Sampai di rumah sakit aku langsung menepikan motor di parkiran lalu masuk ke dalam rumah sakit, aku mendekati suster bagian administrasi untuk menanyakan di mana kamar Angkasa.
"Suster pasien atas nama Angkasa di pindahkan ke kamar nomor berapa?"
"Nomor 13 dek, di ruangan VVIP" jawab suster.
"Terima kasih suster"
"Sama-sama"
Aku melangkah mencari kamar perawatan Angkasa, setelah ketemu aku langsung masuk ke dalamnya.
"Hai sa, gimana kondisi kamu sudah mendingan belum?"
"Udah kok, cuman pusing sedikit, tapi gak apa-apa, aku kira kamu gak akan ke sini"
"Aku kan tadi udah bilang mau ke sini jagain kamu, aku juga gak ada kerjaan di rumah, lebih aku di sini saja, aku mau nginap, besok aku akan berangkat ke sekolah dari sini"
"Terima kasih kamu sudah bantuin aku, pake repot-repot jagain aku segala"
"Gpp kok balas budi kamu kan sudah bantu aku saat lelaki tadi itu mau celakain aku"
"Cuman karena hal kecil itu kamu sampai segitunya balas budi ke aku" jawab Angkasa.
"Namanya juga balas budi, oh ya orang tua kamu itu kemana, ada di luar kota apa bagaimana?" sedari tadi aku sangat penasaran dengan keberadaan orang tua Angkasa.
"Gimana ini, aku harus jawab apa, gak mungkin aku bilang kalau orang tua aku masih ada di sini, tapi aku hanya gak mau mereka datang ke sini" batin Angkasa.
"Woy, kok diam?"
"Iya mereka ada di luar kota"
"Owh pantesan mereka gak ada di sini temanin kamu"
"Maaf za aku harus bohong sama kamu, tapi inilah yang terbaik yang bisa aku lakukan saat ini" batin Angkasa.
"Permisi maaf mengganggu" suster masuk ke dalam kamar perawatan yang membuat kami sedikit terkejut.
"Ini mas makan dulu, setelah itu minum obat biar cepat sembuh" perintah suster.
"Makasih suster"
"Sama-sama" jawab suster lalu meninggalkan kami berdua.
"Hai aku kembali" mbk kunti muncul di hadapan kami secara tiba-tiba.
"Hadeh kenapa mbk kembali, tadi itu sudah pergi, aku tidak bisa bernaps dengan lega kalau seperti ini" jawab Angkasa.
"Aku marahnya cuman sebentar doang, kamu jangan marah, nanti aku nangis loh" ancam mbk kunti.
"Jangan, kasian telinga kami yang mendengar suara mbk Kunti"
"Iya, gak akan kok aku, cuman bercanda" jawab mbk Kunti.
"Ayo kamu makan dulu sa, setelah itu minum obat biar cepat sembuh"
"Kepala aku sakit tau za, gak bisa makan sendiri, suapin" titah Angkasa.
"Dasar kamu ini, baiklah aku akan suapin kamu, ayo buka mulut"
Angkasa membuka mulut aku menyuapinya dengan bubur yang di berikan suster barusan.
Wajah mbk kunti memanas melihat adegan yang membuat hatinya terporak-porandakan.
Angkasa melirik ke arah mbk kunti yang memanas.
"Haha akhirnya usaha ku berhasil untuk buat mbk kunti panas, rasain itu suruh siapa godain aku terus" batin Angkasa.
"Ish kenapa kalian jadiin aku obat nyamuk" tak suka mbk kunti.
"Loh kenapa mbk merasa di abaikan?"
"Ya iyalah, pake nanya, udah ah aku mau kembali ke pohon dekat taman saja, gak mau menjadi pengacau di sini" jawab mbk kunti.
"Ya sudah sana, balik gih hus hus" usir Angkasa.
Mbk kunti menghilang dari hadapan kami dengan wajah kesal.
"Pergi juga dia, aku kan malas terus di gangguin sama dia sedari tadi" lega Angkasa.
"Sabar aja, palingan bentar lagi kamu pasti akan di perbolehin untuk pulang"
"Iya aku sabar kok"
Aku terus menyuapi Angkasa sampai makanan itu habis.
"Nih minum obatnya dulu, lalu tidur"
"Makasih" Angkasa meminum obat yang aku berikan.
"Udah malam kamu tidur gih, aku akan tidur di sofa saja"
"Iya"
Aku tidur lelap di sofa yang ada di ruangan ini.
"Lucu juga saat Aliza tidur" batin Angkasa.
Angkasa tersenyum ke arah ku, pelan-pelan matanya tertutup rapat setelah puas menatap ku.
Di sisi lain.
"Udah malam ini pa, tapi kenapa tidak ada kabar tentang Angkasa, gimana ini pa, mama khawatir sekali dengan Angkasa" tante Lani tak bisa diam.
"Tunggu anak buah papa ngabarin tentang Angkasa dulu, kalau mereka gak dapat nemuin Angkasa, kita akan lapor ke polisi" jawab om Azril.
"Anak buah papa itu nyari kemana kok masih belum ketemu Angkasa juga, payah mereka itu lama banget nyarinya, Angkasa itu hilang sejak tadi siang, tapi sampai malam begini masih tidak ada kabar sedikitpun" omel tante Lani.
"Mereka sedang berusaha cari Angkasa ma, mama jangan berisik, doakan saja semoga Angkasa ketemu, itu aja" jawab Azril.
Beberapa saat kemudian.
tok
tok
tok
"Siapa yang ngetuk pintu malam-malam begini, apa penjahat ya pa?" pikir tante Lani.
"Mana papa tau, sana mama bukain lalu tanyain mereka mau apa" suruh om Azril.
"Gak mau, kalau nanti mereka itu penjahat gimana, mama gak mau mati di bunuh sama mereka, sana papa aja yang bukain" jawab tante Lani.
Om Azril beranjak dari duduknya ia membuka pintu, ia penasaran siapa malam-malam yang datang bertamu ke rumahnya.
"Selamat malam bos" sapa Hero.
"Selamat malam, gimana apa kalian sudah nemuin Angkasa?" tanya Azril.
"Belum bos, keberadaan tuan Angkasa tidak kami ketahui, kami sudah meriksa rekaman cctv, rekaman itu berhenti saat mau memasuki jalanan dekat dengan taman kota" jawab Hero.
"Bagaimana kalian ini, kok bisa sampai sekarang masih belum nemuin Angkasa, pokonya saya tidak mau tau, kalian harus bisa nemuin Angkasa dalam keadaan hidup-hidup" perintah om Azril
"Kami akan terus berusaha bos, besok kami akan cari lagi sampai tuan Angkasa ketemu" jawab Hero.
"Iya besok kalian harus cari Angkasa kembali sampai anak itu ketemu, kalau kalian nemuin Angkasa langsung lapor sama kami" perintah om Azril.
"Baik bos, kami akan segera lapor kalau kami berhasil nemuin tuan Angkasa" jawab Hero.
"Kalian tidak punya dugaan kalau hilangnya Angkasa ini itu di culik atau apapun gitu?" penasaran om Azril.
"Kalau di culik pastinya mereka akan nelpon bos buat minta uang tembusan, tapi sampai sekarang tidak ada yang hubungi bos, kami rasa tuan Angkasa cuman pergi sendiri saja, terlihat dari kamera cctv kalau tuan Angkasa lagi jalan kaki menuju taman kota, tapi tiba-tiba rekamannya habis begitu saja" jawab Hero.
"Gimana ini pa, Angkasa sebenarnya kemana, apa dia ngambek karena mama nyuruh dia buat ikut kita keluar negeri dan sekolah di sana ya?" cemas tante Lani.
"Mungkin aja, mama ini sih sukanya ngatur-ngatur Angkasa, dia itu sudah dewasa, dia tau mana yang terbaik buat dirinya sendiri, lihat sekarang Angkasa pergi itu semua salah mama" jawab om Azril.
"Kok mama yang di salahin, papa juga salah" tak terima tante Lani.
"Iya, papa juga ngaku salah, puas!"
"Bos kami pamit pulang dulu" pamit Hero.
"Iya, sana kalian pulang saja dulu, istirahat besok baru cari Angkasa lagi" perintah om Azril.
"Baik bos, kami pamit pulang dulu, permisi" jawab mereka meninggalkan rumah ini.
"Angkasa kemana kamu nak" risau tante Lani.
"Mama sama eyang istirahat saja sana, Angkasa pasti baik-baik saja, kalau besok mereka masih belum nemuin Angkasa, kita langsung lapor polisi saja" suruh om Azril pada eyang dan tante Lani yang masih cemas karena Angkasa masih belum pulang.
"Baiklah, ayo eyang aku antar ke kamar, eyang jangan khawatir, kami pasti nemuin Angkasa" ajak Lani mendorong kursi roda eyang.
"Lani tolong temukan Angkasa, eyang khawatir sekali sama dia" titah eyang.
"Pasti eyang, kami tidak akan berhenti sampai Angkasa ketemu, eyang istirahat saja dulu, selamat malam eyang" jawab tante Lani.
"Selamat malam" balas eyang.
Keluarga Argadinata itu beristirahat dengan pikirkan yang terus saja tertuju pada Angkasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
나의 햇살
kejam kali orang tua kyk gitu
2022-05-13
0