The Indigo Twins

The Indigo Twins

Hari pertama masuk sekolah (Telah Revisi)

Pagi yang indah seindah dunia orang yang bahagia, pagi ini gadis berkulit sawo matang, mata coklat, bibir ranum dengan rambut hitam terurai bernama Aliza Qiensyah berangkat sekolah di SMA kebangsaan bersama dengan kembarannya, Alisa Qiensyah.

Hari ini adalah hari pertama mereka sekolah menengah atas.

Dengan berboncengan kedua anak kembar itu berangkat sekolah, jarak tempuh memakan waktu sekitar 30 menit.

Motor yang di setir Alisa melaju dengan kecepatan normal tiba-tiba-

Ciiiiiiiit...

Tiba-tiba Alisa mengerem mendadak, Aliza tersentak kaget saat motor berhenti tanpa aba-aba sebelumnya.

"Kenapa sa, kok kamu ngerem mendadak?" tanya Aliza kaget.

"Liat, di depan ada ular" ucap Alisa.

Aliza tertegun menatap seekor ular sawah yang melintas di jalan desa Kamboja yang sepi. DI kanan dan kiri di tumbuhi pohon dan pohon.

Kedua anak kembar itu ternganga melihat ular yang begitu panjang dengan ukurannya begitu besar. Di perkirakan ular sawah itu berasal dari hutan yang ada di dekat tempat tinggal mereka.

"Gimana ini, kita bisa telat kalau diam aja" risau Alisa sebab ular itu begitu lambat dalam menyebarang jalan.

"Tunggu saja dulu, nanti ular itu juga akan pergi" sahut Aliza.

Dengan pelan-pelan ular itu masuk ke dalam hutan di seberang jalan sebelah kanan dan tak lagi terlihat.

"Ular itu sudah pergi, ayo jalan lagi" suruh Aliza.

Alisa tancap gas, menunggu ular itu pergi telah membuang banyak waktu, Alisa harus segera sampai di sekolah sebelum terlambat.

Setelah memakan cukup lama, akhirnya kedua anak kembar itu tiba di sebuah sekolah yang menjulang tinggi dan merupakan salah satu sekolah terbesar di kota A.

Sekolah SMA kebangsaan itu memiliki murid beribu-ribu, banyak anak dari kota maupun desa yang mengenyam pendidikan di sana demi mengejar cita-cita.

"Ayo kita masuk sa, sebelum keburu telat" ajak Aliza di balas anggukan oleh Alisa.

Kaki kedua anak kembar melangkah masuk ke dalam sekolah SMA kebangsaan, di mana ada ribuan orang yang memenuhi halaman sekolah, entah itu senior mereka maupun junior seperti mereka.

"Ini kita ke mana lagi, kita masih belum milih jurusan, kita mau nanya ke siapa, kita gak punya teman di sini?" bingung Alisa.

Di kanan dan kiri tak ada yang Alisa kenali, hanya adik sekaligus saudara kembarnya yang ia kenal di antara ribuan orang.

"Kita ke Mading aja yuk, lihat pemberitahuan, mungkin aja nanti kita dapat petunjuk dari sana" usul Aliza.

"Yuk" setuju Alisa.

Kakak beradik itu berlari ke arah Mading sekolah yang ada beberapa murid baru sama seperti mereka di sana..

Aliza membaca tulisan yang ada di Mading."Oh jadi sebelum ke kelas kita di kumpulin menjadi satu, di salah satu ruangan buat nentuin jurusan apa yang mau kita pilih"

Kepala Aliza manggut-manggut membaca sekilas informasi yang tertera di Mading.

"Tunggu apa lagi, ayo kita ke sana" ajak Alisa tak sabaran.

Aliza dan Alisa berlari mencari ruangan yang di maksud di Mading. Setelah tiba di sana ternyata telah ada banyak murid-murid baru yang memenuhi kelas.

Dua anak kembar itu bingung harus melakukan apa, alhasil mereka hanya berdiri di tempat.

"Duduk di sebelah mana ini, depan atau belakang?" Aliza meminta pendapat.

Alisa mulai berpikir."Kalau duduk di paling belakang bakal lama keluarnya, lihat noh banyak banget murid barunya, lebih baik duduk di paling depan aja gimana?"

"Boleh juga"

Mereka pun mengambil duduk di barisan paling depan yang kebetulan ada bangku kosong.

Kebisingan kelas terdengar, semua mulut para murid baru saling melempar pertanyaan pada teman sebangku yang masih asing atau yang sudah saling kenal.

Tiba-tiba kebisingan terhenti kala seorang guru, berumur sekitar 38 tahunan masuk ke dalam kelas.

Dengan senyum sumringah ia menyapa para murid."Selamat pagi anak-anak"

"Pagi Bu" jawab mereka bersemangat.

"Perkenalkan nama saya Mariska, kalian bisa panggil Bu Riska. Sebelumnya saya ke sini hanya mau menyampaikan informasi kepada anak-anak baru yang akan menempuh pendidikan di SMA kebangsaan ini, bahwasannya kalian di haruskan memilih jurusan terlebih dahulu"

"Ini adalah formulir pendaftarannya, silahkan di isi terlebih dahulu"

Bu Riska membagikan formulir itu satu persatu pada semua anak yang berada di ruangan yang sama dengannya.

Formulir itu berada tepat di depan Aliza, tanpa banyak bicara gadis yang sejak kecil sangat berambisius itu mengisi formulir.

"Za kamu milih jurusan apa, IPA IPS atau Bahasa?" tanya Alisa yang tetap diam di saat yang lain pada memilih jurusan masing-masing.

"IPA lah, dari awal kan aku pengennya ngambil jurusan IPA"

"Terus aku gimana?" bingung Alisa meminta pendapat.

"Terserah kamu mau milih jurusan yang mana, kalau mau sama kayak aku juga gak apa-apa, kalau milih jurusan lain juga boleh"

Alisa mulai berpikir untuk mengambil keputusan."Kalau milih jurusan Bahasa sih aku malas menghafal bahasa asing yang keseleo itu, kalau aku milih jurusan IPA fisik terluka alias fisikanya itu yang tidak bisa di ajak bkompromi, tepaksa deh aku milih jurusan IPS aja yang gampang dan gak ribet"

"Terserah mu, aku udah selesai nih, ayo kita kumpulin"

"Tunggu bentar, aku mau isi dulu" secepat kilat Alisa mengisi formulir pendaftaran itu.

"Gimana anak-anak apa sudah selesai?" tanya Bu Riska.

"Sudah Bu" jawab mereka.

"Sini kumpulin" titah Bu Riska.

Satu persatu murid-murid maju untuk mengumpulkan formulir pendaftaran yang telah mereka isi.

"Sementara sebelum di tetapkan ruang kelas kalian yang akan menjadi tempat untuk kalian belajar, silahkan istirahat terlebih dahulu. Tapi ingat jangan sampai kalian mengganggu kakak kelas kalian yang sedang belajar, mengerti semua" peringatan Bu Riska.

"Mengerti Bu" balas mereka.

Setelah mendengar hal itu Bu Riska kemudian keluar dari dalam kelas di susul oleh mereka semua.

Di ruangan besar itu kosong, seorang pun tak ada yang tetap stay di dalam.

"Kita kemana ini, kita tidak punya teman yang mengenal kita di sini?" kebingungan Alisa.

Bangunan megah SMA kebangsaan belum sepenuhnya mereka ketahui ada apa saja di dalamnya, banyak hal yang menjadi kesulitan mereka untuk menemukan perpustakaan, kantin dan lain sebagainya. Di tambah lagi mereka tak mengenal seorang pun yang dapat memecahkan masalah mereka.

"Hei nona, kau itu berasal dari desa, mana ada orang yang mengenal mu, bahkan di sini itu hanya kita berdua yang berasal dari desa Kamboja, kamu tau kan kalau SMA ini jauh sekali dari tempat tinggal kita" ucap Aliza menyadarkan Alisa.

"Terus kita ini kemana dong?" makin bingung Alisa.

"Udah berdiri aja di balkon, gak usah kemana-mana, kalaupun kita mau ke kantin, kita gak tau arahnya, mau nanya malu, pasrah aja kayak gini dulu" saran Aliza.

"Baiklah" pasrah Alisa.

Mereka berdua berdiri di balkon bagaikan patung, mata mereka melihat anak-anak yang berada di bawah.

"Eh itu bukannya anak yang bisa lihat setan bukan sih, soalnya sepupu aku duluannya sekelas sama mereka pas SMP" suara anak-anak yang bergosib terdengar di telinga Alisa dan Aliza.

"Iya itu memang mereka, aku kenal banget wajah mereka, aku sudah tau kalau mereka berdua itu anak indigo" jawab temannya.

"Iih ngeri tau, ayo kita ke sana aja, sepertinya mereka berdua itu di temani makhluk halus mangkanya aku jadi merinding" ajak anak itu.

"Iya aku juga merinding, ayo kita pergi saja" setuju temannya.

Raut wajah masam tampak jelas di wajah anak kembar yang sedari kecil memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan makhluk halus.

Alisa menghela nafas."Sia-sia kita sekolah jauh-jauh, ujung-ujungnya kelebihan kita di ketahui juga"

"Aku kan maunya sekolah di tempat di mana gak ada orang yang tau rahasia terbesar kita, boro-boro itu terjadi. Gak nyampe sehari aja orang-orang udah pada tau, sial banget nasib kita" imbuh Alisa sebal.

"Nasib-nasib, andai saja kita sekolah di luar negeri mungkin gak ada yang akan kenal sama kita" sahut Aliza.

Anak kembar itu meratapi nasib, kelebihan mereka yang mampu berinteraksi dengan makhluk halus secara face to face memiliki dampak positif dan juga negatif.

Dari segi positif dengan adanya indera keenam mereka dapat menolong orang yang sedang kesusahan. Tapi dari segi negatif mereka sulit punya teman, sebab orang-orang malah menjauhi mereka setelah mengetahui kelebihan mereka.

Tak segan-segan orang-orang menghina, mencaci maki mereka hingga membuat mental mereka down parah.

Dengan tatapan kosong mereka menatap lapangan, waktu luang ini tidak dapat mereka manfaatkan dengan baik.

Teeeeett

Bel berbunyi, para murid baru masuk kembali ke ruangan itu. Di mana telah ada seorang guru yang merupakan kepala sekolah bernama Bu Riska berdiri di depan mereka.

"Oke anak-anak ruang kelas kalian sudah tertera di Mading depan, silahkan di lihat dan nanti langsung cari tempat duduk karena akan ada wali kelas kalian yang mengisi jam terakhir" ucap Bu Riska.

Semua murid mengangguk, dengan berbondong-bondong mereka mendatangi Mading demi mencari ruang kelas baru mereka.

"IPA A1, hmm jadi itu ruang kelas ku" Aliza membaca tulisan yang ada di Mading, senyum manis terukir indah, setelah berdesak-desakan cukup lama akhirnya ia menemukan ruang kelas barunya.

"Za aku ada di IPS B3" tutur Alisa saat akhirnya ia dapat menemukan kelasnya juga.

"Oh ya, sana kamu ke kelas IPS, aku mau ke kelas IPA dulu, nanti kita ketemu di parkiran aja"

"Baiklah"

Alisa berlari ke kelas IPS di mana kelasnya berada sementara Aliza berjalan ke kelas IPA, tak lama dari itu ia pun tiba di sana.

Tanpa banyak bicara Aliza duduk di bangku barisan paling depan yang kosong, ia menunggu wali kelas yang di kabarkan akan mengisi jam terakhir.

"Aku boleh duduk di sini gak?" tanya seorang pemuda bermata elang, rambut acak-acakan dengan coolnya berdiri di depan Aliza.

Aliza mendongak lalu menatap pemuda tampan tersebut, kemudian menjawab."Boleh"

Pemuda yang tidak di ketahui identitasnya duduk di sebelah Aliza. Aliza merasa grogi, seumur-umur baru pertama kali ia duduk dengan lawan jenis. Biasanya Alisa lah yang duduk di sebelahnya mulai dari TK, SD, hingga SMP.

Pemuda itu mengeluarkan tangan."Angkasa, itu nama ku"

Ragu-ragu Aliza menjabah tangannya di sertai senyum kikuk."Aliza"

Detak jantung Aliza entah mengapa berdetak kencang jauh dari kata normal, sungguh kali ini ia benar-benar grogi, saking groginya Aliza sampai berkeringat dingin.

Guru masuk ke dalam kelas lalu perkenalan terjadi hingga waktu jam terakhir selesai. Jumlah murid dalam 1 kelas yang sama dengan Aliza adalah 40 orang, silih berganti mereka berkenalan di depan.

Teeet

Suara bel pulang berbunyi nyaring hingga terdengar seisi sekolah.

"Ibu akhiri dulu kurang lebihnya mohon maaf, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" salam Bu Fifi, wali kelas Aliza.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh" jawab murid-murid begitu bersemangat.

Bu Fifi keluar dari dalam kelas dan kembali ke kantor. Anak-anak yang sekelas dengan Aliza membubarkan diri dari dalam kelas.

"Ayo ke parkiran" ajak Angkasa.

"Iya ayo" setuju Aliza.

Setibanya di parkiran sudah ada orang yang berwajah sama dengan Aliza yang membuat Angkasa mematung sesaat.

"Loh kok sama, kalian kembar?" terkejut Angkasa ketika melihat Alisa dan Aliza yang berwajah sama.

"Iya kami kembar, dia Alisa saudara kembar ku" jawab Aliza.

"Hai nama ku Alisa, kamu siapanya Aliza, pacarnya ya" tebak Alisa tanpa mengontrol pertanyaannya terlebih dahulu.

"Teman lah masa pacar, kamu ini gimana" Aliza melototkan mata, pertanyaan yang di lempar Alisa di luar nalar.

"Tak kirain aja, aku cuman nebak doang gak tentu benar kan" tumpal Alisa tak merasa bersalah sedikitpun.

"Terserah, aku gak peduli. Ayo kita pulang aja, nanti bunda marah kalau kita gak pulang-pulang" ajak Aliza mengalihkan topik.

"Gak akan kok, bunda pasti berada di restoran, gak mungkin di rumah, jangan khawatir, bunda gak akan ngamok. Mbak Rinda gak akan ngadu macem-macem kok, dia gak akan berani" berani jamin Alisa.

"Aku mau ke restoran setelah ini, aku mau bantuin bunda, ayo pulang aja" ajak Aliza.

"Males lah za ke restoran mulu, gak di bayar pun" keluh Alisa.

"Di bayar lah, kita bisa minta gaji nanti, ayo pulang. Angkasa kita duluan, bye" pamit Alisa.

"Iya aku juga mau pulang bye" balas Angkasa.

Kedua anak kembar itu berlalu meninggalkan sekolah tempat yang akan mereka datangi setiap hari untuk menimba ilmu.

"Za tadi itu benaran teman kamu?" tanya Alisa kembali memastikan.

"Iya lah masa laki aku, kamu ini gimana sih, kok gak percayaan banget, aku aja sama dia baru ketemu masa sudah punya hubungan aja, kan gak wajar" geleng-geleng kepala Aliza

Mood Alisa benar-benar tak dapat di tebak, bisa-bisanya tadi ia melempar pertanyaan yang membuat kecanggungan terjadi.

"Tak kirain gitu, kamu jangan marah dulu, aku kan cuman nanya doang" jawab Alisa.

"Ya ya ya, kita ini langsung ke rumah apa langsung ke restoran aja?"

"Restoran aja biar nanti kita pulang bareng ayah sama bunda, kalau langsung ke rumah aku pasti gak akan mau ikut kamu ke restoran" sahut Alisa.

"Iya karena kerjaan mu molor terus!" tutur Aliza.

"Ya iyalah, tidur itu hal yang paling tenang" ucap Alisa.

"Gak sekalian tidur untuk selamanya aja" ujar Aliza.

"Enak aja, aku masih mau hidup, gak mau mati dulu" tak terima Alisa.

"Iya, sstt jangan berisik, ayo cepat bawa aku ke restoran" titah Aliza.

"Iya" Alisa melajukan motor menuju restoran.

Setelah sekitar 15 menitan akhirnya mereka sampai di restoran.

"Bunda ayah" sapa mereka dengan girang.

Seorang wanita bernama Diana Sari Qiensyah, usia sekitar 35 tahun terkejut melihat dua anak gadis yang berlari memanggilnya.

"Loh kok ke sini, gak pulang dulu ke rumah" terkejut bunda.

"Enggak Bun, kita langsung ke sini aja biar nanti kita pulang bareng kalian" jawab Alisa.

"Ya sudah sana kalian ganti baju gih" suruh seorang pria bernama Rangga, yang usianya kira-kira 37 tahun yang merupakan ayahanda Alisa dan Aliza.

"Baik ayah" sahut keduanya.

Mereka berganti baju, setelah selesai baru mereka mulai membantu ayah dan bunda yang sibuk mengurus restoran karena hari ini banyak sekali pengunjung yang berdatangan.

Terpopuler

Comments

Cinta Arabela

Cinta Arabela

halo Thor aku mampir nih🤗

2022-10-11

0

Maria Saputri

Maria Saputri

aku mampir thor

2022-10-03

0

Kᵝ⃟ᴸMak buaya😻⸙ᵍᵏ㊍㊍🐊⃝⃟ ⃟🍒

Kᵝ⃟ᴸMak buaya😻⸙ᵍᵏ㊍㊍🐊⃝⃟ ⃟🍒

udah tamat,apa udah boleh dibaca?udah selesai refisinya?

2022-08-17

1

lihat semua
Episodes
1 Hari pertama masuk sekolah (Telah Revisi)
2 Sosok perempuan misterius
3 Misteri hantu Alisa
4 Misteri tulisan di kaca
5 Memuntahkan kembang
6 Di bodohi
7 Harus kuat
8 Penjaga
9 Tertabrak
10 Keluarga gaib
11 Keluarga gaib 2
12 Kekhawatiran keluarga Angkasa
13 Di porak-porandakan
14 Mbah dukun
15 Lokasi
16 Rumah sakit
17 Sosok perempuan
18 Mbk Hilda
19 Hilda 2
20 Hilda 3
21 Hilda 4
22 Hilda 5
23 Hilda 6
24 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong
25 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 2
26 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 3
27 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 4
28 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 5
29 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 6
30 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 7
31 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 8
32 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 9
33 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 10
34 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 11
35 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 12
36 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 13
37 Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 14
38 Tidak menemukan apapun
39 Terbelalak
40 Berita tak terduga
41 Pemakaman
42 Ke desa Ki Suryo
43 Tidak menemukan pintu
44 Heboh mbk Hilda
45 Mampus
46 Tornado
47 Gila
48 Kembali ke alam selanjutnya
49 Berpamitan
50 Di bully
51 Patahan kehidupan Dava
52 Terkejut
53 Bekerja
54 Rencana pembebasan om Devan
55 Beraksi
56 Tidak menemukan apapun
57 Lukisan aneh
58 Gawat
59 Merayap-rayap
60 Kemarahan mbk Hilda
61 Mengambil kesempatan
62 Rumah sakit
63 Lintasan singkat
64 Terkaget
65 Terpaksa
66 Kemarahan dokter Gladis
67 Kekejaman dokter Gladis
68 Kurang puas
69 Tertegun
70 Rencana
71 Pasien aneh
72 Brukk
73 Tidak menyangka
74 Mayat yang aneh
75 Shock
76 Pulang
77 Keusilan Angkasa
78 Pergi kemana?
79 Pamitan
80 Sampai jumpa
81 Telat
82 Pak poci
83 Takut Tiger
84 Ke desa sebelah
85 Mayat
86 Memucat
87 Sial
88 Menunggu
89 Arrrrgghh
90 Jalanan Gaibah
91 Tengkorak
92 Di kejar
93 Memukulnya tanpa ampun
94 Kuntilanak
95 Kemarahan kuntilanak
96 Serangan kuntilanak
97 Bersembunyi dari kuntilanak
98 Menghindar dari kuntilanak
99 Bayangan yang terus melintas dengan cepat
100 Halte bus
101 Menungggu bus
102 Tante China yang misterius
103 Penumpang yang aneh
104 Terjebak di dalam bus hantu
105 Darah yang berceceran
106 Jalanan yang gelap
107 Mengejar kunang-kunang
108 Sunset
109 Tidak mengerti
110 Politik terbaik
111 Takut kehilangan ku
112 Orang misterius yang berdiri di balkon
113 Cinta yang tersembunyi
114 Aib yang tersembunyi
115 Gelembung-gelembung misterius
116 Kehebohan Roki
117 Gadis pucat
118 Tidak dapat di temukan
119 Sosok yang sama
120 Suara tangisan di ladang
121 Hihihihihihihi
122 Wussshhhh
123 Bayangan besar
124 Hantu di kolom meja
125 Munculnya White
126 Sosok menakutkan
127 HANTU
128 Lolos
129 Informasi baru
130 Dukun beranak
131 Rencana
132 Sosok nenek-nenek misterius
133 Menyeramkan
134 Musuh jadi teman
135 Di bawah pohon
136 Misteri di balik angka 4,6,8
137 5 Andin
138 Mulai mencari informasi
139 Terkejut
140 Taman yang angker
141 Fakta
142 Penampakan kuntilanak
143 Diskors
144 Kesal
145 Tiba-tiba menjadi diam
146 Makhluk hitam itu tidur nyenyak
147 Sepi dan sunyi
148 Lupa
149 Risa
150 Hiks hiks hiks
151 Di hadang kingkong
152 Di hadang ular sawah
153 Lantai 4
154 Di lantai 5
155 Misteri lantai 5
156 Misteri di balik lorong
157 Kerangka-kerangka misterius
158 Jasad Andin
159 Suara sirine menggema di desa Andin
160 Datangnya keluarga Andin
161 Di usir
162 Penampakan dukun beranak
163 Penampakan nenek-nenek misterius
164 Kritis
165 Fakta yang mengejutkan
166 Keterkejutan kak Tias
167 Prihatin
168 Menyerah
169 Rekaman cctv
170 Rekaman cctv 2
171 Sedingin es batu
172 Perdebatan bu Riska dengan kak Tias
173 Kematian Roy
174 Menolak fakta
175 Penyelesaian yang mendalam
176 Gelap
177 Puskesmas
178 Merasa di ikutin
179 Membawa kendi
180 Berpamitan
181 Kepergian Roy
182 Keluarnya asap dari dalam kuburan
183 Di kejar dukun beranak
184 Keanehan dari diri Ustadz Fahri
185 Keanehan dari diri Ustadz Fahri 2
186 Keanehan dari diri Ustadz Fahri 3
187 Membuang kendi ke laut
188 Misteri kematian Intan
189 Melihat mbah Gamik di jalan
190 Bahaya mendekat
191 Selendang hitam
192 Suara gamelan di tengah malam
193 Hilangnya Laras
194 Ke rumah mbah Gamik
195 Pohon seram
196 Rumah mbah Gamik
197 Bau busuk
198 Memeriksa kamar dukun beranak
199 Desa gaib
200 Desa gaib 2
201 Satpam seram
202 Melambai-lambaikan tangan
203 Wanita berkebaya putih
204 Tahan amblas
205 Maksud dan tujuan mbah Gamik
206 Suara langkah kaki misterius
207 Laras
208 Penampakan pak Prapto
209 Seperti ada seseorang yang mengikuti
210 Menunggu dengan tidak tenang
211 Kembali gagal
212 Serasa ada yang hilang
213 Curiga pada pengantin wanita
214 Siluman ular
215 Merasa hawa sejuk saat keluar dari rumah pak Jarwo
216 Curiga pada siluman ular
217 Seperti ada seseorang yang berusaha keluar dari dalam lemari besar
218 Gawat
219 Mendatangi rumah pak Jarwo
220 Suara langkah kaki yang mendekat
221 Menyenggol kemenyan
222 Penampakan genderuwo
223 Merindukan ibu
224 Siapa di sana?
225 Tatapan maut mbah Brahma
226 Menikah dengan genderuwo
227 Pergerakan makhluk di dalam rumah
228 Mengejar selendang hitam
229 Suara ketukan
230 Waspada
231 Teror dari orang misterius
232 Perdebatan Angkasa dengan Bima
233 Kepanasan
234 Hilangnya Dilan
235 Mengikut pak Tejo
236 Masuk ke dalam hutan dibelakang rumah pak Jarwo
237 Suara tangisan di dalam hutan
238 Gatal-gatal
239 Di dengki orang
240 Curiga pada pak Tejo dan pak Jarwo
241 Wanita cantik di depan gerbang rumah pak Jarwo
242 Haus tumbal
243 Pangkuan pria misterius
244 Membawanya ke jalur hukum
245 Efek membicarakan orang di depan orangnya
246 Asap hitam
247 Kedatangan pria misterius
248 Nikah dadakan
249 Bersedia menjadi saksi
250 Menunggu dengan gelisah
251 Ijab kabul
252 Kedatangan pak Heru
253 Berhenti
254 Penemuan mayat
255 Kedatangan polisi
256 Kematian pak Jarwo
257 Terguncang
258 Hawa mencekam di rumah pak Jarwo
259 Munculnya selendang hitam
260 Bau kembang di kamar
261 Memboceng pocong
262 Hilangnya Rani
263 Hantu pak Jarwo
264 Menerka-nerka
265 Sinar mata merah makhluk halus di dalam hutan
266 Tempat persembunyian mereka selama ini
267 Ancaman genderuwo
268 Meremehkan
269 Melampiaskan kekesalan
270 Ujian yang berat
271 Kecelakaan
272 Berita buruk
273 Kondisi yang parah
274 Kritis
275 Siuman
276 Koma
277 Tercekat
278 Memburuk
279 Vonis
280 Kepergian kak Tias
281 Hampa
282 Nenek misterius menyapu taman
283 Peringatan mbk kunti
284 Berusaha untuk memisahkan
285 Tempat yang aneh
286 Cemas yang berlebihan
287 Misteri suara minta tolong
288 Misteri suara minta tolong 2
289 Misteri suara minta tolong 3
290 Misteri suara minta tolong 4
291 Misteri suara minta tolong 5
292 Misteri suara minta tolong 6
293 Misteri suara minta tolong 7
294 Misteri suara minta tolong 8
295 Misteri suara minta tolong 9
296 Misteri suara minta tolong 10
297 Misteri suara minta tolong 11
298 Seperti ada orang yang mengikuti
299 Penampakan orang misterius di balik pohon
300 Penampakan hantu terompah
301 Penampakan hantu bersimbah darah
302 Hantu terompah
303 Misteri hantu terompah
304 Mengikuti hantu terompah
305 Kematian hantu terompah
306 Di cegat hantu terompah
307 Suara ledakan di tengah malam
308 Bau busuk di tengah malam
309 Penampakan hantu seram di tengah malam
310 Seram
311 Suara orang masak di tengah malam
312 Penampakan hantu bertaring di dapur
313 Merinding tanpa sebab
314 Penemuan mayat yang sudah membusuk
315 Orang misterius
316 Tidak mendapatkan hasil
317 Hantu pengantin
318 Kecelakaan kecil
319 Tidak ada yang ingin mengalah
320 Merinding
321 Di kejar orang misterius
322 Hancur berkeping-keping
323 Penampakan hantu di jalanan angker
324 Merasa merinding ketika melewati jalanan desa
325 Kecurigaan
326 Ajakan hantu terompah
327 Rumah kosong
328 Meremehkan
329 Kepergian hantu terompah
330 Kepergian Angkasa
331 Tamat
332 Pengumuman novel baru
Episodes

Updated 332 Episodes

1
Hari pertama masuk sekolah (Telah Revisi)
2
Sosok perempuan misterius
3
Misteri hantu Alisa
4
Misteri tulisan di kaca
5
Memuntahkan kembang
6
Di bodohi
7
Harus kuat
8
Penjaga
9
Tertabrak
10
Keluarga gaib
11
Keluarga gaib 2
12
Kekhawatiran keluarga Angkasa
13
Di porak-porandakan
14
Mbah dukun
15
Lokasi
16
Rumah sakit
17
Sosok perempuan
18
Mbk Hilda
19
Hilda 2
20
Hilda 3
21
Hilda 4
22
Hilda 5
23
Hilda 6
24
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong
25
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 2
26
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 3
27
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 4
28
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 5
29
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 6
30
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 7
31
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 8
32
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 9
33
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 10
34
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 11
35
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 12
36
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 13
37
Misteri pemuda yang di ikuti kingkong 14
38
Tidak menemukan apapun
39
Terbelalak
40
Berita tak terduga
41
Pemakaman
42
Ke desa Ki Suryo
43
Tidak menemukan pintu
44
Heboh mbk Hilda
45
Mampus
46
Tornado
47
Gila
48
Kembali ke alam selanjutnya
49
Berpamitan
50
Di bully
51
Patahan kehidupan Dava
52
Terkejut
53
Bekerja
54
Rencana pembebasan om Devan
55
Beraksi
56
Tidak menemukan apapun
57
Lukisan aneh
58
Gawat
59
Merayap-rayap
60
Kemarahan mbk Hilda
61
Mengambil kesempatan
62
Rumah sakit
63
Lintasan singkat
64
Terkaget
65
Terpaksa
66
Kemarahan dokter Gladis
67
Kekejaman dokter Gladis
68
Kurang puas
69
Tertegun
70
Rencana
71
Pasien aneh
72
Brukk
73
Tidak menyangka
74
Mayat yang aneh
75
Shock
76
Pulang
77
Keusilan Angkasa
78
Pergi kemana?
79
Pamitan
80
Sampai jumpa
81
Telat
82
Pak poci
83
Takut Tiger
84
Ke desa sebelah
85
Mayat
86
Memucat
87
Sial
88
Menunggu
89
Arrrrgghh
90
Jalanan Gaibah
91
Tengkorak
92
Di kejar
93
Memukulnya tanpa ampun
94
Kuntilanak
95
Kemarahan kuntilanak
96
Serangan kuntilanak
97
Bersembunyi dari kuntilanak
98
Menghindar dari kuntilanak
99
Bayangan yang terus melintas dengan cepat
100
Halte bus
101
Menungggu bus
102
Tante China yang misterius
103
Penumpang yang aneh
104
Terjebak di dalam bus hantu
105
Darah yang berceceran
106
Jalanan yang gelap
107
Mengejar kunang-kunang
108
Sunset
109
Tidak mengerti
110
Politik terbaik
111
Takut kehilangan ku
112
Orang misterius yang berdiri di balkon
113
Cinta yang tersembunyi
114
Aib yang tersembunyi
115
Gelembung-gelembung misterius
116
Kehebohan Roki
117
Gadis pucat
118
Tidak dapat di temukan
119
Sosok yang sama
120
Suara tangisan di ladang
121
Hihihihihihihi
122
Wussshhhh
123
Bayangan besar
124
Hantu di kolom meja
125
Munculnya White
126
Sosok menakutkan
127
HANTU
128
Lolos
129
Informasi baru
130
Dukun beranak
131
Rencana
132
Sosok nenek-nenek misterius
133
Menyeramkan
134
Musuh jadi teman
135
Di bawah pohon
136
Misteri di balik angka 4,6,8
137
5 Andin
138
Mulai mencari informasi
139
Terkejut
140
Taman yang angker
141
Fakta
142
Penampakan kuntilanak
143
Diskors
144
Kesal
145
Tiba-tiba menjadi diam
146
Makhluk hitam itu tidur nyenyak
147
Sepi dan sunyi
148
Lupa
149
Risa
150
Hiks hiks hiks
151
Di hadang kingkong
152
Di hadang ular sawah
153
Lantai 4
154
Di lantai 5
155
Misteri lantai 5
156
Misteri di balik lorong
157
Kerangka-kerangka misterius
158
Jasad Andin
159
Suara sirine menggema di desa Andin
160
Datangnya keluarga Andin
161
Di usir
162
Penampakan dukun beranak
163
Penampakan nenek-nenek misterius
164
Kritis
165
Fakta yang mengejutkan
166
Keterkejutan kak Tias
167
Prihatin
168
Menyerah
169
Rekaman cctv
170
Rekaman cctv 2
171
Sedingin es batu
172
Perdebatan bu Riska dengan kak Tias
173
Kematian Roy
174
Menolak fakta
175
Penyelesaian yang mendalam
176
Gelap
177
Puskesmas
178
Merasa di ikutin
179
Membawa kendi
180
Berpamitan
181
Kepergian Roy
182
Keluarnya asap dari dalam kuburan
183
Di kejar dukun beranak
184
Keanehan dari diri Ustadz Fahri
185
Keanehan dari diri Ustadz Fahri 2
186
Keanehan dari diri Ustadz Fahri 3
187
Membuang kendi ke laut
188
Misteri kematian Intan
189
Melihat mbah Gamik di jalan
190
Bahaya mendekat
191
Selendang hitam
192
Suara gamelan di tengah malam
193
Hilangnya Laras
194
Ke rumah mbah Gamik
195
Pohon seram
196
Rumah mbah Gamik
197
Bau busuk
198
Memeriksa kamar dukun beranak
199
Desa gaib
200
Desa gaib 2
201
Satpam seram
202
Melambai-lambaikan tangan
203
Wanita berkebaya putih
204
Tahan amblas
205
Maksud dan tujuan mbah Gamik
206
Suara langkah kaki misterius
207
Laras
208
Penampakan pak Prapto
209
Seperti ada seseorang yang mengikuti
210
Menunggu dengan tidak tenang
211
Kembali gagal
212
Serasa ada yang hilang
213
Curiga pada pengantin wanita
214
Siluman ular
215
Merasa hawa sejuk saat keluar dari rumah pak Jarwo
216
Curiga pada siluman ular
217
Seperti ada seseorang yang berusaha keluar dari dalam lemari besar
218
Gawat
219
Mendatangi rumah pak Jarwo
220
Suara langkah kaki yang mendekat
221
Menyenggol kemenyan
222
Penampakan genderuwo
223
Merindukan ibu
224
Siapa di sana?
225
Tatapan maut mbah Brahma
226
Menikah dengan genderuwo
227
Pergerakan makhluk di dalam rumah
228
Mengejar selendang hitam
229
Suara ketukan
230
Waspada
231
Teror dari orang misterius
232
Perdebatan Angkasa dengan Bima
233
Kepanasan
234
Hilangnya Dilan
235
Mengikut pak Tejo
236
Masuk ke dalam hutan dibelakang rumah pak Jarwo
237
Suara tangisan di dalam hutan
238
Gatal-gatal
239
Di dengki orang
240
Curiga pada pak Tejo dan pak Jarwo
241
Wanita cantik di depan gerbang rumah pak Jarwo
242
Haus tumbal
243
Pangkuan pria misterius
244
Membawanya ke jalur hukum
245
Efek membicarakan orang di depan orangnya
246
Asap hitam
247
Kedatangan pria misterius
248
Nikah dadakan
249
Bersedia menjadi saksi
250
Menunggu dengan gelisah
251
Ijab kabul
252
Kedatangan pak Heru
253
Berhenti
254
Penemuan mayat
255
Kedatangan polisi
256
Kematian pak Jarwo
257
Terguncang
258
Hawa mencekam di rumah pak Jarwo
259
Munculnya selendang hitam
260
Bau kembang di kamar
261
Memboceng pocong
262
Hilangnya Rani
263
Hantu pak Jarwo
264
Menerka-nerka
265
Sinar mata merah makhluk halus di dalam hutan
266
Tempat persembunyian mereka selama ini
267
Ancaman genderuwo
268
Meremehkan
269
Melampiaskan kekesalan
270
Ujian yang berat
271
Kecelakaan
272
Berita buruk
273
Kondisi yang parah
274
Kritis
275
Siuman
276
Koma
277
Tercekat
278
Memburuk
279
Vonis
280
Kepergian kak Tias
281
Hampa
282
Nenek misterius menyapu taman
283
Peringatan mbk kunti
284
Berusaha untuk memisahkan
285
Tempat yang aneh
286
Cemas yang berlebihan
287
Misteri suara minta tolong
288
Misteri suara minta tolong 2
289
Misteri suara minta tolong 3
290
Misteri suara minta tolong 4
291
Misteri suara minta tolong 5
292
Misteri suara minta tolong 6
293
Misteri suara minta tolong 7
294
Misteri suara minta tolong 8
295
Misteri suara minta tolong 9
296
Misteri suara minta tolong 10
297
Misteri suara minta tolong 11
298
Seperti ada orang yang mengikuti
299
Penampakan orang misterius di balik pohon
300
Penampakan hantu terompah
301
Penampakan hantu bersimbah darah
302
Hantu terompah
303
Misteri hantu terompah
304
Mengikuti hantu terompah
305
Kematian hantu terompah
306
Di cegat hantu terompah
307
Suara ledakan di tengah malam
308
Bau busuk di tengah malam
309
Penampakan hantu seram di tengah malam
310
Seram
311
Suara orang masak di tengah malam
312
Penampakan hantu bertaring di dapur
313
Merinding tanpa sebab
314
Penemuan mayat yang sudah membusuk
315
Orang misterius
316
Tidak mendapatkan hasil
317
Hantu pengantin
318
Kecelakaan kecil
319
Tidak ada yang ingin mengalah
320
Merinding
321
Di kejar orang misterius
322
Hancur berkeping-keping
323
Penampakan hantu di jalanan angker
324
Merasa merinding ketika melewati jalanan desa
325
Kecurigaan
326
Ajakan hantu terompah
327
Rumah kosong
328
Meremehkan
329
Kepergian hantu terompah
330
Kepergian Angkasa
331
Tamat
332
Pengumuman novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!