Sampai di rumah aku masuk ke dalam kamar, aku langsung merebahkan tubuh di atas kasur tiba-tiba.
"Hiks hiks hiks"
Tangisan lirih seseorang terdengar di telinga ku.
Aku kembali membuka mata dan mencari asal suara itu."Suara siapa sih, kok gak ada orangnya"
"Apa aku cuman salah dengar aja"
Aku melihat ke kanan dan kiri tapi tetap saja tidak ada siapapun yang ku temukan.
"Mungkin aja sih" aku kembali memejamkan mata.
"Hiks hiks hiks"
Tangisan itu kembali terdengar.
"Ish ini siapa sih yang nangis malam-malam begini, gak tau apa kalau aku capek banget"
"Halo siapapun yang nangis tunda besok aja, malam ini aku mau tidur"
Seketika suara tangisan itu mendadak hilang.
"Nah gitu dong, jangan gangguin aku, aku kan bisa tidur nyenyak kalau kayak gini" aku kembali menutup mata, aku merasa dia tidak akan mengganggu ku lagi
tok
tok
tok
Suara ketukan itu membuat mata ku kembali terbuka.
"Siapa yang ngetuk pintu malam-malam begini, gak tau orang mau istirahat, apa bunda ya"
"Coba deh aku periksa" aku beranjak dari tempat tidur dan mendekati pintu.
Aku membuka gagang pintu."Ada apa?"
"Aku mau tidur sama kamu" jawab Alisa.
"Baiklah ayo masuk"
Saat Alisa lewat di depan ku tiba-tiba aku mencium bau kembang.
"Kok Alisa bau kembang, parfum apa yang dia pakai, apa dia ganti parfum" batin ku yang merasa aneh.
Aku membaringkan tubuh di samping Alisa.
"Sa kamu kok tumben mau tidur bareng aku, ada angin apa ini?"
Tidak ada jawaban yang keluar meski mata Alisa masih terus menatap langit-langit kamar.
"Diam bae anak ini, ada apa dengannya, kenapa dia mendadak bisu seperti ini, apa yang sudah dia makan" batin ku.
"Alisa kok kamu diam aja, jawab dong"
"Tidak apa-apa" jawab Alisa.
"Kok suara Alisa berubah gitu, kenapa ini, apa dia sakit tenggorokan, perasaan tadi dia gak makan gorengan" batin ku.
"Kok suara kamu berubah, kamu makan apa?"
Tidak ada jawaban yang ku dengar.
"Ada apa sama Alisa, kenapa dia mendadak jadi aneh seperti ini, apa Alisa gak enak badan ya, aku cek deh" batin ku.
Aku menyentuh dahi Alisa."Ya Allah kok dingin banget seperti es batu, ada apa sama Alisa, kenapa dia berubah menjadi mayat hidup seperti ini, apa dia masuk ke dalam kulkas sehingga tubuhnya menjadi dingin seperti ini" batin ku.
"Sa kok tubuh kamu dingin banget, kamu sakit apa gimana?"
"Aku tidak sakit, kamu jangan banyak tanya" jawab Alisa masih terus menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong.
Aku mengerutkan alis melihatnya yang terus menatap langit-langit kamar."Apa yang dia tatap, kenapa dia begitu konsentrasi natap langit-langit kamar, eh kok mata Alisa merah gitu, apa dia beneran sakit ya dan gak mau bilang-bilang sama aku, besok deh aku akan tanyain langsung, malam ini rasanya tidak akan bisa aku nanya padanya" batin ku.
Aku memejamkan mata entah kenapa bulu kuduk ku menjadi merinding tanpa sebab, lama sekali baru mata ku terpejam rapat.
Keesokan harinya aku membuka mata dan melihat ke samping ku.
"Arrrrgghh" pekik ku terkejut.
Mata ku menangkap tanah kuburan beserta bunga melati yang berada di kasur tempat Alisa tidur tadi malam.
"Ada apa ini, kenapa tiba-tiba kasur ku ada banyak bunga melati dan tanah kuburan, perasaan tadi malam itu Alisa yang tidur sama aku, kemana dia sekarang, aku harus cari dia" aku beranjak dari tempat tidur dan turun ke bawah.
"Sa Alisa kamu di mana" teriak ku.
"Alisa kamu di mana" teriak ku lagi.
"Ada apa kok kamu nyariin aku?" aku menoleh ke arah Alisa.
Aku menyentuh muka Alisa, memeriksa suhu tubuhnya dan melihat kakinya apakah menyentuh lantai atau tidak.
"Aman"
"Apanya yang aman?" Alisa menatap aneh ke arah ku.
"Kamu benaran manusia"
Alisa semakin mengerutkan alis."Emang sejak kapan aku berubah menjadi dedemit, kenapa kamu aneh sekali pagi ini, kamu kesambet setan mana"
"Tunggu-tunggu aku mau nanya, tadi malam itu kamu datang ke kamar aku gak?"
"Enggak" jawab Alisa.
Aku terkejut mendengar jawaban Alisa."Terus yang tidur bareng aku tadi malam itu siapa kalau bukan kamu, aku yakin kalau gadis malam tadi itu kamu, wajahnya sama seperti mu, hanya saja suaranya berbeda, agak serak gitu"
"Gak tau lah, orang tadi malam itu aku tidur dengan nyenyak di dalam kamar ku" jawab Alisa.
"Lalu yang tidur sama aku siapa dong"
Mereka bertiga yang berada di meja makan diam.
"Jangan bilang itu hantu" Alisa berusaha menakut-nakuti aku.
"Mungkin saja, saat aku bangun tidur, aku lihat ada bunga melati dan juga tanah kuburan yang ada di kasur, semalam itu aku sempat cek suhu tubuh hantu Alisa dan ternyata dingin banget kayak es batu"
"Hantu Alisa, hantu Alisa, hantu doang woy, gak usah pakai sebut nama aku juga, aku gak terima di bilang hantu" tak terima Alisa.
"Pokoknya itu lah, sekiranya siapa hantu itu, kenapa dia datangin aku dengan menyamar menjadi Alisa?"
"Gak tau juga, kamu gak panas dingin bangun-bangun saat tau kalau yang tidur sama kamu itu hantu?" penasaran Alisa.
"Enggak tuh, kenapa kamu panas dingin?"
"Kamu terbuat dari apa, kenapa gak ada takut-takutnya begini, aku yang denger saja ngerii, iiih gak mau aku tidur sama hantu" Alisa tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika berada di posisi ku.
"Mungkin aja hantu itu salah tempat, dia pasti ngiranya kalau aku itu kamu, mangkanya dia datang ke kamar aku"
"Yang benar saja kau ini, aku bisa panas dingin saat mau tidur nanti, aku gak mau dia datang nemuin aku, lebih baik dia datang ke kamar mu saja, kalau ke kamar ku" ucapan Alisa tiba-tiba menggantung.
"Dia pasti berhasil nakut-nakuti orang wuu" bulu kuduk Alisa langsung berdiri semua.
"Bunda" teriak Alisa heboh.
"Eh kamu ini, kenapa malah nakut-nakutin kakak kamu, nanti dia sakit bunda yang repot" omel bunda.
"Haha kakak kok penakut, seharusnya kamu itu lindungi aku sebagai adek, gimana sih, punya kakak gak berguna"
"Eh gak berguna gimana, kamu memang berani dengan mereka yang tak kasat mata tapi tidak dengan manusia yang punya mata" tak mau kalah Alisa.
"Aku gak takut, aku hanya malas saja ladenin mereka yang tidak mau diam, lebih baik aku diam aja, gak ada gunanya juga aku bertengkar dengan mereka"
Alisa hendak bicara.
"Sudah-sudah, kalian mandi sana, setelah itu ke sini makan bareng sama kita, gak usah berdebat masalah hantu" lerai ayah.
"Baiklah ayah, tapi hantunya itu tadi malam lumayan sinis juga, dia itu gak mau jawab pertanyaan aku, cuek kan dia, apalagi matanya itu merah seperti orang yang sedang sakit mata, iih serem" Alisa menjadi panas dingin aku berusaha menakut-nakutinya.
"Bunda Aliza" teriak Alisa.
"Kamu ini suka sekali gangguin kakak kamu, sana balik ke kamar, nanti bunda kurung kalian ini, baru tau rasa" ancam bunda.
"Waduh kejam sekali" aku langsung berlari masuk ke dalam kamar tak mau mendengar omelan bunda lagi.
"HEH" teriak bunda dengan mata melotot.
"Sudahlah Bun, sana sa kamu mandi gih, kita tunggu di meja makan" suruh ayah.
"Tapi ayah kalau hantu itu datang ke kamar Alisa gimana?" was-was Alisa yang masih takut mendengar cerita yang ku alami tadi malam.
"Ini itu masih pagi, hantunya lagi bobo sudah sana kamu kembali ke kamar gih, kalau memang ada hantu itu tinggal berakting pingsan saja, selesai kan" jawab bunda.
"Ish bunda ini memberikan solusi yang tidak menyelesaikan masalah" Alisa beranjak dari meja makan dan masuk ke dalam kamarnya.
"Dasar dua anak itu, kenapa tiap hari aku pusing dengan kelakuan mereka" tak habis pikir bunda.
"Sudah lah bun, bunda jangan marah-marah, nanti anak-anak minta bunda baru ayah repot" goda ayah.
"Eh ayah ini apa-apaan sih" bunda kembali meledak ketika ayah menggodanya.
"Sstt jangan berisik" jawab ayah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
Maria Saputri
iih ngeri
2022-10-03
0