Berubah 180°

Hampir lima jam Panji menunggu, hingga Kika benar-benar selesai dengan perawatannya, matanya tak berkedip sedikitpun saat melihat seorang gadis dengan rambut sepingang, tanpa kaca mata menghampirinya.

Gadis berdress warna putih tulang setengah lutut, dengan rambut tergerai indah tengah tersenyum kepadanya, senyuman itu mampu menghipnotis seorang Panji yang tak pernah memikirkan tentang wanita. Dihidup laki-laki itu hanya belajar dan berlajar, agar bisa lulus dan membanggakan Om Alan. Bisa menjadi anak yang bermanfaat bagi orang yang mengadopsinya selama ini.

Dengan susah paya berjalan karena high hels yang tak pernah ia pakai sebelumnya, akhirnya Kika sampai di hadapan Panji yang terus menatapnya tanpa berkedip.

"Jangan liatin gue sampai segitunya, Ji! Gue malu," tegur Kika.

Panji gelagapan sendiri, saat tersadar Kika sudah berada di depannya, ia nyengir tanpa dosa. "Gila ternyata lo secantik ini Ka, gue berani bertarung, Virgo bakal jatuh cinta sama Lo."

"Jangan sebut dia Ji, gua masih takut setelah nampar dia kemarin. Gimana kalau seandainya dia nyari gue terus masukin gue ke penjara?" tanya Kika dengan bibir sedikit manyun, tangannya bertender indah di pundak Panji agar bisa berdiri.

Dengan sigap Panji menyentil kening Kika. "Berapa kali gue bilang, stop takut dengan siapapun apa lagi dengan Virgo! Kalau bisa kita balas dendam sama dia. Lihat, sekarang lo bukan Kika yang dulu, sekarang lo cantik dan punya segalanya. Satu lagi, jadi diri sendiri, gue tau lo bukan cewek pendiam, dari yang gue perhatikan selama setahun, lo itu sebenarnya gadis cerita dan ramah, tetapi lingkungan di sekitar lo yang membuat lo jadi seperti ini."

Kika tak menyahut dan hanya sibuk mengusap keningnya yang lumayan sakit.

Sepanjang jalan menuju parkiran, Kika terus menempel pada Panji, bahkan ia mengamit lengan laki-laki itu agar bisa menyeimbangi langkah lebar Panji. Jujur saja mereka berdua sedikit menjadi pusat perhatian, karena terlihat seperti pasangan yang sangat serasi.

Panji mengulum senyum, saat menyadari Kika kesusahan berjalan, ia belok kearah kiri tidak jadi menuju parkiran, kini mereka menuju sebuah toko sepatu.

"Panji, bukannya jalan keluar di sana ya?" tanya Kika.

"Iya, tapi lo yakin sanggup jalan pakai itu?" Melirik high hles hitam di kaki Kika. "Kaki lo sakit kan?"

Kika mengangguk.

"Nah makanya kita beli sepatu, tadi gue kebanyakan milih high hels buat lo."

Akhirnya mereka sampai di toko sepatu, menyuruh Kika memilih sepatu yang menurutnya nyaman di kakinya. Panji juga memilih beberapa sepatu pengeluaran terbaru.

Keasikan berbelanja tak terasa hari mulai gelap, sebelum pulang mereka makan malam dulu. Sesampainya di rumah, mereka di sambut beberapa pelayan untuk membawakan belanjaan yang begitu banyak, padahal Kika sudah menolaknya, karena sebelum berangkat ia melihat banyak pakaian di lemari, buat apa semua baju itu? Tetapi Panji mengatakan itu perintah Om Alan, akhirnya Kika menurut saja.

Baru saja akan membaringkan diri setelah mandi, suara ketokan pintu bersamaan munculnya Panji membuat Kika menghela nafas panjang. Laki-laki itu seperti kakak atau ayahnya, mengurusi semua kebutuhannya selama pindah kerumah ini. Ia mengernyit ketika Panji membawa kotak berukuran sedang juga beberapa map di tangannya.

"Itu apa?"

"Ini?" Mengangkat kotak persegi. "Ponsel buat Lo dari Om Alan," jawab Panji. "Dan ini." Memperlihatkan beberapa map coklat. "Akta kelahiran juga surat pindah lo."

Kika merebut salah satu map di tangan Panji, lalu memeriksanya.

"Naziah Putri Maulana?" gumam Kika.

"Hm, itu nama lo sekarang, agar tidak ada yang mengenali, nggak papa kan?"

Kika hanya menggangguk, toh dari dulu ia memang ingin terbebas dari masa lalunya, terutama kenangannya di SMA Nuri mantan sekolahnya.

"Terus panggilan Gue apa? Putri?"

Panji seketika tertawa. "Putri terlalu pasaran, Gimana kalau Ziah?"

"Ziah?"

"Hm."

"Nama yang bagus," sahut Ziah dengan senyuman.

"Panji, gue boleh nanya sesuatu nggak?

"Waktu dan tempat di persilahkan Nona."

"Istri sama anak om Alan di mana? Dan kenapa harus gue yang di pilih padahal masih banyak anak-anak di luar sana." Akhirnya pertanyaan yang beberapa hari ini ia pendam keluar juga, semoga ia mendapat jawaban yang memuaskan dari Panji.

"Anak dan istri Om Alan meninggal karena musuh om Alan sendiri, tau sendiri pekerjaan Om Alan gimana, itusih yang gue dengar. Dan tentang Om Alan milih kita, itu karena kita anak sebatangkara, jadi bergabung dengan Om Alan tidak akan membahayakan siapapun, seperti keluarga yang di incar misalnya."

Ziah menggangguk mengerti. "Tapi anak sebatang kara sangat banyak di luar sana."

"Iya banyak, tapi nggak punya otak jenius kayak lo sama gue. Om Alan tuh butuh orang pintar buat bantu dia, makanya kita di suruh sekolah dan belajar dengan giat, biar bisa masuk universitas di bidang IT. SMA Nuri sekolah yang susah di jangkau dengan beasiswa dan lo berhasil masuk, makanya om Alan ngajak lo bergabung, sama kayak gue dulu."

Usai menjawab pertanyaan Ziah, Panji memberikan ponsel pengeluaran terbaru pada Ziah, mengajari cara mengoperasikan benda pipih itu. Lagi dan lagi Panji di buat tertawa dengan perntanyaan-pertanyaan konyol Ziah. Ia dulu tak senorak Ziah karena memang berasal dari keluar berada tapi bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal karena sakit.

...****************...

Terpopuler

Comments

Ramadhani Kania

Ramadhani Kania

nmanya juga polos bang...😂😂

2022-02-26

4

Ichy

Ichy

lanjut

2022-02-24

1

NadyaKim

NadyaKim

Next Thor semangat

2022-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Pembulian
2 Orang Misterius
3 Bertemu orang baik
4 Pembalasan
5 Hidup Baru
6 Berubah 180°
7 Putri Om Alan
8 Hari Pertama Sekolah
9 Pengakuan Geri
10 Kelakuan Random, Ziah dan Panji
11 Rencana Balas Dendam
12 Berjalan Sesuai Rencana
13 Putusnya Hubungan
14 Senyuman Manis
15 Dermaga Cinta
16 Cinta dan Persahabatan
17 Kesayangan
18 Salah Tingkah
19 Jadian
20 Jantung Ketar-Ketir
21 Menikah?
22 Tugas Baru
23 Jaga Hati Zi!
24 Gara-gara Ciuman
25 Jantung berdebar pertanda jatuh cinta?
26 Satu kelompak dengan Cogan
27 Perasaan Aneh
28 Sebenarnya hatiku untuk siapa?
29 Bukan orang Biasa
30 Ciri-ciri orang jatuh cinta
31 Panji Vs Rian
32 Kartu As terakhir
33 Kabar bahagia
34 Bertemu calon mertua
35 Apakah Aku mencintaimu?
36 Diary Panji
37 Isi Diary Panji
38 Suasana Canggung
39 Ziah bertingkah Aneh
40 Kenapa menghindar?
41 Rapat osis
42 Temu Kangen
43 Panji Vs Virgo
44 Awal kehancuran
45 Keluarga penj*ilat
46 Bibit-bibit Bucin
47 Menegangkan!
48 Jadian!
49 My Crush
50 Panji Bucin
51 Gombalan Ala Panji
52 Romeo dan Juliet
53 Kecurgiaan Virgo
54 Virgo mengetahui semuanya
55 Tidak ada yang perlu di takutkan
56 Cowok Fiksi lebih manarik.
57 Tuan bucin
58 Putri tidur yang terkutuk
59 Diam-diam menghanyutkan
60 Ketika cinta sudah bertahta
61 Pengakuan Rian
62 Pergi dari rumah sekarang juga!
63 Benar-benar pergi
64 Hari pertama tanpa Panji
65 Novel baru Author
66 Pertengkaran
67 Niat Baik
68 Novel Baru Author
69 Novel baru Author
70 Hasrat Terlarang Nona Muda
71 Pertunangan
72 Sejauh Matahari
73 Part 69
74 Part 70
75 Novel baru
76 Part 71
77 Part 72
78 Novel baru
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Pembulian
2
Orang Misterius
3
Bertemu orang baik
4
Pembalasan
5
Hidup Baru
6
Berubah 180°
7
Putri Om Alan
8
Hari Pertama Sekolah
9
Pengakuan Geri
10
Kelakuan Random, Ziah dan Panji
11
Rencana Balas Dendam
12
Berjalan Sesuai Rencana
13
Putusnya Hubungan
14
Senyuman Manis
15
Dermaga Cinta
16
Cinta dan Persahabatan
17
Kesayangan
18
Salah Tingkah
19
Jadian
20
Jantung Ketar-Ketir
21
Menikah?
22
Tugas Baru
23
Jaga Hati Zi!
24
Gara-gara Ciuman
25
Jantung berdebar pertanda jatuh cinta?
26
Satu kelompak dengan Cogan
27
Perasaan Aneh
28
Sebenarnya hatiku untuk siapa?
29
Bukan orang Biasa
30
Ciri-ciri orang jatuh cinta
31
Panji Vs Rian
32
Kartu As terakhir
33
Kabar bahagia
34
Bertemu calon mertua
35
Apakah Aku mencintaimu?
36
Diary Panji
37
Isi Diary Panji
38
Suasana Canggung
39
Ziah bertingkah Aneh
40
Kenapa menghindar?
41
Rapat osis
42
Temu Kangen
43
Panji Vs Virgo
44
Awal kehancuran
45
Keluarga penj*ilat
46
Bibit-bibit Bucin
47
Menegangkan!
48
Jadian!
49
My Crush
50
Panji Bucin
51
Gombalan Ala Panji
52
Romeo dan Juliet
53
Kecurgiaan Virgo
54
Virgo mengetahui semuanya
55
Tidak ada yang perlu di takutkan
56
Cowok Fiksi lebih manarik.
57
Tuan bucin
58
Putri tidur yang terkutuk
59
Diam-diam menghanyutkan
60
Ketika cinta sudah bertahta
61
Pengakuan Rian
62
Pergi dari rumah sekarang juga!
63
Benar-benar pergi
64
Hari pertama tanpa Panji
65
Novel baru Author
66
Pertengkaran
67
Niat Baik
68
Novel Baru Author
69
Novel baru Author
70
Hasrat Terlarang Nona Muda
71
Pertunangan
72
Sejauh Matahari
73
Part 69
74
Part 70
75
Novel baru
76
Part 71
77
Part 72
78
Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!