Azril dan Lani sampai di rumah sakit.
"Permisi suster apa ada pasien atas nama Angkasa Azlan Argadinata di sini?" tanya Lani.
"Ada di kamar VVIP nomor 13 Bu" jawab suster.
"Terimakasih suster ayo pa kita langsung ke sana" ajak Lani.
"Azlan" panggil Lani setelah membuka pintu.
"Mama" kaget Angkasa.
"Kamu kenapa kok kepala kamu di perban begini?" tanya Lani khawatir.
"Mama ngapain di sini" kata Angkasa.
"Jawab dulu, jangan mengalihkan pembicaraan" kata Lani.
"Aku kecelakaan, ada orang yang nabrak aku, karena aku gak hati-hati yang nyebrang jalan" jawab Angkasa.
"Mana orang yang nabrak kamu, katakan di mana dia sekarang?" tanya Lani heboh.
"Gak tau lah ma, orangnya langsung kabur, gak tanggung jawab, untung aja ada teman aku yang nolongin aku" jawab Angkasa.
"Wah kurang ngajar dia, dia gak tau siapa yang dia tabrak apa, mama gak mau tau papa harus tangkap orang itu, penjarakan dia" kata Lani.
"Iya papa akan usut tuntas masalah ini, her sana kamu cari tau siapa yang sudah menabrak Azlan, aku gak mau tau kamu harus dapatkan orang itu" perintah Azril.
"Iya bos kami akan menyelidikinya, setelah kami menemukannya, kami akan langsung lapor pada bos, ayo kita berangkat" ajak Hero.
Mereka meninggalkan ruangan perawatan Angkasa.
"Sakit gak?" tanya Lani.
"Sakit sedikit kok ma" jawab Angkasa.
"Kenapa kamu gak bilang sama mama dan papa, kami berdua itu cemas sekali mikirin kamu?" tanya Lani.
"Azlan cuman takut kalau mama sama papa akan langsung bawa Azlan keluar negeri, Azlan kan gak mau ke sana, Azlan mau berada di sini saja, ayolah ma plis izinin Azlan tinggal di sini" mohon Angkasa.
Lani menghela nafas dalam.
"Kalau mama gak mau izinin Azlan, Azlan gak mau pulang ke rumah" ancam Angkasa.
"Ya udah kamu boleh berada di sini, nanti setelah eyang baikan mama sama papa akan pulang lagi ke sini, kamu hati-hati berada di sini, jangan sampai mana dengar lagi kalau kami kecelakaan seperti ini" jawab Lani.
"Makasih ma, gitu dong ma, aku kan semangat buat sekolah lagi" kata Angkasa dengan memeluk tubuh Lani.
"Kamu ada di sini sama siapa?" tanya Azril.
"Sama teman aku, dia semalaman jagain aku, dia baik tau pa, dia itu sama seperti aku, sama-sama memiliki kelebihan di kelas aku" jawab Angkasa.
"Untung aja ada orang baik yang nolongin kamu, kalau tidak mama gak akan bisa bayangin apa yang terjadi sama kamu setelah itu" kata Lani.
"Pa ma aku gak betah di sini, aku mau pulang aja, ayo bawa aku pulang, aku gak mau di ganggu sama mbk Kunti penghuni rumah sakit ini" tintah Angkasa.
"Kamu masih sakit lihat luka kamu masih belum kering, udah kamu di rawat dulu di sini saja" jawab Lani.
"Gak mau ma, aku udah mendingan kok ayo bawa aku pulang aku gak betah lama-lama di sini minta dokter buat izinin aku pulang aku mau di rawat jalan saja" tintah Angkasa.
"Baiklah mama akan turutin sana papa urus semuanya biar Azlan dia rawat jalan saja biar eyang gak terus-terusan mikirin Azlan yang menghilang" jawab Lani.
"Kalian tunggu di sini papa mau urus administrasinya dulu sebentar" kata Lani.
"Baik pa" jawab Azril.
"Aliza mau ke sini gak ya aku rasa enggak deh lebih baik aku pulang saja sebentar lagi aku juga sembuh nanti aku akan bilang sama dia setelah aku masuk sekolah kalau aku di rawat jalan" batin Angkasa.
Beberapa saat kemudian.
"Sudah selesai ayo kita pulang sini papa bantu" kata Azril.
Dengan pelan-pelan Angkasa duduk di kursi roda Azril mendorong kursi roda itu.
Angkasa di bantu Azril dan Lani masuk ke dalam mobil, mobil itu melaju meninggalkan rumah sakit.
"Kamu kok kemarin tidak nunggu mang Asep sampai di sekolahan?" tanya Lani.
"Gimana ini aku harus jawab apa" batin Angkasa.
"Kok bengong jawab dong?" tanya Lani.
"Begini ma kan mang Asep itu taunya kalau aku sekolah di SMA Purnama tapi sebenarnya aku itu daftar di SMA kebangsaan begitu, jadi kalau nungguin mang Asep percuma, gak akan datang-datang orang beda sekolah kok" jawab Angkasa.
"Kok kamu masuk ke sana?" tanya Azril.
"Ya gpp aku pengennya di SMA kebangsaan saja" jawab Angkasa.
"Terserah kamu mau sekolah di mana saja" kata Lani.
"Baik banget sih mama aku" goda Angkasa.
Lani hanya bisa geleng-geleng kepala ulah anak bungsunya itu.
Sampai di rumah.
"Ayo pelan-pelan mama bantu" kata Lani.
Dengan pelan-pelan Angkasa duduk di kursi roda.
Lani mendorong kursi roda itu masuk ke dalam rumah.
"Eyang" panggil Angkasa.
"Kenapa kamu terluka begini, apa yang sebenarnya terjadi pada mu?" tanya eyang khawatir.
"Pas mau nyebrang jalan, aku gak lihat-lihat jadi ketabrak" jawab Angkasa.
"Azlan, eyang kan sudah bilang, kalau mau nyebrang jalan itu hati-hati lihat kanan dan kiri dulu biar gak kayak gini" kata eyang.
"Iya eyang gak lagi kok" jawab Angkasa.
"Sana kamu istirahat gih biar cepat sembuh" tintah eyang.
"Baik eyang ma aku tidur di samping kamar eyang saja aku malas naik tangga nanti setelah sembuh aku akan pindah" kata Angkasa.
"Iya kamu tempati kamar itu dulu ayo kita masuk ke dalam" jawab Lani.
Angkasa berbaring di kasur.
"Nih kamu makan dulu setelah itu minum obat mama suapin ayo makan" kata Lani.
Angkasa makan dengan di suapin oleh Lani.
"Ma, papa mau ke kantor mama jagain Azlan saja di sini, mama gak usah ke butik hari ini" kata Azril berdiri di ambang pintu.
"Baik pa, mama akan jaga Azlan, papa berangkat saja sana" jawab Lani.
"Kamu mau minta di beliin apa?" tanya Azril pada Angkasa.
Setiap Angkasa sakit pasti kedua orangtuanya akan membelikan sesuatu yang Angkasa ingin agar dia bisa cepat sembuh.
"Aku mau motor aku mau sekolah pakai motor aja pa biar samaan kayak teman aku" jawab Angkasa.
"Iya nanti papa akan beliin papa berangkat dulu assalamualaikum" kata Azril.
"Wa'alaikum salam" jawab keduanya.
Lani terus saja menyuapi Angkasa sampai makanan itu habis.
"Nih minum obat dulu mama sudah tebus di apotik tadi setelah itu istirahat biar cepat sembuh" kata Lani.
Angkasa meminum obat itu.
"Makasih ma" kata Angkasa memeluk Lani.
"Tidur gih mama mau narok piring kotor dulu" kata Lani.
"Baik ma" jawab Angkasa.
Angkasa memejamkan mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
Anastasya
angkasa❤️
2022-12-19
0