Aku masuk ke dalam kamar.
"Loh kemana bunga dan tanah kuburan itu, kenapa sudah tidak ada, apa jatuh ya, perasaan aku tak megang sama sekali"
Aku mencari keberadaan bunga dan tanah kuburan itu sampai ke kolom tempat tidur.
"Gak ada juga, apa hantu Alisa itu sudah membawa pergi riasannya, mungkin saja sih"
Aku berdiri dan berbalik badan.
"Akkkkh" pekik ku kaget.
Tanpa ada angin tanpa ada hujan tiba-tiba saja ada tulisan di kaca yang di tulis dengan darah.
"Binasa dalam sekejap" aku mengerutkan alis saat membaca tulisan itu.
"Apanya yang binasa dalam sekejap, sebenarnya siapa yang sudah ngelakuin ini semua, kenapa dia gabut sekali gangguin aku seperti ini, apa maksudnya, perasaaan aku tidak melakukan apapun yang bisa membuatnya marah, aku cuman duduk manis doang"
"Di sekolah juga aku diam bae bareng Alisa, kenapa tiba-tiba ada yang mengganggu ku seperti ini"
"Benar-benar kurang ajar yang melakukan ini semua, awas saja sampai ketemu, ku hajar dia habis-habisan, sudah tidur bersama ku, pagi-pagi membuat ku kaget dengan bunga melati beserta dengan tanah kuburan, eh gak taunya dia malah nulis sesuatu di cermin, wah ngajak perang dia ini" aku mengelap kaca dengan kesal karena di teror seperti ini.
tes
tes
tes
Suara air kran terdengar di telinga ku.
"Ck apa lagian yang dia lakuin ini, kenapa dia malah suka sekali buat aku naik darah pagi-pagi begini" aku mendekati kamar mandi itu untuk memeriksa ada apa di sana.
Aku membuka kamar mandi dan-
Zonk
"Tidak ada siapapun, kenapa kran tiba-tiba hidup begini, siapa sebenarnya yang sudah melakukan ini semua, apa sosok di jalan tadi malam itu?"
"Ku rasa memang dia, awas saja sampai aku ketemu sama dia, akan aku bunuh dia untuk yang kedua kalinya" geram ku lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan ritual mandi.
Selesai mandi dan berpakaian aku turun dengan menggendong tas sekolah ku.
Aku mendapati bunda dan ayah di meja makan."Mana Alisa bun, kenapa dia gak keluar dari kamarnya?"
"Tidak tau" jawab keduanya.
DEG!
Aku diam saat mendengar suara ayah dan bunda yang mendadak serak serta tatapan mata mereka yang kosong, di tambah lagi dengan wajah mereka yang pucat.
"Aneh, kenapa ayah dan bunda ikut-ikutan aneh begini, ada apa sebenarnya, apa yang sudah terjadi pada ku, aku harus samperin Alisa, aku harus pastikan kalau dia baik-baik saja" batin ku.
Aku berlari ke kamar Alisa dan membuka pintu kamarnya tanpa mengetuknya terlebih dahulu.
"Sa"
Aku ternganga melihat kamar Alisa yang penuh dengan kembang tujuh rupa dan satu bunga yang paling aku benci yaitu bunga sedap malam.
Bau bunga sedap malam membuat pikiran ku tertuju pada mereka yang berada di pemakaman umum.
"Kenapa kamar Alisa banyak bunga seperti ini, tanah apa ini? kenapa berada di sini"
Aku berjongkok lalu mengambil tanah itu dan menciumnya.
Seketika bunga itu seperti parfum mereka yang tak kasat mata yang selalu di pakai mereka kemanapun.
"Ada apa sebenarnya ini, kenapa kamar Alisa aneh sekali, aku harus cari anak itu" aku bangun dan mencari keberadaan Alisa.
"Sa kamu di mana" teriak ku.
"Aku di sini" jawab seseorang di belakang ku.
Aku langsung menoleh ke belakang ku."Gadis ini, seperti gadis pucat yang tadi malam tidur bersama ku, iya aku ingat betul dengannya" batin ku.
"Kok kamu belum siap-siap, kita harus berangkat ke sekolah, nanti kita telat gimana?"
"Aku gak mau ke sekolah, kamu saja yang ke sana" jawab Alisa dengan suara seraknya.
"Kenapa anak ini menjadi seperti ini, aku rasa dia beneran hantu tadi malam, kalau dia hantu terus kemana Alisa yang asli, kenapa tidak terlihat di sini, aku harus ke ayah dan bunda" batin ku.
"Ayo kita sarapan dulu, kita temui ayah dan bunda"
Kami berdua turun dari tangga dan menuju meja makan.
Aku duduk dengan tenang di sana, kami makan dalam suasana hening, tak ada satupun suara yang terucap.
"Kenapa mereka menjadi aneh seperti ini, apa yang sudah terjadi pada mereka, kalau semisal mereka bertiga beneran hantu, terus yang tadi aku temui di meja makan setelah aku bangun tidur siapa, tak mungkin mereka juga hantu" batin ku di landa kebingungan.
Sendok dan garpu yang beradu itu berhenti bersamaan.
Seketika jantung ku menjadi tak aman."Aku harus pergi dari sini, aku harus cari ayah dan bunda serta Alisa yang asli, itu harus" batin ku.
"Bunda ayah sa aku berangkat dulu ya, assalamualaikum" aku berjalan melangkah meninggalkan mereka bertiga.
"Mau kemana kamu, kenapa kamu tidak menyelesaikan sarapan mu" aku berhenti melangkah.
"Enggak ayah, aku akan jajan di kantin aja"
Aku membuka pintu rumah."Kenapa pintu ini menjadi susah untuk di buka, gak ke kunci tapi kenapa seperti di gembok, waduh mereka bertiga pada berdiri, aku harus bisa keluar dari sini" batin ku yang di landa rasa tegang.
Aku melihat ke arah mereka bertiga.
"Arrrrgghh"
Wajah mereka berubah menjadi sosok-sosok yang menyeramkan, senyuman sinis terukir di wajah mereka yang membuat ku menelan ludah pahit .
Aku terus berusaha membuka pintu namun pintu itu sangat susah sekali untuk di buka.
"Aku harus bisa keluar dari sini, pokoknya harus, aku gak boleh berada di sini, mereka bukan keluarga ku" batin ku ketar-ketir.
Mereka bertiga berjalan mendekati ku.
Keringat-keringat dingin meluncur deras, tangan ku menjadi gemetaran.
"Aku harus bisa pergi, aku gak mau mereka nyelakain aku" batin ku terus berusaha membuka pintu.
"Kamu tidak akan bisa kemana-mana, kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kami, kamu gak boleh pergi dari sini sampai kapanpun hihi" tawa sinis hantu bunda yang membuat ku gemetaran hebat.
"Enggak, aku gak mau, aku mau pulang, aku gak mau manjadi anak mu, aku tidak mau" teriak ku histeris.
Tangan ku terus saja berusaha membuka pintu, tapi pintu itu masih tak kunjung terbuka yang membuat keringat-keringat berjatuhan.
Mereka bertiga semakin mendekati ku.
Alisa memegang tangan ku."Kau tidak boleh pergi, tetaplah di sini, tempat ini nyaman untuk mu tidak seperti di alam manusia"
"Tidak mau, lepaskan tangan kuz jangan sentuh tangan ku, aku tidak sudi di sentuh oleh mu" aku menepis tangan hantu Alisa.
"Kau tidak boleh kemana-mana, kamu harus tetap di sini, jangan pergi, kau itu sudah menjadi saudara ku" larang Alisa keras.
"Aku hanya punya satu saudara tidak lebih, saudara ku manusia bukan hantu, kau jangan ngaku-ngaku, aku tidak mau menjadi saudara mu, sampai kapanpun" tegas ku.
"Hihihihihihihi"
"Hihihihihihihi"
"Hihihihihihihi"
Tawa nyaring itu menusuk telinga ku, membuat dada ku menjadi sesak.
Tangan ku terus saja berusaha membuka pintu.
"Terbuka" aku berlari keluar dari dalam rumah saat pintu yang sedari tadi terus berusaha untuk aku buka kini akhirnya dapat terbuka juga.
Seseorang menarik baju ku yang membuat langkah ku terhenti."Lepaskan, aku tidak mau di sini, jangan paksa aku berada di sini"
"Tidak bisa, kamu harus berada di sini" jawab hantu ayah.
Aku menendang perut hantu ayah, dengan secepat kilat aku berlari lurus tanpa berbelok-belok.
Rasa panik dan tegang terus menyatu di dalam tubuh ku saat membayangkan wajah mereka yang seram-seram.
"Arrrrgghh" teriak ku saat aku merasa tubuh ku masuk ke dalam jurang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
Mia Aramor
iya kok bisa ilang tanah kuburan itu?
2022-10-10
0
Makhluk Angkasa
Enggak ada kak😅
2022-04-09
0
Friest Lyiee
xda nama lain ka🤔😅😅
2022-04-09
0