Alisha, gadis cantik berusia 19 tahun.
Malang sekali nasibnya.
Sudah tujuh hari ia terbaring lemah tidak sadarkan diri, di sebuah rumah sakit bernama Osean Hospital.
Alisha koma, karena sebuah kecelakaan tragis.
Mobil yang ia tumpangi bersama ke dua orang tuanya terjun dari jalan tol.
Saat itu, Alisha dan keluarganya, pulang dari berlibur di kota Malang.
Mereka pergi berlibur, menggunakan mobil pribadi, yang di kendarai sendiri oleh ayah Alisha.
Saat mereka di jalan tol, ayah Alisha yang bernama pak Zakaria mengatakan, kalau dia sedang mengantuk.
Ia menyuruh istrinya untuk terus mengajak pak Zakaria berbicara,
Agar pak Zakaria terus terjaga.
PAk Zakaria mengajak istri dan anaknya untuk segera beristirahat bila sudah menemukan Rest Area.
Tapi sayang, sebelum pak Zakaria menemukan Rest Area, kecelakaan sudah terjadi terlebih dahulu.
Dalam sekejap mobil mereka sudah terjatuh dari jalan tol.
Semua penumpang tak ada yang sadarkan diri.
Kedua orang tua Alisha meninggal di tempat.
Dan hanya Alisha yang selamat dari kecelakaan maut mengerikan itu.
Tapi Alisha mengalami koma.
Alisha terbaring tak sadarkan diri sendirian di ruangannya.
Tidak ada satu orangpun yang pernah menjenguk Alisha di rumah sakit.
Mungkin saja, Alisha bisa bangun lebih cepat, jika ada seseorang yang mengajaknya berkomunikasi.
Hari ini adalah hari ke delapan, Alisha terbaring koma.
Mungkin, karena Alisha belum waktu nya di panggil tuhan.
Maka Alisha harus bangun dari tidur panjangnya.
Alisha membuka matanya perlahan.
Mata Alisha terasa sangat berat, dan kepalanya pun terasa sedikit pusing.
Cahaya Matahari yang masuk melalui jendela, terasa silau di mata Alisha.
Alisha mengerjap ngerjapkan matanya, untuk menyesuaikan cahaya matahari dengan matanya.
Perlahan, Alisha mengamati ruangan tempat dirinya berbaring.
Ruangan itu sangat asing, bagi Alisha.
Alisha berada di sebuah kamar yang bernuansa serba putih.
Atap putih.
Dinding putih.
Tirai jendela putih.
Lantai putih.
Sprei putih.
Bahkan bajunya pun berwarna putih.
Ini jelas bukan kamar Alisha.
Kamar Alisha berwarna pink, dan ada banyak gambar Hello Kitty, menempel disana sini.
Alisha mengingat ingat tempat seperti ini.
Ber usaha meng ingat, apakah ia pernah berkunjung ke tempat yang seperti ini?
Tidak.
Alisha tak pernah berkunjung ke sini.
Lalu di mana ini?
Kenapa tak ada seorang pun di ruangan ini? selain dirinya.
Cklek....
Pintu berwarna putih di ruang Alisha terbuka.
Ada tiga orang memasuki ruangan Alisha.
Satu, laki laki ber wajah sangat tampan.
'Oh tidak.
Pria ber jas putih itu, sangat..... Tampan'
Batin Alisha.
Di belakang pria tampan tersebut.
Ada dua orang perempuan.
Mereka juga memakai baju serba putih.
Alisha terlihat bingung, melihat mereka bertiga.
Pria tampan berjas putih lalu, memeriksa Alisha.
"Siapa kalian? Kenapa ada di sini?"
Alisha bertanya karena kebingungan.
Wajah Alisha terlihat ling lung.
Dengan Dokter dan perawat saja Alisha tidak mengenali nya.
Seharusnya Alisha bisa mengenali dokter dan perawat dari baju mereka.
Tapi seperti nya, karena kecelakaan itu, kepala Alisha agak sedikit terganggu.
"Nama mu siapa?"
Tanya sang dokter tampan.
"Alisha"
Jawab Alisha singkat.
"Nama lengkap?"
Sang dokter bertanya kembali.
"Alisha..... Rahmania"
Dokter meng angguk angguk kan kepalanya.
Ia menyimpulkan keadaan kepala Alisha, baik baik saja.
Sebelum nya dokter mengira, mungkin Alisha kehilangan memorinya,
Karena Alisha terlihat bingung, dan tidak bisa mengenali dokter dan perawat.
Rupanya alisha hanya mengalami linglung saja, karena tertidur selama delapan hari.
"Kalian...... Siapa? Dan ini di Surga?"
Alisha kebingungan, ketika mengingat kecelakaan yang ia alami.
Alisha mengira, dirinya sudah meninggal.
Dan kini, dirinya sudah ada di surga.
Karena di kamar nya ada pria tampan.
Alisha memegang tangan sang dokter tampan.
"Kamu pasti, jelma an amal baik ku kan? Dan, kalian berdua...."
Alisha menunjuk perawat yang berdiri ber dampingan.
"Kalian.... Pasti dayang dayang ku kan?
Aku tahu walau kalian, tidak mengatakan padaku, tapi...."
"Bukan kah jelma an amal sholeh ku terlalu berlebihan? Dia sangat tampan"
Alisha memandangi wajah sang dokter, sambil tersenyum bahagia.
Alisha tidak menyangka, amal baiknya menjelma menjadi seorang pria yang sangat tampan.
Pria tipe idaman Alisha.
Tangan Alisha masih memegangi tangan dokter.
"Kau..... Terlalu tampan, untuk menjadi temanku di sini"
"Aku memang terlalu tampan untukmu.
Makanya aku bukan jelma an amal mu"
Sean terlihat menahan senyum.
"Kenapa?"
Alisha bingung mengapa amal baiknya berkata seperti itu?
"Kau tidak melihat ini?"
Sean menunjuk Stetoskop yang menggantung di lehernya, dan mengeluarkan ujung Stetoskop yang di simpan di sakunya.
Alisha melihat Stetoskop yang di pegang dokternya.
Dan mengingat, seperti apakah benda itu berfungsi
Alisha kemudian, melihat nama yang menempel di dada pria berjas putih.
dr. Oseandi.
Alisha lalu melihat perempuan yang memakai baju setelan serba putih.
Mereka juga, terlihat menahan tawanya.
Perlahan lahan, semburat merah menghiasi wajah Alisha.
Dan akhirnya warna itu semakin memerah.
Alisha mulai menyadari, apa yang sebenarnya terjadi.
Dan mulai sadar di mana dia berada.
Alisha seketika menundukkan wajahnya karena malu.
Ke dua tangan Alisha menutupi wajahnya yang memerah, se merah Strawberi.
Selimut.
Mana selimut.....
Alisha ingin menutupi wajahnya dengan selimut.
Tangan Alisha meraba raba ke belakang tubuhnya.
Mencari di mana selimutnya.
Tapi Alisha tak menemukan selimut nya.
"Kamu sebaik nya istirahat lagi"
Ucap Sean singkat.
Dia sudah selesai memeriksa keadaan Alisha.
Sean lalu keluar dari ruangan Alisha, dan di ikuti ke dua perawat di belakangnya.
Di dalam kamar nya, Alisha masih merasakan perasaan malu nya yang menggunung.
Alisha berpikir, bagaimana bila ia bertemu lagi dengan mereka?
Alisha sangat malu, ingin rasanya, Alisha mengganti wajahnya saat itu juga.
agar dokter dan para perawat itu tak mengenali dirinya.
*********
Dua perawat yang berjalan di belakang Sean, menahan tawa mereka.
Bibir mereka tak henti hentinya tersenyum senyum.
Sebentar datar sebentar terseyum.
Setelah agak jauh dari ruangan Alisha.
Ke dua perawat tersebut langsung tertawa lepas.
Mereka tertawa terpingkal pingkal, dan memegangi perut mereka yang sakit.
Salah satu perawat yang bernama Keila terbatuk batuk, karena terlalu berlebihan tertawa.
Dan dia menjadi sesak nafas.
"Ah mulai lagi deh kamu, kalau ketawa pasti bengek"
Ucap perawat yang bernama Ida.
Ida meraba raba saku baju keila, dan menemukan sprayer Asma.
"Nih!"
Ida memberikan sprayer Asma milik Keila.
Dan keila cepat cepat menyemprot mulutnya dengan obat Asma.
"Apa tadi......
Kita.... Dayang dayang?"
Keila menyebut kata kata yang sedari tadi menggelitiki perutnya.
"Ahahaha........"
Ida dan Keila kembali tertawa terpingkal pingkal
"Ehm.... Ehm......"
Sebuah suara deheman menyadarkan mereka berdua.
Suara itu milik seorang dokter perempuan senior bernama dr. Dona.
Ida dan Keila melihat dr. Dona sedang melotot ke arah mereka.
Matanya mengatakan
'Jangan berisik!'
Kedua perawat itu lalu, membungkukkan badannya untuk meminta maaf.
Mereka lalu pergi menjauhi sang dokter senior.
Sementara itu, dr. Sean setelah dari kamar Alisha, langsung kembali ke ruangannya sendiri.
Dia duduk di kursinya dan meletakkan kepalanya di meja.
Wajahnya menghadap kolong meja.
Ber usaha menyembunyikan tawanya yang sejak tadi dia tahan.
Sean tidak pernah bergabung dengan staf rumah sakit.
Kecuali dr. Zaki.
Dr. Zaki dan Sean ber sahabat sejak mereka masih kuliah di universitas yang sama di Jakarta.
Dr. Zaki adalah, satu satunya teman Sean di rumah sakit, dan satu satunya teman berbagi bagi Sean.
'aku jelmaan amal baiknya?'
Sean membatin.
Kepala nya masih tetap menunduk di meja nya.
"Hahaha..... "
Sean tak bisa menahan tawa nya.
Sean tertawa pelan, sendirian di ruangan nya.
Setiap kali mengingat wajah manis nan cantik milik Alisha, dengan ekspresi malunya. Membuat Sean terus tertawa.
Selain memeriksa Alisha.
Hari itu, Sean juga memeriksa pasien lain. Tapi wajahnya terlihat aneh bagi para staff rumah sakit.
Wajah Sean hari ini terlihat sumringah.
Sedikit sedikit, ia tersenyum.
Hasilnya, dia pun menjadi ramah dengan para pasien dan juga para staff rumah sakit yang menyapanya.
Para staff rumah sakit perempuan, menganggap dr Sean terlalu jaim dan sombong.
karena tidak pernah mau bergabung dengan mereka.
Tapi kali ini terasa lain.
Dr. Sean terlihat ramah dan baik.
'Kerasukan apa dr. Sean hari ini?'
Begitulah para staff rumah sakit menggosipkan dokter tampan mereka, yang merupakan anak pemilik rumah sakit.
bersambung......
tinggalkan jempol kalian untukku ya.....
gratis kok, gak bayar, dan gak rugi.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Indrijati Saptarita
lanjuuuuttt...
2021-04-21
0
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
aduh Thor.. lucu banget sihhhh aq jd ikut bengek nihhhh🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😭😭
2021-02-07
0
A.0122
emang amal baik bisa jd manusia tampan ya dasar alisha
2021-01-12
0