"Ya Allah" aku membuka mata dengan napas yang terengah-engah.
"Alhamdulillah akhirnya kamu sadar juga" lega ayah dan bunda.
"Aku kenapa bun?"
"Kamu itu tadi bunda temuin tercebur ke dalam kamar mandi, kamu kenapa kok bisa nyeburin diri seperti itu, ada masalah apa za?" khawatir bunda.
"Kapan bunda yang temuin aku di sana?"
"Baru saja, bunda itu sama ayah dan Alisa terus nungguin kamu di meja makan, tapi kamu gak nongol-nongol, ya udah bunda masuk ke dalam kamar kamu" jawab bunda.
"Sebenarnya ada apa za, kok kamu jadi pucat begini?" Alisa merasa aneh dengan ku.
Aku merasa perut ku tidak enak sama sekali, aku berlari ke kamar mandi, aku memuntahkan semua isi yang ada di perut ku di wastafel.
"Gak mungkin"
Mata ku terbelalak saat aku melihat muntahan itu bukan makanan melainkan kembang beraneka ragam yang keluar.
"KEMBANG kenapa aku muntah kembang, aku perasaan tidak pernah makan kembang, apa jangan-jangan makanan yang ku makan di keluarga aneh itu sebenarnya kembang ini"
Aku shock berat pada yang terjadi pada ku saat ini.
Aku berkumur-kumur dan mencuci wajah ku lalu mendekati mereka kembali.
Alisa merasa ada yang aneh dari diri ku."Ada apa sama Aliza bun, kenapa dia aneh sekali?"
"Gak tau juga, tunggu dia ke sini dulu, baru kita tanyain" jawab bunda.
"Nah itu orangnya ke sini" tunjuk ayah ke arah ku yang mendekat.
"Ada apa za, kok kamu lari ke kamar mandi?" penasaran bunda.
"Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu?" khawatir ayah.
"Coba kamu cerita" tintah bunda.
"Gini saat sampai di kamar aku terkejut ketika bunga dan tanah kuburan di kasur ku hilang entah kemana, dan betapa kagetnya lagi ada tulisan di cermin yang di tulis dengan darah"
"Lalu setelah itu aku mendengar suara air kran yang berbunyi, aku samperin tapi gak ada apa-apa, pas aku selesai mandi dan berpakaian, aku kaget saat melihat ayah dan bunda yang berwajah pucat serta suaranya serak, aku menemui Alisa di kamarnya, pas aku cek ternyata kamar Alisa itu banyak kembang tujuh rupa dan tanah kuburan"
"Terus-terus" penasaran mereka pada kelanjutannya.
"Aku sempat makan bersama hantu kalian bertiga, pas aku mau pamit buat berangkat ke sekolah, tiba-tiba wajah kalian berubah menjadi hantu yang menyeramkan"
"Otomatis aku berusaha sekuat tenaga untuk membuka pintu namun susah sekali aku pintu terbuka, sampai pada akhirnya aku bisa keluar dari rumah itu dan terakhir aku ingat, aku masuk ke dalam jurang itu saja"
Bunda shock mendengar cerita yang sudah aku alami."Kenapa kamu bisa dapat gangguan seperti itu, apa yang sebenarnya terjadi, apa kamu melakukan sesuatu yang sudah membuat mereka marah, sehingga mereka menarik kamu ke alam sana?"
"Gak tau juga bun, kemarin saja aku duduk manis di sekolahan, memang seharian itu aku tidak bertemu dengan mereka yang tak kasat mata dan ya aku sadar kalau hantu yang berdiri di pinggir jalan tadi malam itu sa, ternyata gadis orang yang sudah nyerupain kamu, aku kenalin dia saat dia berubah menjadi wujud aslinya"
Alisa terkejut."Jadi ini semua datang karena gangguan hantu itu, tapi anehnya kenapa mereka gangguin kamu doang, perasaan tadi malam kita berdua sama-sama lihat hantu itu"
"Gak tau juga, mangkanya itu yang membuat semuanya aneh begini, aku gak tau maksud mereka, aku juga bingung ada apa ini sebenarnya, kenapa mereka melakukan ini semua, apa tujuan mereka gangguin aku"
"Bentar bunda akan telpon kakek kalian dulu, mungkin saja bapak tau ada apa ini sebenarnya" kami mengangguk, kami berharap kakek dapat menyelesaikan kesulitan yang kami hadapi saat ini.
Bunda mengubungi kakek Deri, kakek kami berdua."Assalamualaikum pak"
"Wa'alaikum salam ada apa ndok?"
"Ini pak tadi itu Aliza sempat cerita kalau dia di ganggu sama mereka yang tak kasat mata, padahal mereka berdua tidak melakukan apapun yang bisa membuat makhluk halus marah, ada apa sebenarnya ini pak, kenapa Diana jadi khawatir sama mereka, Diana takut ada apa-apa sama mereka"
^^^"Kalau seperti itu bapak sama ibu akan ke sana saja lihat Aliza, kamu jemput bapak di terminal" tintah kakek.^^^
"Baik pak, kami akan jemput kalian nanti" jawab bunda.
^^^"Iya, bapak tutup dulu assalamualaikum" salam kakek.^^^
"Wa'alaikum salam" jawab bunda.
"Ada apa pak, siapa yang telpon bapak pagi-pagi begini?" penasaran nek Darmi.
"Ini Diana yang telpon, dia bilang kalau Aliza di ganggu sama mereka yang tak kasat mata, ayo kita datang ke sana saja, takutnya gangguan itu berbahaya dan mengancam nyawa cucu kita" jawab kakek.
"Ya Allah kenapa anak itu kok bisa di ganggu sama mereka yang tak kasat mata" khawatir nenek pada ku.
"Kata Diana Aliza gak membuat suatu hal yang membuat mereka marah, mangkanya ini aneh, ayo bu kemasi barang-barang kita, kita tinggal di sana saja beberapa hari sampai gangguan itu benar-benar hilang" ajak kakek.
"Iya pak, ayo" jawab nenek.
Mereka berdua mengemasi barang-barang sebelum berangkat ke desa ku, kakek dan nenek ku tinggal daerah D yang sangat jauh dari desa ku.
"Gimana bun apa yang kakek bilang?"
"Katanya bapak mau datang ke sini, mau melihat langsung kondisi kamu" jawab bunda.
"Sekiranya bahaya gak bun?"
"Tentu saja, kenapa kamu masih nanya" jawab mereka.
Bertapa terkejutnya aku saat tak sengaja melihat jam yang ada di dinding."30 menit lagi bel akan bunyi, ayo sa kita berangkat ke sekolah, sebelum bel berbunyi"
"Eh mau kemana kamu, kamu itu baru sadar, jangan ke sekolah, bolos aja dulu hari ini" suruh bunda yang masih khawatir pada ku.
"Gak mau bun, ayo sa ini masih sempat kita berangkat ke sekolah, ayo sebelum bel berbunyi"
"Iya ayo" jawab Alisa.
Kami berdua berlari menuruni anak tangga dengan secepat kilat.
"Dasar anak itu, kenapa dia tidak mau dengarin apa yang aku katakan, kalau ada apa-apa lagi sama dia kan aku yang cemas" tak habis pikir bunda.
"Sudahlah bun, anak kita itu seperti batu, keras susah untuk di pecahin, insyaAllah mereka kuat kok, bunda gak usah mikirin macem-macem, doain saja semoga tidak ada kendala lagi yang bisa membahayakan anak-anak kita" ayah menenangkan bunda yang masih khawatir pada kami.
"Tapi ayah gangguan mereka yang tak kasat mata itu belum hilang, kalau datang lagi bagaimana, kita yang repot, ayah gimana sih gak mikir ke arah sana" omel bunda.
"Mereka sanggup kok bun, ada Allah yang akan jaga mereka, tadi saja kalau tanpa bantuan Allah Aliza gak akan bisa keluar dari sana, tapi ini apa dia bisa kok tanpa bantuan mereka yang tak kasta mata maupun orang yang berilmu" jawab ayah.
"Huft sudahlah ayah jangan ceramah, ayo kita ke terminal saja, jemput bapak sama ibu, sebelum mereka marah karena kita telat menjemput" ajak bunda.
"Sabar napa bun, jangan marah-marah nanti cepat tua loh" bola mata itu menatap tajam ke arah ayah.
"Waduh kenapa bunda seperti kak Ros saja, garang sekali" batin ayah.
"Ayo cepat" ajak bunda.
"Iya" ayah mengikuti bunda dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
나의 햇살
namanya juga masuk kelas IPS, ya kyk gitu selalu bising
2022-05-13
0
Astrii nur
,3,xaj@
2022-04-04
0