"Yang benar kamu"
"Beneran dong, ngapain aku bohong" jawab Angkasa.
"Akhirnya setelah sekian lama aku ketemu juga dengan orang yang sama seperti ku selain saudara kembar ku"
"Dia kenapa kok mau nyakiti kamu, apa yang sudah kamu lakukan?" penasaran Angkasa.
"Gak tau juga, aku masih belum tau apa maksudnya, kenapa dia malah ingin nyelakain aku, eh kamu sering gak ngeliat hal yang begituan"
"Sering, tapi aku malas untuk membantu mereka" jawab Angkasa.
"Kenapa?"
"Ya gpp sih, cuman malas aja bantu mereka yang memang sebagian hobinya gangguin orang, apalagi mereka itu sering sekali nampakin dirinya dengan wajah seram, untung saja aku sudah kebal dengan hal begituan, jadi aku gak takut kalaupun mereka sering menampakin diri tanpa aba-aba" jawab Angkasa.
"Mereka memang suka gitu, gak usah di pikirin, mereka itu sukanya memang gangguin orang, kita jangan takut, kalau kita takut mereka malah semakin suka gangguin kita, lebih baik kita masuk ke dalam kelas saja"
"Kamu punya kelebihan seperti ini sejak kapan?" ingin tau Angkasa berharap sama sepertinya.
"Sejak aku masih kecil, kata kakek aku dapat melihat mereka yang tak kasat mata sejak lahir"
"Pantes aja kamu kayak udah paham banget dengan dunia gaib" tak heran Angkasa.
"Kalau kamu dari sejak kapan?"
"Dari sejak umur 5 tahun, pas awal-awal bisa lihat mereka aku takut banget, untung saja ada kakek aku yang memang memiliki kelebihan seperti ku, kata kakek aku menuruni kelebihannya" jawab Angkasa.
"Aku dan Alisa juga sama dapat kelebihan ini karena warisan leluhur, kakek-kakek buyut aku semuanya pada memiliki kelebihan seperti ini"
"Pantas saja, udah mau bel nih, ayo kita ke kelas" ajak Angkasa.
"Lest go"
Kami duduk di dalam kelas dengan tenang.
Pelajaran terakhir di mulai dengan baik, tak ada gangguan apapun yang aku hadapi, semuanya lancar-lancar saja meski aku menyadari kalau ada beberapa tatapan mata tak suka yang mengarah ke arah ku.
Aku berjalan menuju parkiran bersama dengan Angkasa.
"Kok wajah kamu manyun gitu, kenapa?"
"Aku di bully" jawab Alisa.
"Yang benar saja kamu ini, kamu kan bisa lawan mereka kenapa kamu diam saja"
"Huhu dunia IPS kejam sekali, mereka berbondong-bondong yang menghina aku, gimana ini za, aku gak mau sekolah lagi" jawab Alisa yang sudah tak betah bersekolah di sini karena adanya pembullyan.
"Jangan gitu dong, masa iya kamu langsung gak mau sekolah, nanti kamu gak punya ijazah, kan sia-sia yang sekolah dari TK SD SMP dan sekarang ini kita sudah SMA"
"Aku cuman gak betah sekolah di sini, pindah aja yuk" ajak Alisa.
"Gak mau, kamu aja yang pindah sana, aku mau sekolah di sini saja, sekolahan di sini itu fasilitasnya bagus dan lengkap, dari dulu aku udah pengen banget sekolah di sini, aku gak mau pindah dari sini, apapun yang terjadi, kamu kalau mau pindah silahkan"
"Gak mau kalau gak ada kamu, kita kan kembar, harus selalu bersama setiap saat, gimana sih kamu ini" omel Alisa.
"Sudah nikmati saja, lawan jangan lembek, masa iya kamu takut sama manusia, aku aja gak takut sama makhluk tak kasat mata"
"Tapi kamu takut kan dengan manusia, hayo ngaku" berkacak pinggang Alisa agar aku mau ngakuin hal itu.
"Dua anak kembar ini kenapa sama persis sekali, seperti tidak ada bedanya gitu, eh tapi mata mereka berbeda tau, satunya seram, satunya lagi enggak, hmm jadi itu perbedaan keduanya" batin Angkasa.
"Udah ayo pulang aja, aku mau ketemu kakek, aku mau nanya masalah hantu Alisa itu"
"Hantu doang, gak usah pakai sebut nama aku segala" tak terima Alisa.
"Iya ayo, sa aku duluan bye"
"Bye" jawab Angkasa.
Motor ku melaju meninggalkan Angkasa sendirian di parkiran.
Motor terus saja melaju membentang jalanan yang padat karena banyak anak-anak yang berseragam sekolah yang melintas juga.
"Sa kita ini kemana, pulang ke rumah apa langsung ke restoran saja tungguin bunda sama ayah di sana?"
"Ke restoran aja, di rumah nanti kita cuman berempat sama mbk Rinda dan Dita, kalau semisal hantu itu datang dan bawa aku juga bagaimana, aku yang akan mati ketakutan" jawab Alisa.
"Gpp sa biar aku bisa aman kalau hantu itu bawa kamu juga, nanti akan ada 2 hantu Alisa haha"
"Enak saja kamu ini, aku ini gak mau di samakan dengan hantu itu, kamu aja sana yang jadi saudaranya, aku gak mau" jawab Alisa.
"Yakin nih"
"Yakin gak yakin" jawab Alisa.
"Heleh kamu tanpa aku tidak akan bisa"
"Dan kamu tanpa aku juga tidak akan bisa" jawab Alisa.
"Sa itu keluarga hantu yang tadi membawa aku"
Empat orang hantu berwajah seram berdiri di pinggir jalan dengan senyuman sinisnya, mereka seperti menunggu kedatangan kami berdua.
"Yang benar saja kamu ini, ayo cepatan kita harus segera sampai di restoran sebelum mereka membawa kita berdua ke alamnya" heboh Alisa.
Dengan kecepatan tinggi aku membawa motor ini, jalanan hari ini sangat sepi, aku bisa leluasa bergerak dengan bebas.
"Za hantu itu terbang ngikutin kita, ayo lebih cepat lagi" teriak Alisa yang melihat ke belakang.
Secepat kilat aku mengemudikan motor ini.
Motor terus melaju hingga posisi restoran sudah berada di depan mata.
"Syukurlah akhirnya hantu itu pergi juga" syukur Alisa saat sampai di restoran.
"Ayo turun"
Kami berdua masuk ke dalam restoran.
Di sisi lain.
Bunda dan ayah menunggu di terminal.
"Mana bapak dan ibu kok lama banget, mereka naik apa kenapa lama sekali" bunda sudah mulai lelah menunggu kedatangan kakek dan nenek.
"Tungguin aja dulu bun, bentar lagi juga sampai" jawab ayah.
"Udah 4 jam loh yah kita nunggu di sini, tapi masih tak kunjung datang juga bapak dan ibu" bunda mondar-mandir tak tenang karena kakek dan nenek masih belum datang.
"Sabar, mereka pasti sedang berada di perjalanan, bentar lagi juga sampai" jawab ayah.
20 menit kemudian datanglah orang yang di tunggu-tunggu sejak tadi.
"Akhirnya bapak dan ibu sampai juga, aku sampai cemas sedari tadi" bunda menyalami punggung tangan keduanya.
"Mana Aliza dan Alisa, kenapa mereka berdua gak ada di sini?" kakek Deri tak menemukan keberadaan kami di sana.
"Sekolah pak, mereka bandel di bilangin, aku tadi nyuruh mereka buat jangan sekolah dulu, tapi mereka ngotot berangkat ke sana" jawab bunda.
"Sudahlah Diana, kamu ini kenapa terlalu cemas, mereka itu sekarang ada yang jagain" ucapan kakek membuat ayah dan bunda terkejut.
"Siapa yang jagain mereka pak?" terkejut bunda.
"Ada, ayo kita pulang saja dulu bapak mau lihat Aliza, nanti bapak akan jelaskan masalah penjaganya itu pada mereka berdua" ajak kakek Deri.
"Iya ayo pak" jawab bunda.
Mereka semua masuk ke dalam mobil bunda, ayah mengemudikan mobil itu dengan kecepatan normal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
Mia Aramor
Kodam?
2022-10-10
0