Alisha mengamati arlojinya yang murahan, walau murah tapi bagi Alisha arlojinya sangat berharga, barang yang sangat ia andalkan.
Alisha duduk di atas ojek menuju perusahaan Osean Medical Company
"Huff.... untung gak telat"
Alisha menghembuskan nafas panjang panjang.
Sebelum Alisha berangkat kerja, tadi Bella sangat rewel, itu karena baju seragam sekolahnya terkena tumpahan susu.
Alhasil Alisha harus mencuci baju Bella.
Kemudian dengan tergesa gesa menyetrika baju Bella yang masih basah.
Untunglah bu Sum segera datang.
Baju Bella selanjutnya di urus bu Sum.
Penampilan Alisha pagi ini agak berantakan. Karena ia tidak berdandan dengan benar.
Alisha hanya memoleskan bedak tabur di wajahnya, kemudian menyisir rambutnya.
Tanpa pikir panjang Alisha memasukkan bedak, pelembab, dan lipstik ke dalam tas kerjanya.
Ia akan membetulkan riasan nya di kantor.
Setibanya di kantor, Alisha langsung menuju toilet.
Alisha berdiri di depan sebuah cermin besar nan panjang di dalam toilet khusus wanita.
Alisha mencuci wajahnya, setelah itu Alisha memakai pelembab dan dilajutkan menyapukan bedak tabur diwajahnya.
Alisha memilih menguncir ke belakang rambut hitam nya yang halus sepunggung.
"Hai Alisha.... Kenapa wajah elo....?"
Rere tiba tiba muncul di toilet.
Rere mengamati Alisha yang baru saja selesai berdandan.
Alisha memasukkan perlengkapan riasnya kedalam tas milik nya, kecuali lipstik.
Melihat Alisha berdandan cantik, membuat Rere ingin mengerjai Alisha.
Alisha akan menjawab pertanyaan Rere, namun sebelum Alisha menjawab pertanyaan Rere, Rere sudah nyerocos lagi.
" Ih bau apaan sih ini! elo belum mandi ya Sha?"
Rere menutupi hidung sambil mendekatkan wajahnya ke arah Alisha.
Alisha yang di perlakukan seperti itu, reflek mengangkat ketiaknya dan mencium ketiaknya sendiri.
Alisha heran
"Nggak bau kok"
Ucap Alisha.
Menurut Alisha, dirinya malah bau wangi. Alisha tadi sudah mandi, dan Alisha masih ingat, dia memakai deodoran pula, setelah itu Alisha juga memakai minyak wangi kesukaannya.
"Ck,ck,ck....."
Rere berdecak kesal.
"Elo itu bau gembel! Liat deh, dari sepatu sampe rambut, semuanya bau murahan. Kalo kerja di perusahaan ini, elo harus ikuti standar penampilan di sini. Jangan pakai barang barang butut kayak gitu, merusak pemandangan aja. Bikin malu tau!"
Mendengar Rere yang memaki maki dirinya.
Alisha memutuskan untuk segera keluar dari toilet.
Alisha tidak ingin terpancing kata kata Rere yang pedas dan memprofokasi untuk bertengkar.
Buru buru Alisha memakai lipstiknya, dan memasukkan asal ke dalam tasnya.
Alisha berjalan meninggalkan rere yang terus saja memaki maki Alisha.
Alisha berjalan terburu buru masuk ke ruang kantor nya, hingga tanpa sadar ada seseorang yang berjalan cepat ke arah pintu keluar.
bugh....
benturan itu lumayan keras, hingga sang pemilik dada bidang mengeluh kesakitan
"Aw....."
Radit memegangi dadanya, sedangkan Alisha mengusap usap kepalanya.
"Aduh kemana sih pandangan elo Alisha?
sakit nih dada gue. Kepala elo terbuat dari apaan sih? Keras banget elu nubruk gue"
Alisha dengan cemas mendekat ke arah Radit, lalu memegang dada Radit.
"Mana yang sakit Dit? maaf, aku gak sengaja"
Alisha meminta maaf.
"Di sini"
Radit menunjuk dadanya yang di tubruk Alisha.
Bibir Radit menyimpan sebuah senyuman kecil, ketika Alisha memijit dada nya.
Sedangkan Alisha yang cemas dengan keadaan Radit, terus memijiti data Radit.
Berharap dengan pijitannya, Radit tidak kesakitan lagi.
"Maaf radit, mana lagi yang sakit? aku pijitin ya?"
Radit yang di sentuh Alisha tersenyum senyum senang.
Radit lalu menggenggam tangan Alisha yang ada di dadanya.
Tangan alisha kecil dan lembut, Radit suka memegangnya.
"Mulai besok, tabrak gue setiap hari Sha"
Alisha yang sadar dirinya di kerjain radit, langsung menarik tanganya dari genggaman Radit.
"Dasar kamu Dit, kirain sakit beneran!"
Radit nyengir melihat Alisha marah.
Alisha lalu membalikkan badannya dan meninggalkan Radit di pintu.
Radit tersenyum senyum senang, karena bisa mendapat kesempatan menggoda Alisha.
Jam kerja pun di mulai.
Alisha bekerja dengan baik.
Dia tidak ingin mood paginya yang buruk mempengaruhi kinerjanya.
Alisha hanya ingin berfokus pada pekerjaaannya, dan tidak ingin mengingat ingat kejadian tadi pagi di toilet bersama Rere.
Niat Alisha di sini hanyalah bekerja.
Tidak ada yang lain.
Jangan sampai emosi sesaat, membuatnya di keluarkan dari perusahaan ini.
Ya, niatnya hanyalah bekerja untuk menghidupi putri semata wayangnya.
Siang itu pada jam makan siang.
Para karyawan yang sudah selesai makan siang, bergerombol di tengah ruangan.
Ada rere di antara kerumunan itu.
Sedangkan Alisha memilih duduk di kursinya sandiri, di temani Nana.
"Na, aku mau nanya.
gimana sih penampilan ku menurut kamu?"
Nana tidak mengerti dengan pertanyaan Alisha
"Penampilan kamu yang bagaimana Sha?"
Nana malah tanya kembali.
"Kata Rere bajuku sampai sepatu ku tidak layak aku pakai, sejelek itukah penampilanku?"
Nana mengangguk anggukkan kepalanya mengerti.
"Udah gak usah dengerin Rere.
Dia sirik aja sama kamu.
Dulu aku juga pernah di kata katain dia, tapi aku gak pernah peduliin.
Akhirnya dia capek sendiri karena aku gak nanggepin ejekannya.
Anggap aja, Anjing mengggongggong, kafilah berlalu"
"Hallo semua"
Rere mengeraskan suaranya.
"Dengerin ya..... Gue tadi waktu mau ke kantin ketemu pak Aldi.
Dan pak Aldi, tersenyum sama gue loh....
hihihi...."
Rere tertawa kemayu.
Rere memilin milin ujung rambutnya dengan jari telunjuk.
Rekan rekan kerjanya yang sudah tau sifat Rere yang suka halu, malah meladeninya.
Seakan akan perkataan Rere benar adanya.
"Terus dia ngajakin kamu makan?"
Ujar salah satu karyawan kantor.
" Belum sih... Tapi pasti, sebentar lagi dia mau ngajakin aku. Akhirnya pak aldi sang gunung es meleleh dengan hangatnya pesona diriku"
Rere berkata dengan pe de, senyum senyum dan ketawa ketawa sendiri.
Rere berkhayal, sebentar lagi pak Aldi akan jatuh ke pelukannya.
" halu ello, tingkat dewa banget Re"
Celetuk Rizal yang tadi berjalan ber iringan dengan Rere waktu mau ke kantin.
"Pak Aldi tadi senyum sama gue, tau kenapa? itu karena gue kemarin minjamin beliau payung"
"Kok bisa? Emangnya kamu ketemu pak Aldi di mana?"
Tanya Rere gak percaya.
"Kemarin gue ketemu pak Aldi di tempat Futsal, beliau terjebak hujan hampir satu jam, lalu gue pinjemin deh payung gue"
Karyawan yang lain pun menyoraki Rere yang suka halu.
Tak terasa hari sudah sore.
Jam sudah menunjukkan waktu pulang.
Sedangkan pekerjaan Alisha belum selesai juga.
'Tinggal sedikit lagi'
Batin Alisha.
Alisha memutuskan akan menyelesaikannya pekerjaan nya dahulu.
Alisha membutuh kan waktu kira kira hanya setengah jam.
Alisha tidak ingin membawa pekerjaannya pulang ke rumah.
Karena bagi Alisha, ketika di rumah waktunya hanya untuk Bella.
Akhirnya Alisha menyelesaikan pekerjaannya.
Alisha mengangkat tanganya untuk meregangkan otot ototnya yang kaku.
Kemudian, Alisha membenahi bajunya yang agak berantakan.
Menambal kembali bedak di wajahmya agar terlihat segar kembali.
Setelah dirasa cukup.
Alisha segera keluar dari ruangaanya. Perusahaan sudah agak sepi, ketika Alisha keluar dari ruangannya, semua karyawan sudah banyak yang pulang.
Alisha berjalan sambil menatap ponselnya dengan asik.
Alisha tidak menyadari, ada tatapan tajam yang terus mengamatinya ketika Alisha menunggu lift.
Tring....
Lift terbuka.
Alisha masuk lift sambil terus melihat ponselnya.
Di dalam lift, Alisha menghadap ke arah pintu.
Alisha sendirian berada di dalam lift itu. Ketika pintu lift akan ter tutup, tiba tiba sebuah lengan kokoh mengganjal pintu lift.
Sehingga pintu lift terbuka kembali.
"Alisha?...."
Sebuah suara yang tak asing dan dirindukan Alisha memanggil namanya.
Alisha berdiri membeku menatap pria di depannya.
bersambung......
jangan lupa kasih jempolnya ya kaka yang baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Sita Sit
Sean
2023-02-18
0
jeje prada
Ceritanya menarik kak jd penasaran terus
2022-05-23
0
Indrijati Saptarita
eng ing eng.... ketemu deh...
2021-04-21
0