Dea terdiam sejenak dan segera meletakkan bayi tersebut. bayi itu menangis. Dea segera melangkah keluar menuju balkon dari kamar tersebut. bersamaan dengan suara teriakan perempuan di belakangnya bergema, membuat sang bayi semakin menangis lebih keras.
tanpa perduli dengan tangisan bayi tersebut. Dea meloncat ke lantai dasar. dan
"awwwkh". pekik Dea. menahan kesakitan. ia bangun dengan segera memanjat tembok belakang rumah melalui tali carmentel yang memang Dea sediakan untuk misinya malam ini.
Dea bergegas menstarter mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dan pergi kembali bersembunyi di apartemen rahasianya.
...----------------...
Dea membuka matanya perlahan rasa penat yang di rasa sedikit berkurang. ia bangun dari kursi pijatnya. ia berdiri di hadapan cermin yang berada di kamarnya yang selalu di huni dirinya saja. tak pernah ada siapapun yang pernah Dea ajak kesini. karna baginya ini adalah tempat miliknya pribadi yang hanya boleh di nikmati nya sendiri.
bahkan Justin orang yang dia cintai pun. tak pernah tau jika Dea pemilik sah dari tempat ini. Dea meremas rambut lurusnya yang hitam panjang. meskipun hampir sebulan tanpa perawatan. rambut asli Dea tetap terlihat indah menawan. meskipun entah berapa puluh kali mengalami proses pewarnaan dan pengeritingan yang kebanyakan menggunakan bahan kimia.
Dea melihat sebuah gunting yang terletak rapi di sudut cermin meja riasnya. ia mengambilnya dan memperhatikan sejenak gunting yang berwarna silver tersebut. ia mengarahkan gunting tersebut ke rambutnya.
maka malam yang sunyi dimana para penghuni bumi Jkt terlelap tidur. Dea sibuk menjalankan aksinya memotong rambutnya perlahan lahan hingga di bagian teratas dari sisa rambutnya. Dea menyisakan sedikit rambutnya dengan model cepak seperti lelaki.
"tidak akan ada yang mengenalku jika tampilanku begini bukan? ". bathinnya.
Dea menarik sudut bibirnya, melihat tampilan dirinya yang sekarang. ia merasa puas dengan karya nya. Dea beranjak tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terlihat kurus.
...----------------...
Namira terbangun lebih dulu karena rasa gatal yang muncul kembali. ia melihat ke arah Justin
yang masih tertidur lelap.
"astafirullah.. kak Justin... ". jerit Namira kaget. yang melihat wajah suaminya penuh dengan bentol bentol dan ruam merah di hampir seluruh wajahnya.
Justin yang masih nyenyak dalam tidurnya. tersentak bangun mendengar jeritan istrinya.
"hah.. ada apa sayang? ". tanya Justin panik.
"kak... wajah kakak.. ". sahut Namira yang ikutan panik
"memangnya kenapa sih? ". tanya Justin yang belum mengetahui tentang kondisi wajahnya. dan mendekati Namira, sementara Namira merasa geli melihat wajah suaminya.
"kakak... hiks.. hiks ..ngaca dulu gih sana." titah Namira seraya menunjukkan cermin besar di meja rias kamar tersebut.
Justin menuruti perkataan sang istri. ia pun bergegas turun dan melihat dirinya ke cermin. seketika itu juga spontan ia berteriak paling keras dan menggelar satu rumah. bahkan suaranya sampai ke pos sekuriti yang berada di halaman rumahnya yang lebar dan besar.
"Astafirullah.. astafirullah ". bi Muna terpekik kaget. begitu juga Mona yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya. ia segera berpakaian, lalu bergegas keluar kamar menuju ke kamar putranya. sementara tangisan baby Keyra terdengar hingga keluar kamar mereka.
Mona yang memang langsung panik mendengar teriakan putra dan serta cucunya yang menangis. ia takut kejadian semalam terulang lagi. apa lagi pelaku semalam yang di duga adalah Dea yang kabur dari rumah sakit jiwa belum juga tertangkap hingga kini. semakin membuat hatinya resah.
"Justin.. Namira ada apa? ". buka pintunya sekarang". Mona berteriak memanggil anak dan mantunya seraya menggedor pintunya kuat kuat.
suara kunci pintu di buka dari arah dalam. Namira menunjukkan wajah panik dan cemasnya sambil menggendong bayinya.
"ada apa Nam? ". kenapa pagi pagi si Justin bikin ribut. bangungin anak yang lagi tidur. kan kasian itu si Keyranya". omel Mona
"kak Justin ma.. ". sahut Namira cemas.
"ada apa? ". tanya Mona yang semakin cemas melihat raut wajah Namira yang di katakan jauh dari baik baik saja.
Namira tidak bisa mengungkapkan apa yang terjadi, di tambah rasa bingung karena bayinya yang masih rewel. ia membuka pintu kamarnya lebar lebar. dan menunjuk ke arah Justin.
Mona mengernyitkan dahinya. dan bergegas masuk untuk melihat kondisi putranya. ia mendekati putranya yang sedang duduk tertunduk .
"Justin ada apa? " tanya Mona cemas.
"Justin ada apa sayang? ". tanya mona kembali
"Justin kamu kenapa? ". apa yang terjadi? ". kali ini mona tidak sabaran menunggu jawaban Justin ia langsung menangkup kedua pipi anaknya dan mendongakkannya ke atas.
"astafirullah Justin.. kenapa bisa begini sih nak. wajah kamu kenapa bisa sama seperti kulit Namira sekarang? ". pekik si Mama yang membuat suasana semakin bertambah panik.
Namira yang di sebut namanya jadi tertunduk malu dan merasa bersalah. ia merasa jika wajah Justin berubah menjadi monster yang mengerikan karena dirinya. ia merasa penyakit yang ia derita telah menular ke suaminya. karena memang setiap hari bersamanya.
Mona melihat ke arah Namira yang masih menggendong cucunya. sementara mantunya masih dengan aksinya garuk menggaruk di tangan dan lengannya. ia menggeleng kan kepalanya. lalu memanggil si bibi untuk membereskan Keyra hingga tertidur kembali.
"iya nya". sahut si bibi yang seraya mengambil Keyra dari mamanya.
"untuk pagi ini suruh pesan sarapan pagi di tempat biasa saya pesan. menunya juga yang biasa kami makan. pagi ini bibi ga usah repot repot masak. jagain aja si Keyranya. urusan beresin rumah, suruh mang Udin sama pak Maman aja. yang penting si Keyra dulu di beresin". titah Mona.
"iya nya". sahut bibi lalu permisi pamit untuk mengerjakan tugasnya.
Mona meminta ponsel Justin untuk menghubungi dokter perusahaan dan pribadi mereka, agar segera datang kerumah.
selang beberapa menit kemudian..
Justin dan Namira selesai di periksa secara bergantian.
"kemungkinan penyebab alerginya sama yang dialami nyonya Namira tempo hari. hanya saja efeknya lebih cepat dan berat". jelas Dokter yang telah menjadi master dokter spesialis kulit tersebut.
"jadi maksud dokter. alerginya bukan karena dari makanan atau minuman gitu? ". tanya Mona penasaran.
"saya belum bisa memastikan. sampel darah yang saya ambil dari keduanya akan saya periksa di lab. untuk memastikan zat apa yang terdapat dalam alerginya". jelas dokter.
"oiya kapan bapak terakhir memakai produk produk bapak?"tanya dokter untuk meyakinkan.
"semalam, ketika mau tidur. setiap malam saya memang mencuci muka dulu sebelum tidur, atau sehabis pulang kerja". jelas Justin menahan rasa perih dan panas di wajahnya. akibat aktifitas garuk menggaruknya.
"boleh saya liat dan saya bawa dulu? ". tanya Dokter tersebut.
Justin mengambil beberapa produknya yang berada di kamar mandi termasuk facial foam miliknya. ia menyerahkan semua peralatan yang menunjang ketampanannya agar tetap maksimal, kepada sang Dokter.
Dokter tersebut membuka kantong plastik yang berisi peralatan pria. ia mengernyitkan dahinya. ia begitu heran melihat peralatan cowok sebegitu banyaknya.
"pantesan tetap tampan meskipun udah punya anak. ini toh rahasianya". bathinnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
jangan lupa buat like, vote n komen.
tekan tanda ❤ lalu rating pilih 5 ya????
kunjungi channel youtubenya author Hazhilka279. like n share dan juga subscribe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Krupuk Cocol Sambel
mangat kak
2023-06-13
8
imah
q yg cewek aja jarang perawatan
kalah dong sama justin🤭
2022-03-08
2
Anyong
😄😄
2022-02-24
1