"Tak kirain kalian sudah menemukan jasadnya itu enakkan om langsung mengevakuasinya" kata pak Heru.
"Lebih seruan nyari bareng-bareng om ayo om kita masuk ke dalam saja" ajak ku.
Kami berlima masuk ke dalam hutan.
"Gelapnya hutan ini di mana ini jasadnya mbk Hilda mana gak ada orangnya yang ngikutin" kata Alisa.
"Kita cari saja dulu" jawab ku menghidupkan senter hp.
Kami menggunakan senter hp untuk menjadi penerangan jalan.
Suara-suara hewan-hewan memecah keheningan.
"Za ada jejak kaki" kata Angkasa.
"Mana-mana?" tanya ku mendekatinya.
"Lihat ini" jawab Angkasa.
Jejak kaki menusia yang berlumuran lumpur lebih dari satu terlihat di dalam gelapnya hutan ini.
"Kita ikutin saja jejak kaki ini sampai kemana mungkin saja nanti kita bisa mendapatkan petunjuk" kata ku.
"Ayo tunggu apa kita harus bisa menemukan jasad mbk Hilda" jawab Angkasa.
Pelan-pelan kami mengikuti kemana jejak kaki itu pergi.
Kami berhenti saat menemukan tanah yang masih baru di gali di area hutan.
"Tanah apa ini?" tanya Angkasa.
"Gak tau coba om gali saja dan lihat ada apa di dalam tanah ini mungkin kita dapat petunjuk dari sini" jawab ku.
"Lihat tuh om ada cangkul om gunakan cangkul itu saja buat gali tanah ini" tunjuk Alisa.
"Iya kalian mundur biar om yang akan gali" jawab pak Heru.
Pak Heru menggali tanah yang masih baru itu bersama dengan rekan setimnya.
Tanah-tanah semakin dalam tergali.
"Ada jasad pak" kata pak Abu.
"Bawa dia ke atas dan masukkan ke dalam kantong jenazah" jawab pak Heru.
Dengan cepat mereka berdua mengangkat jasad itu ke atas dan memasukkannya ke dalam kantong jenazah.
"Ini beneran hantu itu jadi kasus ini kasus pembunuhan tapi siapa yang sudah membunuh hantu ini?" tanya Alisa.
"Siapa di sana" kata ku melihat seseorang mengintip dari balik pohon.
"Gawat" kata orang misterius.
Orang misterius itu berlari menjauhi kami.
"Hei jangan lari tunggu" teriak ku berlari mengejarnya.
"Akkkhh" pekik ku.
Kaki ku tersandung batu dan terjatuh.
"Kamu gak apa-apa za" kata Angkasa membatu ku.
"Gpp kok cepat kamu kejar orang itu aku rasa dia ada hubungannya dengan kasus ini" tintah ku.
Angkasa mengejar orang misterius itu.
Aku dengan kaki yang terluka berlari mengejar orang itu juga.
"Berhenti jangan bergerak" kata pak Heru mengarahkan pistol ke arahnya.
Orang itu mengangkat tangannya.
"Siapa kau kenapa kau mengintip?" tanya ku.
"Aku hanya tidak sengaja melihat kalian di sana aku tidak tau apapun dengan kematian Hilda" jawab orang itu.
"Kok kamu tau mbk Hilda perasaan kami tidak menyebutkan namanya loh?" tanya ku.
Orang itu diam tak bergeming.
"Aku rasa dia ada hubungannya dengan kasus ini om tangkap saja dia jangan biarkan dia lolos" kata Alisa.
"Tolong jangan tangkap aku, aku tidak bersalah jangan penjarakan aku kalian itu tidak bukti jangan asal menuduh" jawab orang itu.
"Kamu ikut kami ke kantor saja kami ingin meminta keterangan mu tentang kasus ini masalah kamu terlibat atau tidak nanti kami akan cari buktinya" kata pak Heru memasangkan borgol di tangan orang itu.
"Ini ada apa?" tanya pak RT mengentikan motornya.
"Ini pak kami menemukan jasad mbk Hilda di dalam hutan" jawab ku.
"Hilda sudah meninggal" kaget pak RT.
"Iya kami masih belum tau siapa yang sudah melakukan ini semua padanya" jawab Alisa.
"Barusan aja Bu Lina melapor kalau Hilda anaknya tengah hilang saya ini mau ke rumahnya ingin memintai keterangannya loh" kata pak RT shock.
"Kami itu bisa tau jasad mbk Hilda ada di dalam hutan karena penuturannya langsung pak RT tapi ya begini kami masih belum menemukan siapa pelakunya" jawab ku.
"Ayo jenazah Hilda bawa rumah keluarganya saja saya yang akan menjelaskan tentang penemuan kalian ini" ajak pak RT.
"Baik pak RT" jawab kami.
Kami semua menuju rumah Bu Lina.
Bu Lina tertegun saat melihat mobil polisi berhenti di rumahnya.
"Ada apa ini?" tanya Bu Lina.
"Bu Lina kami menemukan Hilda dalam keadaan tidak bernyawa di dalam hutan dengan keadaan tangan dan kakinya yang terikat oleh tali" jawab pak Heru.
"APA" kata Bu Lina tercekat.
"Tidak mungkin Hilda meninggal kalian pasti bercanda tak mungkin anak ku meninggal" tak percaya Bu Lina.
Pak Abi dan juga pak Gerry meletakkan kantong jenazah itu di hadapan Bu Lina mereka membuka kantong jenazah itu.
"Hilda" teriak Bu Lina histeris.
"Ya Allah nak kamu kenapa bisa begini" tangis Bu Lina.
"Ibu yang sabar kami masih mencari dalang utama dari kasus ini" kata pak RT.
Mata Bu Lina beralih melihat seseorang yang sangat familiar.
"Nak Dela kenapa nak Dela di borgol?" tanya Bu Lina.
"Ibu kenal dia kami tadi tak sengaja melihat dia di hutan itu kami ingin meminta keterangannya kenapa dia di sana" kata Alisa.
"Iya dia nak Dela temannya Hilda" jawab Bu Lina.
"Anda ngapain tadi ke hutan itu?" tanya pak Heru mengintrogasi.
"Saya cuman gak sengaja melihat kalian berada di sana saya penasaran ya sudah saya mendekati kalian" jawab Dela.
"Bu apa rumahnya mbk Dela di sekitaran sini sehingga dia gak sengaja melihat kita saat mau mencari mbk Hilda?" tanya ku.
"Dia rumahnya di kota dia bukan orang sini" jawab Bu Lina.
"Ayo katakan yang sejujurnya siapa kamu sebenarnya kenapa kamu berada di dalam hutan itu kami rasa ini bukan sebuah kebetulan semata pasti ada sesuatunya ini" kata pak Heru.
"Maafkan saya pak saya gak sengaja membunuh Hilda saya menyesal tolong jangan tangkap saya" sesal Dela.
"Apa salah Hilda kenapa kamu membunuh Hilda hiks hiks?" tanya Bu Lina dengan deraian air mata.
Dela diam tak menjawab lagi ia hanya menunduk saja.
"Katakan kenapa kau membunuh Hilda apa salah anak ku kau temannya bukan kenapa kau tega sekali" teriak Bu Lina.
Dela diam."Kenapa kau diam katakan apa salah anak ku" teriak Bu Lina.
"Ibu tenangin diri ibu dulu jangan begini" kata Bu Weni istrinya pak RT.
"Bagaimana saya bisa tenang sedangkan anak saya meninggal karena ulahnya huhu" tangis Bu Lina.
"Hilda kamu kenapa bisa kayak gini apa yang terjadi pada mu nak" tangis Bu Lina.
"Om bawa mbk Dela ke penjara saja dia sudah mengaku atas perbuatannya" kata ku.
"Kamu urus di sini saja om akan bawa pelakunya ini ke penjara kamu tanyakan saja nanti sama hantunya langsung seperti apa kronologisnya nanti malam om akan ke rumah mu" jawab pak Heru.
"Iya om kami yang akan mengurus masalah ini" kata Alisa.
"Ayo jalan" kata pak Heru.
Dela dan pak Heru serta tim kepolisian pergi meninggalkan rumah Bu Lina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
Mia Aramor
si Dela ternyata biang keroknya 😠
2022-10-10
0