Mata Sean tidak pernah lepas dari wajah Alisha.
Dia melihat Alisha dan tidak memedulikan meeting sama sekali.
Ketika di mintai pendapat mengenai disain yang di ajukan klien.
Sean menyerahkan semua nya pada tim disain.
Alisha dan teman temannya merasa aneh dengan kehadiran Sean.
Mengapa dia hadir, jika menyerahkan semua pada bawahannya?
Begitulah pemikiran Alisha dan teman teman nya.
Semua orang yang ada di ruangan meeting tidak menyadari tindakan Sean yang terus memandang wajah Alisha.
Kecuali Alisha.
Merasa jengah dengan tindakan Sean.
Alisha berdiri, hendak pindah kursi.
Tapi sebelum Alisha beranjak pergi.
Sean memegang pergelangan Alisha, dan menyuruh Alisha untuk duduk kembali.
Dengan terpaksa dan wajah cemberut.
Alisha pun duduk kembali.
Dia tidak ingin gerak gerik antara dirinya dan Sean menarik perhatian orang yang ada di ruangan itu.
Hingga meeting berakhir.
Sean tidak mengatakan apapun selain memandangi wajah cantik Alisha.
Wajah yang dia rindukan selama ini.
Setelah meeting selesai.
Kegiatan selanjut nya yaitu, makan siang.
Lagi lagi Sean duduk di samping Alisha.
Dan melarang Radit duduk di samping Alisha.
Sean bisa mencium ada aroma aroma ketertarikan dari Radit pada Alisha.
Dan Radit hanya bisa menuruti bos nya.
Karena kehadiran bos mereka yang dingin dan cuek.
Makan siang Alisha dan teman teman nya terasa tidak nyaman.
Alisha pun sudah tidak sabar, ingin segera mengakhiri makan siang mereka.
Kehadiran Sean membuat keadaan jadi tidak leluasa berbincang bincang dan bergurau seperti biasanya.
Setelah selesai makan siang.
Mereka kembali pulang naik kereta.
Alisha melihat Radit membawa empat lembar karcis kereta.
"Kok beli empat karcis?
Buat siapa satunya?"
Tanya Alisha pada Radit.
"Ini punya Tomi.
Asisten nya pak Aldi"
"Terus, mana dia? Kok nggak ada?"
Alisha penasaran.
Nggak biasanya asisten pribadi bos naik kereta dengan karyawan yang lain.
Bukankah asisten biasanya, satu mobil dengan bos mereka.
"Itu dia Tomi.
Woi..... Di sini Tom"
Radit melambaikan tangannya pada Tomi, agar Tomi segera bergabung dengan mereka.
Di belakang Tomi ada Sean.
Sean mendekat ke arah Alisha.
"Aku akan naik kereta dengan kalian"
Ujar Sean dingin.
"Apa? Saya nggak salah dengar nih pak?"
Nana berkata tanpa sungkan.
Dia sangat kaget, dan tidak percaya dengan ucapan bosnya.
"Untuk mengenal karyawan dengan baik.
Maka harus tahu dan bisa merasakan kehidupan sesungguh nya para karyawan.
Ada yang salah?"
Suara sean mengintimidasi para karyawan nya.
Alisha dan teman teman nya tidak ada yang berani membantah ucapan bos nya.
Jika berani, bisa bisa langsung di tendang dari perusahaan.
"Mari pak, lewat sini"
Radit melayani bosnya dengan baik.
bila tidak, maka dia akan di cap sebagai karyawan pembangkang.
Alisha bergidik ngeri.
'Apa lagi yang akan di rencanakan Sean?'
Bersambung......
Jangan lupa.
Dukung saya....
Kasih jempol nya ya kaka......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
☠T⃟c⃟a⃟h⃟ C⃟l⃟a⃟n⃟d⃟a⃟'a⃟n⃟☠
di bikin Klimpungan aj si sean.. biar tau rasa dia
2021-09-19
0
Indrijati Saptarita
modus tuu sean...
2021-04-21
0
🍭ͪ ͩ𝐀𝐢𝐬𝐲𝐚𝐡👙B⃠ikini
yg jumpa.ma Alisha ibu nya sean Kah..🤔🤔🤔🤔🤔🤔...
ih itu mah si sEan Modus
2021-03-14
0