sudah satu bulan Restoran Sumatera di buka. pengunjung hotel yang menginap di hotel pak Salam juga mulai menunjukkan peningkatan. karena ketika pelanggan dari luar kota penasaran ingin mencicipi rasa masakan di Restoran tersebut. mereka juga sekalian menginap di hotel pak Salam jika sudah kemalaman. begitupun juga sebaliknya pengunjung yang bermalam di hotel pak Salam juga sekalian memenuhi kuota perut mereka di Restoran tersebut.
Alhasil Alma dan Dea sudah mulai kerepotan dalam melayani pengunjung yang datang. akhirnya mereka menambah karyawannya yang bertindak sebagai pelayan dan seorang kasir. untuk dapur sendiri mereka belum bisa melepasnya ke koki manapun. apa lagi saat ini Arjun telah kembali ke kota dimana ia bertugas. hanya Rendy yang datang sesekali seminggu untuk menjenguk Jasmine.
seperti malam ini Rendy datang membantu Dea membereskan Restoran. sebab tante Alma sudah puluan karena menjenguk teman sejawat yang sakit. sebelumnya Alma sudah menitipkan pesan ke Rendy agar melihat Jasmine jika sudah tidak memiliki kesibukan.
setelah selesai membereskan semuanya. Rendy mengantar Dea pulang. tetapi ketika di jalanan Dea memiliki keinginan untuk menyantap makanan di pinggir jalan.
"Ren..kita makan yuk? " ajak Dea.
"lho tapi kamu barusan udah makan di Resto." tanya Rendy heran
"oh iya.. aku lupa kalau bumil mau kasih makan si bayi. oke bumil. mau makan apa? " canda Rendy dan langsung mengiyakan permintaan Dea.
"martabak gurih dengan porsi jumbo. " ucap Dea antusias.
"wow bumil. serius ni? " tanya Rendy dengan kekehannya
"okelah kita ke Mlbr Resto ya. di sana terkenal dengan martabaknya yang enak ." ajak Rendy yang ikut bersemangat.
Rendy melajukan mobilnya ke arah Restoran yang memiliki banyak menu Asia selatan itu. tak lama kemudian mereka pun tiba di Restoran yang buka dari sore hingga pagi tersebut.
mereka mengambil tempat duduk yang mengarah ke jalan. sehingga suasana kota mereka nikmati seraya menyeruput teh panas dengan aroma jeruk tersebut. sementara Rendy memilih menyantap kopi ginsengnya.
"ini adalah tempat nongkrong favorit warga sini kalau tengah malam. kebanyakan anak anak muda yang kena insomnia. efek kebanyakan mikir karena skripsinya". kekeh Rendy.
Dea memperhatikan sekeliling nya. hanya beberapa orang dewasa yang duduk santai menikmati hidangannya. selebihnya benar yang di katakan Rendy.
"Jasmine". panggil Rendy pelan.
"kamu ga ada niat melanjutkan skripsi kamu yang hanya tinggal sidang." tanya Rendy hati hati.
sebenarnya ia pun takut untuk membahas masa lalu Jasmine. mengingat apa kata dokter jika Jasmine tidak boleh dan sebisa mungkin menghindari untuk mengingat sesuatu tentang masa lalunya. karena bisa berefek buruk untuk otaknya.
tetapi Rendy juga ingin Jasmine menjadi seorang sarjana seperti yang diinginkan oleh almh mamanya dulu. bahkan dulu ia ingat betul jika Jasmine lah yang memiliki semangat juang yang tinggi untuk melakukan penelitian dalam setiap karya tulis ilmiahnya.
Dea tersenyum kecut. karena ia sendiri pun tak tau harus menjawab apa dari pertanyaan temannya Jasmine ini. mengingat ia tak pernah mengecap bangku perkuliahan atau apakah dirinya pernah bersekolah atau tidak. ia pun tak tau.
ia belajar zat kimia secara otodidak melalui buku dan internet. bahkan untuk belajar memasak saja lantaran karena ia tinggal sendiri dan bosan dengan sesuatu yang instan.
saat ini. ketika Rendy memberinya pertanyaan yang menyudutkan dirinya. akhirnya ia hanya bisa menjawab.
"aku belum tau Ren.. aku masih berfokus pada Restoran dan Kehamilanku."
"its ok Jasmine. Aku cuma bertanya mana tau di benakmu masih memiliki keinginan untuk melanjutkan kuliah." Ujar Rendy mengerti.
"sekarang kita fokus pada makanan kita. ayuk kita santap sampai tuntas".lanjutnya ketika martabak pesanan mereka tiba.
mereka pun menikmati martabak gurih versi asia selatan tersebut dengan lahap. apa lagi Dea yang sedang berbadan dua menjadi doyan karenanya. porsi jumbo milik Dea habis seketika. Rendy yang melihat bumil tersebut makan dengan semangat. menawarkan porsi tambahan untuknya.
"ga Ren. yang tadi itu udah cukup kok. aku udah kenyang dan puas". ujar Dea menolak tawaran Rendy.
"ya udah kita pesan dua untuk tante Alma dan om Danang ya? ". tawar Rendy kembali dan langsung memesan dua porsi untuk di bawa pulang.
setelah lebih dari satu jam mereka berdua nongkrong di Resto favoritnya anak muda tersebut. mereka memutuskan langsung pulang setelah bungkusan martabak untuk Alma dan Danang tiba.
Rendy mengantar Dea hingga ke halaman rumah tante Alma.
"baru pulang Jasmine. malam banna sayang? ". tanya Alma yang langsung membuka pintu ketika suara mobil berhenti di antara rumah Jasmine dan rumahnya.
"iya tante. tadi si Jasmine minta makan lagi waktu mau di antar pulang". jelas Rendy.
"oohh ya sudah. tapi lain kali jangan lagi yo. pamali wanita hamil keluyuran tengah malam.". ujar Alma menasehati putri angkatnya.
"ayo masuk.". ajak Alma.
"tante aku tidur dirumah aja ya malam ini. aku kesini mau kasih ini ke tante. ini dari Rendy. semoga tante suka". ucap Dea dan menyerahkan bungkusan makanan ke Alma.
"ngapainlah repot repot nak Rendy. sudah menjaga dan mengantar Jasmine sajo. tante sudah bersyukur". ucap Alma
"ga apa apa kok tante. saya ga merasa di repotin kok. Jasmine kan sahabat saya udah lama. ya wajar lah saya menjaga dan menolongnya jikalau ada apa apa. yah meskipun baru bisanya sekarang tante. " ujar Rendy dengan nada menyesal.
"tak apo Rendy. sekarang pun kamu sudah banyak membantu kito". Alma menenangkan Rendy.
"tante aku pamit dulu ya. besok besok aku main lagi ke Resto. " Rendy pamit dari Dea dan Alma.
"hati hati yo nak Rendy". Alma memberi nasehat.
"tante Aku masuk rumah dulu ya". Dea pun pamit ke Alma.
"iyo. jangan lupo kunci pintunyo. handphone tetap di nyalakan. kalau ada apo apo. tante bisa cepat hubungi kamu. "Alma menasehati Dea kembali.
"iya tante". sahut Dea. dan ia pun masuk kerumah.
di dalam rumah milik Inka.
Dea yang baru saja membasuh wajahnya dan mengganti bajunya dengan piyama tidur milik Jasmine. Dea memperhatikan dirinya di kaca. ia menyusuri tubuhnya yang mulai terlihat berisi, akibat pola makannya yang tidak teratur karena bawaan si jabang bayi dalam perutnya.
Dea mengelus perutnya sendiri dengan tersenyum. ia mengajak calon bayinya berbicara.
" tumbuhlah menjadi anak yang kuat ya dek. bunda akan berjuang untuk kamu. apa pun resiko nya akan bunda hadapi".
Dea menjeda kalimatnya lalu berkata di hatinya
"meskipun nantinya kamu hidup tanpa ayah di sisi kamu".
Dea kembali diam dengan hati yang tak karuan. jika mengingat tentang Justin. entah mengapa ia tak bisa membohongi dirinya sendiri, jika ia masih mengharapkan pria itu menerima dirinya kembali.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
hai readers.. jangan lupa buat nge like, vote, komen and rate ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Senajudifa
kasian km dea😓😓
2022-07-12
5
Aumy Re
mampir lagi, thor 🖐🖐
2022-04-06
0
Anyong
lanjutkan
2022-03-10
0